Anda di halaman 1dari 10

Saat serangan asma terjadi, saluran pernapasan ke paru -paru akan mengalami peradangan (inflamasi) dan

membengkak. Hal tersebut menyebabkan penyempitan pada liang saluran pernapasan, sehingga volume
udara yang masuk berkurang dan penderitanya akan sulit untuk bernapas secara normal.

Walaupun tampakanya banyak metode pengobatan terhadap asma, penyakit ini tetap saja berbahaya.
Namun dengan pengobatan yang benar, pen deritanya dapat hidup dengan normal. Pada penderita asma
yang parah, penyakit ini akan membatasi aktivitas seperti olahraga dan aktifitas fisik yang terlalu berat.

Tipe-Tipe Asma
Terdapat beberapa tipe asma yang berbeda. Mengenali jenis asma yang diderita sangat membantu baik
dalam penanganan ataupun pengobatannya. Berikut adalah beberapa tipe penyakit asma:
Spons ored Li n ks

 Asma alergik (Allergic Asthma)


 Asma non-alergik (Non-Allergic Asthma/Intrinsic Asthma)
 Exercise-induced asthma (EIA)
 Nocturnal Asthma
 Cough-variant asthma
 Occupational Asthma
Penyebab & Pemicu Asma
Penderita asma terus meningkat, akan tetapi penyebab pasti penyakit ini belum sepenuhnya diketahui.
Faktor utama yang dapat menyebabkan asma adalah:

 Genetik atau sejarah asma pada keluarga


 Lingkungan tempat tinggal, khususnya bagi anak -anak
 Reaksi alergi pada substansi tertentu (bulu binatang, debu, dll)
 Infeksi saluran pernapasan
Gejala Asma
Peradangan dan penyempitan saluran pernapasan dapat menyebabkan gejala -gejala sebagai berikut:

 Mengi (mengeluarkan bunyi saat bernapas)


 Batuk
 Dada terasa sesak atau sakit
 Sesak napas
Selengkapnya: Tanda dan Gejala Asma
Pengobatan & Penanganan Asma
Pada penderita asma, penanganan terbaik adalah dengan mengenal dan menghindari hal -hal yang menjadi
pemicu asma. Pada saat serangan/gejala asma muncul, penderita dapat menggunakan beberapa opsi
berikut:

 Obat-obatan asma
 Inhaler
 Nebulizer

 HOME
 KEHAMILAN
 PERSALINAN
 BAYI
 KESEHATAN
 PARENTING
 SHOP
 KONSULTASI
 BLOG

Home Kesehatan Gaya Hidup


Kenali Penyakit Asma - Gejala, Penyebab, Pencegahan dan
Pengobatan
Penyakit asma masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang cukup serius di tanah air.
Hingga sampai saat ini terjadi peningkatan terhadap penyakit pernafasan ini baik dari segi
angka morbiditas atau pun mortilitas asma. Data mencetak jika pravelensi asma di
Indonesia berkisar hingga 5% dan 9% atau hingga mencapai 5 sampai 7 juta orang yang
terjangkit dengan penyakit asma. Dan sebanyak 2 juta diantara penderitanya memerlukan
perawatan intensif akibat serangan asma akut yang terbilang cukup beresiko.

Umumnya, para penderita yang mengharuskan kondisinya dirawat atau mendapatkan


penanganan intensif, disebabkan karena pasien atau pendertia mengalami keterlambatan
diagnosa, serta penanganan yang kurang tepat. Yang mana hal inilah yang menjadi salah
satu faktor pemicu yang sangat bermasalah dalam penanganan penderita asma.

Penyakit asma tentu tidak datang secara tiba-tiba dan membuat pasien didiagnosa
menderita asma akut. Sama halnya dengan penyakit lain, penyakit asma juga datang
dengan beberapa gejala sebelum berkembang menjadi sebuah penyakit akut dan berat
yang membutuhkan penanganan medis yang intens. Keterlambatan diagnosa ini umumnya
lebih bayak dipengaruhi karena faktor dari pasien itu sendiri yang enggan atau segan
memeriksakan kesehatannya ke ahli medis.

