Anda di halaman 1dari 25

Nama : Alreda Claudya Kusumahendra

NIT : 170408163

Program Studi : DIII Manajemen Transportasi

Kelas : D (Delta)

Mata Kuliah : Bisnis Internasional (Tugas UAS)

Dosen : Irma D.K,SE,MM

PT Garuda Indonesia Tbk

A. Profil Singkat PT Garuda Indonesia Tbk


PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah maskapai penerbangan nasional
Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). Nama Garuda digunakan dan disadur dari nama burung tunggangan Dewa
Wisnu dalam legenda pewayangan. Pada tahun 2007, maskapai ini bersama dengan
maskapai Indonesia lainnya (termasuk anak perusahaan Garuda Indonesia, yaitu
Citilink), dilarang terbang memasuki wilayah Eropa dikarenakan tidak dipenuhinya
faktor keselamatan yang ditetapkan oleh regulator lokal di kawasan tersebut. Setahun
kemudian, maskapai ini menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOASA)
dari IATA yang menunjukkan bahwa Garuda Indonesia telah memenuhi standar
keselamatan penerbangan internasional.
Perbaikan layanan dan meningkatnya kualitas layanan maskapai membuat
Garuda Indonesia menjadi pemenang kategori “World’s Most Improved Airlines” dari
Skytrax. Pada tanggal 1 Juni 2010 menjadi hari bersejarah bagi Garuda Indonesia,
dimana terdapat pembukaan kembali rute Jakarta – Amsterdam menggunakan
pesawat Airbus A330-200 dengan perhentian di Dubai. Pada bulan Juni 2012, Garuda
Indonesia dan klub sepak bola Liverpool FC, asal Inggris menekan kontrak perjanjian
kerjasama dan menjadi sponsor global untuk Liverpool FC. Pada Tahun 2013, Garuda
Indonesia mendapat dua penghargaan dari Skytrax yaitu “World Best Economy Class” dan
“World Best Economy Class Seat”. Pada pertengahan tahun 2014, Garuda Indonesia
mendapat penghargaan “World Best Cabin Crew”.
Pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia resmi bergabung dengan
aliansi penerbangan Skyteam sebagai anggota ke-20 yang peresmiannya berlangsung
di Denpasar, Bali. Pada tanggal 30 Mei 2014, Garuda Indonesia melayani rute
Jakarta – Amsterdam nonstop menggunakan pesawat Boeing 777-300ER yang
memiliki desain kabin terbaru. Pada tanggal 8 September 2014, Garuda Indonesia
memperpanjang rute penerbangannya menuju London. Pada tanggal 11 Desember
2014, bertepatan dengan mundurnya Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah
Satar. Garuda Indonesia mendapat anugerah penghargaan sebagai maskapai “Bintang
5” dari Skytrax dan menjadi anggota 8 maskapai dunia yang mendapat penghargaan
tersebut.

B. Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi PT Garuda Indonesia Tbk


1. Visi
“To be a sustainable airline company through customer -oriented services and
growth in profit”. Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan
menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia mengunakan
keramahan Indonesia.
2. Misi
“To maximize shareholder return through strong revenue growth, cost leadership in
full service operations, and group synergy while providing the highest value to customers
through excellent Indonesian hospitality”. Sebagai perusahaan penerbangan
pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia
guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan
yang professional.
3. Tujuan
Tujuan utama Garuda Indonesia adalah kepuasan pelanggan (customer
satisfaction). Dalam jangka waktu dua tahun, Garuda telah menghidupkan kembali
kebudayaan perusahaan, yaitu higher Seat Load Factor, improve On Time
Performance, menambah penghasilan dan profitabilitas dan mengembangkan
kepuasan pelanggan. Anak perusahaan Garuda juga menerapkan tujuan yang
sejalan dengan perusahaan induknya, yaitu kepuasan pelanggan.
4. Strategi
Garuda Indonesia mendirikan beberapa UBS dan menggaet beberapa usaha
strategis untuk mendukung operasional yaitu Unit Bisnis Garuda Sentra Medika
(GSM) dan Unit Bisnis Garuda Cargo. Garuda Indonesia juga mempunyai anak
perusahaan untuk mendukung seluruh kegiatannya dan diatur secara independen
namun tetap di bawah pengawasan induk perusahaan. Anak Perusahaan Garuda
Indonesia adalah PT. Aerowisata, PT. Abacus DSI, PT. Garuda Maintenance
Facility Aero Asia dan PT. Aero System Indonesia. PT. Aerowisata didirikan di
Jakarta tanggla 30 Juni 1973 yang mengembangkan usaha jasa yang berkaitan
dengan industri pariwisata seperti bidang perhotelan, jasa boga, transportasi darat,
dan agen perjalanan. PT. Abacus Distribution Systems Indonesia, cakupan kegiatan
perusahaan ini meliputi layanan sistem reservasi yang terkomputerisasi, penyewaan
peralatan komputer yang digunakan oleh agen-agen perjalanan, menyediakan
fasilitas pelatihan pegawai untuk agen-agen perjalanan serta menyediakan bantuan
teknis dalam sistem pemesanan tiket terkomputerisasi. PT. Garuda Maintenance
Facility Aero Asia berdiri tanggal 26 April 2002.PT. Aero Systems Indonesia
(ASYST) didirikan pada tahun 2005. Kegiatan ASYST meliputi layanan konsultasi
dan sistem teknik teknologi informasi serta layanan pemeliharaan penerbangan dan
industri lainnya.

