Anda di halaman 1dari 18

Nilai uang senantiasa berubah (cenderung turun) dengan

berjalannya waktu yang kemudian dikenal dengan istilah time


value of money (nilai uang dari waktu).
Dengan adanya perubahan nilai uang terhadap waktu ini,
maka untuk proyek-proyek investasi dengan jangka waktu
yang panjang perlu dilakukan penyamaan nilai uang yang
dikenal dengan istilah ekuivalensi.
Dalam melakukan ekuivalensi, maka perlu diketahui 3 hal:
Jumlah yang diinvestasikan atau dipinjam
Periode/waktu investasi atau peminjaman
Tingkat bunga yang dikenakan.
Dalam proses ekuivalensi dikenal 2 istilah penting, yaitu:
Pemajemukan (compounding)
Diskonting (discounting)

Pemajemukan (compounding) adalah suatu proses


matematis penambahan bunga pada induk, sehingga terjadi
penambahan jumlah induk secara nominal pada periode
mendatang.
Pemajemukan merupakan sebuah alat untuk mendapatkan
nilai yang ekuivalen pada suatu periode mendatang dari
sejumlah uang pada saat ini bila tingkat bunga yang berlaku
diketahui.
Nilai ekuivalen di suatu saat mendatang ini yang disebut
dengan istilah Future Worth (FW) dari nilai sekarang.
Sebaliknya, proses untuk menentukan nilai sekarang dari
sejumlah uang yang nilainya beberapa periode mendatang
diketahui disebut dengan istilah diskonting (discounting).
Nilai sekarang dari suatu jumlah uang periode mendatang
dinamakan Present Worth (PW).
Secara ilustrasi jika digambarkan kedua kondisi di atas
adalah:

Notasi yang digunakan dalam proses ekuivalensi ini diadopsi


dari ANZI Z94.5-1972:
r = tingkat bunga nominal per periode
i = tingkat bunga efektif per periode
N = jumlah periode pemajemukan
P = nilai sekarang (present worth) merupakan nilai
ekuivalen dari satu atau lebih aliran kas pada suatu
titik yang didefinisikan sebagai waktu saat ini
F = nilai mendatang (future worth) merupakan nilai
ekuivalen dari satu atau lebih aliran kas pada suatu
titik yang didefinisikan sebagai waktu mendatang
A = aliran kas pada akhir periode yang besarnya sama
untuk beberapa periode yang berurutan (annual worth)
G = aliran kas dimana dari satu periode ke periode
berikutnya terjadi penambahan atau pengurangan kas
sejumlah tertentu yang besarnya sama.
Proses ekuivalensi akan dilakukan berdasarkan jenis
pembayaran yang terjadi, yang terdiri dari:
1.  Pembayaran tunggal (single payment)
1.1 Mencari F jika diketahui P
1.2 Mencari P jika diketahui F
2.  Pembayaran deret seragam (uniform series)
2.1 Mencari F jika diketahui A
2.2 Mencari A jika diketahui F
2.3 Mencari P jika diketahui A
2.4 Mencari A jika diketahui P
3.  Pembayaran deret gradien (gradient series)
3.1 Mencari P jika diketahui G
3.2 Mencari A jika diketahui G
4.  Pembayaran dengan aliran kas yang tidak teratur

1.1 Mencari F jika diketahui P


Rumus : F = P.(1+i)N
Tabel : F = P.(F/P,i,N)
Contoh:
Berapa nilai ekuivalensi masa depan pada akhir tahun ke-4 untuk
Rp. 1.000,- di awal tahun pertama pada tingkat suku bunga 10% per
tahun?
Penyelesaian:
Rumus:
F = P(1+i)N
= 1.000 (1+0,10)4
= 1.464,10

Tabel:
F = P.(F/P,i,N) = 1000.1,46410 = 1.464,10
1.2 Mencari P jika diketahui F
Rumus : P = F.(1+i)-N
Tabel : P = F.(P/F,i,N)
Contoh:
Seseorang ingin memiliki Rp. 1.464,10 dalam 4 tahun. Berapa yang
harus didepositokan untuk mendapatkan jumlah tersebut jika
bunganya 10% per tahun?
Penyelesaian:
Rumus:
P = F(1+i)-N
= 1.464,10(1+0,10)-4
= 1.000

