id
TUGAS AKHIR
Oleh :
Agus Saputro Wibowo
H3409001
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR
Penguji I Penguji II
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................
iii
KATA PENGANTAR............................................................................................
iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
viii
BAB I.PENDAHULUAN......................................................................................
1
A. Latar Belakang......................................................................................
1
B. Tujuan Kegiatan Magang.............................................................. 3
C. Perumusan Masalah..............................................................................
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................
5
A. Pemeliharaan Pejantan………………...…………………………….5
B. Pemeliharaan Induk…………………...……………………………..6
C. Reproduksi atau Perkawinan ………...…………..………………….7
D. Pakan………………...………………………………………………9
E. Perkandangan...……………………………….........………... 10
F. Kesehatandan Penyakit Ternak..………...………………………. 11
BAB III. TATA PELAKSANAAN KEGIATAN .............................................
13
A. Waktu danTempat Pelaksanaan Magang...............................................
13
B. Materi dan Metode................................................................................
13
1. Materi….…………………………………………………………13
2. Metode………………….………………………...……………......
13
C. Cara Pengambilan Data………………………………………………
14
1. Pengamatan (Observasi)…...………………………………………
14
2. Wawancara………………………………………………………15
3. Studi Pustaka………………………………………………………
15
commit to user
D. Sumber Data…………………………………..……………………… 15
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 1.Pejantanunggul………………………………………. 40
Gambar2.Pemeliharaan indukan di ranch……………………………. 41
Gambar 3.Perkawinan dengan kawin suntik atau IB………………. 41
Gambar4.Proses penyacahan rumput dengan chopper…………………….
41
Gambar5.Perkandangan………………………………………………42
Gambar6.Kebun hijauan……………………………………………. 42
Gambar7.Kebun jagung dan ubi kayu……………………………………
42
Gambar8.Penyakit baliziekte……………………………………….. 43
Gambar9.Obat-obatan………………………………………………….. 43
Gambar10.Pakan konsentrat……………………………………………..
43
Gambar11.Rumput kompetidor…………………………………… 44
Gambar12.Perkawinan alami………………………………………….
44
Info pedock BPTU Sapi Bali……………………………………… 46
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur Organisasi BPTU Sapi Bali……………………………………
21
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sapi Sali merupakan salah satu plasma nulfah yang ada di
Indonesia yang telah lama dibudidayakan dan telah menyebar ke berbagai
penjuru Nusantara.Sapi Bali (Bos Sondaicus) merupakan sapi asli Indonesia
yang diduga sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar.
Sebagian ahli yakin bahwa domestikasi tersebut berlangsung di Bali sehingga
disebut Sapi Bali. Sapi Bali menyebar ke pulau-pulau di sekitar pulau Bali
melalui komunikasi antar raja-raja pada zaman dahulu. Dengan demikian,
adaptabilitasnya terhadap iklim dan lingkungan tropis tidak diragukan lagi.
Selain itu Sapi Bali merupakan potensi lokal yang mempunyai nilai jual
tinggi dalam sektor agribisnis peternakan. Pembibitan Sapi Bali merupakan
salah satu usaha peternakan yang mempunyai prospek yang masih sangat
bagus. Hal ini karena kebutuhan maupun permintaan daging cenderung
meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini juga di karenakan meningkatnya
kesadaran dan juga tingkat pendapatan masyarakat. Dari karakteristik karkas,
Sapi Bali digolongkan sapi pedaging ideal ditinjau dari bentuk badan yang
kompak dan serasi, bahkan nilai lebih unggul daripada sapi pedaging Eropa
seperti Hereford, Shortorn. Oleh karena itu dianggap lebih baik sebagai
ternak pada iklim tropik yang lembab karena memperlihatkan kemampuan
tubuh yang baik dengan pemberian makanan yang bernilai gizi tinggi (Fikar,
2010). Selain mempunyai kualitas karkas dan pertumbuhan yang baik, Sapi
Bali mempunyai fertilitas yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk usaha
pembibitan. Namun dari keunggulan tersebut timbul permasalahan salah
satunya adalah menurunnya populasi dan mutu genetik. Penurunuan populasi
dan mutu genetik disebabkan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya
adalah manajemen reproduksi.
Sejalan dengan permasalahan tersebut, Balai Pembibitan Ternak Unggul
(BPTU) Sapi Bali merupakan commitsalah
to usersatu instansi pemerintah yang
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
berkewajiban untuk peduli akan kelestarian plasma nutfah Sapi Bali. BPTU
Sapi Bali mempunyai tugas pokok salah satunya pemurnian genetik untuk
menghasilkan dan menjaga keaslian genetik Sapi Bali yang unggul, dalam
rangka meningkatkan populasi ternak Sapi Bali agar plasma nutfah asli
indonesia ini tidak punah. Dalam melaksanakan tugas pokok, BPTU sapi Bali
menerapkan sistem manajemen mutu yang sesuai dengan standarisasi
nasional. Standarisasi nasional tersebut adalah dapat dilihat dalam pengelolaan
breeding center dalam pengadaan seleksi bibit yang mengacu kepada SNI
tentang Sapi Bali. Selain sistem manajemen mutu yang berstandar nasional
BPTU Sapi Bali mempunyai keunggulan dengan adanya tempat yang
representatif dalam pemuliabiakan yaitu dengan penerapan metode kandang
ranch. Metode ranchini sangat mendukung pemuliaan Sapi Bali, karena
sistem ranchdi rasa sesuai dengan habitat aslinya.