C. Tujuan Jangka Panjang


Sejalan dengan dilaksanakannya “Quick Wins” sebagai bagian dari
strategi pengembangan perusahaan kedepan, PT Garuda Indonesia (Persero)
mengimplementasikan melalui tiga strategi utama, yaitu peningkatan “Revenue
Generator” atau “growth in profit”, dimana seluruh potensi yang dapat
meningkatkan revenue perusahaan dimaksimalkan melalui:
1. Restrukturisasi jaringan penerbangan Garuda Indonesia dengan mengurangi rute-
rute yang kurang menguntungkan, menunda pembukaan rute-rute baru, dan
melakukan penyesuaian ke beberapa rute di Australia dan Jepang.
2. Pengembangan rute-rute di Tiongkok di luar tiga kota besar yang telah diterbangi
Garuda saat ini (Beijing, Shanghai, Guangzhou), dengan melaksanakan
penerbangan-penerbangan charter ke kota-kota seperti Chengdu, Chong Qin,
Ningbo, Kunming, Jinan, Harbin, Xian, Shenyang dan Chengzhou dari dan menuju
Denpasar serta Manado.
3. Pengembangan pasar ke Timur Tengah, khususnya peningkatan pasar untuk ibadah
umroh.
Restrukturisasi “Cost Driver ”, dimana Garuda Indonesia melakukan penataan
dan restrukturisasi biaya sehingga dapat dicapai efisiensi yang tinggi, tanpa mengurangi
kualitas pelayanan yang diberikan. Melalui program efisiensi tersebut, perseroan dapat
mencapai penghematan sekitar USD146,94 juta (2015) dan efisiensi dari penurunan
harga minyak dunia sebesar USD172,25 juta (2015).
Kegiatan dan kebijakan “Reprofiling” khususnya terhadap semua fasiitas
pembiayaan komersial diimplementasi melalui langkah dan strategi
memperpanjang jatuh tempo fasilitas kredit, relaksasi beberapa terms atau aturan
serta meningkatkan positive cash flow perusahaan. Sebagai bagian dari strategi
tersebut perusahaan telah melakukan kerjasama dengan National Bank of Abu
Dhabi dan Dubai Islamic Bank, senilai USD400 juta (2015), serta proses akhir dengan
salah satu bank regional sebesar USD100 juta (2015), berupa pembiayaan talangan
("bridge financing") yang merupakan bagian dari rencana pembiayaan dan
pengembangan perusahaan ke depan melalui penerbitan Obligasi Sukuk International
("Global Sukuk Bond") sebesar USD500 juta (2015).
Disamping upaya-upaya tersebut, untuk mengantisipasi efek dari melemahnya
nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar (devaluasi), pada tahun ini Garuda Indonesia
melakukan kerjasama lindung nilai melalui transaksi “Cross Currency Swap” dengan
beberapa bank, atas obligasi Rupiah ke mata uang US dollar senilai total Rp1 triliun.
Melalui pelaksanaan transaksi "Cross Currency Swap" tersebut Perseroan dapat
menghindari atau mengurangi risiko melonjaknya biaya operasional jika dibayar dalam
mata uang Rupiah karena pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dollar AS.
Hal ini mengingat biaya operasional penerbangan seperti pembelian spareparts,
maintenance serta sewa pesawat dibayarkan dalam mata uang dollar AS. Perusahaan
masih menganalisis dan mengamati perkembangan pasar dimana pada saat yang tepat
akan melakukan kegiatan lindung nilai dan “Cross Currency Swap” kembali terhadap
leverage Rupiahnya. Hal ini merupakan bagian dari Manajemen Risiko perusahaan
yang dijalankan berdasarkan prinsip kehati-hatian.
D. Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan
A. Lingkungan
Makro
Prediksi pertumbuhan perekonomian dapat mencapai di
atas 5,1% pada tahun 2017 (Bank Indonesia), dengan laju
inflasi akan dijaga pada tingkat dibawah 3% pada tahun
2017 (prediksi Bank Indonesia) selain itu data Badan
Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan
pendapatan per kapita rakyat Indonesia dari tahun ke
Ekonomi
tahun dimana pada tahun 2015 pendapatan per kapita naik
menjadi Rp45,18 juta per tahun per kapita. Hal ini
tentu berdampak positif terhadap peningkatan jasa
penerbangan, dan memberikan kondisi serta iklim bisnis
dan investasi yang baik bagi industri penerbangan di
Indonesia.
Maskapai penerbangan melakukan program CSR sebagai
bentuk kepedulian sosial serta juga difungsikan untuk
meningkatkan citra perusahaan. Salah satu
Sosial
implementasinya dengan mensponsori atau mendukung
kegiatan-kegiatan sosial di sekitar lingkungan perusahaan
ataupun di daaerah-daerah tertentu.
Keadaan politik suatu negara atau tempat, bisa
mempengaruhi pengadaan rute ke tempat tersebut serta
mempengaruhi tingkat pengguna jasa. Bila dicontohkan
seperti tidak dilewatinya Ukraina pada rute penerbangan
Jakarta-Amsterdam mengingat kondisi keamanan di
Politik
Ukraina yang masih tidak stabil akibat adanya
pemberontakan dari kelompok separatis pro-Rusia. Hal ini
tentu menambah biaya perjalanan serta meningkatkan
waktu tempuh dikarenakan penggunaan rute yang lebih
panjang.
Dengan jajaran armada baru yang didukung teknologi
Teknologi mutakhir dan hemat bahan bakar, maka Perusahaan akan
dapat melakukan efisiensi di tahun-tahun mendatang.
Sebagai sebuah industri besar, maskapai penerbangan
harus tetap memperhatikan segala aspek lingkungan
dalam melaksanakan segala aktivitas bisnisnya. Pada
tahun 2013, program Earth Hour yang diimplementasi
Garuda Indonesia mampu mencatatkan pencapaian
penghematan daya listrik di lingkungan Perusahaan dan
kediaman karyawan sebesar 4.805.332 watt. Pada tahun-
tahun selanjutnya perusahaan juga terus berpartisipasi
dalam program tersebut dan mencatat pertumbuhan angka
efisiensi penggunaan listrik yang signifikan yaitu
mencapai 12.883.370 watt pada tahun 2014, serta
12.873.716 watt pada tahun 2015. Di samping itu,
Ekologi anak perusahaan Garuda Indonesia yaitu Garuda
Maintenance Facility (GMF AeroAsia) sudah
menerapkan konsep ramah lingkungan pada infrastruktur
fasilitas-fasilitas yang dimilikinya, salah satunya
bangunan Hangar 4 yang memiliki konstruksi khusus
dengan fasilitas-fasilitas hemat energi. GMF juga
melaksanakan penggantian lampu konvensional di area
Hangar dengan lampu hemat energy sejak 2015.
Penggantian lampu menurunkan pemakaian energy listrik
sebesar 2.087.040.000 watt hour per tahun (setara
penghematan biaya listrik sebesar Rp5,5 Milyar per
tahun).

Di pasar internasional, maskapai penerbangan memiliki


potensi peningkatan yang besar. Potensi di pasar
Internasional internasional juga akan semakin kuat apabila perusahaan
bergabung dengan aliansi global (dimana hal tersebut
sudah tercapai dengan diberikannya sertifikasi pelayanan
jasa penerbangan bintang 5 dari Skytrax serta
bergabungnya perusahaan dengan aliansi penerbangan
Skyteam.