Seringnya
mengabaikan dan menganggap remeh sebuah penyakit inilah yang akhirnya membuat
pasien mengalami keterlambatan diagnosa. Untuk itulah, mengingat perlu sekali menangani
penyakit asma pada seorang pasien yang terjangkit asma, maka pengenalan pada penyakit,
gejala dan cara pencegahannya penting sekali diketahui. Nah, berikut ini ada beberapa
pengetahuan dan pengenalan mengenai penyakit asma, gejala dan cara pencegahannya.

Apa Itu Penyakit Asma?


Asma merupakan sebuah kondisi kesehatan dimana saluran pernafasan pada bagian
bronkhial paru-paru mengalami penyempitan sehingga bereaksi pada pasiennya mengalami
kesulitan untuk bernafas. Biasanya penyakit asma ini bisa menyerang atau kambuh dengan
tiba-tiba dan bisa juga dikarenakan oleh beberapa faktor yang memicu terjadinya serangan
asma. Yang mana tentunya kondisi seperti ini akan sangat mengganggu dan membuat
seseorang kesulitan menjalankan aktivitas normal sehari-harinya bahkan pada kondisi yang
buruk bisa menyebabkan seseorang kepayahan dan tak akan mampu melakukan aktivitas
seperti biasanya. Dengan adanya penyempitan pada saluran pernafasan ini mengakibatkan
munculnya gejala dan ciri-ciri seperti tersengal-sengal, batuk, sesak nafas bahkan sampai
mengeluarkan bunyi sewaktu bernafas (bengi).

Penyakit asma tidak bisa disembuhkan secara total. Hanya saja bisa dikurangi dengan
mengetahui sumber pemicu timbulnya asma dan menghindarinya. Untuk itulah sebaiknya
awali dengan mendiami dan mengusahakan tempat tinggal dan lingkungan sekitar anda
benar-benar bersih.
Lantas Apakah Gejala yang Menandakan Seseorang
Terserang Penyakit Asma?
Tanda-tanda, gejala atau peringatan awal yang akan dialami penderita asma sebelum munculnya serangan asma
dalam tubuhnya ini sifatnya unik untuk setiap individu. Selain itu, pada individu yang sama pun, gejala awal bisa
sama, hampir sama atau mungkin sama sekali berbeda. Beberapa tanda awal sebelum timbulnya penyakit asma
mungkin dideteksi hanya oleh orang yang bersangkutan. Sementara peringatan awal yang lain lebih mungkin terlihat
oleh orang lain. Nah, berikut ini ada beberapa tanda atau gejala pada penderita asma sebelum munculnya asma

1. Kesulitan Bernafas
Gejala serangan asma yang pertama adalah dengan timbulnya tanda sulitnya bernafas. Jika
seseorang yang sedang menjalankan aktivitas atau kegiatan sehari-harinya dan dengan
tiba-tiba ia merasakan kesulitan bernafas seperti terasa begitu sesak. Bisa jadi hal ini
mengindikasikan bahwa orang tersebut mengidap asma. Jika hal ini terjadi segera
konsultasikan ke dokter untuk lebih jelasnya.

2. Nyeri Pada Bagian Dada


Perasaan sakit pada daerah sekitaran dada bisa juga merupakan salah satu gejala penyakit
asma, biasanya berupa perasaan tekanan dan terasa berat yang menyerang daerah bagian
dada. Segera periksakan ke dokter atau ke klinik terdekat jika kondisi ini menyerang anda.

3. Sering Merasa Panik dan Cemas


Jika seseornag seringkali mengalami cemas dan panik pada beberapa hal kecil yang terjadi
dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini juga bisa mengindikasikan gejala asma. Namun
tentunya hal ini bisa dicegah dan dihindari dengan menengangkan diri dan berkonsultasi
dengan ahli medis.