Lokasi yang dipilih untuk kegiatan magang mahasiswa ini adalah
BPTU Sapi Bali karena jarang sekali perusahaan peternakan di Indonesia yang
memelihara sapi dengan sistem ranch dengan padang penggembalaan yang
sangat luas disertai manajemen yang baik dan terarah. Selain itu, sebagai
institusi mitra, BPTU Sapi Bali merupakan mitra yang selalu terbuka dan
mendukung dalam kemajuan dunia pendidikan di Indonesia, dalam hal ini
transfer ilmu pengetahuan khusunya dalam hal seluk beluk Sapi Bali. Dengan
mengetahui bagaimana manajemen pemeliharaan pada pejantan dan induk
yang ada disini mulai dari bagaimana pemberian pakan hingga penanganan
terhadap penyakit pada sapi diharapakan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi mahasiswa untuk kedepannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
C. Perumusan Masalah
Seiring dengan bertambahnya populasi penduduk serta meningkatnya
kesadaran masyarakat akan kebuuhan gizi yang diiringi dengan tingkat
pendapatan maka kebutuhan daging sebagai salah satu sumber protein hewani
turut meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan daging, terutama daging sapi
maka peluang usaha disektor peternakan masih sangat terbuka lebar
khususnya usaha peternakan sapi potong seperti breeding maupun fattening.
Semua aktivitas yang berhubungan dengan peningkatan populasi atau
kelompok ternak bibit dapat dilaksanakan dengan meningkatkan mutu genetik
ternak tersebut dengan cara manajemen pemeliharaan yang terarah dan tepat
guna.
Perumusan masalah mengenai manajemen pemeliharaan pada Sapi
Bali di Balai pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi Bali yang dapat
diuraikan antara lain:
1. Manajemen pemeliharaan pada pejantan dan induk Sapi Bali.
2. Manajemen reproduksi Sapi Bali,
3. Manajemen perkandangan dan tata letaknya.
4. Manajemen kesehatan dan penanganan penyakit Sapi Bali.
5. Manajemen pakan Sapi Bali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Pemeliharaan Pejantan
Sapi Bali pejantan memiliki ciri khas antaranya bulu berwarna merah
keemasan, pada jantan dewasa akan menjadi hitam, kaki di bawah persendian
karpal dan tarsal berwarna putih seperti memakai kaus kaki, bagian pantat
berwarna putih membentuk setengah lingkaran, ujung ekor berwarna hitam.
Sapi Bali memiliki kepala pendek dengan kepala datar, Sapi Bali jantan
memiliki tanduk panjang dan besar yamg tumbuh ke samping belakang.
(Fikar, 2010)
Pejantan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut: (a) umur
sekitar 4-5 tahun, (b) memiliki kesuburan tinggi, (c) daya menurunkan sifat
produksi yang tinggi kepada anak-anaknya, (d) berasal dari induk dan
pejantan yang baik, (e) besar badannya sesuai dengan umur, kuat, dan
mempunyai sifat-sifat pejantan yang baik, (f) kepala lebar, leher besar,
pinggang lebar, punggung kuat, (g) muka sedikit panjang, pundak sedikit
tajam dan lebar, (h) paha rata dan cukup terpisah, (i) dada lebar dan jarak
antara tulang rusuknya cukup lebar, (j) badan panjang, dada dalam, lingkar
dada dan lingkar perut besar, serta (k) sehat, bebas dari penyakit menular dan
tidak menurunkan cacat pada keturunannya (Ngadiyono, 2012).
Perkawinan pertama pada sapi jantan bisa dilakukan pada saat
umurnya mencapai 18 bulan.Pada saat ini, secara tubuh, sapi telah dewasa
dan mampu mengawini induk.Selain itu, produksi semen juga sudah cukup
banyak dengan kualitas yang baik.Agar hasil perkawinan bisa maksimal,
sebaiknya pejantan dikawinkan 2-3 kali dalam seminggu.Setelah dikawinkan,
sebaiknya pejantan diistirahatkan agar kondisi tubuhnya membaik dan
produksi semennya meningkat, baik secara kualitas maupun kuantitas.Seekor
pejantan yang prima mampu mengawini hingga 30 ekor induk.Pejantan
sebaiknya ditempatkan dikandang khusus pejantanyang letaknya berjauhan
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
B. Pemeliharaan Induk
Sapi Bali memiliki tubuh menyerupai banteng tapi ukurannya lebih
kecil karena proses penjinakan. Warna bulu pada waktu masih pedet sawo
matang atau merah bata dan setelah dewasa warna bulu pada sapi bali betina
bertahan merah bata sedangkan yang jantan kehitam-hitaman. Bagian
keempat kakinya daribawah persendian karpal dan tarsal berwarna putih
seperti memakai kaus kaki. Kepala pendek dan dahi datar. Tanduk sapi betina
tumbuh agak ke dalam. (Fikar, 2010)
Sapi induk harus dipelihara dengan baik agar penampilan
reproduksinya meningkat.Sebaiknya, sapi induk digembalakan secara
teratur.Tujuannya agar pemberian pakan lebih ekonomis, ternak dapat
memilih sendiri pakan yang disukainya, serta melatih otot dan menjaga
kondisi tubuh (Santosa, 1995).