Tabel:
P = F.(P/F,i,N) = 1464,10.0,68301 = 1.000,-
2.1 Mencari F jika diketahui A
Rumus : F = A.​(1+i)↑N −1/i 
Tabel : F = A.(F/A,i,N)
Contoh:
Berapa nilai uang di akhir tahun ke-4 jika pada setiap akhir tahun
dibayarkan Rp. 315,47 dengan tingkat suku bunga 10% per tahun?
Penyelesaian:
Rumus:
F = A.​(1+i)↑N −1/i 
= 315,47.​(1+0.10)↑4 −1/0,10 
= 1.464,10

Tabel:
F = A.(F/A,i,N) = 315,47.4,64100 = 1.464,10

2.2 Mencari A jika diketahui F


Rumus : A = F.​i/​(1+i)↑N −1 
Tabel : A = F.(A/F,i,N)
Contoh:
Berapa pembayaran yang harus disetorkan dengan nilai yang sama
selama 4 tahun, jika ingin diperoleh Rp. 1.464,10 dengan tingkat
suku bunga 10% per tahun?
Penyelesaian:
Rumus:
A = F.​i/​(1+i)↑N −1 
= 1464,10.​0,10/​(1+0,10)↑4 −1 
= 315,47
Tabel:
A = F.(A/F,i,N) = 1464,10.0,21547 = 315,47
2.3 Mencari A jika diketahui P
Rumus : A = P.​i.​(1+i)↑N /​(1+i)↑N −1 
Tabel : A = P.(A/P,i,N)
Contoh:
Berapa pembayaran yang harus disetorkan dengan nilai yang sama
selama 4 tahun, yang ekuivalen dengan Rp. 1.000,- di awal tahun
pertama, dengan tingkat suku bunga 10% per tahun?
Penyelesaian:
Rumus:
A = P.​ i.​ (1+i)↑N  /​ (1+i)↑N  −1  =
1 0 0 0 .​ 0 , 1 0 .​ ( 1 + 0 , 1 0 ) ↑ 4  /​
(1+0,10)↑4 −1 
= 315,47

Tabel:
A = P.(A/P,i,N) = 1000.0,31547 = 315,47

2.4 Mencari P jika diketahui A


Rumus : P = A.​(1+i)↑N −1/i.​(1+i)↑N   
Tabel : P = A.(P/A,i,N)
Contoh:
Berapa tabungan yang harus dimiliki jika akan dilakukan penarikan Rp.
315,47 setiap tahunnya selama 4 tahun, jika tingkat suku bunga 10%
per tahun?
Penyelesaian:
Rumus:
P = A.​ ​ (1+i)↑N  −1/i.​ (1+i)↑N    =
315,47.​ ​ ( 1+0,10 )↑4  −1/0,10.​
(1+0,10)↑4   
= 1.000,-

Tabel:
P = A.(P/A,i,N) = 315,47.3,16987 = 1.000,-
Terjadi jika aliran kas mengalami perubahan secara konstan.
3.1 Mencari P jika diketahui G
Rumus : P = G.​(1+i)↑N  − i.N − 1/​i↑2 .​(1+i)↑N  
Tabel : P = G.(P/G,i,N)
Contoh:
Seseorang menabung selama 5 tahun dengan rincian Rp. 600,- di
tahun pertama, dan akan meningkat Rp. 200,- pada setiap tahun
berikutnya. Berapakah hasil investasinya di akhir tahun ke-5, jika
tingkat suku bunga 10% per tahun?
Penyelesaian:

Tabel:
P = P1 + P2 = 600.(P/A,10%,5) + 200.(P/G, 10%,5)
= 600.3,79079 + 200.6,86180 = 3.646,83
F = P.(F/P, 10%, 5) = 3.646,83.1,61051 = 5.873,26

3.2 Mencari A jika diketahui G


Rumus : A = G.​(1+i)↑N  − i.N −1/i.​(1+i)↑N −1 
Tabel : A = G.(A/G,i,N)
Contoh:
Seseorang menabung selama 4 tahun dengan rincian Rp. 500,- di
tahun pertama, dan akan meningkat Rp. 500,- pada setiap tahun
berikutnya. Selama menabung dilakukan juga penarikan pada setiap
akhir tahun dengan jumlah yang sama. Berapakah uang yang dapat
ditariknya setiap tahun, jika tingkat suku bunga 10% per tahun?
Penyelesaian:

Tabel:
A = A1 + A2 = 500 + 500.(A/G,10%,4)
= 500 + 500.1,38117= 1.190,59
Jika dihadapkan pada aliran kas yang tidak teratur, maka harus dilakukan
konversi satu per satu ke awal atau ke akhir periode, sehingga akan
diperoleh nilai total dari P, F, atau A.
Contoh:
Perhatikan diagram aliran kas berikut
ini. Dengan menggunakan tingkat
bunga 12%, tentukanlah nilai P, F,
dan A dari keseluruhan aliran kas
tersebut?
Penyelesaian:
P0 = Rp. 6.000,-
P1 = Rp. 10.000.(P/F,12%,1) = Rp. 10.000.(0,89286) = Rp. 8.929,-
P2 = Rp. 3.000.(P/F,12%,2) = Rp. 3.000.(0,79719) = Rp. 2.391,6
P3 = 0
P4 = Rp. 12.000.(P/F,12%,4) = Rp. 12.000.(0,63552) = Rp. 7.626,-
P5 = Rp. 8.000.(P/F,12%,5) = Rp. 8.000.(0,56743) = Rp. 4.539,2
P = P0 + P1 + P2 + P3 + P4 + P5 = Rp. 29.485,8
F = P.(F/P,12%,5) = Rp. 29.485,8.1,76234 = Rp. 51.953,98
A = P.(A/P,12%,5) = Rp. 29.485,8.0,27741= Rp. 8.179,66
Perhitungan Untuk Periode Pembayaran Lebih Besar dari
Periode Pemajemukan
Bila perhitungan melibatkan faktor pembayaran tunggal,
maka ekuivalensi dapat dilakukan dengan 2 cara:
1.  Menggunakan tingkat bunga efektif untuk mencari nilai
faktornya.
P = F(P/F, i%, N)
2.  Membagi bunga nominal (r) dengan jumlah periode
pemajemukan dalam setahun (m) dan mengalikan jumlah
tahun (N) dengan m.
P = F(P/F, ​r/m %, Nm)

Contoh:
Apabila seorang gadis menabung sebanyak Rp. 1 juta
sekarang, Rp. 3 juta empat tahun dari sekarang, dan Rp. 1,5
juta 6 tahun dari sekarang dengan tingkat bunga nominal
12% per tahun dan dimajemukkan tiap 6 bulan, berapa uang
yang dia miliki 10 tahun dari sekarang?
Penyelesaian:
Cara 1:
ieff = (1 + (r/m))m – 1
= (1 + (0,12/2)2 - 1
= 0,1236
= 12,36%
F = Rp. 1 Juta (F/P, 12,36%, 10) + Rp. 3 Juta (F/P, 12,36%,
6) + Rp. 1,5 Juta (F/P, 12,36%, 4)
= Rp. 1 Juta (1 + 0,1236)10 + Rp. 3 Juta (1 + 0,1236)6 +
Rp. 1,5 Juta (1 + 0,1236)4
= Rp. 11,6345 juta.

Cara 2:
F = Rp. 1 Juta (F/P, ​12/2 %, 10(2)) + Rp. 3 Juta (F/P, ​12/2 
%, 6(2)) + Rp. 1,5 Juta (F/P, ​12/2 %, 4(2))
= Rp. 1 Juta (F/P, 6%, 20) + Rp. 3 Juta (F/P, 6%, 12) +
Rp. 1,5 Juta (F/P, 6%, 8)
= Rp. 1 Juta (3,2071) + Rp. 3 Juta (2,0122) + Rp. 1,5
Juta (1,5938)
= Rp. 11,6345 juta.
Tabel Pemajemukan Deskrit dengan Bunga 6%

Untuk periode pembayaran lebih pendek dari periode


pemajemukan (inter pemajemukan) maka terdapat 2
kebijakan yang diberlakukan, yaitu:
1.  Tidak ada bunga untuk penyimpanan atau pengambilan
uang pada periode ini.
Dimana uang yang disimpan pada periode inter
pemajemukan akan dianggap terjadi pada awal periode
pemajemukan berikutnya dan uang yang diambil pada
periode tersebut dianggap terjadi pada akhir periode
sebelumnya.
2.  Bunga yang diberikan adalah bunga sederhana artinya
bunga tidak dibayarkan pada bunga yang diperoleh pada
periode inter pemajemukan sebelumnya.
Contoh Cara 1:
Transaksi kas sebuah perusahaan dalam satu tahun diawali
dengan pengeluaran Rp. 100. Di bulan kedua perusahaan
tersebut melakukan pengeluaran lagi lagi Rp. 120. Di bulan
keempat dan keenam perusahaan tersebut memperoleh
pendapatan berturut-turut Rp. 80 dan Rp. 120. Di bulan
kesembilan terjadi transaksi pengeluaran lagi Rp. 100, dan
kembali terjadi pemasukan di bulan kesebelas Rp 120.
Hitunglah nilai sekarang transaksi perusahaan tersebut jika
diketahui pemajemukan bunga dilakukan setiap empat bulan
sebesar 5% tiap empat bulan tesebut.

