Anda di halaman 1dari 4

EPISKLERITIS

a. Pengertian

Episkleritis adalah kondisi peradangan yang mempengaruhi jaringan episklera yang terletak di
antara konjungtiva dan sclera. Episkleritis biasanya sembuh sendiri dan bisa berulang.

b. Etiologi dan Faktor Risiko

Episkleritis Penyebab episkleritis belum diketahui dengan pasti, namun dalam beberapa kasus
episkleritis disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap penyakit seperti tuberculosis,
penyakit kolagen vaskuler :

 Rheumatic Arthritis

 Crohn’s disease

 ulcerative colitis

 Systemic Lupus Eritematosus

Seseorang yang mempunyai riwayat episkleritis sebelumnya mempunyai faktor risiko lebih
tinggi menderita episkleritis. Episkleritis biasanya terjadi pada usia 40 atau 50 tahun.

c. Klasifikasi episkleritis

Episkleritis terdiri dari 2 jenis yaitu :

1. Episkleritis Simple
Jenis episkleritis yang paling umum dari episkleritis. Peradangan biasanya ringan dan
terjadi dengan cepat. Hanya berlangsung selama sekitar 7-10 hari dan akan hilang
sepenuhnya setelah dua sampai tiga minggu. Pasien dapat mengalami serangan dari kondisi
tersebut, biasanya setiap satu sampai tiga bulan. Penyebabnya seringkali tidak diketahui.
2. Episkleritis Nodular
Hal ini sering lebih menyakitkan daripada episkleritis simple dan berlangsung lebih lama.
Peradangan biasanya terbatas pada satu bagian mata saja dan mungkin terdapat suatu
daerah penonjolan atau benjolan pada permukaan mata. Ini sering berkaitan dengan kondisi
kesehatan, seperti rheumatoid arthritis, colitis dan lupus.
d. Patofisiologi
Respon inflamasi terlokalisir ke jaringan vaskuler episcleral, dan histopatologi
menunjukkan peradangan nongranulomatous dengan dilatasi pembuluh darah dan infiltrasi
perivaskular. 2 jenis yaitu sederhana dan nodular.
Jenis yang paling umum adalah episkleritis sederhana, di mana ada serangan
intermiten peradangan sedang sampai parah yang sering kambuh pada interval 1 sampai 3
bulan. Episode biasanya berlangsung 7-10 hari, dan sebagian besar setelah 2-3 minggu.
Episode berkepanjangan mungkin lebih umum pada pasien dengan kondisi sistemik yang
berhubungan. Beberapa pasien dicatat bahwa episode lebih sering terjadi pada musim semi
atau musim gugur. Faktor pencetus jarang ditemukan, tetapi serangan telah dikaitkan
dengan stres dan perubahan hormonal.
e. Manifestasi klinis
Keluhan pasien dengan episkleritis berupa mata terasa kering, dengan rasa sakit yang
ringan, mengganjal, dengan konjungtiva yang kemotik, terlihat mata merah unilateral yang
disebabkan vasodilatasi pembuluh darah dibawah konjuntiva.

Gejala episkleritis meliputi :

 Sakit mata dengan rasa nyeri

 Mata merah pada bagian putih mata

 Kepekaan terhadap cahaya

 Tidak mempengaruhi visus

 Jika pasien mengalami episkleritis nodular, pasien mungkin memiliki satu

 atau lebih benjolan kecil atau benjolan pada daerah putih mata. Pasien mungkin

 merasakan bahwa benjolan tersebut dapat bergerak di permukaan bola mata Gambar 2 (
gambaran klinis episkleritis)
Gambar ….. Penyakit episkleritis

f. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi.
Pada pemeriksaan inspeksi mata ditemukan kemerahan unilateral pada episklera, juga
terlihat mata kering.
2. Palpasi.
Pada palpasi ditemukan berupa benjolan setempat dengan batas tegas dan berwarna merah
ungu di bawah konjungtiva. Bila benjolan ini ditekan dengan kapas atau ditekan pada
kelopak diatas benjolan akan memberikan rasa sakit yang menjalar ke sekitar mata.
g. Pemeriksaan penunjang
Pada kasus episkleritis pemeriksaan penunjang tidak diperlukan
h. Penatalaksanaan
Episkleritis merupakan penyakit yang self limiting atau dapat sembuh sendiri dalam waktu
1-2 minggu. Episkleritis tidak menyebabkan kerusakan yang permanent pada mata, oleh
sebab itu pasien dengan episkleritis tidak memerlukan pengobatan apapun. namun pasien
akan menuntut untuk dilakukan terapi. Prinsip pengobatan pada episkleritis adalah
mengurangi gejala yang timbul. Salah satunya menggunakan artificial tears untuk
mengurangi gejala mata kering yang digunakan selama 1-2 minggu. Namun apabila gejala
tidak berkurang dapat digunakan kortikosteroid topical selama 24-48 jam, seperti
Prednisolon 0,5 %, 1-2 tetes, 2-4 kali sehari, atau menggunakan Dexamethasone 0,1 %, 1-
2 tetes setiap 1 jam pada siang hari dan setiap 2 jam pada malam hari. Jika episkleritis tidak
responsif terhadap terapi topikal dapat digunakan terapi sistemik golongan NSAID seperti
flurbiprofen 100 mg diberikan 3 kali sehari atau indomethacin 100 mg setiap hari. Selain
pengobatan farmakologi pasien juga disarankan untuk istirahat sekitar 7-10 hari.

Anda mungkin juga menyukai