Anda di halaman 1dari 10

MESIR

Nila Zuhriah, Maulidatul Fakhiroh, Narita Dewi Cahyani, Sita Yulia Agustina
Bahasa dan Sastra Arab – UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Abstrak

Artikel ini membahas mengenai mesir ditinjau dari pengaruh


sungai Nil dalam perkembangan peradaban mesir kuno dan
Terusan suez. Dari pembahasan tersebut dapat dikerucutkan
menjadi pentingnya air sebagai sumber kehidupan dan
peradaban sekaligus bisa jadi sebagai awal mula kemunculan
konflik antar kelompok. Sungai Nil memiliki pengaruh yang
sangat besar bagi perkembangan peradaban Mesir hingga
menjadi peradaban yang diakui dunia. Selain sungai Nil, Mesir
juga memiliki Terusan Suez yang menjadikan mesir sebagai
wilayah yang dilihat oleh semua bangsa. Data-data yang
terkumpul dalam artikel ini bersumber dari berbagai literatur.

Keywords : Mesir, Sungai Nil, Terusan Suez

Pendahuluan

Timur Tengah merupakan wilayah yang terdiri dari berbagai macam negara,
seperti Arab Saudi, Suriah, Mesir dll. Mesir adalah salah satu negara yang berada di
kawasan Afrika Utara, lebih tepatnya berada di persimpangan jalan antara Afrika dan
Asia. Mesir mempunyai sejarah peradaban yang menarik, dan didalamnya terdapat
sungai yang terpanjang di dunia yaitu Sungai Nil yang membawa keberkahan tersendiri
bagi masyarakat Mesir kuno pada zamannya, karena tanah yang ada di sekitar sungai
Nil merupakan tanah yang subur, dan membantu perekonomian masyarakat setempat.
Dulunya, Mesir adalah negara yang berbentuk kerajaan, hingga akhirnya berubah
menjadi Republik Arab Mesir pada tahun 1971.

Mesir merupakan negara Arab yang paling maju dan paling berkembang, karena
beberapa faktor, seperti adanya Universitas al-Azhar yang merupakan lembaga ilmiah
Islam tertinggi, juga adanya Terusan Suez yang posisinya sangat strategis yaitu
menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah sehingga menjadi jalur sutra
perdagangan karena menjadi jalur untuk ke Eropa tanpa harus mengelilingi Afrika.
Karena istimewanya terusan suez ini, banyak sekali pihak-pihak yang ingin menguasai
dan merebutnya dari tangan Mesir, sehingga sempat menimbulkan konflik, tetapi
akhirnya mampu terselesaikan dan dibuka kembali untuk umum.

Pembahasan

1. Mesir dan Pentingnya Sungai Nil

Mesir merupakan nama dari sebuah negara sosial politik berbentuk republic
yang secara geografis terletak di wilayah Afrika Timur, dengan luas wilayah sekitar
997,739 km sudah mencakup bagian wilayah semenanjung sinai, sebagian besar dari
wilayahnya termasuk dalam wilayah Afrika Utara, namu menolak disebut sebagai
bagian dari Afrika Utara, karena merasa sudah memiliki peradaban sendiri sejak Raja
Fir’aun (Mufrodi, 1997, hal.4). Negara Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat,
Sudan di bagian selatan dan Gaza – Israel di bagian Utara hingga Timur. Perbatasannya
dengan wilayah perairan yakni Laut tengah di utara dan laut merah di selatas, sedangkan
bagian di dalam negaranya mayoritas adalah gurun pasir yang sulit untuk dihuni.

Penduduk meir berjumlah sekitar 76 ribu jiwa, namun dari seluruh wilayah
mesir hanya sekitar 4% bagian saja yang dihuni, sebab 96% sisanya merupakan wilayah
gurun yang sulit untuk dijadikan wilayah tempat tinggal dan bermasyarakat. Penduduk
tersebut terdiri dari beberapa suku diantaranya adalah suku Hamis yang kulitnya putih
kehitam-hitaman, Suku Nubia kulitnya cenderung hitam dan Suku Arab kulitnya
cenderung kemerah-merahan.

Bahasa persatuan yang digunakan masyarakat mesir untuk bersosial adalah


Bahasa Arab, hal tersebut salah satu penyebabnya adalah karena penduduk mesir
mayoritas beragama isla, adapun agama lain yang dianut adalah agama Kristen.