B. Lingkungan
Industri
Modal (capital requirement) yang besar diperlukan untuk
masuk dalam industri penerbangan, dimana cost terbesar
adalah biaya pengadaan/penyewaan pesawat, bahan
Entry Barrier bakar, dan sistem operasional perusahaan yang
membutuhkan rangkaian sinergi seperti sumber daya
manusia yang kompeten dan didukung sistem informasi
yang baik.
Pengguna jasa maskapai penerbangan adalah pelanggan
domestik (lokal) dan internasional. Dalam hal ini,
Buyer’s Bargaining
konsumen secara umum memiliki posisi tawar yang
Power
minim dikarenakan tidak adanya layanan jasa lainnya
yang dapat dijadikan tempat pengalihan oleh konsumen
Pemasok pada industri penerbangan adalah
perusahaan penyedia pesawat. Dalam hal ini posisi tawar
dari pemasok bisa cukup kuat apabila memang permintaan
(demand) terhadap pesawat terbang dari setiap maskapai
Supplier’s Bargaining terus meningkat untuk mengantisipasi angka pertumbuhan
Power dari pengguna jasa yang juga berkembang pesat. Namun,
posisi tawar perusahaan Garuda Indonesia bisa cukup kuat
apabila terdapat beberapa opsi pesawat yang ditawarkan
oleh manufaktur yang berbeda. Seperti persaingan antara
Boeing dan AirBus.
Adanya produk dan jasa substitusi/pengganti seperti alat
Product substitute transportasi darat, laut, yang secara biaya penjualan atas
tiket lebih murah dibandingkan pesawat terbang.
Competitive and new Kondisi persaingan dalam industri penerbangan nasional
entrants cenderung meningkat seiring dengan penambahan
kapasitas operator low cost carrier baik untuk rute domestik
maupun internasional serta penerapan ruang udara terbuka
(open sky) ASEAN secara bertahap. Contoh AirAsia yang
menawarkan rute yang strategis dengan harga yang lebih
murah dibandingkan Garuda Indonesia.

C. Lingkungan
Operasi
Munculnya perusahaan penerbangan yang menyediakan
harga lebih murah dengan rute yang menguntungkan
Competitor
menjadi kompetitor. Contohnya adalah Air Asia yang
mempunyai tag line sebagai industri penerbangan low cost.
Kreditor industri penerbangan meminjamkan dana dalam
Creditor jumlah besar dan rata-rata dalam bentuk hutang jangka
panjang.
Pengguna jasa maskapai penerbangan yang terdiri
Customer
dari pelanggan domestik (lokal) dan internasional.
Pekerja di industri penerbangan haruslah memiliki tim
yang terdiri dari individu-individu yang handal,
profesional, kompeten, serta berdaya saing tinggi. Dalam
hal ini Garuda Indonesia telah merumuskan tata nilai yang
disebut sebagai FLY-HI sejak 30 Oktober 2007. FLY-HI
merupakan akronim dari efficient & effective; Loyalty;
customer centricity; Honesty & openness dan Integrity.
Labor
Kelima nilai FLY-HI tersebut dijabarkan ke dalam 10
perilaku utama yang disajikan secara lengkap dan jelas di
buku etika perusahaan yang dilengkapi Whistle Blowing
System (WBS), dimana apabila ada pelanggaran terhadap
suatu individu maka perusahaan akan memberikan
perlindungan bagi pelapor dan menjamin kerahasiaan
identitas pelapor.
Pemasok industri penerbangan adalah perusahaan
Supplier
penyedia pesawat. Contoh supplier Garuda adalah Airbus
Industries yang berbasis di Perancis. Garuda melakukan
pemesanan pesawat Airbus seri A330-900 neo sebanyak
14 unit pada bulan April 2016 yang lalu, dimana
penggunaan armada tersebut terletak pada konsumsi
bahan bakar lebih efisien, biaya perawatan lebih rendah
dan kemampuan jelajah yang lebih baik. Armada ini
dimaksudkan sebagai armada konversi untuk mengganti
armada A330-300 versi klasik dan akan melayani serta
memperkuat rute jarak menengah. Tak hanya
restrukturisasi armada, perseroan juga langsung
melakukan pemesanan mesin Trent 700 yang digunakan
oleh armada A330-900 neo pada perusahaan Roll Royce.
Nilai kesepakatan pembelian engine tersebut mencapai
sekitar USD1,2 Milyar. Selain mendapatkan mesin
pesawat, kedua belah pihak sudah menyepakati kerjasama
MRO. Kesepakatan tersebut berisi komitmen dari kedua
perusahaan (Garuda Indonesia & Rolls Royce) untuk
mengembangkan kapabilitas GMF Aero Asia untuk
mampu merawat semua mesin Rolls Royce.

