Anda di halaman 1dari 12

perbandingan hukum FH-UP

PERTEMUAN KE 4
POKOK BAHASAN MANFAAT PERBANDINGAN HUKUM

a. Manfaat Ilmiah Perbandingan Hukum.


SUB POKOK BAHASAN
b. Manfaat Praktis Perbandingan Hukum

Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan


mahasiswa mampu :
1. Memahami manfaat perbandingan hukum
TUJUAN PEMBELAJARAN
dalam mempelajari ilmu hukum.
2. Memahami pentingnya perbandingan hukum
dalam lingkup praktis.
perbandingan hukum FH-UP

MANFAAT PERBANDINGAN HUKUM


PERTEMUAN KE 4

Semakin maju dan canggihnya dunia dalam era globalisasi sekarang ini
mau tidak mau membuat hukum harus tetap dapat berjalan beriringan dengan
perkembangan jaman tersebut. Sarjana-sarjana hukum di Indonesia sekarang ini
tidak hanya mengenal hukum Indonesia, namun juga hukum negara lain karena
kompetitor mereka di masa depan bukan hanya orang Indonesia saja, melainkan
dari seluruh dunia. Disinilah letak pentingnya perbandingan hukum, agar para
sarjana-sarjana hukum di Indonesia mengerti tidak hanya hukum domestik (hukum
Indonesia) saja melainkan hukum luar negeri (foreign law) juga.

Melakukan studi perbandingan hukum, tentunya akan pula mempelajari


sistem hukum asing (bangsa lain) yang kemudian diperbandingakan dengan sistem
hukum yang kita miliki atau sistem hukum bangsa lainnya.
Beberapa ahli mengemukakan perihal manfaat dari perbandingan hukum
ini, diantaranya adalah:
1. Sudarto (Beni Ahmad Saebani, dkk, 2016: 30), mengemukakan manfaat
perbandingan hukum dibagi menjadi dua manfaat, yaitu sebagai berikut:
a. Manfaat yang bersifat umum:
1) memberikan kepuasan bagi orang yang berhasrat ingin tahu yang bersifat
ilmiah;
2) memperdalam pengertian mengenai pranata masyarakat dan kebudayaan
sendiri;
3) membawa sikap kritis terhadap sistem hukum sendiri;
4) mendapatkan gambaran tentang berbagai sistem hukum (perdata) yang
berlaku di berbagai negara;
5) memperluas atau menambah pengetahuan kita mengenai sistem hukum
yang berlaku di negara lain;
6) membantu membentuk system hukum nasional (misalnya: UU
Perkawinan); untuk membantu pembentukan perjanjian internasional
(misalnya: unifikasi tentang hukum wesel, cek, cuber, dan lain-lain);
perbandingan hukum FH-UP

7) menghindari kesalh pahaman dengan negara-negara yang menjalin


hubungan dengan negara kita.
b. Manfaat yang bersifat khusus dari aturan masing-masing hukum tersebut,
seperti hukum pidana, perdata, tata negara, dan lain-lain.

2. Ade Maman Suherman, manfaat perbandingan hukum dibagi menjadi dua yakni
manfaat internal dan manfaat eksternal, adalah sebagai berikut:
a. Manfaat internal, yaitu dengan mempelajari perbandingan sistem hukum,
kita dfapat memahami potret budaya hukum suatu negara dan mengadopsi
hal-hal yang positif dari sistem hukum asing untuk pembangunan hukum
nasional.
b. Manfaat eksternal, yaitu dengan mempelajari sistem hukum, banyak
individu, organisasi, maupun negara dapat mengambil sikap yang tepat
dalam melakukan hubungan hukum dengan negara lain yang sistem
hukumnya berbeda; kepentingan harmonisasi hukum dalam pembentukan
hukum supranasional. (Ade Maman Suherman, 2012: 19).

