Aktivitas Tektonik Pulau Jawa, khususnya Jawa timur dimulai dari awal Yura
Atas (Oxfordian ~ 160 juta tahun lampau), Dalam perjalanan selanjutnya, lempeng-
lempeng mikro asal Gondwana tersebut bertumbukan dan bergabung (amalgamasi)
dengan inti Sundaland pada akhir Kapur Bawah - awal Kapur Atas (Albian - Turonian ~
110 - 90 jtl). Semenjak itu, Pulau Jawa berada dalam kondisi tepian benua pasif (passive
margin) Tatanan seperti ini bertahan hingga Awal Eosen.
Memasuki Eosen Tengah, proses pemekaran Samudera Hindia mulai akan
berlangsung di selatan Benua Australia, menyebabkan mulainya subduksi di Palung
Sunda (Gambar 4.2). Gaya kontraksi di sepanjang Palung Sunda menyebabkan
terbentuknya berbagai cekungan sedimenter Tersier di Sundaland. Bersamaan dengan
surutnya genang laut global, proses sedimentasi syn-rift dapat terbentuk dengan baik di
cekungan-cekungan tersebut, termasuk Jawa Timur.
Memasuki akhir Miosen Awal, slab kerak samudera Albian-Turonian telah habis
dikonsumsi Palung Sunda (Gambar 4.4). Akibatnya slab tersebut terputus dan segmen
slab yang baru kemudian tertarik memasuki Palung Sunda dalam sudut penunjaman yang
lebih landai. Peristiwa ini menyebabkan berakhirnya periode puncak volkanisme
Pegunungan Selatan. Pengangkatan terjadi merata (Gambar 4.1). Di Pegunungan Selatan
ditandai dengan sedimentasi batupasir kuarsa Formasi Jaten. Di Zona Rembang,
ketidakselarasan yang dihasilkan peristiwa tektonik ini dikenal dengan nama Tuban
Event, yang memicu sedimentasi batupasir kuarsa Formasi Ngrayong secara masif dan
luas.
Memasuki awal Pleistosen kolisi Timor dengan Busur Volkanik Sunda mulai
terjadi (Gambar 4.5). Hal ini memicu pengangkatan regional di Pulau Jawa. Pegunungan
Selatan mengalami pengangkatan paling intensif, yang ditunjang dengan tingginya
tingkat denudasional pada singkapan batuan gunungapi Oligo- Miosennya. Pengangkatan
Pegunungan Selatan ini kemudian diimbangi secara isostatis oleh pembentukan Zona
Depresi Solo.
Periode vulkanisme baru Jawa Timur teridentifikasi hadir pada kala tersebut,
kemungkinan berasal dari slab Oxfordian-Albian yang telah memasuki zona pelelehan
sebagian (partial melting window). Busur gunungapi baru muncul di sebelah utara busur
gunungapi Oligo-Miosen (Pegunungan Selatan), yaitu menempati Zona Solo.