4. Batuk Terus-Menerus
Salah satu gejala yang paling sering dikaitkan dengan serangan penyakit asma adalah
dengan batuk yang terjadi secara terus-menerus yang mengakibatkan napas menjadi
pendek. Jika anda mengalami gejala ini tidak ada salahnya segera berkosultasi ke dokter.
Beberapa gajala diatas menunjukan bahwa telah terjadi perubahan pada saluran pernafasan
dan aliran udara dalam pernafasan menjadi terhambat. Untuk itu, tindakan penanganan
perlu sekali dilakukan utnuk mengatasi gejala-gejala tersebut agar tidak semakin
memburuk.

Lalu Apakah Penyebab yang Memicu Timbulnya Penyakit


Asma?
Seara medis peyebab penyakit asma masih belum diketahui secara pasti dan penderita peka
terhadap sebuah rangsangan seperti gangguan emosi, polusi udara, bulu binatang dan lain
sebagainya. Namun tentunya, jika yang memicu timbulnya penyakit asma disebabkan
karena beberapa faktor tersebut hal ini bisa dihindari dengan tidak mendekati sumber
pemicu asma. Sementara penyabab lainnya bisa juga disebabkan karena tersumbatnya
saluran pernafasan oleh lendir yang kental, dalam kasus ini si penderita akan mengalami
mudah menarik nafas namun sulit mengeluarkannya kembali.
Nah, adapun beberapa pemicu yang seringkali menyebabkan penyakit asma atau
kambuhnya penyakit asma pada seorang penderitanya adalah:

 Polusi udara (asap rokok, asap kendaraan, debu, zat kimia, debu pasir dll)
 Bulu binatang
 Infeksi saluran pernafasan
 Rasa cemas, stres dan ketakutan
 Serbuk sari
 Olaraga terlalu berlebihan
 Udara dingin

Bagaimana Pencegahan dan Pengobatan Terhadap


Penderita Asma?
Hingga saat ini penyakit asma berlum bisa disembuhkan dengan total. Adapun beberapa
obat-obatan yang disarankan oleh dokter hanya sebatas penanganan yang berupa
pencegahan semata. Obat yang dianjurkan pun dapat membantu membuat saluran
pernafasan terasa lebih longgar yang terjadi pada penderita asma bukan menyembuhkan
asma yang dideritanya.

Namun tentunya jangan khawatir, penyebaran dan penularan penyakit asma dapat dicegah
dengan mulai mendeteksi dan mengenali penyakit anda. Apabila anda sering mengalami
gejala-gejala seperti yang disebutkan diatas dan seringkali batuk-batuk dimalam hari. Maka
segeralah pergi ke dokter dan yang terpenting dalam mencegah suatu penyakit adalah
dengan menghindari sumber atau penyebabnya itu sendiri. Jadi pastikan jika anda selalu
menghindari sumber dan pemicu yang bisa membuat asma anda kambuh atau membuat
anda secara tiba-tiba terserang asma. Pastikan juga jika lingkungan tempat tinggal anda
bersih dan terhindar dari kotor dan tumpukan debu.

Penyakit asma adalah sebuah penyakit saluran pernafasan yang akan membuat seseorang
sulit bernafas dan tentunya membuat kondisi ini tidak nyaman. Untuk itu, tindakan
penanganan sedini mungkin akan membantu meringankan beban pada penderitanya. Artikel
ini diharapkan mampu beberikan pengetahuan baru dan membuat seseorang mampu
mengenali penyakit dan gejala asma sedini mungkin sehingga penanganan yang tepat bisa
segera didapatkan.