3. Taher Tungadi (Beni Ahmad Saebani, dkk, 2012: 31), berpendapat bahwa
manfaat perbandingan hukum adalah sebagai berikut:
a. berguna untuk unifikasi dan kodifikasi hukum nasional, regional dan
internasional;
b. berguna untuk harmonisasi hukum;
c. pembaharuan hukum, perbandingan hukum dapat memperdalam
pengetahuan tentang hukum nasional dan dapat secara obyektif melihat
kebaikan dan kekurangan hukum nasional;
d. menentukan asas-asas umum hukum, terutama bagi para hakim dari
pengadilan-pengadilan internasional penting untuk menentukan “the general
principles of law” yang merupakan sumber penting dari hukum public
internasional;
e. sebagai ilmu pembantu dari hukum perdata internasional;
f. diperlukan dalam program pendidikan bagi penasihat-penasihat hukum pada
lembaga-lembaga perdagangan internasional dan kedutaan-kedutaan,
misalnya untuk dapat melaksanakan traktat-traktat internasional.
perbandingan hukum FH-UP

Dari beberapa pandangan yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dari
segi sifatnya manfaat perbandingan hukum dapat dikelompokkan ke dalam dua
macam, yakni manfaat yang bersifat teoritis (ilmiah) dan manfaat yang bersifat
praktis.

A. Manfaat Ilmiah (Teoritis) Perbandingan Hukum.

1. Perbandingan Hukum Sebagai Metode Penelitian


Sebagian ilmu hukum mempunyai sifat berbeda karena berhubungan dengan
beberapa masalah menyeluruh yang mempengaruhi seluruh atau hampir
seluruh sistem hukum. Yang termasuk kelompok ini adalah subjek teoritis
seperti sejarah hukum, sosiologi hukum, dan hukum komparatif. Dalam
perbandingan hukum istilah dan pengertian yang dikemukakan para sarjana
sesuai dengan cara pandang masing-masing atau hasil penelitian serta
penyelidikan terhadap ilmu pengetahuan yang dilakukan secara mendalam.
Hal ini sebagaimana dikemukakan Rudolf D. Schlessinger dalam bukunya
yang berjudul Comparative Law (1959) adalah sebagai berikut:
1) Comparative Law merupakan metode penyelidikan dengan tujuan untuk
memperoleh pengetahuan yang lebih dalam tentang bahan hukum
tertentu.
2) Comparative Law bukanlah suatu perangkat peraturan dan asas-asas
hukum, bukan suatu cabang hukum.
3) Comparative Law adalah teknik atau cara menggarap unsur hukum asing
yang aktual dalam suatu masalah hukum.

Perbandingan hukum sebagai suatu metode pendekatan mengandung arti,


bahwa ia merupakan suatu cara pendekatan untuk lebih memahami objek
atau masalah yang diteliti. Oleh karena itu, para sarjana menggunakan istilah
metode perbandingan hukum bukan hukum perbandingan dengan
menetapkan metode studi atau suatu cara kerja dalam melakukan
perbandingan.
perbandingan hukum FH-UP

Meskipun belum ada kesepakatan, ada beberapa model atau paradigma


tertentu mengenai penerapan metode perbandingan hukum, antara lain
sebagai berikut:

a. Kamba
Perbedaan dan persamaan merupakan sesuatu yang ada pada
perbandingan hukum, ia juga membicarakan tiga fase: deskripsi,
analisa, dan eksplanasi. Ia menekankan juga pendekatan fungsional
dan pendekatan pemecahan masalah sebagai sesuatu yang diperlukan
bagi perbandingan lintas budaya, yaitu membandingkan kebudayaan
yang berbeda.
b. Perbandingan hukum mungkin diterapkan dengan memakai unsur-
unsur sistem hukum sebagai titik tolak perbandingan. Sistem hukum
mencakup tiga unsur pokok, yaitu:
1) Struktur hukum yang mencakup lembaga hukum;
2) Substansi hukum yang mencakup perangkat kaidah atau perilaku
teratur;
3) Budaya hukum yang mencakup perangkat nilai yang dianut.

Perbandingan dapat dilakukan terhadap masing-masing unsur atau secara


komulatif, dan dapat juga dilakukan terhadap perbagai sub sistem hukum
yang berlaku di masyarakat atau secara lintas sektoral terhadap sistem
hukum perbagai masyarakat yang berbeda-beda.

