Anda di halaman 1dari 14

Tugas: Jurnal

PERBANDINGAN ADMINISTRASI PUBLIK


(Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dan Ingris)

Oleh:
SAMKAMARIA
170720150005

MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016

1
JURNAL PERBANDINGAN ADMINISTRASI PUBLIK
(Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dan Ingris)
Oleh: Samkamaria
Abstrak

Karya tulis ini bertujuan untuk dapat membandingkan sistem pemerintahan


Indonesia dan sistem pererintahan Ingris. dasar penelitian yang digunakan adalah
kualitatif dan tipe penelitiannya deskriptif kualitatif, jenis data yang digunakan
adalah data sekunder. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan
observasi. Untuk mengetahu bagaimana sistem pemerintahan yang ada di Indonesia
dan Amerika. dengan mejuruk pada beberapa konsep kebijakan yang berkaitan
dengan perbandingan sistem pemerintahan. Dari hasil penelitian melalui penelitian
terdahulu dan dari sumber referensi lainya maka saya berpedapat bawa
perbandingan sistem pemerintahan akan sangat penting karena untuk mempelajari
sistem pemerintahan negara lain terutama dalam birokrasi sehingga dapat
memperbaiki sistem pemerintahan yang lebih baik.

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Sistem pemerintahan suatu negara berguna bagi negara lain. Salah satu
keguanaan penting sistem pemerintahan suatu negara adalah menjadi bahan
perbandingan bagi negara lain. Jadi, negara-negara lainpun dapat mencari dan
menemukan beberapa persamaan dan perbedaan antara sistem pemerintahannya.

Tujuan selanjutnya adalah negara dapat mengembangkan suatu sistem


pemerintahan yang dianggap lebih baik dari sebelumnya setelah melakukan
perbandingan tadi. Mereka bisa pula mengadopsi sistem pemerintahan negara lain
sebagai sistem pemerintahan negara yang bersangkutan.

2
Sistem pemerintahan negara-negara di dunia ini berbeda-beda sesuai dengan
kondisi sosial budaya dan politik yang berkembang di negara yang bersangkutan.
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, sistem pemerintahan presidensial dan
parlementer merupakan dua model sistem pemerintahan yang dijadikan acuan oleh
banyak negara. Amerika Serikat dan Inggris-lah yang masing-masing dianggap
pelopornya. Contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensial
antara lain: Amerika Serikat, Filipina, Brazil, Mesir, Indonesia dan Argentina.
Sedangkan yang menganut sistem pemerintahan parlementer, antara lain; Inggris,
India, Jepang, Malaysia dan Australia.

Meskipun sama-sama menggunakan sistem presidensial atau parlementer,


terdapat variasi yang disesuaikan dengan perkembangan ketatanegaraan negara.
Misalnya, Indonesia yang menganut sistem presidensial tidak akan benar-benar sama
dengan pemerintahan Amerika Serikat. Bahkan negara-negara tertentu memakai
sistem campuran antara presidensial dan parlementer (mixed parliamentary
presidential system). Contohnya, negara Perancis sekarang ini. Negara ini memiliki
presiden sebagai kepala negara yang memiliki kekuasaan besar, tapi juga terdapat
perdana menteri yang diangkat oleh presiden untuk menjalankan pemerintahan
sehari-hari.

B. PEMBAHASAN
 Landasan Idiologi
a. Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia

Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara Ideologi dan
dasar negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila. Kelima sila itu
adalah: Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusayawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3
Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka. Bangsa
Indonesia dijajah oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau
berkuasa di Indonesia, misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang.
Paling lama menjajah adalah bangsa Belanda. Padahal sebelum kedatangan penjajah
bangsa asing tersebut, di wilayah negara RI terdapat kerajaan-kerajaan besar yang
merdeka, misalnya Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram, Ternate, dan Tidore.
Terhadap penjajahan tersebut, bangsa Indonesia selalu melakukan perlawanan dalam
bentuk perjuangan bersenjata maupun politik. Perjuangan bersenjata bangsa
Indonesia dalam mengusir penjajah, dalam hal ini Belanda, sampai dengan tahun
1908 boleh dikatakan selalu mengalami kegagalan. Penjajahan Belanda berakhir pada
tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret. Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh bala
tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia. Mulai tahun
1944, tentara Jepang mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik
simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara
Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini
diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena
terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji
kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa
syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari
Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura) No. 23.
Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah
menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada
pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.
b. Liberalisme sebagai Ideologi di Inggris

