Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ADE SETIYAWAN,S.Kom.

NO. PESERTA : 19031252310843


UNIT KERJA : SMK NEGERI 1 JATIROTO

MAKALAH
PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN
DALAM INGATAN MANUSIA

A. PENDAHULUAN
Manusia merupakan satu-satunya makhluk sempurna yang di diciptakan Tuhan
Yang Maha Esa, karena selain dikaruniai fisik yang bagus juga dikaruniai otak sebagai
modalitas utama dalam proses berpikir dan berperilaku di samping hati sebagai pusat
kendali dari perasaan manusia. Oleh sebab itu, untuk mengetahui hakikat dirinya,
manusia selalu memikirkan apa, dan siapa dirinya, sehingga untuk menjawab berbagai
pertanyaan tersebut manusia berfilsafat untuk menemukan konsep teoritis dari
pertanyaan-pertanyaan itu.
Otak merupakan pusat kendali perilaku manusia, artinya setiap hal yang dilakukan
manusia akan melibatkan kerja otak. Otak merupakan tempat menerima, menyimpan
kemudian mengenaliinformasi yang ada, artinya otak adalah pusat ingatan manusia
(Markowitz dan Jensen, 2002). Di dalam otak tersimpan berbagai macam informasi.
Bermacam-macam jenis ingatan juga ada dalam otak manusia. Selama otak dalam
keadaan sehat manusia akan selalu melakukan proses mengingat.
Proses mengingat adalah proses biologi yang secara alami pasti terjadi pada
manusia. Selain sebagai proses biologi, mengingat juga merupakan proses mental.
Proses ini bukan merupakan kemampuan bawaan yang diturunkan dari orang tua
kepada anak, artinya belum tentu orang tua yang mempunyai kemampuan mengingat
rendah anaknya akan mempunyai kemampuan mengingat yang rendah pula.
Seseorang dapat mengingat suatu informasi yang telah dipelajari pada waktu
yang lalu. Semakin banyak informasi yang diperoleh seseorang berarti semakin sering
terjadi kaitan antara informasi satu dengan informasi yang lain. Setiap informasi yang
dipelajari telah meninggalkan semacam jejak dalam otak manusia dan jejak itulah yang
akan dikeluarkan oleh otak berupa informasi terdahulu yang telah tersimpan. Hal
tersebut terjadi pada saat seseorang mengingat informasi.
Betapapun kuatnya ingatan seseorang pada suatu waktu kemudian ingatan itu
akan mengalami suatu proses kelupaan. Ingatan pada suatu ketika tidak dapat lagi
menghadirkan suatu keterangan yang diperlukan karena lupa. Kelupaan terjadi karena
tiada penggunaan. Hal ini dijelaskan dalam teori memudar pasif (passive decay theory)
bahwa ingatan membuat jejak fisik dalam otak seseorang yang lama-lama terhapus
dengan berlalunya waktu. Kelupaan dapat dikurangi dengan meningkatkan kemampuan
mengingat, sehingga informasi yang diterima maupun yang telah tersimpan dalam
ingatan dapat bertahan lebih lama.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan struktur ingatan?
2. Apa yang di maksud dengan pengetahuan?
3. Bagaimana cara pengorganisasian informasi/pengetahuan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu struktur ingatan.
2. Untuk mengetahuai apa itu pengetahuan.
3. Untuk mengetahui cara pengorganisasian informasi/pengetahuan.