Berdasarkan pendapat diatas, perbandingan hukum merupakan suatu proses


untuk mempelajari dan memahami serta mensejajarkan konsep-konsep
berdasarkan pendekatan fungsional dan pemecahan masalah meliputi unsur-
unsur sistem hukum serta persamaan dan perbedaannya sebagai
perbandingan.
Menurut Lawrence M. Friedman, sistem hukum adalah suatu sistem yang
terdiri atas tiga unsur, yaitu struktur, substansi, dan kultur. Struktur hukum
adalah salah satu dasar dan elemen nyata dari sistem hukum, yaitu
Kepolisian, Kejaksaan, dan Pengadilan beserta tingkatannya dan orang-
orang yang terkait di dalamnya. Substansi hukum adalah elemen lainnya,
perbandingan hukum FH-UP

yaitu peraturan beserta ketentuan tentang bagaimana institusi-institusi itu


harus berperilaku.

Kultur hukum merupakan elemen sikap dan nilai sosial yang tidak secara
langsung menggerakkan sistem hukum. Ketiga unsur sistem hukum tersebut
merupakan elemen dasar bagi sistem peradilan pidana, yaitu sistem
pengendalian kejahatan yang terdiri dari lembaga-lembaga kepolisian,
kejaksaan, pengadilan dan pemasyarakatan terpidana. Bagi bangsa
Indonesia, sistem pengendalian kejahatan tersebut, selain bergantung pada
sarana, prasarana, maupun sumber daya manusia juga sangat dipengaruhi
oleh nilai-nilai dan pandangan hidup serta budaya hukum masyarakat
maupun keanekaragaman dari bangsa yang bersangkutan.

2. Perbandingan Hukum Sebagai Metode Fungsional


Studi perbandingan hukum adalah suatu proses mempelajari, memahami,
dan mensejajarkan konsep-konsep yang dilakukan berdasarkan pendekatan
fungsional dan pemecahan masalah sebagai titik tolak suatu perbandingan
yang meliputi latar belakang, asal usul serta segala persamaan dan
perbedaan, baik yang bersifat modern maupun tradisional. Berbagai sistem
hukum dapat dibandingkan selama sistem hukum itu berfungsi
menyelesaikan problema sosial yang sama atau untuk memenuhi kebutuhan
hukum yang sama. Perbandingan hukum tidak bertitik tolak dari norma
hukum tetapi pada fungsi, yaitu untuk mencari identitas fungsi norma hukum
dalam penyelesaian problema sosial yang sama.

B. Manfaat Praktis Perbandingan Hukum

Soeroso berpandangan bahwa apabila tidak ada manfaatnya dilakukan


perbandingan hukum, lantas untuk apa melakukan perbandingan hukum itu.
Dalam pandangan beliau dengan mengkaji perbandingan hukum tentunya dapat
diperoleh beberapa manfaat baik itu manfaat ilmiah ataupun manfaat praktis.
Manfaat praktis dari perbandingan hukum menurut pandangan Soeroso antara
lain: 1) sebagai penunjang dalam usaha pembentukan hukum nasional; 2)
sebagai faktor penting bagi usaha unifikasi hukum; 3) perbandingan hukum
juga penting dalam rangka usaha menumbuhkan saling pengertian yang lebih
perbandingan hukum FH-UP

mendalam mengenai hukum kita sendiri; 4) perbandingan hukum juga penting


dalam rangka pelaksanaan Hukum Perdata Internasional.

1. Perbandingan hukum sebagai penunjang dalam usaha pembentukan hukum


nasional.
Sebagaimana dikemukakan oleh Paton bahwa semua masyarakat yang telah
mencapai tingkat perkembangan tertentu harus menciptakan suatu sistem
hukum untuk melindungi kepentingan-kepentingan tertentu. Jika masyarakat
berkembang, maka konsepsi-konsepsi hukum akan menjadi lebih sempurna
dan kepentingan yang dilindungi akan berubah. Menurut Paton selanjutnya,
tidak ada alasan bagi kita untuk berusaha tidak menjawab berbagai
permasalahan tersebut.

Statement yang dikemukakan G.W. Paton tersebut adalah suatu hal yang
tidak dapat dipungkiri lagi. Kemajuan-kemajuan dalam bidang sosial,
budaya, dan teknologi bergerak begitu cepat. Akibatnya, berbagai sarana dan
pranata-pranata yang telah ada seperti peraturan perundang-undangan
menjadi ketinggalan dan tidak sesuai lagi dengan dinamika masyarakat dan
pembangunan zaman.

Di Indonesia pada era pembangunan Pelita V dahulu, pernah dicanangkan


untuk menuju masyarakat adil, makmur, aman, dan sejahtera, telah
melaksanakan pembangunan di segala bidang kehidupan termasuk dalam
bidang hukum. Pembangunan dalam bidang hukum ini perlu untuk
mengimbangi pesatnya pembangunan di bidang-bidang lain.