FacebookTwitterGoogle+Share

Artikel Terbaru

 Mengenal Virus Zika, Penyebab, Gejala dan Pencegahannya


 Kenali Penyakit Asma - Gejala, Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan
 Tips Menjadi Ibu Tiri yang Baik dan Disayangi Anak
 Perbaiki Kualitas Tidur Dengan Konsumsi Makanan Ini
 Daftar Menu Makan Malam Sehat Untuk Si Buah Hati Tercinta
 Dampak Buruk Stres Terhadap Otak
 Kiat Ampuh Atasi Sakit Tengggorokan

Artikel Popular Kesehatan

 Tanda-tanda Akan Mendekati Menstruasi


 Telat Menstruasi! Apakah Aku Hamil?!

 Cara Mengatasi Nyeri Saat Menstruasi

 Tips Perawatan "Miss V" Pasca Melahirkan

 Ingin Produksi ASI Meningkat? Konsumsi 6 Makanan Ini





Tentang Kami - Term of Use - Sitemap - Hubungi Kami


Copyright © 2016, Bidanku.com. All Rights Reserved

Sumber : Kenali Penyakit Asma - Gejala, Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan -


Bidanku.com http://bidanku.com/kenali-penyakit-asma-gejala-penyebab-pencegahan-dan-
pengobatan#ixzz4Lq8S4zzU

A. Pengertian Asma
Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan
tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Dalam Pendapat Lain Asma
dapat diartikan:

Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme
(kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).

Asma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang reversibel.
(Joyce M. Black : 1996).

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon secara
hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).

Dari ketiga pendapat tersebut dapat diketahui bahwa asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas
obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan
respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.

B. Penyebab Asma
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada
paru-paru normal tidak akan memengaruhi saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai
rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.

Makalah Penyakit Asma dan Pencegahannya


Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara
mengalami pembengkakan karena adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran
udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini
menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernapas.

Sel-sel tertentu di dalam saluran udara, terutama mastosit diduga bertanggungjawab terhadap awal mula
terjadinya penyempitan ini. Mastosit di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien
yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos - peningkatan pembentukan lendir - perpindahan sel darah
putih tertentu ke bronki. Mastosit mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka
kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu
binatang.

Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika orang
tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu
dilepaskannya histamin dan leukotrien.

Sel lainnya yakni eosinofil yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan lainnya
(juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara. Asma juga dapat disebabkan oleh
tingginya rasio plasma bilirubin sebagai akibat dari stres oksidatif yang dipicu oleh oksidan.[1]

C. Gejala Asma
Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan
hanya mengalami serangan serangan sesak napas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu.
Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah
menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun iritan. Menangis atau
tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala dan juga sering batuk berkepanjangan terutama di
waktu malam hari atau cuaca dingin.[2]

Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan napas yang berbunyi (mengi, bengek),
batuk dan sesak napas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan napasnya. Di lain
waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk.
Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak napas,
batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung
sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari.

Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di malam hari atau
ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala. Selama serangan asma, sesak napas
bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga
akan mengeluarkan banyak keringat.

Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat.
Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat
dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan
pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan.
Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan sembuh sempurna,

Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di dalam
rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak
yang dirasakan oleh penderita.

D. JENIS-JENIS ASMA
Asma sering dicirikan sebagai alergi , idiopatik/non alergi, serta gabungan.
1. Asma alergi
Disebabkan oleh allergen / alergenalergen yang dikenal (misal: serbuk sari , binatang, amarah, makanan,
jamur). Kebanyak allergen terdapat di udara dan musiman. Pasien dengan asma allergic biasanya mempunyai
riwayat keluarga yang allergic dan riwayat medis masa lalu eczema / rhinitis allergic. Pemajanan terhadap
allergen mencetuskan serangan asma. Anak-anak dengan asma allergic sering dapat mengatasi kondisi
sampai masa remaja.

2. Asma idiopatik / non allergic


Tidak berhubungan dengan allergen spesifik.faktor – factor,seperti common cold, infeksi traktus respiratorius,
latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan.beberapa agen farmakologi, seperti
aspirin dan agen anti inflamasi nonsteroid lain, pewarna rambut, antagonis beta – adrenergic, dan agen sulfit
(pengawet makanan), juga mungkin menjadi factor. Serangan asma idiopatik atau non allergic menjadi lebih
berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronis dan
emfisema.