D. PEMBAHASAN
1. Struktur Ingatan
Struktur ingatan dapat dibedakan menjadi tiga sistem, yaitu: (a) sistem ingatan
sensorik (sensory memory), (b) sistem ingatan jangka pendek atau short term
memory (STM), dan (c) sistem ingatan jangka panjang atau long term memory
(LTM). Sistem ingatan tersebut dikenal sebagai model paradigma Atkinson dan
Shiffrin yang telah disempur‐ nakan oleh Tulving dan Madigan (Solso, 1995).
Memori sensori mencatat informasi atau stimuli yang masuk melalui salah satu atau
kombinasi dari panca indra, yaitu secara visual melalui mata, pendengaran melalui
telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah, dan rabaan melalui kulit. Bila
informasi atau stimuli tersebut tidak diperhatikan akan langsung terlupakan, namun
bila diperhati‐ kan maka informasi tersebut ditransfer ke sistem ingatan jangka
pendek. Sistem ingatan jangka pendek menyimpan informasi atau stimuli selama
sekitar 30 detik, dan hanya sekitar tujuh bongkahan informasi (chunks) dapat
disimpan dan dipelihara di sistem memori jangka pendek dalam suatu saat. Setelah
berada di sistem memori jangka pendek, informasi tersebut dapat ditransfer lagi
dengan proses pengulangan ke sistem ingatan jangka panjang untuk disimpan, atau
dapat juga informasi tersebut hilang/terlupa‐ kan karena tergantikan oleh tambahan
bong‐ kahan informasi baru (displacement) (Solso, 1995). Selanjutnya setelah
berada di sistem memori jangka panjang, informasi tersebut dapat diperoleh kembali
melalui strategi tertentu, atau informasi tersebut terlupakan (gagal atau tidak dapat
diperoleh kembali) karena adanya kekurangan dalam sistem peng‐arsipannya.
Secara skematis sistem struktur ingatan tersebut disajikan dalam Gambar 1.
Beberapa pengertian yang terkandung dalam memori jangka pendek antara lain
adalah: (a) pengelompokan aitem‐aitem ke dalam beberapa bongkahan, dan (b)
pembe‐ rian kode terhadap informasi. Masing‐masing stimulus diberi kode secara
berlainan berda‐ sarkan sifat‐sifat khas yang dimiliki oleh rangsangan itu sendiri.
Menurut Kintsch (Solso, 1995) masing‐ masing stimulus dapat diberi kode secara
auditif (akustik), visual, maupun secara semantis. Namun pemberian kode terhadap
informasi di memori jangka pendek akan sebagian besar secara auditif atau akustik
dan dilengkapi secara visual. Oleh sebab itu dikenal beberapa jenis ingatan antara
lain ingatan auditif dan ingatan visual (Hulse, Deese & Egeth, 1975). Kapasitas untuk
mengingat stimulus yang masuk secara visual, seperti gambar‐gambar dan
semacamnya, dengan kejelasan yang luar biasa, dikenal sebagai photographic
memory atau eidetic imagery. Baik dalam ingatan auditif maupun visual,
rangsangan‐rangsangan yang masuk diproses secara asimetri di otak. Baddeley
(1976) menunjukkan bahwa telinga kiri, yang diproses oleh belahan otak kanan,
bersifat dominan terhadap stimulus akor musik, pitch nada‐nada dan melodi,
sedangkan telinga kanan, yang diproses oleh belahan otak kiri, lebih peka dalam
menangkap rangsangan‐ rangsangan seperti kata‐kata, angka, dan konsonan.
Menurut Baddeley (1976), kelupa‐ an yang terjadi di memori jangka pendek
berhubungan erat dengan faktor penyim‐ panan dan pemunculan kembali informasi.
Menurut Murdock (1974), mempelajari memori jangka pendek merupakan langkah
awal dalam memahami memori jangka panjang. Namun sesungguhnya sistem
ingatan manusia itu adalah sangat kompleks, sehingga memori jangka pendek dan
memori jangka panjang hanyalah merupakan suatu model dan bukan merupakan
struktur aktual di otak. Model tersebut hanyalah merupakan konstruksi hipotetis yang
membantu untuk menjelaskan betapa kompleksnya sistem ingatan tersebut (Solso,
1995).

Gambar 1. Struktur Memori (Atkinson & Shiffrin)

2. Pengetahuan
Pengetahuan seseorang dengan orang lain berbeda-beda, sehingga dengan
demikian pengetahuan merupakan kekayaan mental yang secara langsung atau
tidak langsug memperkaya kehidupan manusia. Pengetahuan dapat diartikan secara
luas “mencakup segala sesuatu yang diketahui. Pengetahuan (knowledge)
merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang”
Pengetahuan adalah “segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek
tertentu”. Pengetahuan “merupakan hasil tahu setelah melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,
yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba”. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Soekanto, bahwa
“pengetahuan merupakan “hasil penggunaan panca indera dan akan menimbulkan
kesan dalam pikiran manusia”.
Pengetahuan adalah “interaksi yang terus menerus antara individu dan
lingkungan”. Dengan demikian pengetahuan adalah suatu proses, bukan suatu
“barang”. Pengetahuan adalah “tekanan kepada proses psikologi ingatan atau
kognitif”. Taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan harus mengacu kepada
tiga jenis ranah, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik”.
Pengetahuan (khnowledge) adalah “hasil tahu dari manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan “What” misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan
sebagainya”. Pengetahuan hanya dapat menjawab pertanyaan sesuatu itu.
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengetahuan sebagai alat jaminan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku didasarkan atas
pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan tanpa didasari
pengetahuan. Pengetahuan merupakan dasar untuk terbentuknya tindakan
seseorang .

Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:


a. Know (tahu) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
dipelajari sebelumnya termasuk dalam pengetahuan. Tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukurnya antara lain menyebutkan, menguraikan, mengindentifikasi,
menyatakan dan sebagainya.
b. Comprehension (memahami). Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.
c. Aplication (aplikasi). Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya).
d. Analysis (analisis). Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,
tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada
kaitannya satu sama
e. Evaluation (evaluasi). Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau suatu
objek. Penilaian ini didasarkan suatu criteria yang telah ada.