Liberalisme sebagai suatu ideologi pragmatis muncul pada abad pertengahan di


kalangan masyarakat Eropa. Masyarakat Eropa pada saat itu secara garis besar terbagi
atas dua, yakni kaum aristokrat dan para petani. Kaum aristokrat diperkenankan untuk
memiliki tanah, golongan feodal ini pula yang menguasai proses politik dan ekonomi,

4
sedangkan para petani berkedudukan sebagai penggarap tanah yang dimiliki oleh
patronnya, yang harus membayar pajak dan menyumbangkan tenaga bagi sang
patron. Bahkan di beberapa tempat di Eropa, para petani tidak diperkenankan pindah
ke tempat lain yang dikehendaki tanpa persetujuan sang patron (bangsawan).
Akibatnya, mereka tidak lebih sebagai milik pribadi sang patron. Sebaliknya,
kesejahteraan para penggarap itu seharusnya ditanggung oleh sang patron. Industri
dikelola dalam bentuk gilde-gilde yang mengatur secara ketat, bagaimana suatu
barang diproduksi, berapa jumlah dan distribusinya. Kegiatan itu dimonopoli oleh
kaum aristokrat. Maksudnya, pemilikan tanah oleh kaum bangsawan, hak-hak
istimewa gereja, peranan politik raja dan kaum bangsawan, dan kekuasaan gilde-gilde
dalam ekonomi merupakan bentuk-bentuk dominasi yang melembaga atas individu.
Dalam konteks perkembangan masyarakat itu muncul industri dan perdagangan
dalam skala besar, setelah ditemukan beberapa teknologi baru. Untuk mengelola
industri dan perdagangan dalam skala besar-besaran ini jelas diperlukan buruh yang
bebas dan dalam jumlah yang banyak, ruang gerak yang leluasa, mobilitas yang
tinggi dan kebebasan berkreasi. Kebutuhan-kebutuhan baru itu terbentur pada aturan-
aturan yang diberlakukan secara melembaga oleh golongan feodal. Yang membantu
golongan ekonomi baru terlepas dari kesukaran itu ialah munculnya paham liberal.
Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan
diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah dan
artistik umum pada zaman itu. Keresahan intelektual tersebut disambut oleh golongan
pedagang dan industri, bahkan hal itu digunakan untuk membenarkan tuntutan politik
yang membatasi kekuasaan bangsawan, gereja dan gilde-gilde. Mereka tidak
bertujuan semata-mata untuk dapat menjalankan kegiatan ekonomi secara bebas,
tetapi juga mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Masyarakat yang terbaik
(rezim terbaik), menurut paham liberal adalah yang memungkinkan individu
mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat
yang baik, semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya.
Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab pada segala
tindakannya baik itu merupakan sesuatu untuknya atau seseorang. Seseorang yang