Kualitas pakan dan jumlah yang diberikan pada sapi induk harus
commit
benar-benar dikontrol.Tujuannya to kondisi
agar user tubuhnya tidak terlalu gemuk
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
atau terlalu kurus. Sapi betina yang terlalu kurus umumnya akan
menghasilkan anak yang kondisinya lemah karena kekurangan nutrisi.
Sementara induk yang terlalu gemuk akan mengalami kesulitan ketika
melahirkan (Fikar, 2010).
Waktu pertama kali kawin pada sapi dara harus benar-benar
diperhatikan.Memang pada umur 12-15 bulan sapi dara sudah menunjukkan
gejala estrus (birahi).Namun pada umur tersebut sapi belum bisa dikawinkan
karena pertumbuhan tubuhnya belum mencapai titik optimum. Perkawinan
yang terlalu muda dapat menyebabkan indukan kesulitan beranak karena sapi
betina masih terlalu muda. Selain itu, dapat menyebabkan alat reproduksi
menjadi rusak akibat kesulitan ketika beranak.Sebaiknya, sapi dara
dikawinkan pertama kali pada umur 18-24 bulan.Pada umur tersebut,
pertumbuhan tubuh pada sapi betina sudah mencapai optimum untuk
mendukung perkembangan janin.Untuk efektivitas perkawinan, induk sapi
tidak bisa dikawinkan setiap saat. Induk baru bisa dikawinkan ketika
mengalami estrus pada sapi, siklus estrus akan terulang setiap 21 hari. Pada
masa estrus inilah tingkat terjadinya pembuahan saat sapi dikawinkan sangat
tinggi (Rianto dan Purbowati, 2010).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
D. Pakan
Secara teknis diketahui bahwa ruminan mempunyai potensi biologis
untuk dapat mengunakan hijauan dengan baik sebagai bahan makanan
utamanya. Hijauan terutama rumput relatif lebih mudah ditanam atau
dipelihara sehingga harganya sebagai sumber energi relatif lebih murah
dibandingkan dengan tanaman sumber karbohidrat lainnya. Akan tetapi di
lain pihak, hewan dapat mengadaptasikan diri terhadap berbagai keadaan
lingkungan (Siregar, 2008).
Pakan mempunyai peranan yang penting baik diperlukan bagi ternak-
ternak muda, maupun untuk mempertahankan hidupnya dan menghasilkan
suatu produksi serta tenaga bagi ternak dewasa dan berfungsi untuk
memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Pakan yang diberikan pada
seekor ternak harus sempurna dan mencukupi. Sempurna dalam arti bahwa
pakan yang diberikan pada ternak tersebut harus mengandung semua nutrien
yang diperlukan oleh tubuh dengan kualitas yang baik (AAK, 1983).
Pakan ternak yang dikonsumsi perlu untuk pemeliharaan dan
pertumbuhan. Jadi semakin cepat bobot yang dikehendaki dapat tercapai
nisbah antara bagian yang dimakan untuk pemeliharaan dengan bagian yang
perlu untuk pertumbuhan lebih menguntukngkan. Memelihara hewan-hewan
dengan kemampuan tubuh yang tinggi tanpa memberinya pakan yang
diperlukanmengakibatkan hasil yang lebih jelek dibanding dengan apa yang
didapat dari kedua bangsa lokal dalam kondisi sama. (Rianto dan Purbowati,
2010).
Air merupakan bahan pakan utama yang tidak bisa diabaikan, tubuh
hewanterdiri dari 70% air, sehingga air benar-benar termasuk kebutuhan
utama yangtidak dapat diabaikan. Kebutuhan air bagi ternak tergantung pada
berbagai factor yaitu kondisi iklim, bangsa sapi, umur dan jenis pakan yang
diberikan.(Santosa, 1995).Air dalam tubuh ternak berfungsi sebagai
transportasi zat pakanmelalui dinding-dinding usus ke dalam peredaran darah,
mengangkut zat-zat sisa,sebagai pelarut beberapa zat dan mengatur suhu
commitbagi
tubuh.Air minum sangat dibutuhkan to user
kesehatan sapi.Kebutuhan air minum
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
E. Perkandangan
Tipe kandang berdasarkan bentuknya ada 2, yaitu kandang tunggal
dankandang ganda.Kandang tunggal terdiri satu baris kandang yang
dilengkapilorong jalan dan selokan atau parit.Kandang ganda ada 2 macam
yaitu sapisaling berhadapan head to head dan sapi saling bertolak belakang
tail to tail yangdilengkapi lorong untuk memudahkan pemberian pakan dan
pengontrolan ternak(Ngadiyono, 2012).Fungsi kandang adalah melindungi
sapi potong darigangguan cuaca, tempat sapi beristirahat dengan nyaman,
mengontrol agar sapitidak merusak tanaman di sekitar lokasi, tempat
pengumpulan kotoran sapi,melindungi sapi dari hewan pengganggu, dan
memudahkan pelaksanaanpemeliharaan sapi tersebut(Fikar, 2010).
Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai kandang diantaranya
adalah desain layout, kapasitas dan materi bangunan kandang terutama lantai
dan atap kandang. Kesemuanya itu harus diperhatikan dalam rangka
mempermudahkan alur kegiatan pemeliharaan mulai dari kedatangan bakalan,
kemudahan proses pemberian pakan ternak dan minum, sekaligus menyangkut
kemudahan membersihkan kandang baik dari sisa kotoran, makanan dan
genangan air serta persiapan pngangkutan sapi yang siap dijual (Santosa,
1995).
Konstruksi kandang dirancang sesuai dengan keadaan iklim setempat,
jenis ternak, dan tujuan pemeliharaan sapi itu sendiri.Dalam merancang
kandang ternak yang penting untuk diperhatikan adalah tinggi bangunan,
kedudukan atap dan bayangan atap, serta lantai kandang.Lantai kandang untuk
penggemukan sebaiknya disemen dengan kemiringan 4-5 cm. Kemiringan itu
bertujuan agar air kencing, air siraman pembersih kandang atau cairan lain di
dalam kandang dapat mengalir keluar dengan mudah (Setiadi, 2001).
Perlengkapan kandang untuk ternak sapi potong adalah tempat pakan
dan tempat minum permanencommit to user
dari semen lebih menghemat tenaga kerja dan
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain (Syarif dan
Harianto, 2011).
Vaksinasi pencegahan hendaknya dianggap sebagai perlindungan
tambahan dibandingkan dengan pentingnya menjaga kebersihan.Keberhasilan
vaksinasi jarang mencapai 100% dan hewan muda mungkin peka, jadi
hendaknya hati-hati untuk mengurangi resiko intensitas dan penyebaran
infeksi.Caranya adalah dengan menghindari kontak dengan hewan sakit,
kontak dengan lendir, kotoran dan benda-benda tercemar (Rianto dan
Purbowati).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
2. Wawancara
Wawancara dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab dengan pihak-
pihak dari instansi yang bersangkutan mengacu pada quisioner yang telah
dibuat, serta bagian-bagian yang kurang jelas pada kegiatan magang guna
mengetahui segala hal yang diperlukan dalam penyusan laporan.
3. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah mencari dan mempelajari pustaka mengenai
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan
magang.Studi pustaka dilakukan dengan mencari informasi pendukung
yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dengan cara memanfaatkan
data pustaka yang tersedia misalnya buku, data perusahaan dan majalah
ilmiah.
D. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh berdasarkan sifat data yang dikumpulkan
ada dua jenis yaitu:
1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden.
Dalam pelaksanaan kegiatan magang perusahaan ini, data primer didapat
dari wawancara dengan kepala Balai Pembibitan ternak Unggul Sapi Bali,
Ka.Si. Pelayanan Teknis, Kepala Instalasi, penanggung jawab divisi
pemuliaan ternak, penanggung jawab divisi kesehatan ternak, penanggung
jawab divisi hijauan makanan ternak, staf dan karyawan BPTU Sapi Bali.
2. Dalam kegiatan magang perusahaan ini, yang menjadi data sekunder
adalah data yang diambil dari buku, catatan yang diperoleh selama berada
di perusahaan dan jurnal yang berhubungan dengan kegiatan magang
perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
4. Lokasi Perusahaan
Kantor pusat dari BPTU terletak di jalan Gurita III Pegok, Sesetan,
Denpasar, Bali.Kepemilikan BPTU langsung dibawah Direktorat Jendral
Peternakan. Alasan dipilih Denpasar sebagai kantor pusat karena Denpasar
merupakan Ibukota Provinsi yang dapat memudahkan dalam mengurus
perijinan.BPTU Sapi Bali memiliki dua unit breeding center yang terletak
di desa Pangyangan, Kecamatan Pakutatan, Kabupaten Jembranadan di
Dompu (NTB).
Breeding Centre (BC) di Jembrana lebih terkenal dengan nama BC
Pulukan terletak di Desa Pangyangan. Kecamatan Pekutatan. Kabupaten
Jembrana Bali.Jembrana dipilih untuk dijadikan BC karena lahan yang
terdapat di Jembrana masih luas sehingga sistim pemeliharaan bisa
menggunakan sistim Ranch. Sistim Ranch digunakan karena Sapi Bali
merupakan keturunan dari banteng yang mengalami domestikasi sehingga
Sapi Baliakanberkembang biak dengan baik jika dilepas diluar.BC
Pulukan dibangun di atas tanah milik Pemerintah Daerah Provinsi
Bali.Berjarak 40 kilometer dari pusat kota Jembrana dan 80 kilometer dari
pusat kota Denpasar Bali.
Letak lokasi BC Pulukan sangat strategis karena hanya berjarak
satu kilometer dari jalan raya Denpasar-Gilimanuk. Luas Lahan yang
dimiliki BC Pulukan adalah 102 hektar yang terdiri dari 82 hektar lahan
terolah dan 20 hektar dipinjam perusahaan daerah untuk pelestarian
plasma nutfah coklat. 82 lahan terdiri dari 14 hektar lahan pakan dan 68
hektar untuk Ranch.Sedangkan BCyang ada di Dompu untuk saat ini
commit
sedang mengalami perbaikan to user
ulang.
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
5. Populasi Ternak
Sapi yang ada di BC pulukan pada bulan Februari 2012 berjumlah
737 ekor yang terdiri dari induk 130 ekor, calon induk 277 ekor, betina
muda 38 ekor, pedet betina 49 ekor, sisa performance test (PT) 89 ekor,
pejantan 8 ekor, calon pejantan 97 ekor, pedet jantan 49 ekor.
