discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/319482818
CITATIONS READS
0 560
3 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Muhammad Yura Kafiansyah on 05 September 2017.
ABSTRAK
Waduk Pandanduri (29,690 juta m3) telah beroperasi sejak 2015, terletak di WS Lombok
dan sebagai waduk regulator untuk meningkatkan cropping intencity (CI) 8 daerah irigasi
(DI) dengan total areal irigasi 8.823 ha. Inflow dari sungai Palung, suplesi Babak-Renggung-
Rutus (existing) dan suplesi B. Tempasan (rencana). Permasalahan waduk Pandanduri
adalah rendahnya inflow tahunan. Keluaran akhir kajian adalah dapat memberikan pedoman
operasi optimal. Tujuan kajian adalah memaksimumkan CI tiap DI, mengatur beban
tampungan operasi tahun berikutnya (dV) dan mengetahui distribusi air dalam jaringan
irigasi melalui optimasi faktor K.
Proses simulasi optimasi pola operasi waduk (deterministik) dilakukan secara simultan
dan menggunakan program linier (LP) serta keandalan (80%, 50% & 20%) dengan Ms.
Excel 2013-VBA. Simulasi menggunakan skenario K = 100% dan optimasi faktor K dengan
kombinasi awal musim tanam dan alternatif jenis tanam.
Hasil K = 100%, waduk tidak mampu memaksimumkan CI tiap DI dan frekwensi
distribusi air adalah tidak terdistribusi. Hasil CI optimasi K dengan kombinasi terbaik adalah
DI Pandanduri = 289%, DI Swangi = 167%, DI sistem Rere Penembem = 246% dan dV =
67% serta frekwensi distribusi air adalah terdistribusi. Kesimpulan adalah melalui optimasi
faktor K, hasil pedoman operasi menjadi optimal.
Kata Kunci: simulasi, operasi waduk, optimasi, faktor K, program linier
ABSTRACT
Pandanduri reservoir (29,690 MCM) has been operational since 2015, located in
Lombok River-Basin and as regulator to increase its cropping intencity (CI) for 8 irrigated
area (DI) with 8.823 ha irrigation area. Inflow are from Palung river, suplesi Babak-
Renggung-Rutus (existing) and suppletion B. Tempasan (plan). The issue of Pandanduri
reservoir are lack of annual inflow. The output of the study is the optimal operating rule.
Objective of study is maximizing CI value, regulating storage assesment for next year
operation (dV) and to discover the water distribution in irrigation network by K factor
optimization.
The reservoir operation rule of simulation optimization process carried out
simultaneously and using linear programming (LP) and dependable flow (80%, 50% & 20%)
by Ms. Excel 2013-VBA. The simulation is using K = 100% scenario and K factor
optimization using combination of cropping season start and alternative cropping type.
Result of K = 100% that the reservoir is unable to maximize the CI value for each DI
and water distribution frequently undistributed. Result of CI value of the K factor
optimization with the best combination are DI Pandanduri = 289%, DI Swangi = 167%, DI
Rere Penembem system = 246% and dV = 67% also water distribution frequently distributed.
Conclusion of this study is through optimization the K factor, the result of operating rule can
be optimal.
Keywords: simulation, reservoir operation, optimization, K factor, linear programming
PENDAHULUAN
Waduk Pandanduri terletak di WS
Lombok, volume efektif 29,690 106 m3
dan melayani irigasi 8.823 ha untuk 3
daerah irigasi (DI), DI Pandanduri, DI
Swangi dan DI Sistem Rere Penembem.
Inflow waduk dari HLD Babak-
Renggung-Rutus (existing) dan rencana
east diversion (HLD B. Tempasan / Qsup).
Masalahan yang terjadi adalah
penurunan kinerja waduk karena
minimnya inflow waduk dan pola operasi
waduk yang tidak mempertimbangkan
faktor K irigasi. Hal ini dibuktikan dengan
data dari BWS NT – I 2016, bahwa waduk Gambar 2. Skema kajian
tidak pernah mengalami spillout sejak
awal operasi (2015). Keterangan:
Pada kajian ini dilakukan simulasi = Waduk
pola operasi waduk melalui optimasi = Bendung
faktor K irigasi. Dengan program linier = AWLR
(LP) dalam model simulasi = Embung
(deterministik), bertujuan untuk = Saluran HLD
memaksimumkan intensitas tanam (CI), = Sungai
selisih volume akhir tahun – volume
efektip rendah (dV) dan mengetahui 2. Ketersediaan air (F.J Mock)
distribusi air dalam jaringan irigasi untuk Model F.J Mock merupakan
tiap DI tiap skenario simulasi. analisis yang menghitung besaran
Selain itu, kajian ini bertujuan ketersediaan air (QA) dari data hujan,
mengetahui ketersedian air (QA) CA misal isohyet. Berikut adalah tahapan
Swangi dan CA sistem Rere Penembem analisis untuk model F.J Mock:
dengan model F.J Mock, kebutuhan air a) Penentuan awal musim hujan
irigasi maksimum (QD max) DI Pandanduri, (AMH) berdasarkan BMKG
DI Swangi dan DI sistem Rere Penembem (ZOM) dan jumlah hari dalam
dan perbandingan CI existing dan CI periode (n),
Kajian. b) Hujan wilayah (isohyet) untuk CA
Swangi atau sistem Rere
METODE Penembem atau R (sesuai
1. Lokasi dan skema kajian periode),
Waduk berlokasi (administratif) di c) Menghitung evapotranspirasi
Desa Pandanduri, Kec. Terara, Kab. standar (ETo),dengan persamaan:
Lombok Timur, P. Lombok.