5
bertindak atas tanggung jawab sendiri dapat mengembangkan kemampuan bertindak.
Menurut asumsi liberalisme inilah, John Stuart Mill mengajukan argumen yang lebih
mendukung pemerintahan berdasarkan demokrasi liberal. Dia mengemukakan tujuan
utama politik ialah mendorong setiap anggota masyarakat untuk bertanggung jawab
dan menjadi dewasa. Hal ini hanya dapat terjadi manakalah mereka ikut serta dalam
pembuatan keputusan yang menyangkut hidup mereka. Oleh karena itu, walaupun
seorang raja yang bijaksana dan baik hati, mungkin dapat membuat putusan yang
lebih baik atas nama rakyat dari pada rakyat itu sendiri, bagaimana pun juga
demokrasi jauh lebih baik karena dalam demokrasi rakyat membuat sendiri keputusan
bagi diri mereka, terlepas dari baik buruknya keputusan tersebut. Jadi, ciri-ciri
ideologi liberal sebagai berikut:
- Pertama, demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.
- Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk
kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
- Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas.
Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat
belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.
- Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang
buruk. Oleh karena itu, pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga
penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai
sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu, sejauh mungkin
dibatasi.
- Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau
sebagian besar individu berbahagia. Walau masyarakat secara keseluruhan
berbahagia, kebahagian sebagian besar individu belum tentu maksimal.
Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim diukur dari seberapa
tinggi indivivu berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan dan bakat-
bakatnya. Ideologi liberalisme ini dianut di Inggris dan koloni-koloninya
termasuk Amerika Serikat.
 Model Sistem Pemerintahan Ingris

6
Negara Ingris sebagai “Mother of Parliaments” telah banyak memberikan
pada peradaban dunia, khususnya sumbangan pada lembaga – lembaga demokrasi.
Sekalipun demikian, bentuk pemerintahanny kurang jelas didefinisikan dan agak sulit
untuk dimengerti. Pulau Britania Raya, yang merupakan bagian utama dari kerajaan
Ingris Raya ( the United Kingdom) terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Ingris,
Skotlandia, dan Wales.

Beberapa ciri penting dari pemerintahan Ingris adalah sebagai berikut:

1. Negara kesatuan (Unitary state) dengan sebutan united kingdom.


2. Konstitusinya adalah hukum dasar yang memberikan dan membatasi
kekuasaan untuk memerintah dan tidak tertulis.
3. Kekuasaan tidak dipisahkan, tetapi bercampur baur.
4. Parlemen adalah bekameral, terdiri atas House of Commons atau Majelis
Rendah dan Louse of Lords atau Majelis Tinggi. Parliament Sovereingnity,
merupakan salah satu prinsip fundamental dari konstitusi.
5. Kabinet adalah kelompok inte menteri – menteri yang dikepalai oleh perdana
menteri.
6. Her Majesty’s Opposition adalah prinsip fundamental kedua dari konstitusi
yang tak tertulis.
7. Mahkota hanyalah titular, bukan kekuasaan politik. Ia merupakan symbol
keagungan, kedaulatan, dan kesatuan nasional, sama seperti bendera dengaan
lambang Union Jack; tetapi menteri – menterilah yang sebenarnya
memerintah.
8. Civil service (dinas sipil) adalah pegawai karier yang mengadministrasikan
hukum dan mengimplementasikan kebijakan – kebijkan eksekutif dan
parlementer.
9. Pemerintah daerah sampai titik tertentu didesentralisasikan, dengan kekuasaan
ada di tangan Council yang dipilih oleh rakyat di daerah.
10. Badan Peradilan ditunjuk oleh kabinet
11. Habeas Corpus adalah hak sipil yang fundamental

The rule of law, terdiri atas tiga prinsip, yaitu:

a. Hukum yang dibuat oleh parlemen mempunyai supremasi absolut atas


kebijakan – kebijakan pemerintah yang menyangkut rakyat.

7
b. Kesamaan didepan hukum, kelas – kelas dianggap subjek – subjek yang sama
oleh hukum, pegawai pemerintah mendapat perlakuan sama dengan warga
negara biasa didepan pengadilan.
c. Konstitusi adalah akibat, buka sebab dari hak – hak individu. Pengadilan
menetapkan hak – hak ini atas dasar kebiasaan dan statute yang
ditetapkanoleh parleme.

d. Negara kesejahteraan (Welfare state), karena rakyatnya telah bersepakat


bahwa mereka harus mempunyai standar – standar minimum dalam
kesejahteraan ekonmi dan sosial.

