Satuan Acara Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan
3 2 menit Evaluasi
1. Memberi kesempatan kepada Merespon dan bertanya
masyarakatuntuk bertanya
VIII. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Menyiapkan SAP
Menyiapkan mater idan media
Kontrak waktu dengan sasaran
Menyiapkan tempat
Menyiapkan pertanyaan
b. Evaluasi Proses
Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penkes berlangsung
Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
Sasaran member jawaban atas pertanyaan pemberi materi
Sasaran tidak meninggalkan tempat saat penkes berlangsung
Tanya jawab berjalan dengan baik
c. Evaluasi Hasil
Penkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab pertanyaan 80 %
lebih dengan benar
Penkes dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan antara 50 – 80 % dengan benar
Penkes dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran hanya mampu
menjawab kurang dari 50 % dengan benar.
ASI EKSKLUSIF
(SAP)
A. Latar Belakang
Kehadiran seorang bayi dalam sebuah keluarga adalah merupakan dambaan setiap orang.
Karena dengan kehadiran seorang bayilah mereka dapat meneruskan garis keturunan mereka.
Seorang bayi tentu saja masih punya nilai ketergantungan yang tinggi kepada kedua ortunya
harus ekstra cermat dan penuh perhatian dalam merawat bayi mereka.
Untuk menunjang perawatan tersebut, seorang ibu sangat dianjurkan untuk memberikan ASI
(Air Susu Ibu) sebagai sumber makanan yang utama seelum meraka diperbolehkan untuk
mendapatkan sumber makanan yang lainnya. Dalam prosese pemberian ASI tersebut, seorang
ibu harus memperhatikan gizinya dan harus cukup pengetahuan tentang cara merawat seorang
bayi dan cara/teknik menyusui bayi yang baik dan benar. Sehingga bayi mereka bisa tumbuh
dengan baik dan sehat. Sehingga kelak bisa menjadi anak yang cerdas. Pengetahuan tentang
teknik menyusui bayi yang baik dan benar tidak hanya berguna bagi ibu-ibu yang telah
berkeluarga. Tapi juga berguna bagi remaja putri agar kelak mereka bisa menyusui anak-anak
mereka dengan baik dan benar
.
B. Tujuan Instruksi Umum ( TIU )
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang Teknik Menyusui yang benar ibu dapat mengerti
dan tahu bagaimana menyusui yang benar
1. Bila dimulai dengan payudara kanan, letakkan kepaada bayi pada siku bagian dalam
lengan kanan, badan bayi menghadap kebadan ibu.
2. Lengan kiri bayi diletakakan diseputar pinggang ibu, tangan kanan ibu memegang
pantat/paha kanan bayi.
3. Sangga payudara kanan ibu dengan empat jari tangan kiri, ibu jari diatasnya tetapi tidak
menutupi bagian yang berwarna hitam (areola mamae).
4. Sentuhlah mulut bayi dengan puting payudara ibu Tunggu sampai bayi membuka
mulutnya lebar
5. Masukkan puting payudara secepatnya ke dalam mulut bayi sampai bagian yang
berwarna hitam.
Setelah selesai menyusui kurang lebih selama 10 menit, lepaskan hisapan bayi dengan cara:
1. Masukkan jari kelingking ibu yang bersih kesudut mulut bayi
1. Sandarkan bayi dipundak ibu, tepuk punggungnya dengan pelan sampai bayi
bersendawa
2. Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu sambil digosok punggungnya.
1. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan berupa Keluarga Berencana diharapkan pasangan
usia subur dapat mengerti apa itu Keluarga Berencana, dan macam-macam alat
kontrasespsi yang digunakan dalam program Keluarga Berencana.
B. Tujuan Khusus
a) Semua Pasangan Usia Subur dapat mengerti apa manfaat melakukan Keluarga
Berencana.
b) Semua Pasangan Usia Subur dapat menerapkan program Keluarga Berencana dalam
kehidupan sehari-hari.