Mesir merupakan suatu wilayah yang sejak jaman dahulu sudah dijadikan
sebagai tolak ukur maju atau mundurnya peradaban dunia, hal tersebut dikarenakan
mesir merupakan negara yang berada di antara 3 benua yakni, Asia, Afrika dan Eropa.
Sehingga menyebabkan mudahnya negara-negara lain untuk masuk dan menanamkan
kebudayaan baik dalam ranah kehidupan social, politik maupun ekonomi.

Salah satu factor yang menyebabkan lahirnya sebuah peradaban yakni adanya
sungai, sebab ketika sungai tersebut mengalami kebanjiran maka pasca banjir akan
meninggalkan banyak lumpur yang meningkatkan kesuburan tanah, kemudian
manusia-manusia yang memilih tinggal di lembah sungai memilih menaklukkan
tantangan alam yakni dengan melakukan bercocok tanam untuk mendapatkan hasil dan
manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Asia dan afrika adalah benua yang melahirkan
peradaban tertua, umumnya adalah peradaban di lembah-lembah salah satunya lembah
sungai Nil yang menghasilkan peradaban mesir kuno

Sungai merupakan pusat peradaban karena segala aspek kehidupan tidak bias
dipisahkan dari kebutuhan air, air-air yang meluap dan banjir akan membawa sedimen,
sedimen tersebut merupakan serbuk yang terkandung dalam air luapan banjir lalu
membantu meningkatkan kesuburan tanah, sehingga menyebabkan wilayah-wilayah
sepanjang lembah sungai subur dan dijadikan sebagai tumpuan ekonomi oleh penduduk
dengan bercocok tanam maupun berternak. Namun di sisi lain, berkehidupan di lembah
sungai memiliki ancaman yang besar saat pertama kali menduduki, sebab harus
melawan binatang buas yang tinggal di rawa-rawa dan juga segala dinamika yang
disebabkan berubahnya kondisi alam.

Berdasarkan penemuan Napoleon Bonaparte di wilayah Rosetta, Sungai Nil


merupakan penyebab utama majunya peradaban mesir kuno yang sudah dimulai sejak
4000 SM, hal tersebut bisa ditinjau dari beberapa aspek yakni perekonomian,
Pendidikan maupun kebudayaan,

Jika dilihat dari sisi Pendidikan, maka sungai nil sangat berpengaruh. Di lembah
sungai nil lah pertama kali ditemukan pengetahuan tentang pengobatan, karena mereka
harus bias bertahan hidup dari berbagai serangan penyakit di wilayah lembah, maka
mereka harus bias menemukan cara untuk bertahan hidup salah satunya dengan mencari
dan menemukan alternative pengobatan. Selain Mesir ada 3 negara lain yang dilalui
sungai Nil yakni Uganda, Sudan dan Ethiopia (Susmihara, 2003, hal. 51).

Sehingga perkembangan peradaban merir hingga menjadi peradaban besar


dunia tidak bias dipisahkan dari pengaruh yang disebabkan oleh Sungai Nil
dalamberbagai aspek kehidupan, Sungai Nil adalah awal munculnya peradaban mesir
dan mengantarkan mesir menjadi peradaban besar sekaligus tolak ukur perkembangan
peradaban dunia.
2. Peradaban Sungai Nil
Sungai Nil merupakan sungai terpanjang di dunia yakni 6400 km dan mengaliri
4 negara di dunia : Mesir, Sudan, Ethiopia dan Uganda. Bersumber dari mata air
pegunungan kilimanjaro di Afrika Utara kemudian bermuara di Laut Merah.
Pengaruhnya sangat besar bagi kemajuan peradaban di sekitar lembahnya. Beberapa
peradaban yang terbentuk di sekitar Lembah sungai Nil diantaranya adalah:

2.1. Sistem kerajaan


System kerajaan tersebut mulanya terbentuk dari komunitas-komunitas
masyarakat di desa sebagai kerajaan kecil dengan pemerintahan desa,desa tersebut
disebut nomen. Kemudian desa-desa tersebut terkumpul menjadi sebuah kota yng
terbagi menjadi dua yakni mesir hulu dan mesir hilir, proses tersebut sudah dimulai
sejak 4000 SM, namun pada tahun 3400 SM seorang raja bernama manes menyatukan
keduanya menjadi satu kesatuan kerajaan besar di Mesir.
Mesir kuno merupakan negara yang system pemerintahannya berbentuk
kerajaan dan dipimpin oleh seorang raja bergelar Firaun, Firaun sendiri berasal dari
Bahasa peru yang artinya rumah besar atau istana tempat tinggal raja. Firaun dipercayai
sebagai keturunan dewa Osiris yang berhak memegang seluruh kekuasaan atas
negaranya baik secara militer, politik, ekonomi, agama mupun sipil. Firaun juga
mengklaim kepemilikan atas seluruh tanah kerajaan, sehingga siapapun yang menetap
harus membayar pajak, sehingga ia membuat suatu system pembayaran pajak dengan
cara melakukan sensus penduduk dan kekayaannya terlebih dahulu, ia juga menjadi
pemimpin militer saat melakukan peperangan, apabila sedang tidak terjadi perang maka
ia memerintahkan tentaranya untuk membangun infrastruktur seperti jalan raya.
Secara garis besar, kerajaan mesir kuno terbagi menjadi; Kerajaan Mesir Tua
(3400 – 2160 SM), Kerajaan Mesir Tengah (2100 – 1788 SM), Kerajaan Mesir Baru
(1500 – 1100 SM).

2.2. Sistem kepercayaan


Ada 2 sistem kepercayaan yang dianut bangsa mesir kuno, yakni kepercayaan
Polytheis dan pengawetan jenazah berbentuk mummi.
Polytheis adalah suatu kepercayaan terhadap dewa-dewa (tuhan lebih dari satu).
Ada beberapa dewa dalam kepercayaan bangsa mesir kuno, diantaranya adalah Ra
(dewa Matahari) dan Amon (Dewa Bulan). Salah satu cara pemujaan terhadap dewa Ra
Amon adalah dengan didirikannya Obelisk yang berbentuk tinggi menjulang dengan
atasnya berbentuk runcing. Salah satu cara pemujaan lainnya yakni dibangun kuil
Karnak yang indah pada pemerintahan Thutmosis II.
Selain dewa-dewa nasional ada juga dewa-dewa local yakni seperti Dewa
Osiris, Dewi Isis, Dewa Aris dan Dewa Anubis.
Kepercayaan kedua yakni mengawetkan jenazah menjadi Mummi, hal tersebut
dilatarbelakangi kepercayaan bahwa kematian adalah ketetapan Dewa Maut yang tidak
bisa dihindari, sedangkan manusia ingin hidup abadi, maka satu-satunya cara supaya
roh tetap abadi adalah dengan cara mengawetkan jasadnya.

2.3. System kepenulisan


Bangsa mesir kuno mengenal tulisan yang disebut hieroglyph. Tulisan tersebut
ditemukan di dinding piramida maupun Obleisk, tulisan tersebut berbentuk lambang
manusia dan hewan, kemudian disederhanakan lagi dan dikenal dengan tulisan hieratik
dan demosis, hieratik dikenal sebagai tulisan suci yang digunakan para petinggi agama,
sedangkan demosis adalah tulisan yang digunakan untuk kepentingan dunia, seperti jual
beli.
System kepenulisan tersebut ditemukan sejak tahun 1822 oleh JF. Champollion,
diawali dengan penemuan batu besar oleh pasukan Napoleon Bonaparte saat melakukan
serangan ke mesir pada tahun 1977.

2.4. System penanggalan (kalender)


Mula-mula membentuk system penanggalan berpatok pada siklus peredaran
bulan yakni 29 ½ hari, semakin lama dirasa semakin kurang tepat, kemudian berpindah
berdasarkan kemunculan bintang anjing (sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka
menganggap 1 tahun terdiri dari 12 bulan, 1 bulan terdiri dari 30hari, sehingga 12x30
= 360 hari ditambah 5 hari, sehingga 1 tahun terdiri dari 365 hari.
Penghitungan berdasarkan bintang anjing tersebut kemudian diadopsi oleh
bangsa romawi menggunakan system Gregorian.

