I. Tujuan Umum
Kegiatan Penyuluhan ini diharapkan seluruh Peserta dapat Lebih
mengetahui tentang Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2
III. Materi
Terlampir
IV. Metode
Kegiatan ini menggunakan metode diskusi dan tanya jawab
1. Pengertian
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya.
Kriteria Diagnosis DM
Gejala klinik
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang DM. Kecurigaan
adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti:
1. Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
2. Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi
ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
3. Faktor Resiko DM
a. Faktor keturunan
b. Usia lebih dari 40 tahun
c. Gaya hidup yang kurang sehat
d. Obesitas
e. Kurang beraktivitas dan olahraga
f. Dislipidemia
4. Pencegahan DM
a. Pemeriksaan gula darah secara teratur
Pada praktek sehari-hari, hasil pengobatan DMT2 harus dipantau
secara terencana dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan jasmani,
dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Tujuan pemeriksaan glukosa darah:
• Mengetahui apakah sasaran terapi telah tercapai
• Melakukan penyesuaian dosis obat, bila belum tercapai sasaran
terapi
Waktu pelaksanaan pemeriksaan glukosa darah:
• Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
04 DESEMBER 2018 - 20 DESEMBER 2018 61
• Glukosa 2 jam setelah makan, atau
• Glukosa darah pada waktu yang lain secara berkala sesuai dengan
kebutuhan.
b. Pemeriksaan HbA1C
Tes hemoglobin terglikosilasi, yang disebut juga sebagai
glikohemoglobin, atau hemoglobin glikosilasi (disingkat sebagai
HbA1C), merupakan cara yang digunakan untuk menilai efek
perubahan terapi 8-12 minggu sebelumnya. Untuk melihat hasil terapi
dan rencana perubahan terapi, HbA1c diperiksa setiap 3 bulan, atau
tiap bulan pada keadaan HbA1c yang sangat tinggi (> 10%). Pada
pasien yang telah mencapai sasran terapi disertai kendali glikemik
yang stabil HbA1C diperiksa paling sedikit 2 kali dalam 1 tahun.
c. Konsumsi makanan yang sehat dan pola makan yang baik sesuai
kebutuhan kalori
Jangan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung
lemak/minyak, dan garam secara berlebihan.