 Model Sistem Pemerintahan Indonesia

Pemerintahan Indonesia menganut sistem presidensial. Badan eksekutif dan


legislatif memiliki kedudukan independen. Kedua badan tersebut tidak berhubungan
secara langsung, seperti sistem pemerintahan parlementer. Pemerintah Indonesia
dikelapalai oleh seorang presiden yang dibantu beberapa menteri yang tergabung
dalam suatu kabinet. Sebelum tahun 2004, sesuai dengan UUD 1945, presiden dipilih
oleh Majelis Permusyarawatan Rakyat. Pada pemilu 2004, untuk pertama kalinya
presiden Indonesia dipilih langsung oleh rakyat.

Sistem pemerintahan di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

1. Sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum


diamandemen. Sistem pemerintahan ini tertuang dalam penjelasan UUD 1945
tentang 7 kunci pokok sistem pemerintahan.

2. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat)

3. Sistem konstitusional.

4. Kekuasaan tertinggi ditangan MPR

8
5. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah
MPR.

6. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR

7. Mentri negara adalah pembantu presiden, dan tidak bertanggung jawab


terhadap DPR

Kekuasaan presiden berdasarkan UUD 1945 adalah sebagai berikut:

1. Pemegang kekuasaan eksekutif.

2. Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintah

3. Pemegang kekuasaan sebagai kepala Negara

4. Panglima tertinggi dalam kemiliteran

5. Berhak mengangkat dan melantik para anggota MPR dari utusan daerah atau
golongan

6. Berhak mengangkat para mentri dan pejabat negara

7. Berhak menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan


negara lain

8. Berhak mengangkat duta dan menerima duta dari negara lain.

9. Berhak memberi gelaran, tanda jasa dan lain –lain tanda kehormatan

10. Berhak memberi grasi, abolisi, dan rehabilitasi.

a. Grasi: pengangguran pidana (stafvermonderend)

b. Amnesti: tindakan hukum yang mengembalikan status tak bersalah kepada


orang yang sudah dinyatakan bersalah secara hukum sebelumnya.

9
c. Abolisi: keputusan menghentikan pengusutan dan pemeriksaan perkara

d. Rehabilitasi: memulihkan nama baik warga negara yang sebelumnya


terancam oleh putusan hukuman yang kemudian terbukti keliru

Sistem pemerintahan Negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 setelah diamandemen


(1999-2002). Pokok – poko sistem pemerintahan ini adalah sebgai berikut:

1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas

2. Bentuk pemerintah adalah republic

3. MPR bukan lembaga tertinggi lagi

4. Peresiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemeritah

5. Kabinet atau mentri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada
presiden

6. Parlemen terdiri atas dua (bicameral), yaiutu DPR dan DPD

7. Kekuasaan legislative lebih dominan

8. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat

9. Presiden tidak dapat membubarkan DPR

a. Sistem pemerintah ini pada dasarnya masi menganut sistem presidensial,


tetapi dalam prakteknya banyak elemen – elem sistem parlementer

b. Terbukti dengan presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.


Presiden juga berada diluar pengawasan langsung DPR dan tidak bertanggung
jawab pada parlemen.

Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia

10
1. Presiden sewaktu – waktu dapat diberhentikan MPR atas usul dan
pertimbangan dari DPR

2. Presiden dalam mengangkat pejabat negara perlu perlu pertimbangan dan /


atau persetujuan

3. Presiden dalam mengelurkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan dan / atau


persetujuan DPR

Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undanng – undang
dan hakbudget (anggaran).

Perubahan – perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia:

1. Pemilihan presiden secara langsung

2. Sistem bikameral

3. MPR bukan lembaga tertinggi lagi

4. Pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada perlemen untuk melakukan


pengawasan dan fugsi anggaran.

Perbandingan sistem pemerintahan

Sistem Pemerintahan Indonesia Sistem Pemerintahan Ingris

Setelah Amandemen UUD 1945 o Kepala negara dipegang oleh

o Bentuk pemerintahan adalah Raja/Ratu yang bersifat simbolis dan


tidak dapat diganggu gugat.
republik dengan sistem peme-
rintahan adalah presidensial.
o Kekuasaan eksekutif ada pada o Peraturan perundangan dalam

Presiden, baik sebagai kepala penyelenggaraan negara lebih

negara maupun kepala pemerin- banyak bersifat konvensi (peraturan

tahan.

