Anda di halaman 1dari 2

 PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukann pemastian mutu produk jadi tablet paracetamol
dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis, dengan tujuan untuk memastikan apakah
produk jadi tablet paracetamol sudah sesuai dengan persyaratan yang ada didalam Farmakope
Indonesia.

Instrumen yang digunakan pada praktikum kali ini adalah spektrofotometer.


Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau absorbans suatu contoh fungsi
panjang gelombang, pengukuran terhadap suatu deretan contoh pada panjang gelombang
tunggal mungkin juga dapat dilakukan. Alat demikian dapat dikelompokkan baik sebagai
manual atau perekam maupun sebagai sinar tunggal atau sinar rangkap.

Dalam praktikum kali ini terlebih dahulu dilakukan pembuatan larutan induk, larutan
induk adalah larutan baku kimia yang dibuat dengan konsentrasi tinggi yang digunakan untuk
membuat larutan baku yang berkonsentrasi lebih rendah. Penggunaan larutan induk dapat
menghemat pekerjaan menimbang bahan yang berulang-ulang, keseragaman kepekatan bahan
kimia dalam setiap pembuatan media, meningkatkan ketelitian penggunaan bahan karena
kesulitan menimbang dalam jumlah sedikit, dan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan.
Larutan induk dibuat dengan memasukkan 10 mg paracetamol murni kedalamlabu takar 100
ml sehingga didapatkan larutan induk dengan konsentrasi 100 ppm.

Tahap selanjutnya adalah penentuan operating time dan lamda maks. Penentuan
operating time bertujuan untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil,yaitu saat sampel
bereaksi sempurna dengan reagen.Waktu kerja ditentukan dengan mengukur hubungan antara
waktu pengukuran dengan absorbansi larutan. Lamda maks merupakan panjang gelombang
yang mempunyai absorbansi maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara
absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu.
Alasan kenapa harus menggunakan panjang gelombang maksimal adalah pada panjang
gelombang maksimal memiliki kepekaan maksimal, karena terjadi perubahan absorbansi
yang paling besar dan pada panjang gelombang maksimal bentuk kurva absorbansi
memenuhi hukum Lambert-Beer. Pada praktikum lamda maks yang didapat adalah 257 nm
dan operating time selama 5-8 menit.

Setelah dilakukan penentuan operating time dan lamda maks, selanjutnya adalah
melakukan pembuatan kurva baku larutan yang bertujuan untuk memperoleh persamaan
larutan baku dalam penentuan kadar sampel. Dibuat 5 seri konsentrasi yaitu 3 ppm, 4 ppm, 5
ppm, 6 ppm dan 8 ppm. Setelah itu diukur absorbansi masing-masing larutan pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 257 nm. Dari hasil pembacaan didapatkan
absorbansi masing-masing 0,240, 0,291, 0,371, 0,421, dan 0,538 sehingga didapat kurva
baku. Kurva baku yaitu kurva yang diperoleh dengan mendapatkan nilai absorbansi dengan
konsentrasi larutan standar yang bervariasi menggunakan panjang gelombang maksimum.
Pada praktikum didapat nilai r sebesar 0,998
50 mg sampel di masukkan kedalam labu takar 100 ml kemudian tambahkan larutan
NaOH sampai tanda batas, kemudian pipet 1 ml dari labu takar 100 ml lalu masukkan ke
dalam labu takar 50 ml dan tambahkan larutan NaOH sampai tanda batas, baca absorbansi
sampel, perlakuan ini direplikasi 3 kali. Data absorbansi sampel dari 3 kali replikasi
digunakan untuk menghitung nilai konsentrasi (ppm) sampel. Replikasi I didapatkan
konsentrasi sebesar 7,72 ppm, replikasi II konsentrasin7,90 ppm dan replikasi III konsentrasi
sebesar 7,36 ppm. Setelah konsentrasi (ppm) dihitung, selanjutnya dihitung Creg, Validasi
dan kadar. Sehingga dari ketiga replikasi didapatkan, kadar replikasi I yaitu 100,49773%,
kadar replikasi II yaitu 102,7079% dan kadar replikasi III yaitu 95,68736%. Semua data
presentase kadar sampel tersebut dijumlahkan dan dicari nilai rata-ratanya, sehingga
didapatkan rata-rata kadar sebesar 99,63%. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa sampel
sediaan jadi tablet paracetamol sudah memenuhi standard mutu sediaan jadi dengan nilai
standard farmakope Indonesia edisi IV adalah paracetamol menggandung tidak kurang dari
90% dan tidak lebih dari 110% , oleh karena itu sampel kali ini diputuskan dengan keputusan
diterima (release)

KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:


1. Sampel nomor 4 memenuhi persyaratan kadar produk jadi tablet
paracetamol sesuai Farmakope Indonesia IV yaitu tidak kurang dari 90%
dan tidak lebih dari 110%. Kadar sampel nomor 4 yang didapat sebesar
99,63% (masuk ke dalam range) sehingga diputuskan untuk sampel nomor
4 adalah diterima (release)

Anda mungkin juga menyukai