6. Fasilistas
Fasilitas yang dimiliki unit BCPulukan antara lain dua bangunan
mess untuk karyawan, satu bangunan untuk kantor administrasi, tiga
mesin chopper, dua mobil pick upuntuk pengangkutan pakan, satu buah
tractoruntuk pengangkutan pakan, silo atau tempat pembutan silase,
timbangan analitik, gudang pakan yakni gudang untuk penyimpanan
hijauan dan gudang untuk penyimpanan konsentrat, satu kandang pejantan
PT, satu kandang untuk program Embrio Transfer (ET), dua kandang
penggemukan, dan kandang isolasi serta Cattle yard. Cattle yard yang
dimiliki BPTU Sapi Bali dibangun pada awal pendiriannya, yaitu pada
tahun 1986. Cattle yard BC Pulukan BPTU Sapi Bali memiliki bangunan
antara lain loading unit, forcing yard, gang way, crush, alat spraying,
tempat penimbangan dan tempat IB.
Selain memiliki fasilitas diatas, BC Pulukan memiliki laboratorium
reproduksi yang digunakan sebagai laboratorium analisa sperma pejantan
unggul Sapi Bali yang siap dikirim ke Balai Besar Inseminasi Buatan
(BBIB) Singosari. Selain itu juga digunakan sebagai tempat penyimpanan
commit to user
straw Sapi Bali intuk program kawin dengan IB, obat-obatan dan vaksin.
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
7. Struktur Organisasi
Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Bali merupakan Unit
Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) yang bertanggung jawab langsung ke
Dinas Peternakan Propinsi Bali Secara struktural organisasi di BPTU Sapi
Bali terdiri dari Kepala Balai, Kepala Tata Usaha, Kepala Seksi
Pelaksanaan Teknis dan Kelompok Jabatan Fungsional, (Gambar 1)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
8. Ketenagakerjaan
Keberhasilan program BPTU Sapi Bali tidak terlepas dari peranan
tenaga kerja yang ada. Jumlah tenaga kerja di BC Pulukan BPTU Sapi Bali
sebanyak 79 orang yang di bagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama
adalah tenaga kerja tetap yang terdiri dari kepala balai beserta stafnya yang
berstatus pegawai negri sipil berjumlah 45 orang.Kelompok kedua adalah
tenaga kerja honorer yang status kerjanya di dalam BPTU Sapi Bali
berjumlah 24orang terdiri dari tenaga honorer dan tenaga harian lepas dan
sebagian besar berasal dari daerah setempat, 4 di Kantor Pusat Denpasar,
dan 6 di BC Dompu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
fertilitas tinggi, dan kualitas karkas yang baik dengan kondisi pakan yang
buruk, serta tidak cacat fisik maupu genetik serta mempunyai daya
adaptabilitas yang tinggi terhadap iklim dan lingkungan tropis.
2) Pemeliharaan Induk
Sapi induk harus dipelihara dengan baik agar penampilan
reproduksinya meningkat. Sebaikya, sapi induk digembalakan tujuannya
agar pemberian pakan lebih ekonomis, ternak dapat memilih sendiri pakan
yang disukainya. Selain itu penggembalaan pada sapi induk sangat bagus
untuk melatih otot dan menjaga kondisi tubuh yang berguna menguatkan
kebuntingan.
Salah satu faktor yang sangat menunjang keberhasilan peternakan
sapi adalah pakan. Pakan yang dimanajemen dengan baik akan menunjang
menjamin kelangsungan hidup serta pertumbuhan sapi. Kualitas pakan dan
jumlah yang diberikan pada sapi induk harus benar-benar dikontrol.
Tujuannya agar kondisi tubuhnya tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus.
Sapi yang kurus umumnya akan menghasilkan anak yang kondisinya
lemah karena kekurangan nutrisi bahkan sampai mengakibtakan abortus.
Sementara induk yang terlalu gemuk akan mengalami distokia atau
kesulitan ketika melahirkan.
Karena ternak-ternak betina di sini dipelihara dipadang
penggembalaan atau ranch maka pemberian pakan lebih efisien, ternak
betina bisa memilih sendiri rumput yang akan dimakan. Ketersediaan
rumput tak terbatas di padang penggembalaan. Rumput yang ada dipadang
penggembalaan antara lain rumput belulang (Eleusine Indica), rumput teki
(Cyperus ratundus), rumput jarum (Cenchrus ciliaris)dan beberapa
paddock ditanami rumput Kompetidor yang asli dari Brasil. Namun pada
saat tertentu misal pada musim kemarau dan ketersediaan rumput di
padang penggembalaan mulai menipis maka dilakukan sistem rolling atau
pergantian. Ternak dipindahkan dari peddock 1 ke peddock lainnya. Untuk
mencukupi kebutuhan commit
ternakto user
di padang gembalaan, kadang
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
waktu birahi kembali setelah melahirkan biasanya lebih dari 160 hari. Pada
Sapi Bali, jangka waktu birahi kembali setelah melahirkan dapat mencapai
182 hari (Feradis, 2012).