= ×
Waduk
Pandanduri
dengan:
ETo = Evapotranspirasi standar
(mm/hari)
Kp = Koef. panci kelas A (0,80)
Ep = Evaporasi panci (mm/hari)
Gambar 1. Lokasi waduk Pandanduri d) Nilai koefisien bulan basah atau
Sumber: www.pu.go.id nilai exposed surface (m),
e) Menghitung nilai evapotranspirasi l) Run off (RO) atau limpasan
aktual (ETa) tiap periode dengan permukaan adalah jumlah dari
persamaan: BF dan DRO
m) Debit yang tersedia (QA) adalah:
= × ×
QA = (ROt × A)/ n
dengan:
ETa = Evapotranspirasi aktual (mm) dengan:
n = Jumlah hari dalam periode QA = Debit tersedia (lt/dt)
ETo = Evapotranspirasi potensial ROt = Aliran air diatas permukaan
(mm/hari) pada periode ke – t (m)
m = Koefisien exposed surface A = Luas daerah tinjauan (m2)
n = Jumlah hari dalam periode.
f) Menghitung volume air dalam
Pada kajian ini, analisis F.J Mock
tanah dengan prinsip
untuk CA Swangi dan CA sistem
keseimbangan air,
Rere Penembem. Kedua CA ini tidak
g) Nilai kelebihan air (WS)
terdapat AWLR. Koefisien F.J Mock
merupakan selisih dari Vcal t -
didapatkan dari BWS NT-I yang telah
Vend,
terkalibrasi. Koefisien tersebut adalah
h) Nilai infiltrasi (I) adalah nilai
m, K, I, GWS dan WS. Sehingga hasil
koefisien infiltrasi (CI) yang
analisis ini telah terkalibrasi.
dikalikan dengan nilai WS.
i) Menghitung nilai simpanan air
3. Kebutuhan air
tanah (Vn) dengan persamaan:
a) Aliran pemeliharaan sungai
Vn t = (0,5 × 1 + K × I t-1) + (K × Sesuai Surat Edaran Dir. Jen.
Vn t-1) Sumber Daya Air 2016, perlindungan
dengan: sungai dilakukan pula terhadap aliran
K = Koefisien resesi tanah pemeliharaan sungai (QM) sehingga
I = Nilai infiltrasi pada periode untuk menjaga ekosistem sungai
ke – t (mm) diambil dari ketersediaan debit
Vn t-1 = Nilai simpanan air tanah andalan 95%.
pada periode t-1 (mm)
b) Kebutuhan air irigasi
j) Nilai aliran dasar (B) atau base Persamaan yang digunakan untuk
flow dihitung dengan persamaan: mengetahui kebutuhan air irigasi
Bt = It - ∆Vnt maksimum (QD max) dan kebutuhan air
tanaman (NFR), sesuai KP – 02
∆Vn t = Vn t - Vn t-1
(2013:123):
dengan:
Bt = Base flow pada periode ke – = ×
t (mm) 8,64 ×
It = Infiltrasi pada periode ke – t NFR = ETc + P + WLR – Re
(mm)
dengan:
∆Vn t = Selisih simpanan air tanah
QD max = Kebutuhan air irigasi (lt/dt)
(mm)
AC = Areal tanam (m2)
k) Direct run off (DRO) atau e = Efisiensi saluran irigasi (%)
limpasan permukaan langsung NFR = Kebutuhan air di sawah
adalah selisih dari WS dengan I (mm/hari)
pada periode ke – t, ETc = Kebutuhan air tanaman
(consumptive use), mm/hari
WLR = Penggantian lapisan air
(mm/hari) Kopt = Faktor K optimal (%)
P = Perkolasi (mm/hari) AI = Areal irigasi (m2)
Re = Curah hujan efektif (mm/hari) d = Daerah irigasi, d = 1,2,3.
G = Golongan, g = 1,2,3,4.
4. Faktor K j = MT, j = 1,2,3.
Pada Pd-T-08-2005-A (2005:9), T = Periode waktu yang
telah diatur mengenai pembagian air
digunakan, t = 1,2,3,..,24.
pada operasi jaringan irigasi.
Pembagian ini didasarkan oleh
perhitungan faktor K yang dapat
dituliskan sebagai berikut:
= × 100%
ℎ
Jika waduk menjadi sumber
suplai air untuk DI maka ketersediaan
air di pintu intake akan berganti
menjadi pengeluaran air (QR) waduk. Gambar 3. Hubungan linier CI (%)
Persamaan faktor K menjadi: dengan AC (ha)
10000000
8000000
6000000
4000000
2000000
Periode