Dalam rangka pembangunan di bidang hukum ini pada saat itu GBHN
mengamanatkan, antara lain :

1) Pembangunan hukum sebagai upaya untuk menegakkan keadilan,


kebenaran, dan ketertiban dalam negara hukum Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, diarahkan untuk meningkatkan
kesadaran hukum, menjamin penegakan, pelayanan, dan kepastian
hukum, serta mewujudkan tata hukum nasional yang mengabdi pada
kepentingan nasional.
perbandingan hukum FH-UP

2) Dalam rangka pembangunan hukum perlu lebih ditingkatkan upaya


pembaharuan hukum secara terarah dan terpadu, antara lain melalui
kodifikasi dan unifikasi bidang-bidang hukum tertentu, serta penyusunan
perundang-undangan baru yang sangat dibutuhkan untuk mendukung
pembangunan dalam berbagai bidang sesuai dengan tuntutan
pembangunan, serta tingkat kesadaran hukum dan dinamika yang
berkembang dalam masyarakat.

Dalam rangka pembangunan hukum itu, diperlukan terlebih dahulu adanya


perencanaan hukum (legal planning) yang dapat menampung segala
kebutuhan dalam suasana perubahan-perubahan sosial atau dinamika
masyarakat. Namun sebagaimana dikatakan Sunaryati Hartono., “Legal
Planning” itu bukan pekerjaan yang mudah. Harus terlebih dahulu kita
mempunyai pengetahuan yang luas dan mendalam tentang sistem hukum
asing. Di sinilah letak perlunya Perbandingan Hukum (Comparative Law).

Dengan perbandingan hukum akan memperluas cakrawala berpikir serta


memberi kesadaran kepada perencana/pelaksana pembangunan hukum itu
bahwa bagi setiap masalah hukum terbuka lebih dari hanya satu cara untuk
mengatasinya.

Apalagi dalam perkembangan kehidupan serba global sekarang ini. Banyak


sekali akibat yang timbul dari kemajuan teknologi, jarak-jarak antar negara
semakin rapat, hubungan komunikasi semakin cepat, maka setiap negara
akan cenderung memperbanding-kan dirinya dengan negara lain, dengan
maksud untuk memelihara keseimbangan dan harmonisasi antar negara
sehingga tujuan nasional masing-masing dapat tercapai.

2. Perbandingan hukum sebagai faktor penting bagi usaha melakukan unifikasi


hukum.
Di Indonesia masih berlaku pluralisme hukum di bidang hukum perdata, hal
ini mengandung arti bahwa untuk berbagai golongan masyarakat berlaku
hukumnya sendiri-sendiri. Masih terjadinya pluralism hukum ini sebenarnya
merugikan kehidupan hukum di Indonesia, sehingga pada Seminar Hukum
perbandingan hukum FH-UP

Nasional V di Jakarta, menyimpulkan agar diadakan upaya usaha untuk


tercipta unifikasi hukum terhadap hal tersebut. (Soeroso, 2004: 341).

Unifikasi berarti memberlakukan satu macam hukum saja untuk berbagai


golongan masyarakat, unifikasi ini dapat dilakukan baik dalam skala
nasional ataupun internasional.
Unifikasi hukum yang pernah dilakukan di Indonesia adalah mengenai
hukum perkawinan (UU nomor 1 Tahun 1974) dan hukum agraria (UU
nomor 5 Tahun 1960).
Dalam dunia internasional, upaya unifikasi hukum juga mulai semakin
dirasakan penting dan diperlukan, karena hubungan negara yang satu dengan
lainnya semakin erat dan saling adanya ketergantungan (interdependensi).
Interdependensi ini disebabkan oleh adanya spesialisasi terhadap hal-hal
tertentu sehingga sangat memungkinkan suatu negara tidak dapat memenuhi
sendiri kebutuhan warga negaranya tanpa bantuan negara lain. Untuk
menghadapi hal ini diperlukan hubungan yang baik antar bangsa yang
bersangkutan agar dapat dicapai dengan adanya persesuaian di bidang
hukum. Realisasi terhadap hal ini yaitu berupa adanya perjanjian
internasional diantara dua negara atau lebih. Misalnya dalam hal
pemanfaatan udara (angkasa), batas-batas laut wilayah suatu negara,
G.A.T.T., dan sebagainya.