Interval beranak adalah jangka waktu antara satu kelahiran dan
kelahiran berikutnya atau sebelumnya. Dibandingkan dengan jenis sapi-
sapi lain, terutama sapi-sapi Eropa, interval beranak pada Sapi Bali lebih
panjang. Hal ini antara lain disebabkan oleh masa birahi setelah
melahirkan pada Sapi Bali relatif panjang. Namun pada BPTU Sapi Bali,
interval calving hanya 12 bulan ini merupakan jarak beranak yang sangat
singkat dan S/C 1,5. Denganinterval calving yang singkat dan S/C yang
cukup bagus ini dapat dicapai dengan manajemen pemeliharaan yang baik,
manajemen perkawinan yang terarah dan pakan yang bagus di BPTU Sapi
Bali.
Pemeliharaan induk harus sangat diperhatikan, karena berat badan,
kesehatan dan segala macam yang menyangkut tentang induk akan
berkorelasi terhadap pedet yang akan dilahirkan. Pengafkiran pada sapi
betina dilakukan karena sapi betina tidak layak sebagai bibit, misal tidak
masuk dalam Breeding cow dan betina elite. Selain itu berasal dari betina
yang tidak produktif lagi yaitu berumur 10 tahun yakni 7 kali beranak.
Setelah mengalami kebuntingan 9 bulan ±10 hari di hitung dari
hari perkawinan, sapi akan beranak. (Fikar, 2010). Proses kelahiran pedet
di BPTU Sapi Bali biasa terjadi secara alami namun apabila indukan
kesulitan dalam beranak akan di bantu oleh petugas medis dandokter
hewan. Setelah pedet lahir bagian tubuhnya di bersihkan dengan kain lap
kering terutama baguan mulut dan hidung. Tali pusar di bersihkan
kemudian di potong. Pedet di pastikan minum kolostrum dalam waktu 30
menit setelah lahir. Induk yang baru selesai beranak di beri antibiotik
dengan cara di suntik.
Pemeliharaan pedet atau anak sapi merupakan salah satu bagian
penting untuk menghasilkan bibit sapi yang bermutu, baik baik untuk di
besarkan menjadi calon commit
indukantodan
userpejantan atau untuk digemukan.
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
4) Manajemen Pakan
Pakan merupakan kebutuhan yang penting yang harus selalu
diperhatikan dalam setiap usaha peternakan.Setiap hewan ternak
membutuhkan unsur-unsur pakan yang memenuhi syarat yang meliputi
protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air.Unsur tersebut
didalam tubuh sapi berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok,
memelihara fungsi jaringan tubuh dan menghasilkan energi sehingga sapi
mampu bermetabolisme dengan baik.
Pakan yang diberikan pada Sapi Bali di BPTU Sapi Bali unit BC
Pulukan ini ada dua yaitucommit
pakantohijuan
user dan pakan konsentrat. Hijauan
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
yang diberikan yaitu hijauan kering berupa jerami padi (Oryza sativa)
yang berasal dari sawah sekitar BPTU Sapi Bali dan hijaun segar berupa
rumput gajah (Pennicetum purpureum) dari ladang sendiri seluas sembilan
hektar. Sedangkan konsentrat berupaUltra Feed dari Malang Jawa Timur
dan Gemuk A produksi dari Comfeed. Konsentrat ini mengandung bahan-
bahan seperti jagung kuning, wheat brand, soy bean meal, mollases, palm
oil, asam aimino esensial, mineral esensial, premik, dan vitamin.
BPTU Sapi Bali pernah beberapa kali melakukan pengolahan
pakan seperti pembuatan hay dan jerami fermentasi. Untuk pemberian
pakannya, BPTU Sapi Bali menggunakan prinsip pemberian hijauan 10%
dari bobot badandan pemberian konsentrat1% dari bobot badan.Cara
pemberian pakan di BPTU Sapi Bali ini dengan mencampurkan hijauan
yang telah dichopper dengan konsentrat sekaligus.Penchopperan hijauan
ini bertujuan agar semua bagian hijauan termakan oleh sapi. Susunan
ransum yang biasa dipakai di BPTU Sapi Bali ini antara lain
a. Rumput gajah + Ultra feed + Gemuk A + premix
b. Rumput gajah + ultra feed + premix
c. Rumput gajah + jerami + ultra feed + premix
d. Jerami + ultra feed + tetes
Pakan diberikan dua kali setiap hari pada pagi hari pukul 08.00
WITA dan sore hari pada pukul 15.00 WITA.Porsi yang diberikan pada
ternak bervariasi tergantung pada bobot badan sapi.Untuk pejantan PT
diberikan porsi jumbo yaitu kurang lebih 12 kilogram untuk satu kali
makan dan untuk sapi selain pejantan PT diberikan porsi biasa yaitu
delapan kilogram untuk sekali makan.Untuk ternak yang baru datang dari
pengadaan biasanya diberikan porsi delapan hingga 16 kilogram setiap
hari.