3. Pengorganisasian Informasi/Pengetahuan
Salah satu pengorganisasian informasi/pengetahuan adalah secara semantik.
Griffiths (2006: 1) “Semantics is the study of the “toolkit” for meaning: knowledge
encoded in the vocabulary of the language and in its patterns for building more
elaborate meanings, up to the level of sentence meanings”. Artinya adalah semantik
merukan studi tentang makna: pengetahuan tentang kode dalam kosakata bahasa
dan pola untuk membangun makna yang lebih rumit, sampai ke tingkat makna
kalimat.
Pengetahuan memiliki definisi yaitu penyimpanan, pengintegrasian, dan
pengorganisasian informasi dalam memori. Pada artikel sebelum-sebelumnya telah
dijelaskan bahwa informasi diperoleh dari indra, namun tidak demikian halnya
dengan pengetahuan. Dapat disimpulkan, bahwa pengetahuan adalah informasi
yang telah diproses dan maemori adalah sistem yang digunakan untuk mengakses
pengetahuan tersebut.
Pengorganisasian pengetahuan secara semantik merupakan pendekatan
terhadap memori semantik yang telah beralih dari perspektif asosianistik ke
perspektif kognitif, mengasumsikan struktur kognitif yang mendetailkan cara
informasi semantik diorganisasikan dalam memori. Terdapat beberapa sejumlah
model kognitif tersebut yaitu:
a. Model Sel-teoritik
Model ini membahas tentang konsep semantik, yang mana konsep adalah ide-
ide abstrak yang merepresentasikan kategori informasi atau unit-unit
pengetahuan. Dalan model ini, mengenai memori, konsep semantik
direpresentasikan oleh raagkaian-rangkaian elemen, atau kumoulan informasi.
Pengambilan memori melibatkan verifikasi, yaitu suatu pencahahrian melalui dua
atau lebih tangkaian informasi untuk menemukan eksemplar-eksemplar yang
saling tumpang tindih.
b. Model pembanding -fitur semantik
Model pembanding fitur semantik memiliki kesamaan dengan model sel teoritika
dalam hal struktur sel teoritiknya, namun memiliki perbedaan dalam sejumlah
asumsi pentinh.
c. Model jaringan semantik
Model jaringan semantik merupakan model jaringan awal yang paling populer,
yang diajukan oleh Allen Collims dan Ross Qullian, berkembang dari sebuah
konseptualisasi mengenai pengorganisasian memoriyang disusun berdasarka
program komputer. Model ini menampilkan setiap kata dalam suatu susunan
yang berhubungan dengan kata-kata lainnya dalam memori; makna setiap kata
ditampilkan besserta hubungan makna tersebut dengan kata lainnya.
Sebuah ciri menarik dari model Collins dan Qullian adalan model ini
mengeksplisitkan cara-cara pengambilan informasi dari memori semantol. Modwl
Collins dan Qullian mengimplikasikan gagasan bahwa memori semantik terdiri
dari suatu jaringan luas yang berisi konsep yang tersusun dari unit-unit
karakteristik yang berkaitan dan saling berhubungan melalui serangkaian nodus
asosiasionistik.
Model ini mendapat kritikan yang ditujukan erhadap bervariasinya kekuatan
asosiaionistik dalam suatu jaringan. Kritik yang lainnya ada yang menyatakan
bahwa sejumlah asosiasi melanggar asas keekonomisan kognitif dalam sistem.
d. Model aktivasi menyebar
Modek aktivasi menyebar dikembangkan oleh Allan Collins dan Elizabeth Loftus
(1975). Model ini dibentuk berdasarkan sebuah jaringan asosiasi yang rumit,
yang berisi item-item spesifik yang terdistribusi dalam suatu area konseptual.
Area konseptual berisi konsep yang saling berhubungan satu sama lain melalui
asosiasi. Kekuatan asosiasi antata konsep-konsep ditunjukkan dengan
panjangnya garis yang yang menghubungkankonsep-konsep tersebut. Model
aktivasi menyebar mengimplaiakasikan adanya aktivasi konsep-konsep yang
semakin menyebar dan dapat menjelaskan hasil-hasil eksperimen.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik beberapa
kesimpulan antaranya:
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang
diterima individu dari lingkungan.
2. Terdapat tiga unsur struktur ingatan yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric
Memori), Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan
Jangka Panjang (Long Term Memory)
3. Pengorganisasian Informasi/Pengetahuan dapat di lakukan menggunakan cara
Simentik dengan beberapa model seperti: Model Sel-teoritik, Model Pembanding-fitur
semantik, model jaringan simantik, dan Model Aktivasi Menyebar.

F. DAFTAR PUSTAKA
Etsem, M.B. 2008. Struktur dan Proses Memori. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

Karwono dan Heni Mularsih. 2010. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan
Sumber Belajar. Ciputat: Penerbit Cerdas Jaya.

Markowitz, K. & Jensen, E. 2002. Otak Sejuta Gigabyte. Bandung: Kaifa.

Muhibbin Syah. 2001. Psikologi belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu.

Rasyad, A. 2003. Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Anda mungkin juga menyukai