E. Analisis Strategi SWOT


Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah
yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats), berikut
penjabarannya:
1. Strength (Kekuatan)
a. Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia dimana Garuda saat ini
mengoperasikan 143 pesawat yang terdiri dari 9 pesawat jenis Boeing 777-300
ER, 2 pesawat jenis Boeing 747-400, 13 pesawat jenis Airbus 330-300,
9 pesawat jenis Airbus A330-200, 81 pesawat Boeing 737-800NG, 18 pesawat
CRJ1000 NexGen (pesawat perintis), dan 11 pesawat jenis ATR 72-600
(pesawat perintis).
b. Garuda Indonesia hingga tahun 2016 mempunyai 40 rute penerbangan domestik
dan 36 rute internasional.
c. Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai fokus utama yang
didasarkan keramahtamahan dan keunikan Indonesia yang disebut dengan
“Garuda Indonesia Experience” yang didasarkan pada 5 senses yaitu sight, sound,
smell, taste, and touch, menjadikan Garuda Indonesia mempunyai ciri khas
tersendiri dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain.
d. Adanya layanan “Immigration on Board” yang merupakan inovasi Garuda dan
merupakan satu-satunya di dunia, yaitu layanan pemberian visa di atas pesawat.
e. Memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, profesional,
kompeten, berdaya saing tinggi dan helpful serta dilandasi atas nilai-nilai FLY-
HI (efficient & effective, Loyalty, customer centricity, Honesty & openness, and
Integrity) disetiap insan Garuda Indonesia (dibuktikan dengan perolehan
penghargaan “World’s Best Cabin Crew” sejak tahun 2014 hingga tahun 2016
dari Skytrax (London, UK).
f. Garuda Indonesia menjadi maskapai paling diminati untuk penerbangan
internasional, dengan pangsa pasar 16,54 % atau sebanyak 4,17 juta penumpang
dari total penumpang internasional sepanjang 2015.
g. Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan bisnis
sehingga menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan
dengan TI tercanggih di Indonesia.
h. Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti program kemitraan
dan bina lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kepada
masyarakat.
i. Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola
perusahaan (Good Corporate Governance).
j. Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar
domestik dan internasional (kualitas pelayanan dan keselamatan dengan standar
5-star airline).
2. Weakness (Kelemahan)
a. Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan jumlah cockpit
dan cabin crew sehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan.
b. Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan
dalam jumlah kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya
yang masih harus dibayar.
c. Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis
sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan
terganggu.
d. Biaya operasional yang tinggi (dengan konsep pelayanan full-
service) menjadikan harga tiket pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan
maskapai penerbangan lainnya.
3. Opportunities (Kesempatan)
a. Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang
memiliki pertumbuhan yang pesat. Dimana bila dibandingkan dengan negara
lainnya, lalu lintas udara Indonesia masih relatif kecil dibandingkan dengan
jumlah populasi (hanya 42% atau 106 juta pengguna jasa dibandingkan dengan
total penduduk sebesar 249,9 juta). Hal ini jelas menyimpan potensi
peningkatan pengguna jasa yang besar.
b. Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan
yang bernama SkyTeam Global Airline Alliance yang menjadi presensi baik
bagi perusahaan dalam rangka peningkatan jangkauan dan akses terbang
terhadap berbagai destinasi lintas negara (memperluas cakupan pasar
internasional).
c. Peningkatan terhadap proyek pengembangan dan pembangunan bandara utama
dan baru di Indonesia dengan total estimasi anggaran proyek mencapai USD 4,2
Milyar (2014 - 7 bandara, 2015 – 5 bandara, 2016 – 2 bandara, 2017-2018
– 4 bandara) yang implementasinya tersebar merata di seluruh tanah air.
4. Threats (Ancaman)
a. Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol
yang menghambat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP),
seperti landasan pacu/runway yang terbatas.
b. Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari
Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat
tergantung dengan Pertamina.
c. Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya
rute penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain.
d. Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia.
e. Bencana Alam dan faktor-faktor yang tidak terhindarkan lainnya.

F. Analisis 4P
1. Product
Produk yang dibahas terkait:
a. Kualitas
Kualitas produk ini dipandang sebagai produk pelayanan nomor satu di
Indonesia. Terbukti bahwa dari sejak tahun 1949 hingga saat ini
produk pelayanan jasa ini menjadi nomor satu di Indonesia sebagai
perusahaan penerbangan yang dipercaya. Pengakuan dan penghargaan dari
dunia internasional terkait pelayanan oleh cabin crew, pelayanan kelas ekonomi
terbaik, dan manajemen kualitas pelayanan bintang 5 dari Skytrax menunjukkan
sebuah bukti kualitas dari Garuda Indonesia. Selain sebagai
maskapai penerbangan yang menjadi citra negara, perusahaan penerbangan ini
juga menjadi sarana angkutan bagi kunjungan resmi kepala negara ke berbagai
negara (sebelum adanya pesawat kepresidenan) dan sebagai angkutan bagi
ribuah jemaah haji setiap tahunnya.
b. Keistimewaan
Keistimewaan maskapai penerbangan ini cukup terbukti, mulai dari
pelayanan baik di luar maupun di dalam pesawat. Maskapai penerbangan ini
juga sudah menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari
IATA, yang berarti bahwa maskapai ini telah seluruhnya memenuhi standar
keselamatan penerbangan internasional. Keunikan dari pelayanan Garuda
Indonesia sendiri diterjemahkan dari program ‘Garuda Indonesia Experience’
yang digagas oleh manajemen sebagai bagian dari implementasi pelayanan
penerbangan dengan ‘sentuhan’ khas Indonesia.
c. Nama Merek (Brand Name)
Pada tanggal 25 Desember 1949, saat presiden Indonesia pertama akan terbang
ke Yogyakarta, Dr. Konijnenburg wakil dari KLM melapor bahwa pesawat
yang akan dinaiki Soekarno harus diberi nama dan dicat sesuai nama yang
diberikan presiden. Maka, presiden pun menjawab dengan mengutip satu baris
dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto
Soeroto di zaman kolonial, “Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels
uitslaat hoog boven uw eilanden” (Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang
membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu). Dari situ,
presiden memberikan nama maskapai ini menjadi Garuda Indonesian Airways
dengan logo barunya. Maka, pada 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang
bersejarah, pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair
terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran-Jakarta
untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS).
d. Kemasan
Kemasan tentu menjadi hal yang penting dalam rangka menciptakan image dan
sebagai pembeda dengan produk lain. Dalam hal ini, garuda Indonesia memiliki
logo yang lebih menjadi ciri khas lambang negara, yakni burung garuda. Selain
itu, kemasan pada pelaku pelayanan juga memiliki diferensiasi tersendiri
dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain, ini juga dimaksudkan sebagai
ciri khas Indonesia, yaitu pada 28 Mei 2010 Garuda Indonesia Secara resmi
meluncurkan seragam baru bagi pramugari/pramugaranya. Seragam pramugari
terinspirasi dari kebaya tradisional dengan batik motif lereng dilengkapi dengan
kebaya berwarna biru gaya Kartini di bagian atas. Kostum tambahan
bagi pramugari termasuk sebuah batik motif lereng berwarna jingga dengan
kebaya berwarna jingga. laki laki memakai jas abu abu, kemeja biru dan dasi.
Seragam ini didesain oleh Josephine Komara.
2. Place
Sebagai produk pelayanan jasa penerbangan yang paling terkemuka di Indonesia,
analisis terkait bahasan place ataupun tempat dijabarkan sebagai berikut:
a. Saluran Distribusi (Distribution Channel)
Distribusi oleh perusahaan ini dilakukan dilakukan melalui media digital (iklan
di televisi), kegiatan-kegiatan seperti pameran wisata, dan juga secara
eksklusif pada media in-flight magazine majalah garuda yang bernama
‘Colours’. Majalah yang didistribusikan pada seluruh penerbangan Garuda
Indonesia tersebut berisi sejumlah artikel cerita, wawancara terkait wisata dan
kegiatan unik dan menarik yang dapat dilakukan pada destinasi yang ada dalam
rute penerbangan Garuda Indonesia. Bahasan lain yang ada dalam majalah
tersebut adalah terkait seni seperti aspek informasi budaya dan musik, serta
informasi- informasi tambahan Garuda Indonesia lainnya.
b. Jangkauan
Hingga tahun 2016, jangkauan wilayah penerbangan internasional dari Garuda
Indonesia dengan kerja sama dengan afiliasi penerbangan Skyteam sudah
mencapai 70 destinasi. Sedangkan dalam rute domestik, Garuda Indonesia
memiliki 40 destinasi.
c. Lokasi
Main / : Kualanamu International Airport
Primary : Ngurah Rai International Airport
Hubs : Soekarno-Hatta International Airport
Sultan Hasanuddin International Airport
Secondary : Juanda International Airport
Hubs : Sultan Aji Muhammad Sulaiman International Airport
Focus Cities : Adisucipto International Airport
Sam Ratulangi International Airport
Sultan Mahmud Badaruddin II International Airport
d. Inventory/Stok produk (Armada)
Seiring kemajuan serta kepercayaan konsumen terhadap Garuda
Indonesia, perusahaan ini juga menambah armada pesawatnya guna
memperlancar pelayanan terhadap penumpang.
e. Transportasi
Sebagai perusahaan penerbangan terkemuka di Indonesia, perusahaan Garuda
Indonesia juga memberikan kemudahan fasilitas transportasi bagi
para pengguna jasa. Transportasi yang dimaksud seperti angkutan khusus
bandara Soekarno-Hatta.
3. Price
Harga yang ditawarkan oleh Garuda Indonesia disesuaikan dengan
kelengkapan pelayanan (service) dari perusahaan. Harga yang diberikan untuk
berbagai tujuan penerbangan juga berbeda. Perbedaan juga termasuk kelas yang
digunakan, yaitu kelas first class, executive class, economy class.
a. Daftar Harga
Daftar harga pesawat garuda Indonesia bisa di lihat langsung di situs
www.garuda-indonesia.com.
b. Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran untuk pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia
sendiri bisa dilakukan dengan melalui online ataupun pemesanan melalui
telepon.
4. Promotion
1. Event Marketing
Sebagai perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia, kegiatan dan acara
seperti pameran (event marketing) sebagai media promosi rupanya masih perlu
dilakukan guna menyadarkan serta memberikan informasi baru tentang
Perusahaan Garuda Indonesia kepada masyarakat. Pada acara ini juga
diberikan beberapa penawaran paket perjalanan wisata khusus bagi pengguna
jasa layanan penerbangan.
2. Advertising (Periklanan)
Advertising sebagai media iklan perusahaan penerbangan Garuda Indonesia
dilakukan melalui media televisi, koran, hingga majalah. Iklan juga
dilakukan pada media online (website).
3. Sales Promotion
Walaupun iklan sudah dilakukan melalui media visual seperti televisi,
tapi promosi juga tetap dilakukan Garuda Indonesia pada media cetak seperti
koran dan majalah.
4. Local Area Marketing
Hampir di semua daerah di Indonesia terdapat agent travel sebagai Local
Area Marketing di daerah tersebut.