Untuk ternak yang digembalakan tidak mendapatkan jatah ransum
karena ketersediaan rumput di ranch sudah cukup terpenuhi.Rumput yang
ada dipadang penggembalaan antara lain rumput belulang (Eleusine
commit toratundus),
Indica), rumput teki (Cyperus user rumput jarum (Cenchrus
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
5) Perkandangan
Tujuan pembuatan kandang adalah pertama-tama diupayakan untuk
melindungi sapi terhadap gangguan luar yang merugikan baik terhadap
sengatan terik matahari, kedinginan, kehujanan, dan tiupan angin yang
dingin (Siregar,2008).Di BPTU Sapi Bali ini hanya terdapat enam kandang
karena sistim pemeliharaan di BC pulukan adalah ranch.Ranch merupakan
sistim pemeliharaan dengan melepas sapi sehingga sapi bisa bergerak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
ngorok dan vaksin Jembrana Disease (JD) agar sapi tidak terserang
penyakit jembarana.Vaksin SE dilakukan setiap 6 bulan sekali pada bulan
April dan Oktober.Sedangkan untuk vaksin JD biasanya dilakukan pada
bulan Januari dan selanjutnya dilakukan pengulangan pada bulan
Februari.Alasan dilakukan pengulangan karena mengurangi resiko adanya
sapi yang belum tervaksin dan mengantisipasi jika vaksin yang
disuntikkan belum membentuk antibodi bagi ternak.
Selain melakukan pengontrolan terhadap ternak-ternak yang ada
disana, pihak BC Pulukan BPTU Sapi Bali juga melakukan sanitasi seperti
pembersihan kandang dan tempat pakan.Pembersihan biasanya dilakukan
dengan membersihkan kotoran dengan sekop kemudian lantai disemprot
dengan air menggunakan selang.Tempat pakan biasanya dibersihkan agar
tidak menimbulkan jamur.Sisa pakan yang tercecer biasanya langsung
dibersihkan dengan sapu.Sanitasi untuk peralatan kandang hanya
dilakukan dengan membersihkan peralatan yang kotor dengan air bersih.
Tiga faktor yang saling berkaitan dalam permasalahan timbulnya
suatu penyakit, yaitu : faktor agen penyakit, hospes (ternak itu sendiri)
dan lingkungan. Penyakit yang penah terjadi di BPTU Sapi Bali ini antara
lain:
a. Penyakit mata putih.
Hal ini dikarenakan saat merumput di padang gembalaan, mata
sapi terkena bunga rumput sehinga mata akan terasa gatal. Setelah ini,
sapi akan menggaruk-garukkan matanya dengan kakinya sehingga mata
akan iritasi parah, berair, berwarna putih dan jika tidak segera diobati
akan menyebabkan kebutaan. Pengobatan mata putih ini menggunakan
oxytetraciclin 1% atau ag+.Sedangakan untuk pencegahan yaitu dengan
perabasan rumput.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
c. Penyakit Baliziekte
Penyakit ini pertama kali ditemukan di Bali.Penyebabnya adalah
sapi yang memakan sejenis tumbuhan seperti kirinju (daun tanah),
sibentar bunga (Eupotorium inufolium), rumput embun (Drymaria
cordata).Sapi yang terserang penyakit ini mengalami perlukaan (erosi)
di beberapa bagian tubuh, yang umumnya bersifat simetris. Artinya,
jika menyerang kaki kiri, kaki kanan akan terserang pula. Penyakit ini
tidak menyebabkan kematian bahkan terkadang sembuh dengan
sendirinya namun jika sudah menyerang organ pencernaan bisa
dipastikan sapi akan mati.
Penyakit ini secara tidak langsung akan mengurangi tingkat
pertumbuhan karena nafsu makannya menurun. Sapi yang terserang
penyakit ini dihindarkan dari sinar matahari langsung dan air hujan
secara langsung. Pengobatan bisa dilakukan dengan pemberian olesan
salep atau penyuntikan antibiotika, vitamin A dan B pada hewan untuk
menghindari infeksi sekunder.
d. Penyakit Demam Tiga Hari (Three Days Sickness) atau Bovine
Ephemeral Fever (BEF)
Penyakit demam tiga hari adalah suatu penyakit vital pada sapi
dan kerbau ditandai dengan terjadinya demam tinggi, rasa sakit otot,
dan kepincangan.Sapi yang menderita sakit ini cepat sembuh bila tanpa
komplikasi.Penyakit ini biasa menyerang pada musim pancaroba atau
peralihan dari kemarau ke hujan.
Penyakit Demam Tiga Hari disebarkan oleh Cullicoides sp. dan
commit to user
nyamuk.Cullicoides yang terinfeksi dapat menyebarkan penyakit
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
mencapai jarak 2.000 km. Ada dugaan penyebaran dapat pula terjadi
melalui angin.Pengobatan dilakukan simtomatik dan pencegahan
terhadap infeksi sekunder karena vaksin yang efektif belum ada.
Untuk ternak yang sakit biasanya ditempatkan pada kandang
isolasi agar penyakit tidak menular pada kelompok ternak lain di
padang gembalaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan
Manajemen pemeliharaan sapi Bali di BPTU Sapi Bali unit breeding
centerpulukan dikategorikan sudah baik, Pemeliharaan pejantan, indukan,
pedet dan dara sudah baik.Manajemen perkawinan dengan sistem kawin
suntik (IB) dan kawin alami sudah baik. Manajemen pakan dan perkandangan
di BPTU Sapi Bali cukup baik. Manajemen Kesehatan sudah baik.
B. Saran
Pemberian pakan untuk ternak yang di kandangkan agar di perbanyak
karena dengan pemberian yang ada di rasa belum mencukupi kebutuhan
nutrisi ternak tersebut. Untuk kandang ternak yang ada di isi dengan
kapasitas yang ideal yaitu setiap sapi di berikan ruang sebesar :panjang 2
meter dengan lebar 1,5 meter.