Dalam proses pembuatan perjanjian internasional tentunya masing-masing


negara harus memahami hukum negara lainnya agar dalam perjanjian yang
dibuat bisa menjaga harmonisasi hubungan antar negara tersebut, hal ini bisa
didapat dengan cara memperbandingkan hukum negara-negara yang
berkepentingan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberadaan
perbandingan hukum sangat bermanfaat dalam hal perjanjjian internasionalk
dan unifikasi hukum.

3. Perbandingan hukum juga penting dalam rangka usaha menumbuhkan saling


pengertian yang lebih mendalam mengenai hukum kita sendiri.
Perbandingan hukum dapat memperlihatkan kepada kita keadaan hukum
yang sebenarnya. Dengan mengetahui keadaan hukum tersebut, bisa
perbandingan hukum FH-UP

didapatkan perspektif-perspektif yang menyangkut perkembangan hukum


kita. Dengan perbandingan hukum disadari bahwa ada cara-cara lain yang
lebih baik dalam rangka memecahkan persoalan yang dihadapi.
Dengan demikian, kita dapat mengetahui sisi-sisi yang terang dan sisi-sisi
yang gelap mengenai caranya sendiri dalam mencari solusi terhadap
persoalan-persoalan hukum.

3. Perbandingan hukum juga penting dalam rangka pelaksanaan Hukum


Perdata Internasional.
Sering kali dijumpai adanya perselisihan antara warga negara dari suatu
negara dengan warga negara lainnya, khususnya dalam lingkup hukum
perdata internasional. Dalam perselisihan tersebut tentunya menyangkut dua
system hukm yang berbeda. Dalam menyelesaikan perselisihan ini, agar
dapat berjalan lancar dan memuaskan kedua belah pihak, diharapkan hakim
dapat menemukan suatu norma-norma hukum yang tepat dan adil.
Untuk dapat menemukan norma hukum yang demikian itu harus terlebih
dahulu mengetahui isi dari kedua syitem hukum yang berlaku di masing-
masing negara dari pihak-pihak yang berselisih tersebut. Sehingga bagi
seorang hakim, untuk menilai hukum mana yang dapat dipergunakan dalam
perselisihan tersebut agar tepa dan adil, tentunya haris diteliti terlebih dahulu
isi dari kedua system hukum yang bersangkutan.
Dalam hal ini perbandingan hukumlah yang dapat menunjang usaha
tersebut.

UJI PEMAHAMAN MATERI

Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tulisan tangan di atas


kertas folio bergaris, dan dikumpulkan pada saat perkuliahan berikutnya
di kelas.

Pertanyaan :
1. Jelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan manfaat ilmiah dan manfaat
praktis dari perbandingan hukum?
2. Jelaskan perihal apa yang dimaksud dengan perbandingan hukum sebagai
metode penelitian?
perbandingan hukum FH-UP

DAFTAR PUSTAKA

Ade Maman Suherman, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, 2012,


Rajagrafindo Perkasa, Jakarta.

Peter de Cruz, Perbandingan System Hukum Common Law, Civil Law dan
Socialist Law, 2010, Nusa Media, Bandung

L.J. van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, 1985, P.T. Pradnya Paramitha,
Jakarta.

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, 2012, PT Citra Aditya Bakti, Bandung.

Soeroso, Bunga Rampai Perbandingan Hukum, 2003, Perpustakaan Nasional.

Subekti, Perbandingan Hukum Perdata, 1974, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Sudikno, Mengenal hukum, 1988, Liberty, Yogyakata.

Sumaryati Hartono, Capita Selecta Perbandingan Hukum, 1992, Alumni,


Bandung.

Website

Studies in History and Jurisprudence. Diambil dari Pan Mohamad Faiz,


Perkembangan Ilmu Perbandingan Hukum, 25 January 2008, dalam
www.google.com/jurnal hukum online.

The History of Comparative Jurisprudence, Jr. of C.L. (N.S) Vol. V. (1993), p. 74.
Diambil dari Pan Mohamad Faiz, Perkembangan Ilmu Perbandingan
Hukum, 25 January 2008, dalam www.google.com/jurnal hukum online.
perbandingan hukum FH-UP

Anda mungkin juga menyukai