Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ABDUL SYAHID

NIM : 170103030059
LOKAL : 3C1
JURUSAN : MANAJEMEN DAKWAH
MATKUL : SEJARAH PERADAPAN ISLAM
DOSEN : ABDUL HAMID
TANGGAL : 20 MEI 2019

Perkembangan Islam Periode Pertengahan


Periode kedua, atau periode pertengahan dimulai dari jatuhnya Bani Abbas hingga datangnya
pengaruh modernisasi di Eropa ke dalam dunia Islam. Berawal dari jatuhnya Baghdad pada
tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol yang mengakhiri khilafah Abbasiyah disana, dan juga
merupakan awal dari masa kemunduran politik dan keradaban Islam Periode ini ditandai dengan
masa-masa berlangsung kemunduran pertama peradaban Islam yang sering disebut dengan masa
stagnan, yakni sejak jatuhnya Bani Abbas di Baghdad (1258) hingga lahir tiga kerajaan besar:
Safawi di Persia, Mughal di India, dan Usmani di Turki disekitar 1500-an,. Berikutnya, sejak
tahun 1500 M hingga tahun 1700 M. ketiga kerajaan ini berhasil mempelopori kemajuan kedua
peradaban Islam. Namun di tahun 1700-1800 M kemunduran kedua dating lagi dimana budaya
modern Eropa mulai merasuki dunia Islam dan lahir kekuatan-kekuatan kolonial, sedangkan
kondisi Islam sendiri mengalami kemunduran.

Periode pertengahan (1250-1800 M) dapat dibaca juga dalam dua fase penting: (1) Fase
kemunduran (1250-1500 M) yang penuh diwarnai perselisihan yang terus meningkat dengan
sentimen mazhabiyah (antara Sunni dan Syi’ah), maupun sentimen etnis (antara Arab dan
Persia). Pada masa inilah dunia Islam terbelah yang diperparah oleh meluasnya pandangan
bahwa pintu ijtihad telah tertutup, sementara perhatian terhadap dunia ilmu pengetahuan
melemah, kekuatan Kristen (dimana Perang Salib telah dimaklumatkan oleh Paus urbanus II
sejak dalam konsili Clermont tahun 1095 M) justru kian menekan dunia Islam; Fase tiga kerajaan
besar (1500-1800 M). yang dimaksud disini adalah kerajaan Usmani (Ottoman Empire) di Turki,
kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India.

Keturunan Jengis Khan datang membawa penghancuran ke dunia Islam. Jengis Khan berasal dari
Mongolia. Setelah menduduki Peking di tahun 1212 M, ia mengalihkan serangan-serangannya ke
arah barat. Satu demi satu kerajaan-kerajaan Islam di barat jatuh ke tangannya di tahun 1219-
1220 M. Dari sini ia meneruskan serangan-serangannya ke Eropa dan ke Rusia. Pada permulaan
tahun 1258 M, ia sampai ke tepi kota Baghdad. Pemerintah untuk menyerah ditolak oleh khalifah
Al-Musta’sim dan kota bagdad di kepung. Pada tahun 1258 benteng Bagdad ditembus dan
dihancurkan Hulagu. Hulagu bukanlah beragama Islam dan anaknya Abaga (1265-1281 M)
masuk kristen. Ghasan Mahmud (1295-1304 M) juga masuk islam dan demikian juga Uljaytun
Khuda Banda (1305-1316 M). Uljaytun pada mulanya beragama kristen adalah Raja Mongol
besar yang terakhir.

Pasukan Mongol pada tahun (1260-1277 M) melakukan penghancuran di Mesir, tetapi


sebaliknya pasukan Mongol dihancurkan oleh Mesir. Pada tahun 1250 M kekuasaan Mesir
dikuasai kaum Mamluk.

Timur Lenk, seorang yang berasal dari keturunan Jengis Khan dapat menguasai Samarkand di
tahun 1369 M. Kedatangannya ke daerah-daerah di antara Delhi dan laut Marmara membawa
penghancuran. Masjid-masjid dan madrasah-madrasah dihancurkan.

Di India juga persaingan dan peperangan untuk merebut kekuasaan selalu terjadi sehingga India
senantiasa menghadapi perubahan penguasa. Kekuasaan dinasti Gaznawi dipatahkan oleh
pengikut Ghaur Khan, yang juga berasal dari salah satu suku bangsa Turki. Mereka masuk ke
India di tahun 1175 M , dan bertahan samapai tahun 1206 M.