3. Asma Gabungan
Adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk allergic maupun bentuk
ideopatic atau non allergic.

E. Diagnosa Asma
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan
pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga digunakan untuk menilai beratnya penyumbatan saluran
udara dan untuk memantau pengobatan. Menentukan faktor pemicu asma seringkali tidak mudah. Tes kulit
alergi bisa membantu menentukan alergen yang memicu timbulnya gejala asma. Jika diagnosisnya masih
meragukan atau jika dirasa sangat penting untuk mengetahui faktor pemicu terjadinya asma, maka bisa
dilakukan bronchial challenge test.

F. Pengobatan Asma (Untuk Pengetahuan Saja/Tidak ada jaminan)


Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera untuk
mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan.

Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan asma yang terjadi secara
tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga. Bronkodilator ini merangsang
pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-adrenergik.

Bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan efek
samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator yang
hanya bekerja pada reseptor beta2-adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya
memiliki sedikit efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan lebih
sedikit efek samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik.

Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya berlangsung selama 4-6
jam. Bronkodilator yang lebih baru memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena mula kerjanya lebih lambat,
maka obat ini lebih banyak digunakan untuk mencegah serangan.

Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang dihirup) dan sangat efektif.
Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat langsung di dalam saluran udara, sehingga mula kerjanya
cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran udara yang mengalami penyumbatan berat. Bronkodilator per-oral
(ditelan) dan suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping dan mula kerjanya
cenderung lebih lambat.

Jenis bronkodilator lainnya adalah theophylline. Theophylline biasanya diberikan per-oral (ditelan); tersedia
dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai kapsul dan tablet long-acting. Pada
serangan asma yang berat, bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah).

Jumlah theophylline di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan harus dipantau secara ketat, karena jumlah
yang terlalu sedikit tidak akan memberikan efek, sedangkan jumlah yang terlalu banyak bisa menyebabkan
irama jantung abnormal atau kejang. Pada saat pertama kali mengonsumsi theophylline, penderita bisa
merasakan sedikit mual atau gelisah. Kedua efek samping tersebut, biasanya hilang saat tubuh dapat
menyesuaikan diri dengan obat. Pada dosis yang lebih besar, penderita bisa merasakan denyut jantung yang
cepat atau palpitasi (jantung berdebar). Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi (kecemasan, ketakuatan),
muntah, dan kejang.

Corticosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala asma. Jika
digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap corticosteroid akan menyebabkan berkurangnya
kecenderungan terjadinya serangan asma dengan mengurangi kepekaan saluran udara terhadap sejumlah
rangsangan.

Tetapi penggunaan tablet atau suntikan corticosteroid jangka panjang bisa menyebabkan:
1. gangguan proses penyembuhan luka
2. terhambatnya pertumbuhan anak-anak
3. hilangnya kalsium dari tulang
4. perdarahan lambung
5. katarak prematur
6. peningkatan kadar gula darah
7. penambahan berat badan
8. kelaparan
9. kelainan mental.

Tablet atau suntikan corticosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk mengurangi serangan asma yang
berat. Untuk penggunaan jangka panjang biasanya diberikan inhaler corticosteroid karena dengan inhaler, obat
yang sampai di paru-paru 50 kali lebih banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya.
Corticosteroid per-oral (ditelan) diberikan untuk jangka panjang hanya jika pengobatan lainnya tidak dapat
mengendalikan gejala asma.

Cromolin dan nedocromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari sel mast dan menyebabkan
berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. Obat ini digunakan untuk mencegah terjadinya
serangan, bukan untuk mengobati serangan. Obat ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma karena
olah raga. Obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun penderita
bebas gejala.

Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium bromida) bekerja dengan menghalangi kontraksi otot
polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat ini akan
menyebabkan pelebaran saluran udara pada penderita yang sebelumnya telah mengonsumsi agonis reseptor
beta2-adrenergik.