11
o Presiden dan wakilnya dipilih
tidak tertulis).
secara langsung oleh rakyat dalam
satu paket untuk masa jabatan 2004
o Kekuasaan pemerintahan berada di
– 2009.
tangan Perdana Menteri yang
o Kabinet atau menteri diangkat dan
memimpin menteri atau sering
diberhentikan oleh presi-den, serta
disebut Cabinet Government
bertanggung jawab kepada
(pemerintahan kabinet). Perdana
presiden.
o Parlemen terdiri atas 2 bagian Menteri mempunyai kekua-saan
(legislati), yaitu Dewan Perwakilan cukup besar, antara lain :
Rakyat (DPR) dan Dewan
a) memimpin kabinet yang
Perwakilan Daerah (DPD).
o Kekuasaan legislative ada pada anggotanya telah dipilihnya sendiri,
DPR yang memiliki tugas membuat b) membimbing Majelis Rendah,
UU dan mengawasi jalannya
c) menjadi penghubung dengan raja,
pemerintahan.
o Kekuasaan yudikatif dijalankan dan
oleh Mahkamah Agung dan badan
d) memimpin partai mayoritas.
peradilan di bawahnya, yaitu
pengadilan tinggi dan pengadilan o Kabinet yang tidak memperoleh
negeri serta sebuah Mahkamah kepercayaan dari badan legislatif
Konstitusi dan Komisi Yudisial. harus segera meletakkan jabatan.

o Perdana Menteri sewaktu-waktu


dapat mengada-kan pemilihan
umum sebelum masa jabatan
Parlemen yang lamanya lima tahun
berakhir.

o Hanya ada dua partai besar (Partai


Konservatif dan Partai Buruh)

12
sehingga yang menang pemilu
(posisi) memperoleh dukungan
mayoritas, sedangkan yang kalah
menjadi oposisi.

C. KESIMPULAN DAN SARAN

- Kesimpulan

Pemerintahan Inggris dibawah kekuasaan ratu/raja tak bisa lepas dari konsep
kekeluargaan turun temurun, sementara Indonesia menitik beratkan kekuasaan pada
rakyat melalui PEMILU yang dilaksanakan 5 tahun sekali. Hal yang paling mencolok
dari kedua negara ini adalah tentang Konstitusi yang berjalan di negara masing-
masing. Pemerintahan Inggris tidak memiliki konstitusi tertulis sedangkan Indonesia
memilikinya dalam bentuk Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu pemerintahan
Ingris menyusun konsep monarki dan berbeda dengan Indonesia dengan konsep
kesatuan republik dibawah oleh pemerintahan Indonesia.

- Saran

Perlunya pemerintah melihat dan mengkaji dari berbagai segi sistem


pemerintahan yang diterapkan di Ingris. Karena, jika kita memperhatikan bahwa
Indonesia meskipun mengaut sistem pemerintahan presidensial namun dalam
pelaksanaannya banyak elemen – elemen sistem pemerintahan parlementer yang
diterapkan. Jiak kita bisa mempelajari maka dengan begitu ini bisa menjadi bahan
pertimbangan untuk perbaikan sistim pemerintahan yang ada di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

13
Anggara, Sahya, Kartiwa, Asep, 2012, Perbandingan Administrasi Negara,
Bandung Pustaka Setia.

Irfan Longgo, Skripsi; Perbandingan Sistem Pemerintahan Inggris dan


Indonesia, Makassar, 2010

https://jennerrein.wordpress.com/2010/08/27/perbandingan-pelaksanaan-
sistem-pemerintahan-di-indonesia-dengan-negara-lain/ (di akses pada tanggal 5 mei
2016)

http://yoyongkhosonddlapan.blogspot.co.id/2014/10/makalah-perbandingan-
indonesia-dengan.html (di akses pada tanggal 5 mei 2016)

14

Anda mungkin juga menyukai