2. SUB TOPIK
a) Pengertian Keluarga Berencana.
b) Tujuan Keluarga Berencana
c) Manfaat Keluarga Berencana
d) Macam-macam Jenis Alat Kontrasepsi
3. METODA PENYAMPAIAN
Ceramah tanya jawab(CTJ) / Diskusi
4. MEDIA
a) Laptop
b) leafflet
c) Handout/leafflett
5. MATRIKS KEGIATAN
6. EVALUASI
Seluruh Pasangan Usia Subur dapat mengerti apa yang dimaksud dengan Keluarga Berencana
dan Dapat menerapkan Keluarga Berencana dalam kehidupan sehari-hari.
MATERI
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran
anak. Untuk menghindari kehamilan yang bersifat sementara digunakan kontrasepsi sedangkan
untuk menghindari kehamilan yang sifatnya menetap bisa dilakukan sterilisasi.
Tujuan khusus
1) Pengaturan kelahiran
2) Pendewasaan usia perkawinan
3) Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
4) Mencegah kehamilan karena alasan pribadi
5) Menjarangkan kehamilan
6) Membatasai jumlah anak
c. Suntikan
Kontrasepsi yang menggunakan sutikan mengandung hormon sintetik.
Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan
(Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem). Salah satu
keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga
bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.
Cara Kerja KB Suntik
1) Menghalangi ovulasi (masa subur)
2) Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
3) Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
4) Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
5) Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
Efek Samping
1) Siklus haid kacau
2) Perdarahan bercak (spotting), yang dapat berlangsung cukup lama.
3) Jarang terjadi perdarahan yang banyak.
4) Sering menjadi penyebab bertambahnya Berat Badan.
5) Bisa menyebabkan (tidak pada semua akseptor) terjadinya sakit kepala, nyeri
pada payudara, "moodiness", timbul jerawat dan berkurangnya libido seksual.
d. Kondom
Pada dasarnya fungsi kondom hanya untuk menampung sperma agar tidak masuk
ke dalam vagina. Penggunaan kondom dinilai cukup efektif mencegah kehamilan hingga
90 %. Bahkan penggunaan kondom untuk pencegahan kehamilan akan semakin efektif
apabila disertai penggunaan spermisida (pembunuh sperma) namun jarang sekali
ditemukan pasangan suami istri yang menggunakan spermisida. Namun kemungkinan
terjadinya kehamilan masih dapat terjadi dari survei yang dilakukan dari 100 pasangan
suami-istri yang menggunakan alat kontrasepsi ini sekitar 4 orang wanita yang terjadi
kehamilan.
Kondom selain berfungsi sbagai pencegah kehamilan, kondom juga dapat
digunakan sebagai suatu alat bantu dalam pencegahan penularan penyakit kelamin
seksual.
e. Susuk / Implan
Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau yang juga disebut
sebagai alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kukit pada lengan kiri
atas. Bentuk susuk ini seperti tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik
berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk yang ditanam dibawah kulit ini
berisi zat aktif yang berupa hormon atau levonorgestrel. Kemudian susuk tersebut akan
mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Susuk ini bekerja dengan cara menghalangi
terjadinya ovulasi (pembuahan) dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (Implanon).
Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya
ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun. Dampak
negatif dari penggunaan alat kontrasepsi jenis susuk ini berupa terganggunya menstruasi,
haid tidak lancar, bercak atau tidak mengalami menstruasi sama sekali. Selain itu
mengalami kenaikan berat tubuh, ketegangan payudara dan liang vagina terasa kering.
Timbul infeksi pada pencabutan susuk yang disebabkan susuk sulit untuk dikeluarkan
karena pemasangan susuk yang terlalau dalam.
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat dilakukan pada :
1) Perempuan yang telah memilih anak ataupun yang belum.
2) Perempuan pada usia reproduksi (20 – 30 tahun).
3) Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
4) Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
5) Perempuan pasca persalinan.
6) Perempuan pasca keguguran.
7) Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
8) Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
9) Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
Keuntungan kontrasepsi Susuk/Implan yaitu :
1) Daya guna tinggi
2) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
3) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
5) Bebas dari pengaruh estrogen.
6) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
7) Tidak mengganggu ASI.
8) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
9) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
g. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap, jarang sekali dilakukan para pasangan suami-istri. Kalau pun
dilakukan didasari alasan yang sangat umum yakni merasa cukup dengan jumlah anak
yang dimiliki. Kontrasepsi mantap ini dilakukan dengan jalan operasi pemotongan atau
memutuskan saluran sperma pada pria yang disebut vasektomi begitu pula dengan wanita
memutuskan atau memotong saluran sel telur yang disebut dengan tubektomi. Sehingga
tidak akan terjadi kehamilan kembali atau tidak akan memiliki keturunan.