2.5.Seni Bangunan
Bangunan-bangunan yang masih bias dilihat hingga sekarang menunjukkan
kedalaman pemahaman bangsa mesir kuno mengenai geometri dan matematika.
Bangunan pertama adalah piramida yang dikenal sebagai tempat pemakaman
raja-raja Firaun, arsitek terkenal pembual piramida bernama Imhotep, bangunannya
terdiri dari kamar bawah tanah tempat menyimpan jenazah, Lorong-lorong berhiaskan
ukiran, tulisan indah serta pekarangan besar, dan kuil kecil di bagian luarnya. Di
depannya terdapat patung spinx yang dianggap sebagai penjaga makam raja.
Piramida terbesar adalah makam raja Firaun Cheops tingginya mencapai 137 m
yang terletak di Gizeh, ada juga piramida Chefren dan Menkaure. Ditemukan
pemakaman lain bernama hockerbestattung yang artinya pemakaman jongkok karena
jenazah jenazah dikubur dalam bentuk berjongkok, pemakaman lain dinamakan
mastaba, yakni pemakaman untuk para bangsawan.
Bangunan berikutnya adalah kuil, kuil terbesar dan terindah adalah kuil Karnak
yang digunakan sebagai wujud pemujaan terhadap dewa Amon Ra, kuil tersebut
dindingnya dipenuhi lukisan dan tulisan yang menceritakan kondisi pemerintahan.

3. Terusan Suez
Terusan Suez adalah jalur perairan strategis lain di Timur Tengah yang
meskipun lebih muda dari Selat Turki, tidak kurang nilainya bagi kepentingan
internasional (Asgar Bixby, 1993, hal. 395). Wilayah terusan Suez memiliki posisi
silang, karena terletak antara Benua Asia dan Afrika dan antara Laut Merah dengan
Laut Tengah. Perjanjian Konstantinopel 29 Oktober 1887, menetapkan, 1)Terusan Suez
harus tetap dibuka untuk semua kapal-kapal dari semua Negara, baik dalam bentuk
damai maupun perang; 2) tidak boleh mengadakan blokade (pengepungan) terhadap
Terusan Suez; 3) tidak boleh mengadakan serangan kepada Terusan Suez. (Subantarjo
dalam Yusliani Noor, 2014, hal. 271).
Usaha penggalian terusan Suez merupakan pemikiran yang telah lama
diusahakan, yaitu sejak zaman Raja Ramses II, hingga zaman Napoleon Bonaparte,
cita-cita menghubungkan Laut Merah dengan Laut Tengah guna memudahkan
pelayaran sudah lama dikemukakan, karena daratan yang memisahkan antara dua laut
itu hanya sepanjang 100 mil saja, inipun terdiri dari gurun pasir yang sudah digali.
Tetapi rencana dan cita-cita itu tidak pernah dikerjakan.
Pada pertengahan abad ke-19, pihak Prancis mengajukan rencana penggalian
Terusan Suez, tetapi Raja Muhammad Ali (Raja Mesir) menolak usul itu karena
khawatir akan mengurangi kedaulatan dan kemerdekaan Negeri Mesir. Inggris juga
tidak sependapat karena khawatir juga bahwa kedudukannya di India akan terancam
dan mereka berusaha untuk menghalang-halangi penggalian Terusan Suez itu (Yusliani
Noor, 2014, hal. 272).
Ketika Terusan Suez digali, Inggris selalu merintanginya karena itu dipandang
sebagai usaha Perancis untuk berpengaruh kembali di Mesir. Hal ini diartikan pula
sebagai ancaman terhadap kedudukan Inggris di India. Tetapi pada masa pemerintahan
Raja muda Muhammad Said Pasya (1854-1864) disetujui rencana penggalian Terusan
Suez yang pada 1854 memberikan konsesi (izin) kepada Perancis untuk melaksanakan
rencana tersebut. Usaha penggalian ini dipercayakan kepada seorang insinyur terkenal
yaitu Ferdinand de Lesseps. Akhirnya pada 1859 penggalian Terusan Suez dimulai.
Tidak sedikit rintangan yang dihadapi oleh insinyur-insinyur di Perancis (Yusliani
Noor, 2014, hal. 272).
Pembangunannya memakan waktu sepuluh tahun. Masalah teknik dalam
pembangunan ini banyak dan beragam meskipun tidak sesulit pembuatan Terusan
Panama.(Asgar Bixby, 1993, hal. 395). Dengan mengalami berbagai macam kesukaran,
diselesaikanlah dan dibuka secara resmi pada 17 November 1869. Terusan Suez ini
diresmikan oleh permaisuri Kaisar Napoleon III dengan melakukan perjalanan tiga hari
denga kapal. Panjang Terusan Suez adalah 168 km, lebar antara 80-125 m dan
dalamnya antara 11-13,5 meter. Dibukanya terusan Suez ini mengakibatkan Negara-
negara Afrika bagian utara berkembang menjadi kota perdagangan, terutama Mesir
(Yusliani Noor, 2014, hal. 273).