G. Analisis Rasio Keuangan


Analisis Kinerja keuangan pada PT. Garuda Indonesia Tbk digunakan rasio
keuangan dan economic value added (EVA). Rasio keuangan yang digunakan adalah
rasio likuiditas yang digunakan adalah lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick
ratio). Rasio solvabilitas yang digunakan adalah rasio hutang (debt ratio), rasio hutang
atas modal (debt to equity ratio). Selanjutnya rasio profitabilitas yang digunakan adalah
margin laba kotor (gross profit margin), margin laba bersih (net profit margin), hasil
pengembalian investasi (return on investmen), dan hasil pengembalian modal (return
on equity).
Current ratio PT. Garuda Indonesia Tbk seperti yang ditunjukkan pada tabel
berikut:
Current Ratio PT. Garuda Indonesia Tbk
Tahun 2011-2015
(dinyatakan dalam jutaan rupiah)
Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Aktiva 6.784.091 6.155.595 9.984.423 10.082.805 13.903.263
Lancar
Hutang 5.866.977 7.293.182 11.992.644 15.168.905 16.496.738
Lancar
Current 115,63% 84,40% 83,25% 64,47% 84,28%
Ratio
Sumber: PT Garuda Indonesia Tbk, diolah (2016)
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa current ratio PT. Garuda Indonesia
Tbk pada tahun 2011 adalah 115,63%. Pada tahun 2012 rasio menurun menjadi 84,40%
dan pada tahun 2013 current ratio kembali mengalami penurunan menjadi 83,25%.
Pada tahun 2014 current ratio mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi
64,47%, dan pada tahun 2015 current ratio meningkat menjadi 84,28%.
Selanjutnya akan dianalisis quick ratio perusahaan. Adapun quick ratio PT.
Garuda Indonesia Tbk seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Debt Ratio PT. Garuda Indonesia Tbk
Tahun 2011-2015
(dinyatakan dalam jutaan rupiah)
Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Total 10.462.833 13.567.374 22.386.766 27.170.247 32.546.375
Hutang
Total 18.009.967 24.349.038 36.003.684 38.574.150 45.661.601
Aktiva
58,09% 55,72% 62,18% 70,44% 71,27%
Debt Ratio

Sumber: PT Garuda Indonesia Tbk, diolah (2016)


Tabel di atas menjelaskan bahwa pada tahun 2011 Debt Ratio PT. Garuda
Indonesia Tbk yaitu sebesar 58,09%. Pada tahun 2012 debt ratio menurun menjadi
55,72%. Namun pada tahun 2013 debt ratio mengalami peningkatan menjadi 62,18%.
Pada tahun 2014 debt ratio kembali mengalami peningkatan menjadi 70,44%. Dan pada
tahun 2015 debt ratio juga mengalami peningkatan yaitu menjadi 71,27%.
Selanjutnya Debt to Equity Ratio PT. Garuda Indonesia Tbk seperti yang
ditunjukkan pada tabel berikut.