Di Spanyol timbul peperangan antara dinasti-dinasti Islam yang ada di sana dengan raja-raja
Kristen. Di dalam peperangan itu raja-raja Kristen dapat memakai politik Adu-Domba antara
dinasti-dinasti Islam. Raja-raja Kristen mengadakan persatuan sehingga satu demi satu dinasti
Islam dapat dikalahkan. Di tahun 1609 M boleh dikatakan tidak ada lagi orang Islam di Spanyol.
Di zaman inilah penghacuran khilafah secara formal. Islam tidak lagi mempunyai khalifah, yang
diakui oleh semua umat sebagai lambang persatuan dan ini berlaku sampai kerajaan Usmani
mengangkat khalifah yang baru di Istanbul di abad keenam belas.

Periode Usmani (1299-1422) dimulai dari awal berdirinya perluasan pertama sampai kehancuran
sementara oleh serangan Timur Lenk. Pada masa Usman dilakukan ekspansi Islam dengan
merebut wilayah dikuasai Byzantium. Orkhan menggantikan Usman, juga dapat menundukkan
wilayah Turkeman, Nicaea, Nicomedia, dan dapat mengontrol wilayah antara teluk Edremit
meluaskan wilayah Eropa. Bayazid, putra Murad, menggantikannya. Bayazid menaklukan
wilayah yang belum ditundukkan sultan-sultan sebelumnya. Di masanya terjadi peperangan
besar antara pasukan Usmani melawan tentara sekutu Eropa yang dimenangkan oleh pasukan
Usmani. Pasukan Bayazid juga harus menghadapi pasukan Mongol dibawah komando Timur
Lenk. Karena jumlah pasukannya tidak seimbang, ia pun dikalahkan dan ditawan oleh Timur
Lenk dan wafat di tahun 1402.

Di Turki ada tiga kerajaan yaitu, Sultan Muhammad Al-Fatih (1451-1481 M) dari kerajaan
Usmani mengalahkan kerajaan Byzantium dengan menduduki Istanbul di tahun 1453 M.
Ekspansi ke arah barat dengan demikian berjalan lebih lancar. Pengganti sultan Muhammad al-
Fatih adalah sultan Salim (1512-1520 M) sultan Salim memilki kemampuan memerintah dan
memimpin peperangan.
Pada masa pemerintahannya wilayah Usmani bertambah luas menembus Afrika Utara, Syiria,
dan Mesir. Kemajuan-kemajuan lain dibuat oleh Sultan Sulaiman Al- Qanuni (1512-1566 M).
Sultan Sulaiman adalah sultan Usmani yang terbesar. Wilayah kekuasaannya mencakup tiga
benua yaitu Asia, Afrika dan Eropa. Pada di tahun (1556-1699 M) ditandai dengan kemampuan
Usmani mempertahankan wilayahnya sampai lepasnya Hungaria. Pada periode ini mulai
bermunculan pemberontakan dan usaha-usaha memisahkan diri dari pemerintahan Usmani. Di
tahun (1699-1839 M) ditandai dengan surutnya kekuatan kerajaan dan pecahnya wilayah di
tangan penguasa wilayah. Tanda-tanda ini semakin tampak, kekuatan asing seperti Rusia dan
Australia mulai memainkan perannya dalam memanfaatkan kelemahan militer Usmani. Perang
berakhir pada tahun 1774, dimana Turki kehilangan Crimea. Jelasnya di abad 18, Turki Usmani
mengalami penurunan kekuasaan. Wilayah-wilayah kekuasaannya di berbagai benua satu persatu
mulai menunjukkan ketidakloyalannya.

Pada di tahun (1839-1922) ditandai dengan kebangkitan kultural dan administratif dari negara di
bawah pengaruh ide-ide barat. Pada periode ini dilakukan pembaharuan politik, administratif dan
kebudayaan hingga kejatuhannya di tahun 1924 dan berganti menjadi Republik. Khilafah Turki
Usmani dihapuskan oleh Kemal Attaturk, dan turki dirombak menjadi negara Nasional Republik
Turki.

Pada masa kejayaannya, masing-masing kerajaan ini memiliki keunggulan khas di bidang
literatur dan arsitektur sebagaimana terlihat melalui keindahan masjid-masjid dan bangunan
lainnya yang lahir ketika itu, sedangkan perhatian pada riset ilmu pengetahuan masih terbilang
sangat kurang sehingga turut memberi kontribusi pada menurunnya kekuatan militer sekaligus
politik umat Islam. Sisi lain, dunia Kristen dengan kekayaan yang terus berlimpah yang diangkut
dari Amerika dan Timur Jauh semakin maju, baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan kekuatan
militernya. Maka sejarah akhirnya mencatat, kerajaan Usmani terpukul kalah di wilayah Eropa,
kerajaan Safawi terdesak oleh suku-suku Afghan, dan kerajaan Mughal kian mengkerut ditekan
raja-raja India, Puncaknya Mesir sebagai salah satu symbol dan pusat peradaban Islam ketika itu
runtuh di bawah penaklukan Napoleon di tahun 1798 M.

Anda mungkin juga menyukai