4. Pengaruh dibukanya terusan Suez

Pengaruh dibukanya terusan Suez bagi kehidupan sosial masyarakat Mesir :

4.1.Mesir menjadi Negara penting dan menjadi pusat perhatian Negara-negara barat
4.2.Mengakibatkan perang antar Negara, yaitu Mesir dan Perancis (sebelum
Kemerdekaan Mesir)
4.3.Mesir dipengaruhi imperialisme Barat
Karena terusan Suez adalah pintu bagi ekspansi imperialisme Barat ke benua
Timur dan Mesir tidak terlepas dari pengaruh imperialisme Barat.

Kesimpulan
Mesir menjadi negara Republik sejak tahun 1953, yang mana sebelumnya
sebelumnya merupakan Negara kerajaan yang di diperintah oleh Raja Farouk. Pada
tahun 1972, Mesir mengganti nama menjadi Republik Arab Mesir . Presiden Mesir saat
ini adalah Abdul Fattah As-Sisi. Mayoritas penduduknya beaga Islam dan lainnya
beragama Kristen. Adapun bahasa persatuannya adalah bahasa Arab.

Pentingnya Sungai Nil :

1) Sebab munculnya peradaban bangsa Mesir, karena banjir tahunannya


meninggalkan endapan lumpur yang membuat tanaman yang ada disekitarnya
tumbuh subur.

2) Sumber irigasi pertanian, karena sebagian besar daerah Mesir adalah daerah
yang kering. Sedangkan sektor perekonomian utamanya adalah pertanian.

3) Merupakan ‘jalan raya utama’ untuk seluruh negeri. Perahu-perahu yang


menuju ke utara berlayar mengikuti arus sungai, sedangkan yang menuju ke
selatan (melawan arus) didorong oleh angin yang biasanya bertiup ke daratan
dari Laut Tengah di sebelah utara.

Terusan Suez adalah jalur perairan strategis lain di Timur Tengah yang meskipun
lebih muda dari Selat Turki, tidak kurang nilainya bagi kepentingan internasional
(Asgar Bixby, 1993, hal. 395). Wilayah terusan Suez memiliki posisi silang, karena
terletak antara Benua Asia dan Afrika dan antara Laut Merah dengan Laut Tengah.

Pengaruh dibukanya terusan Suez bagi kehidupan sosial masyarakat Mesir :

1. Mesir menjadi Negara penting dan menjadi pusat perhatian Negara-negara barat
2. Mengakibatkan perang antar Negara, yaitu Mesir dan Perancis (sebelum
Kemerdekaan Mesir)
3. Mesir dipengaruhi imperialisme Barat
Karena terusan Suez adalah pintu bagi ekspansi imperialisme Barat ke benua Timur
dan Mesir tidak terlepas dari pengaruh imperialisme Barat.

Dari beberapa uraian sebelumnya, semuanya mengkerucut pada pentingnya air


dalam kehidupan sebagai pembentuk peradaban. Sungai Nil keberadaannya memajukan
peradaban mesir kuno dari berbagai aspek, baik peradaban, pengetahuan, dan juga
ekonomi. Terusan Suez menyebabkan mesir menjadi negara yang disorot oleh negara
dan bangsa lain, karena menjadi jalan pusat perekonomian dunia dengan wilayahnya
yang strategis.
Daftra Pustaka

George Lenczowski. (1993). Diterjemahkan oleh : Asgar Bixby. Timur Tengah Di


Tengah Kancah Dunia. Bandung : Penerbit Sinar Baru Algensindo.

Susmihara. (2013). Sejarah Peradaban Dunia I. Makassar : Alauddin Press.

Yusliani Noor. (2014). Sejarah Timur Tengah (Asia Barat Daya). Yogyakarta :
Penerbit Ombak.

Mufrodi, Ali. (1997). Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. Tangerang : Logos Wacana
Ilmu.

K. Hitti, Philip. (2001). Sejarah Ringkas Dunia Arab. Yogyakarta : Iqra Pustaka

Budiawan, Sugiharto Sumobroto. (1989). Sejarah Peradaban Barat Klasik dari


Prasejarah Hingga Runtuhnya Romawi. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai