Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Diabetes Mellitus Tipe 2


Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus Tipe 2
Sub Topik :
1. Pengertian Diabetes Mellitus Tipe 2
2. Faktor Resiko Diabetes Mellitus Tipe 2
3. Tanda Gejala Diabetes Mellitus Tipe 2
4. Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2

Sasaran : Pasien Lansia yang berkunjung ke Puskesmas


Hari / Tanggal : Kamis / 13 Desember 2018
Waktu : 08.30 wib - selesai
Tempat : Puskesmas Teladan

I. Tujuan Umum
Kegiatan Penyuluhan ini diharapkan seluruh Peserta dapat Lebih
mengetahui tentang Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2

II. Tujuan Khusus


1. Peserta dapat mengetahui apa itu Diabetes Mellitus Tipe 2
2. Peserta dapat mengetahui faktor resiko Diabetes Mellitus Tipe 2
3. Peserta dapat Mengetahui Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus Tipe 2
4. Peserta dapat Mengetahui Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2

III. Materi
Terlampir

IV. Metode
Kegiatan ini menggunakan metode diskusi dan tanya jawab

V. Media dan Alat


Leaflet/Flipchart

VI. Kegiatan Penyuluhan


No Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu Media
.
1 Pembukaan Mengucapkan Menjawab Salam 5 menit
salam Mendengarkan
Memperkenalakan Memperhatinak

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
04 DESEMBER 2018 - 20 DESEMBER 2018 59
diri
Menjelaskan
Tujuan
2 Isi Pengertian Diabetes Memperhatikan 15 Menit Leaflet
Mellitus Tipe 2 /Flipchart
Tanda Gejala
Diabetes Mellitus
Tipe 2
Faktor Resiko
Diabetes Mellitus
Tipe 2
Pencegahan
Diabetes Mellitus
Tipe 2
3 Penutupan Mengevalusi Mengunkapkan 10 menit
Perasaan Peserta Perasaaan Setelah
setelah Penyuluhan Penyuluah
Mengajukan Bertanya tentang
Beberapa materi penyuluhan
Pertanyaan yang belum paham

VII. Evaluasi Hasil


1. Jelaskan Pengertian Diabetes Mellitus Tipe 2
2. Jelaskan Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus Tipe 2
3. Jelaskan Faktor Resiko Diabetes Mellitus Tipe 2
4. Jelaskan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2

VIII. Lampiran Teori

1. Pengertian
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya.

2. Tanda dan Gejala


Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa
darah. Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan
glukosa secara enzimatik dengan bahan plasma darah vena. Pemantauan hasil
pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
04 DESEMBER 2018 - 20 DESEMBER 2018 60
darah kapiler dengan glukometer. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar
adanya glukosuria.

Kriteria Diagnosis DM

Gejala klinik
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang DM. Kecurigaan
adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti:
1. Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
2. Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi
ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.

3. Faktor Resiko DM
a. Faktor keturunan
b. Usia lebih dari 40 tahun
c. Gaya hidup yang kurang sehat
d. Obesitas
e. Kurang beraktivitas dan olahraga
f. Dislipidemia
4. Pencegahan DM
a. Pemeriksaan gula darah secara teratur
Pada praktek sehari-hari, hasil pengobatan DMT2 harus dipantau
secara terencana dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan jasmani,
dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Tujuan pemeriksaan glukosa darah:
• Mengetahui apakah sasaran terapi telah tercapai
• Melakukan penyesuaian dosis obat, bila belum tercapai sasaran
terapi
Waktu pelaksanaan pemeriksaan glukosa darah:
• Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
04 DESEMBER 2018 - 20 DESEMBER 2018 61
• Glukosa 2 jam setelah makan, atau
• Glukosa darah pada waktu yang lain secara berkala sesuai dengan
kebutuhan.
b. Pemeriksaan HbA1C
Tes hemoglobin terglikosilasi, yang disebut juga sebagai
glikohemoglobin, atau hemoglobin glikosilasi (disingkat sebagai
HbA1C), merupakan cara yang digunakan untuk menilai efek
perubahan terapi 8-12 minggu sebelumnya. Untuk melihat hasil terapi
dan rencana perubahan terapi, HbA1c diperiksa setiap 3 bulan, atau
tiap bulan pada keadaan HbA1c yang sangat tinggi (> 10%). Pada
pasien yang telah mencapai sasran terapi disertai kendali glikemik
yang stabil HbA1C diperiksa paling sedikit 2 kali dalam 1 tahun.

c. Konsumsi makanan yang sehat dan pola makan yang baik sesuai
kebutuhan kalori
Jangan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung
lemak/minyak, dan garam secara berlebihan.

d. Menjaga berat badan ideal


Berat badan ideal dapat dihitung dengan rumus:

e. Latihan jasmani secara teratur


Berolahraga selama 150 menit/minggu dengan latihan dengan
latihan aerobic yang sedang, atau 90 menit/minggu dengan aerobic
berat. Latihan dapat dibagi menjadi 3-4x/ minggu.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
04 DESEMBER 2018 - 20 DESEMBER 2018 62
LAMPIRAN

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
04 DESEMBER 2018 - 20 DESEMBER 2018 63

Anda mungkin juga menyukai