Debt to Equity Ratio


PT. Garuda Indonesia Tbk
Tahun 2011-2015
(dinyatakan dalam jutaan rupiah)
Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Total 10.462.833 13.567.374 22.386.766 27.170.247 32.546.375
Hutang
Total
7.547.133 10.781.663 13.616.918 11.403.903 13.115.226
Modal
DER 138,71% 125,83% 164,40% 238,25% 248,15%
Sumber: PT Garuda Indonesia Tbk, diolah (2016)
Dari tabel di atas menjelaskan bahwa pada tahun 2011 DER PT.
GarudaIndonesia Tbk yaitu sebesar 138,71%. Pada tahun 2012 DER menurun menjadi
125,83%. Pada tahun 2013 DER mengalami peningkatan menjadi 164,40%. Kemudian
pada tahun 2014 DER kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan hingga
mencapai 238,25% dan meningkat kembali pada tahun 2015 menjadi 248,15%.
Selanjutnya akan dianalisis rasio-rasio pada rasio profitabilitas yaitu Gross
Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Investment, dan Return On Equity
perusahaan. Adapun Gross Profit Margin PT. Garuda Indonesia Tbk seperti yang
ditunjukkan pada tabel berikut.
Gross Profit Margin
PT. Garuda Indonesia Tbk
Tahun 2011-2015
(dinyatakan dalam jutaan rupiah)

Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Laba
1.011.727 1.625.257 688.048 (4.967.453) 2.327.843
Kotor
Penjualan 27.164.569 37.578.774 45.295.257 48.933.116 52.627.783
GPM 3,72% 4,84% 1,52% -10,15% 4,42%
Sumber: PT. Garuda Indonesia Tbk, diolah (2016)

Dari tabel di atas menjelaskan bahwa GPM PT. Garuda Indonesia Tbk pada
tahun 2011 sebesar 3,72% mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi 4,84%.
Pada tahun 2013 GPM mengalami penurunan menjadi 1,52%. Kemudian pada tahun
2014 GPM kembali munurun cukup signifikan menjadi -10,15%. Dan pada tahun 2015
GPM meningkat cukup signifikan menjadi 4,42%.

Analisis Net Profit Margin PT. Garuda Indonesia Tbk seperti yang ditunjukkan
pada tabel berikut.

Net Profit Margin


PT. Garuda Indonesia Tbk
Tahun 2011-2015
(dinyatakan dalam jutaan rupiah)

Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
EAIT 808.665 1.071.847 136.521 (4.627.368) 1.075.653
Penjualan 27.164.569 37.578.774 45.295.257 48.933.116 52.627.783
NPM 2,98% 3,19% 0,30% -9,46% 2,04%
Sumber: PT. Garuda Indonesia Tbk, diolah (2016)

Tabel di atas menjelaskan bahwa NPM PT. Garuda Indonesia Tbk pada tahun
2011 yaitu sebesar 2,98%. NPM mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi
3,19%. Kemudian pada tahun 2013 NPM menurun menjadi 0,30%. Dan pada tahun
2014 kembali mengalami penurunan cukup signifikan menjadi -9,46%. Pada tahun
2015 NPM kembali meningkat menjadi 2,04%.
Analisis tingkat Return On Investment PT. Garuda Indonesia Tbk seperti yang
ditunjukkan pada tabel berikut.

Return On Investment
PT. Garuda Indonesia Tbk
Tahun 2011-2015
(Dalam Jutaan Rupiah)

Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
EAIT 808.665 1.071.847 136.521 (4.627.368) 1.075.653
Total
18.009.967 24.349.038 36.003.684 38.574.150 45.661.601
Aktiva
ROI 4,49% 4,40% 0,37% -11,99% 2,41%
Sumber: PT. Garuda Indonesia Tbk, diolah (2016)

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa ROI PT. Garuda Indonesia Tbk pada
tahun 2011 yaitu sebesar 4,49%. ROI mengalami sedikit penurunan pada tahun 2012
menjadi 4,40%, dan pada tahun 2013 ROI PT. Garuda Indonesia Tbk mengalami
penurunan yang signifikan menjadi 0,37%. Kemudian ROI kembali mengalami
penurunan pada tahun 2014 menjadi -11,99%. Pada tahun 2015 ROI kembali
mengalami peningkatan yaitu menjadi 2,41% dibandingkan tahun sebelumnya.
Return On Equity PT. Garuda Indonesia Tbk ditunjukkan pada tabel berikut.

Return On Equity
PT. Garuda Indonesia Tbk
Tahun 2011-2015
(Dalam Jutaan Rupiah)

Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
EAIT 808.665 1.071.847 136.521 (4.627.368) 1.075.653
Total
7.547.133 10.781.663 13.616.918 11.403.903 13.115.226
Modal
ROE 10,71% 9,94% 1,00% -40,57% 8,20%
Sumber: PT. Garuda Indonesia Tbk, diolah (2016)

Tabel diatas menjelaskan bahwa ROE PT. Garuda Indonesia Tbk pada tahun
2011 yaitu sebesar 10,71%. Pada tahun 2012 ROE menurun menjadi 9,94%. Pada tahun
2013 ROE PT. Garuda Indonesia Tbk mengalami penurunan hingga menjadi 1,00%.
Kemudian pada tahun 2014 ROE kembali mengalami penurunan yang signifikan
menjadi -40,57%. Tetapi pada tahun 2015 ROE mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya menjadi 8,20%.
Berdasarkan perhitungan rasio keuangan yang telah disajikan pada tabel-tabel
diatas, maka dapat diketahui perkembangan rasio PT. Garuda Indonesia Tbk tahun
2011-2015 yang disajikan dalam tabel IV-13 berikut:

Rekapitulasi Rasio Keuangan


PT. Garuda Indonesia Tbk
Tahun 2011-2015

Rasio
2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata
Keuangan

Rasio - CR 115,63% 84,40% 83,25% 66,47% 84,28%


Likuiditas - QR 103,35% 73,34% 74,07% 59,48% 76,61%

Rasio - DR 58,09% 55,72% 62,18% 70,44% 71,27%


Solvabilitas - DER 138,71% 125,83% 164,40% 238,25% 248,15%

- GPM 3,72% 4,48% 1,52% -10,15% 4,42%


Rasio - NPM 2,98% 3,19% 0,30% -9,46% 2,04%
Profitabilitas - ROI 4,49% 4,40% 0,37% -11,99% 2,41%
- ROE 10,71% 9,94% 1,00% -40,57% 8,20%

