Oleh:
SAMKAMARIA
170720150005
1
JURNAL PERBANDINGAN ADMINISTRASI PUBLIK
(Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dan Ingris)
Oleh: Samkamaria
Abstrak
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem pemerintahan suatu negara berguna bagi negara lain. Salah satu
keguanaan penting sistem pemerintahan suatu negara adalah menjadi bahan
perbandingan bagi negara lain. Jadi, negara-negara lainpun dapat mencari dan
menemukan beberapa persamaan dan perbedaan antara sistem pemerintahannya.
2
Sistem pemerintahan negara-negara di dunia ini berbeda-beda sesuai dengan
kondisi sosial budaya dan politik yang berkembang di negara yang bersangkutan.
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, sistem pemerintahan presidensial dan
parlementer merupakan dua model sistem pemerintahan yang dijadikan acuan oleh
banyak negara. Amerika Serikat dan Inggris-lah yang masing-masing dianggap
pelopornya. Contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensial
antara lain: Amerika Serikat, Filipina, Brazil, Mesir, Indonesia dan Argentina.
Sedangkan yang menganut sistem pemerintahan parlementer, antara lain; Inggris,
India, Jepang, Malaysia dan Australia.
B. PEMBAHASAN
Landasan Idiologi
a. Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia
Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara Ideologi dan
dasar negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila. Kelima sila itu
adalah: Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusayawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3
Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka. Bangsa
Indonesia dijajah oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau
berkuasa di Indonesia, misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang.
Paling lama menjajah adalah bangsa Belanda. Padahal sebelum kedatangan penjajah
bangsa asing tersebut, di wilayah negara RI terdapat kerajaan-kerajaan besar yang
merdeka, misalnya Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram, Ternate, dan Tidore.
Terhadap penjajahan tersebut, bangsa Indonesia selalu melakukan perlawanan dalam
bentuk perjuangan bersenjata maupun politik. Perjuangan bersenjata bangsa
Indonesia dalam mengusir penjajah, dalam hal ini Belanda, sampai dengan tahun
1908 boleh dikatakan selalu mengalami kegagalan. Penjajahan Belanda berakhir pada
tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret. Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh bala
tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia. Mulai tahun
1944, tentara Jepang mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik
simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara
Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini
diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena
terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji
kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa
syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari
Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura) No. 23.
Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah
menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada
pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.
b. Liberalisme sebagai Ideologi di Inggris
4
sedangkan para petani berkedudukan sebagai penggarap tanah yang dimiliki oleh
patronnya, yang harus membayar pajak dan menyumbangkan tenaga bagi sang
patron. Bahkan di beberapa tempat di Eropa, para petani tidak diperkenankan pindah
ke tempat lain yang dikehendaki tanpa persetujuan sang patron (bangsawan).
Akibatnya, mereka tidak lebih sebagai milik pribadi sang patron. Sebaliknya,
kesejahteraan para penggarap itu seharusnya ditanggung oleh sang patron. Industri
dikelola dalam bentuk gilde-gilde yang mengatur secara ketat, bagaimana suatu
barang diproduksi, berapa jumlah dan distribusinya. Kegiatan itu dimonopoli oleh
kaum aristokrat. Maksudnya, pemilikan tanah oleh kaum bangsawan, hak-hak
istimewa gereja, peranan politik raja dan kaum bangsawan, dan kekuasaan gilde-gilde
dalam ekonomi merupakan bentuk-bentuk dominasi yang melembaga atas individu.
Dalam konteks perkembangan masyarakat itu muncul industri dan perdagangan
dalam skala besar, setelah ditemukan beberapa teknologi baru. Untuk mengelola
industri dan perdagangan dalam skala besar-besaran ini jelas diperlukan buruh yang
bebas dan dalam jumlah yang banyak, ruang gerak yang leluasa, mobilitas yang
tinggi dan kebebasan berkreasi. Kebutuhan-kebutuhan baru itu terbentur pada aturan-
aturan yang diberlakukan secara melembaga oleh golongan feodal. Yang membantu
golongan ekonomi baru terlepas dari kesukaran itu ialah munculnya paham liberal.
Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan
diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah dan
artistik umum pada zaman itu. Keresahan intelektual tersebut disambut oleh golongan
pedagang dan industri, bahkan hal itu digunakan untuk membenarkan tuntutan politik
yang membatasi kekuasaan bangsawan, gereja dan gilde-gilde. Mereka tidak
bertujuan semata-mata untuk dapat menjalankan kegiatan ekonomi secara bebas,
tetapi juga mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Masyarakat yang terbaik
(rezim terbaik), menurut paham liberal adalah yang memungkinkan individu
mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat
yang baik, semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya.
Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab pada segala
tindakannya baik itu merupakan sesuatu untuknya atau seseorang. Seseorang yang
5
bertindak atas tanggung jawab sendiri dapat mengembangkan kemampuan bertindak.
Menurut asumsi liberalisme inilah, John Stuart Mill mengajukan argumen yang lebih
mendukung pemerintahan berdasarkan demokrasi liberal. Dia mengemukakan tujuan
utama politik ialah mendorong setiap anggota masyarakat untuk bertanggung jawab
dan menjadi dewasa. Hal ini hanya dapat terjadi manakalah mereka ikut serta dalam
pembuatan keputusan yang menyangkut hidup mereka. Oleh karena itu, walaupun
seorang raja yang bijaksana dan baik hati, mungkin dapat membuat putusan yang
lebih baik atas nama rakyat dari pada rakyat itu sendiri, bagaimana pun juga
demokrasi jauh lebih baik karena dalam demokrasi rakyat membuat sendiri keputusan
bagi diri mereka, terlepas dari baik buruknya keputusan tersebut. Jadi, ciri-ciri
ideologi liberal sebagai berikut:
- Pertama, demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.
- Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk
kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
- Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas.
Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat
belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.
- Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang
buruk. Oleh karena itu, pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga
penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai
sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu, sejauh mungkin
dibatasi.
- Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau
sebagian besar individu berbahagia. Walau masyarakat secara keseluruhan
berbahagia, kebahagian sebagian besar individu belum tentu maksimal.
Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim diukur dari seberapa
tinggi indivivu berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan dan bakat-
bakatnya. Ideologi liberalisme ini dianut di Inggris dan koloni-koloninya
termasuk Amerika Serikat.
Model Sistem Pemerintahan Ingris
6
Negara Ingris sebagai “Mother of Parliaments” telah banyak memberikan
pada peradaban dunia, khususnya sumbangan pada lembaga – lembaga demokrasi.
Sekalipun demikian, bentuk pemerintahanny kurang jelas didefinisikan dan agak sulit
untuk dimengerti. Pulau Britania Raya, yang merupakan bagian utama dari kerajaan
Ingris Raya ( the United Kingdom) terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Ingris,
Skotlandia, dan Wales.
7
b. Kesamaan didepan hukum, kelas – kelas dianggap subjek – subjek yang sama
oleh hukum, pegawai pemerintah mendapat perlakuan sama dengan warga
negara biasa didepan pengadilan.
c. Konstitusi adalah akibat, buka sebab dari hak – hak individu. Pengadilan
menetapkan hak – hak ini atas dasar kebiasaan dan statute yang
ditetapkanoleh parleme.
3. Sistem konstitusional.
8
5. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah
MPR.
5. Berhak mengangkat dan melantik para anggota MPR dari utusan daerah atau
golongan
9. Berhak memberi gelaran, tanda jasa dan lain –lain tanda kehormatan
9
c. Abolisi: keputusan menghentikan pengusutan dan pemeriksaan perkara
5. Kabinet atau mentri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada
presiden
10
1. Presiden sewaktu – waktu dapat diberhentikan MPR atas usul dan
pertimbangan dari DPR
Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undanng – undang
dan hakbudget (anggaran).
2. Sistem bikameral
tahan.
11
o Presiden dan wakilnya dipilih
tidak tertulis).
secara langsung oleh rakyat dalam
satu paket untuk masa jabatan 2004
o Kekuasaan pemerintahan berada di
– 2009.
tangan Perdana Menteri yang
o Kabinet atau menteri diangkat dan
memimpin menteri atau sering
diberhentikan oleh presi-den, serta
disebut Cabinet Government
bertanggung jawab kepada
(pemerintahan kabinet). Perdana
presiden.
o Parlemen terdiri atas 2 bagian Menteri mempunyai kekua-saan
(legislati), yaitu Dewan Perwakilan cukup besar, antara lain :
Rakyat (DPR) dan Dewan
a) memimpin kabinet yang
Perwakilan Daerah (DPD).
o Kekuasaan legislative ada pada anggotanya telah dipilihnya sendiri,
DPR yang memiliki tugas membuat b) membimbing Majelis Rendah,
UU dan mengawasi jalannya
c) menjadi penghubung dengan raja,
pemerintahan.
o Kekuasaan yudikatif dijalankan dan
oleh Mahkamah Agung dan badan
d) memimpin partai mayoritas.
peradilan di bawahnya, yaitu
pengadilan tinggi dan pengadilan o Kabinet yang tidak memperoleh
negeri serta sebuah Mahkamah kepercayaan dari badan legislatif
Konstitusi dan Komisi Yudisial. harus segera meletakkan jabatan.
12
sehingga yang menang pemilu
(posisi) memperoleh dukungan
mayoritas, sedangkan yang kalah
menjadi oposisi.
- Kesimpulan
Pemerintahan Inggris dibawah kekuasaan ratu/raja tak bisa lepas dari konsep
kekeluargaan turun temurun, sementara Indonesia menitik beratkan kekuasaan pada
rakyat melalui PEMILU yang dilaksanakan 5 tahun sekali. Hal yang paling mencolok
dari kedua negara ini adalah tentang Konstitusi yang berjalan di negara masing-
masing. Pemerintahan Inggris tidak memiliki konstitusi tertulis sedangkan Indonesia
memilikinya dalam bentuk Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu pemerintahan
Ingris menyusun konsep monarki dan berbeda dengan Indonesia dengan konsep
kesatuan republik dibawah oleh pemerintahan Indonesia.
- Saran
DAFTAR PUSTAKA
13
Anggara, Sahya, Kartiwa, Asep, 2012, Perbandingan Administrasi Negara,
Bandung Pustaka Setia.
https://jennerrein.wordpress.com/2010/08/27/perbandingan-pelaksanaan-
sistem-pemerintahan-di-indonesia-dengan-negara-lain/ (di akses pada tanggal 5 mei
2016)
http://yoyongkhosonddlapan.blogspot.co.id/2014/10/makalah-perbandingan-
indonesia-dengan.html (di akses pada tanggal 5 mei 2016)
14