Pengubah leukotrien (contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton) merupakan obat terbaru untuk membantu
mengendalikan asma. Obat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien (bahan kimia yang dibuat oleh
tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala asma).

Pengobatan untuk serangan asma


Suatu serangan asma harus mendapatkan pengobatan sesegera mungkin untuk membuka saluran
pernapasan. Obat yang digunakan untuk mencegah juga digunakan untuk mengobati asma, tetapi dalam dosis
yang lebih tinggi atau dalam bentuk yang berbeda.

Agonis reseptor beta-adrenergik digunakan dalam bentuk inhaler (obat hirup) atau sebagai nebulizer (untuk
sesak napas yang sangat berat). Nebulizer mengarahkan udara atau oksigen dibawah tekanan melalui suatu
larutan obat, sehingga menghasilkan kabut untuk dihirup oleh penderita. Pengobatan asma juga bisa dilakukan
dengan memberikan suntikan epinephrine atau terbutaline di bawah kulit dan aminophyllins theophylline)
melalui infus intravena.

Penderita yang mengalami serangan hebat dan tidak menunjukkan perbaikan terhadap pengobatan lainnya,
bisa mendapatkan suntikan corticosteroid, biasanya secara intravena (melalui pembuluh darah). Pada
serangan asma yang berat biasanya kadar oksigen darahnya rendah, sehingga diberikan tambahan oksigen.
Jika terjadi dehidrasi, mungkin perlu diberikan cairan intravena. Jika diduga terjadi infeksi, diberikan antibiotik.

Selama suatu serangan asma yang berat, dilakukan:


1. pemeriksaan kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah
2. pemeriksaan fungsi paru-paru (biasanya dengan spirometer atau peak flow meter)
3. pemeriksaan rontgen dada.

Pengobatan jangka panjang


Salah satu pengobatan asma yang paling efektif adalah inhaler yang mengandung agonis reseptor beta-
adrenergik. Penggunaan inhaler yang berlebihan bisa menyebabkan terjadinya gangguan irama jantung.

Jika pemakaian inhaler bronkodilator sebanyak 2-4 kali/hari selama 1 bulan tidak mampu mengurangi gejala,
bisa ditambahkan inhaler corticosteroid, cromolin atau pengubah leukotrien. Jika gejalanya menetap, terutama
pada malam hari, juga bisa ditambahkan theophylline per-oral.
G. Pencegahan Asma
Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh
olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga. Selain itu Langkah tepat yang
dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu
timbulnya serangan asma itu sendiri. Penyebab yang mungkin dapat saja bantal, kasur, pakaian jenis tertentu,
hewan peliharaan kuda, detergen, sabun , makanan tertentu,jamur dan serbuk sari. jika serangan berkaitan
dengan musim maka serbuksari dapat menjadi dugaan kuat. Upaya harus dibuat untuk menghindari agen
penyebab kapan saja memungkinkan. Setiap penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal
yang menjadi pemicu serangan asmanya.

Setelah terjadinya serangan asma, apabila penderita sudah merasa dapat bernafas lega akan tetapi disarankan
untuk meneruskan pengobatannya sesuai obat dan dosis yang diberikan oleh dokter.

PENUTUP
Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan
(bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga
mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Adapun tanda
dan gejala penyakit asma diantaranya :

Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas (exhalation). Tidak semua
penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdegar wheezing
adalah penderita asma
Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).
Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.
Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam
mengatur pernafasan.

Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor
penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri

SARAN:
Agar terhindar dari penyakit-penyakit kita harus mengonsumsi makanan-makanan yg bergizi dan olahraga yg
cukup.
B. http://neoaskep.blogspot.co.id/2013/11/contoh-makalah-penyakit-asma-dan-cara-
pencegahanya.html
C. penyakitasma.com/penyakit-asma-dan-pengobatannya/

Anda mungkin juga menyukai