Sumber: Data Diolah, 2016


Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa Rasio Likuiditas PT. Garuda
Indonesia Tbk kurang maksimal. Hasil dapat dilihat dari rata-rata Curremt ratio PT.
Garuda Indonesia Tbk dalam 5 (lima) tahun penelitian hanya sebesar 86,81%.
Sedangkan standar current ratio adalah sebesar 200%. Hal ini mengindikasikan bahwa
current ratio PT. Garuda Indonesia Tbk dalam keadaan kurang baik karena kemampuan
perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya masih kurang maksimal. Demikian pula
dengan rata-rata Quick Ratio (QR) PT. Garuda Indonesia Tbk dalam 5 (lima) tahun
penelitian adalah sebesar 77,37%. Sedangkan standar quick ratio adalah sebesar 150%,
hal ini menunjukkan bahwa QR PT. Garuda Indonesia Tbk dalam keadaan kurang baik.
Pada Rasio Solvabilitas dapat dilihat dari rata-rata Debt Ratio (DR) PT. Garuda
Indonesia Tbk dalam 5 (lima) tahun penelitian adalah sebesar 63,54%. Sedangkan
standar debt ratio adalah sebesar 35%. Oleh karena itu, debt ratio PT. Garuda Indonesia
Tbk dalam keadaan kurang baik karena semakin tinggi rasio ini, maka resiko
perusahaan tidak mampu membayar hutang akan semakin besar. Untuk rata-rata Debt
to Equity Ratio (DER) PT. Garuda Indonesia Tbk dalam 5 (lima) tahun penelitian
adalah sebesar 183,07%. Sedangkan standar debt ratio adalah sebesar 80%. Oleh
karena itu, debt to equity ratio PT. Garuda Indonesia Tbk dalam keadaan kurang baik
karena semakin tinggi rasio hutang atas modal, maka semakin tinggi pula resiko
kebangkrutan yang harus ditanggung oleh PT. Garuda Indonesia Tbk.
Pada Rasio Profitabilitas dapat dilihat dari rata-rata Gross Profit Margin (GPM)
PT. Garuda Indonesia Tbk dalam 5 (lima) tahun penelitian adalah sebesar 0,79%.
Sedangkan standar industri Gross Profit Margin (GPM) adalah 30%. Hal ini
menunjukkan bahwa GPM PT. Garuda Indonesia Tbk dikatakan kurang baik karena
jauh berada di bawah rata-rata industri.
Untuk rata - rata Net Profit Margin (NPM) PT. Garuda Indonesia Tbk dalam 5
(lima) tahun penelitian adalah sebesar -0,19%. Sedangkan standar industri Net Profit
Margin (NPM) adalah 20%. Hal ini menunjukkan bahwa NPM PT. Garuda Indonesia
Tbk dikatakan kurang baik karena jauh berada di bawah rata-rata industri.
Dari rata-rata Return On Investment (ROI) PT. Garuda Indonesia Tbk dalam 5
(lima) tahun penelitian adalah sebesar -0,06%. Sedangkan standar industri Return On
Investment (ROI) adalah 30%. Hal ini menunjukkan bahwa ROI PT. Garuda Indonesia
Tbk kurang baik karena PT. Garuda Indonesia Tbk belum mampu menghasilkan laba
dengan cukup baik melalui investasi yang dilakukan terhadap aset.
Dari rata-rata Return On Equity (ROE) PT. Garuda Indonesia Tbk dalam 5
(lima) tahun penelitian adalah sebesar -2,14%. Sedangkan standar industri Return On
Investment (ROI) adalah 40%. Hal ini menunjukkan bahwa ROE PT. Garuda Indonesia
Tbk terlihat kurang baik karena PT. Garuda Indonesia Tbk belum mampu mengola
modal secara efektif dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal atau pemegang
saham perusahaan.

H. Keunggulan Kompetitif Garuda Indonesia


Diantara beberapa maskapai penerbangan, Garuda menjadi salah satu maskapai
penerbangan terbaik di Indonesia. Bahkan, Garuda merupakan maskapai domestik yang
memiliki kemampuan daya saing internasional. Garuda Indonesia pun memiliki
keunggulan kompetitif dalam segi pengalaman, infrastruktur, SDM dan lainnya.
Namun persaingan industri penerbangan yang terus meningkat pada tahun- tahun
mendatang, menjadikan Garuda Indonesia perlu merumuskan dan
mengimplementasikan usaha pengembangan terhadap berbagai aspek
keunggulan bersaing. Garuda melakukan berbagai upaya dalam rangka
mempertahankan dan mengembangkan keunggulan kompetitif sumber daya dan
kapabilitasnya, dengan cara:
1. Menerapkan TI untuk meningkatkan daya saing
Seperti yang kita ketahui bahwa karakteristik industri penerbangan salah satunya
adalah padat teknologi, selain itu industri ini pun penuh dengan tuntutan akan
inovasi. Terkait hal tersebut, maka Garuda menerapkan konsep dan teknologi IT
terbaru untuk meningkatkan daya saing perusahaannya, yang mana pada akhirnya
telah terbukti menciptakan keunggulan kompetitifnya. Beberapa aplikasi IT yang
telah diterapkan dalam rangka menciptakan keunggulan bersaing, seperti ERP
(Enterprise Resource Planning), untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
perusahaan, aplikasi proses pengadaan secara online (e-Procurement), IT Service
Management, penerapan e-ticketing secara menyeluruh sesuai dengan ketentuan
IATA dan juga melakukan lelang real-time online based system (e-Auction).

2. Secara terus menerus berusaha tumbuh dan mendominasi pasar full services
carrier di Indonesia
Garuda selalu berusaha meningkatkan posisinya sebagai maskapai penerbangan
kelas premium di Indonesia, melalui peningkatan kualitas layanan. Di sisi lain,
mengingat pasar domestik saat ini sangat dikuasai oleh pesaing Low Cost Carrier
(LCC), maka hal tersebut mengharuskan Garuda Indonesia juga memperbesar
market. Dalam hal ini, strategi yang diambil adalah melalui pengembangan
Penerbangan Sub-100 Seater yang khusus menggunakan pesawat regional jet.
Dengan demikian, diharapkan kedua strategi tersebut akan semakin meningkatkan
posisi pangsa pasar serta posisi kompetitif Garuda Indonesia di pasar domestik.