Penyelesaian:

Bentuk sederhana dari aliran kas perusahaan tersebut dapat


dilihat pada gambar berikut:
Penyelesaian:

P = 80(P/F, 5%, 1)+120(P/F,


5%, 2) – [100+100(P/F,
5%, 3)]
= 80(0,9524)+120(0,9070)
– [100+100(0,8638)
= -1,348

Tabel Pemajemukan Deskrit dengan Bunga 5%


Contoh Cara 2:
Seorang mahasiswa menabung selama setahun dengan
tingkat bunga 12% per tahun dan pemajemukan dilakukan
setiap 4 bulan, dengan uang yang disimpan pada inter
periode pemajemukan akan diberikan bunga sederhana.
Mahasiswa tersebut menabung secara berturut-turut pada
bulan pertama Rp. 150,-, bulan kedua Rp. 200,-, bulan ketiga
Rp. 250,-, bulan keenam Rp. 150,-, bulan ke delapan Rp.
200,-, bulan kesepuluh Rp. 220,- dan bulan kesebelas Rp.
80,-. Berapakah jumlah uang mahasiswa tersebut jika dia
mengambilnya pada akhir tahun.

Penyelesaian

Tingkat bunga efektif tiap empat bulan adalah 12%/3 = 4%.


Dengan memberikan bunga sederhana, maka nilai F4, F8,
dan F12 dapat dihitung sebagai berikut:
F4 = [150+150(3/4)x0,04] + [200+200(2/4)x0,04] +
[250+250(1/4)x0,04]
= 154,5 + 204 + 252,5
= 611
F8 = [150+150(2/4)x0,04] + 200
= 353
F12 = [220+220(2/4)x0,04] + [80+80(1/4)x0,04]
= 224,4 + 80,8
= 305,2
Kemudian nilai F dapat dihitung berdasarkan diagram aliran
kas sebelumnya.

F = F4(F/P, 4%, 2) + F8(F/P, 4%, 1) + F12


= 611(1,082) + 353(1,040) + 305,2
= 1333,422
Transaksi moneter kenyataannya terjadi setiap jam bahkan
setiap saat, sehingga pemajemukan juga sebenarnya
berlangsung dalam jumlah yang banyak sekali dalam satu
tahun.
Jika akan dihitung secara eksplisit efek pemajemukan seperti
ini, maka harus menggunakan hubungan pemajemukan
kontinyu.
Pemajemukan kontinyu berarti dalam setahun banyaknya
periode pembungaan (periode pemajemukan) adalah tak
berhingga.
ieff untuk pemajemukan kontinyu dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
ieff = er – 1 dimana e = 2,71828

Rumus-rumus pemajemukan kontinyu dapat dilihat pada


tabel berikut:
Contoh:
Seorang mahasiswa menabung setiap akhir tahun dengan
jumlah Rp. 60.000 per tahun selama 10 tahun. Bila tingkat
suku bunga 10% dan dibungakan secara kontinyu, hitunglah:
a.  Tingkat bunga efektif
b.  Nilai sekarang (P) dari semua tabungannya

Penyelesaian:
a.  ieff = er – 1
= e0,10 – 1
= 0,1052
= 10,52%

b.  Dengan menggunakan rumus:


P = A.(P/A, r%, N)
= A.[​​e↑rN −1/​e↑rN (​e↑r −1) ]
= Rp. 60.000,- . [​​e↑0,1.10 −1/​e↑0,1.10 (​e↑0,1 −1) ]
= Rp. 60.000,- (6,0104)
= Rp. 360.624,-
Dengan menggunakan Tabel Pemajemukan Kontinyu r =
10% dan N = 10
P = A.(P/A, r%, N)
= Rp. 60.000,-.(P/A, 10%, 10)
= Rp. 60.000,- (6,0104)
= Rp. 360.624,-
Tabel Pemajemukan Kontinyu r=10%

Anda mungkin juga menyukai