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.Proses penyacahan rumput dengan chopper
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
Gambar 5.Perkandangan
Gambar 9.Obat-obatan
commit to user
Gambar 10.Pakan konsentrat
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
1. Paddock 1
Luas lahan : 4,5 hektar
Peruntukan : Padang gembalaan
Kapasitas ternak berdasarkan perlakuan
· Normal : 18-32 ekor
· Perlakuan rumput potong dan konsentrat : 50-60 ekor
· Program kawin : -
Kapasitas ternak bersasarkan umur
commit to user
· Jantan dan betina umur sapih : 58–65 ekor
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
3. Paddock3
Luas lahan : 3,5 hektar
Peruntukan : Padang gembalaan
Kapasitas ternak berdasarkan perlakuan
· Normal : 14-25 ekor
· Perlakuan rumput potong dan konsentrat : 40-45 ekor
· Program kawin : -
Kapasitas ternak bersasarkan umur
commit to user
· Jantan dan betina umur sapih : 45-50 ekor
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
5. Paddock 5
Luas lahan : 4 hektar
Peruntukan : Padang gembalaan
Kapasitas ternak berdasarkan commit to user
perlakuan
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
6. Paddock6
Luas lahan : 8 hektar
Peruntukan : Padang gembalaan
Kapasitas ternak berdasarkan perlakuan
· Normal : 32-56 ekor
· Perlakuan rumput potong dan konsentrat : 88-104 ekor
· Program kawin : -
Kapasitas ternak bersasarkan umur
· Jantan dan betina umur sapih :-
· Jantan dan betina umur satu tahun : 100-110 ekor
· Betina muda umur 1,5 tahun : 70-80 ekor
· Pejantan s/d umur satu tahun : 100-110 ekor
· Calon induk umur 2 tahun : 70-80 ekor
· Induk program kawin : 105-120 ekor
· Induk bunting : 32-48 ekor
7. Paddock7
Luas lahan : 8 hektar
Peruntukan : Padang gembalaan
Kapasitas ternak berdasarkan perlakuan
· Normal : 32-56 ekor
· Perlakuan rumput potong dan konsentrat : 88-104 ekor
· Program kawin : -
Kapasitas ternak bersasarkan umur
commit to user
· Jantan dan betina umur sapih : 100-110 ekor
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
8. Paddock8
Keterangan : lahan bukan milik BPTU Sapi Bali lagi.
9. Paddock9
Keterangan : lahan bukan milik BPTU Sapi Bali lagi.
10. Paddock10
Luas lahan : 6 hektar
Peruntukan : hijuan makanan ternak
Jenis tanaman hijuan
· Rumput gajah : 4 hektar
· Leguminosa : 1 hektar
· Lain-lain (singkong) : 1 hektar
Jumlah produksi
· Runput gajah : 400 ton/tahun
· Leguminosa : 0,5 ton/tahun
· Lain-lain (singkong) : 400 ton/pertahun
11. Paddock11
Luas lahan : 8,5 hektar
Peruntukan : Padang gembalaan
Kapasitas ternak berdasarkan perlakuan
· Normal : 35-60 ekor
· Perlakuan rumput potong dan konsentrat : 94-110 ekor
· Program kawin : -
Kapasitas ternak bersasarkan umur
· Jantan dan betina umur sapih : 110-120 ekor
· Jantan dan betina umur satu tahun : 110-120 ekor
· Betina muda umur 1,5 tahun : 75-85 ekor
· Pejantan s/d umur satu tahun :-
· Calon induk umur 2 tahuncommit to user
: 75-85 ekor
· Induk program kawin : 110-125 ekor
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
12. Paddock12
Luas lahan : 8,5 hektar
Peruntukan : Padang gembalaan
Kapasitas ternak berdasarkan perlakuan
· Normal : 35-60 ekor
· Perlakuan rumput potong dan konsentrat : 94-110 ekor
· Program kawin : -
Kapasitas ternak bersasarkan umur
· Jantan dan betina umur sapih : 110-120 ekor
· Jantan dan betina umur satu tahun : 110-120 ekor
· Betina muda umur 1,5 tahun : 75-85 ekor
· Pejantan s/d umur satu tahun :-
· Calon induk umur 2 tahun : 75-85 ekor
· Induk program kawin : 110-125 ekor
· Induk bunting : 35-50 ekor
13. Paddock13
Keterangan : lahan bukan milik BPTU Sapi Bali lagi.
14. Paddock14
Luas lahan : 15 hektar
Keterangan : Lahan belum terpakai
15. Paddock15
Luas lahan : 15 hektar
Keterangan : Lahan belum terpakai
16. Paddock16
Luas lahan : 3 hektar
Peruntukan : hijuan makanan ternak
Jenis tanaman hijuan
· Rumput gajah : 2 hektar
· Leguminosa : 0,5 hektar
· Lain-lain (singkong) : 0,5 hektar
Jumlah produksi
· Runput gajah : 200 ton/tahun
· Leguminosa : 0,25 ton/tahun
· Lain-lain (singkong) : 20 ton/pertahun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
17. Paddock17
Luas lahan : 3 hektar
Keterangan : Lahan belum terpakai
18. Paddock 18
Luas lahan : 10 hektar
Keterangan : Lahan belum terpakai
commit to user