3. Meningkatkan potensi perusahaan di pasar internasional


Untuk terus meningkatkan daya saing terutama dengan para pesaing regional di
Asia Pasifik, Garuda Indonesia merealisasikan dua strategi utama,
yaitu peningkatan product feature, serta bergabung dengan Global Alliance
SkyTeam.

I. Strategi Internasional Garuda Indonesia


PT Garuda Indonesia menggunakan strategi global. Hal ini dapat dilihat dari
ekspansi yang dilakukan melalui penambahan rute dan frekuensi penerbangan secara
bertahap, pengoperasian pesawat-pesawat baru, program efisiensi perusahaan serta
peningkatan utilisasi aset, telah memberikan hasil kinerja yang signifikan, baik dalam
aspek finansial maupun kinerja operasional. Berbagai pencapaian di tahun 2012-2016
disertai peningkatan layanan “Garuda Indonesia Experience” semakin mengukuhkan
langkah Garuda Indonesia sebagai maskapai pembawa bendera bangsa dan menjadi
“Global Player” yang memiliki proses, teknologi, dan sumber daya manusia kelas dunia.
Dengan konsep layanan “Garuda Indonesia Experience” dan standar layanan di seluruh
customer’s touch points, Garuda Indonesia secara konsisten terus meningkatkan standar
layanan untuk menjadi maskapai dengan layanan kelas dunia.
Jumlah penumpang di rute internasional meningkat seiring dengan penambahan
frekuensi penerbangan khususnya tujuan Jepang, Korea, Cina yang tumbuh sangat
pesat di tahun 2012-2016. Rute baru Garuda Indonesia yang ditambahkan pada tahun
2012-2016, yaitu:
1. Denpasar ke Haneda
2. Jakarta ke Taipei (Sekarang ditutup)
3. Jakarta - Abu Dhabi – Amsterdam (Digantikan langsung Jakarta – Amsterdam)
Garuda Indonesia akan terbang non-stop ke kota London, mendarat di bandara
Heathrow bukan lagi melalui Bandara Gatwick dimulai Desember 2015 lalu dan mulai
2017 menggunakan pesawat terbaru Boeing 777-300 ER akan melayani penerbangan
Jakarta – Los Angles/New York transit terlebih dahulu di Bandara Narita, Tokyo,
Jepang. Selain itu, kerjasama codeshare dengan Etihad Airways berlaku efektif sejak
tanggal 28 Oktober 2012, memungkinkan penumpang Garuda Indonesia terhubung
dengan lebih dari 80 destinasi Etihad di 50 negara di dunia. Beberapa penghargaan
internasional yang diperoleh Garuda Indonesia, yaitu :
1. Garuda Indonesia ditetapkan sebagai “The Best International Airline” oleh Roy
Morgan, lembaga riset internasional independen yang telah beroperasi selama 70
tahun dan berkedudukan di Australia. Penetapan ini didasarkan pada hasil riset
terhadap produk dan layanan perusahaan penerbangan dunia yang dilakukan bulan
Februari 2011 hingga Januari 2012 oleh Roy Morgan terhadap 3943 responden
yang 91% di antaranya menyatakan “very satisfied” terhadap layanan Garuda
Indonesia.
2. Garuda Indonesia meraih annual report award berskala internasional dari “League
of American Communications Professionals” (LACP) yang berpusat di San Diego,
Amerika Serikat. Annual Report 2011 Garuda Indonesia bertema “Ready for
the Next Journey” dalam ajang “2010/2011 Vision Awards Annual Report Competition”
berhasil memenangkan tiga kategori sekaligus, yaitu:
a. Juara pertama Top 100 Worldwide (overall – Platinum Award),
b. Juara Pertama kategori Aerospace & Defence (Platinum Award),
c. Special Achievement Award: The Most Engaging Annual Report Worldwid Bronze Award
(versi Online).
Beberapa penghargaan tersebut menunjukkan bahwa Garuda Indonesia telah
mampu dalam bersaing secara internasional.
Strategi yang digunakan Garuda Indonesia, seperti Garuda Indonesia dan Shell
International Ltd. menandatangani kerja sama “Global Contract Corporate Account”
pada tanggal 30 Maret 2012 untuk mendukung mobilitas karyawan Shell baik
perjalanan dinas maupun perjalanan pribadi karyawan beserta keluarga. Melalui kerja
sama ini, Shell menunjuk Garuda Indonesia menjadi salah satu maskapai penerbangan
resminya sehingga seluruh karyawan baik di Indonesia maupun di luar negeri dapat
menggunakan penerbangan Garuda Indonesia pada rute domestik maupun internasional
dengan harga dan layanan khusus berupa special net corporate fare, priority reservation,
dan kemudahan pembukuan group.
Bertempat di Singapura, Garuda Indonesia dan Standard Chartered Bank
meresmikan perluasan kerja sama global antara dua perusahaan untuk mendukung
pertumbuhan bisnis internasional maskapai kebanggaan Indonesia. Standard Chartered
akan berkolaborasi bersama Garuda Indonesia untuk mendukung program kesetiaan
pelanggan Garuda Frequent Flyer, termasuk rencana memperkenalkan kartu kredit co-
brand Garuda Indonesia – Standard Chartered untuk nasabah di Indonesia. Pemegang
kartu kredit Standard Chartered di enam negara Asia dapat pula menikmati manfaat
tambahan serta potongan harga khusus saat melakukan pembelian tiket pesawat Garuda
Indonesia.
Dengan strategi kerja sama yang dilakukan Garuda Indonesia untuk bersaing di
pasar internasional membuat Garuda Indonesia memiliki keunggulan bersaing
dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain dalam pasar internasional. Layanan
yang diberikan oleh Garuda Indonesia terus dilakukannya perbaikan agar terciptanya
kepuasan terhadap pelanggan Garuda Indonesia, sehingga pelanggan tetap loyal
terhadap maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Garuda Indonesia tidak memiliki cabang resmi di luar negeri. Namun Garuda
Indonesia dapat dikatakan bahwa memanfaatkan lahan di luar negeri karena Garuda
Indonesia juga melayani penerbangan dari dan ke luar negeri. Garuda Indonesia ikut
memanfaatkan lintasan bandara di luar negeri untuk dapat melayani penerbangan dari
dan ke luar negeri. Sedangkan untuk pelayanan pembelian tiket untuk di luar negeri,
Garuda Indonesia baru melayani sistem tiket ini melalui online saja di website
www.garuda-Indonesia.com.

Anda mungkin juga menyukai