Manfaat:
1) Sangat efektif, karena merupakan metode kontrasepsi permanen.
2) Tidak mempengaruhi proses pemberian ASI
3) Tidak bergantung pada faktor senggama
4) Akan lebih bermanfaat bagi anda yang memiliki riwayat kehamilan beresiko
karena akan terhindar dari keadaan tersebut
5) Dilakukan dengan pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local
6) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang, serta
7) Tidak mempengaruhi keadaan fungsi seksual karena tidak ada efek pada produksi
hormone ovarium.
Keterbatasan:
1) Metode ini merupakan metode kontrasepsi permanen yang tidak dapat dipulihkan
kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi
2) Anda mungkin akan menyesal di kemudian hari karena memilih metode ini. Ini
bisa terjadi jika anda belum memiliki keyakinan yang benar-benar mantap
memilih metode ini.
3) Akan mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan jangka pendek setelah
dilakukan pembedahan
4) Risiko komplikasi dapat meningkat jika dilakukan anestesi umum
5) Dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah jika yang
dilakukan adalah proses laparoskopi
6) Tidak dapat melindungi anda dari infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
SATUAN ACARA PENGAJARAN
Waktu : 30 Menit
Tempat : Rumah Ny R
1. Pembukaan a) Perkenalan
b) Menjelaskan tujuan
( 5 menit )
c) Apersepsi dengan cara
menggali pengetahuan
yang dimiliki ibu menyusui
tentang perawatan
payudara saat menyusui
2. Pelaksanaan a) Menjelaskan materi dan Leaflet
demonstrasi tentang
( 20 menit )
perawatan payudara ibu
menyusui.
- ibu memperhatikan
penjelasan tentang
perawatan payudara ibu
menyusui
- ibu menanyakan
tentang hal-hal yang
belum jelas
3. Penutup a) Menyimpulkan materi
b) Mengevalusi ibu menyusui
tentang materi yang telah
diberikan
c) Mengakhiri pertemuan
D. Media
1. Leaflet
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Evaluasi
1. Standart Persiapan
a) Menyiapkan materi penyuluhan
b) Menyiapkan tempat
c) Menyiapkan leaflet
2. Standart Proses
a) Membaca buku referensi tentang perawatan payudara ibu menyusui
b) Memberi penyuluhan dan mendemonstrasikan perawatan payudara ibu menyusui
3. Evaluasi hasil
a) Ibu mampu mengetahui tentang pengertian perawatan payudara ibu menyusui
b) Ibu mampu mengetahui tentang manfaat perawatan payudara ibu menyusui
c) Ibu mampu mengetahui tentang cara melakukan perawatan payudara
d) Ibu mampu mengetahui tentang keuntungan menyusui
e) Ibu mampu mengetahui tanda – tanda menyusui yang benar
PERAWATAN PAYUDARA IBU MENYUSUI
A. Pendahuluan
Perawat sebagai petugas kesehatan dituntut kemampuannya untuk ikut
bertanggungjawab dalam melaksanakan upaya peningkatan dan penggunaan air susu Ibu
(ASI). Sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu
dan anak melalui program pemasyarakatan ASI, maka perawat juga dituntut memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam manajemen laktasi. Hal ini berarti perawat harus
mampu berperan sebagai pendukung dan inovator yang akan membentuk perilaku masyarakat
dalam mengembangkan kesehatan pada umumnya dan penggunaan ASI pada khususnya.
B. Pengertian
Perawatan payudara adalah suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar
air susu keluar dengan lancar.
C. Akibat Jika Tidak Dilakukan Perawatan payudara
Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan perawatan payudara
sedini mungkin. Dampak tersebut meliputi:
1. Puting susu mendelep
2. Anak susah menyusu
3. ASI lama keluar
4. Produksi ASI terbatas
5. Pembengkakan pada payudara
6. Payudara meradang
7. Payudara kotor
8. Kulit payudara terutama puting susu akan mudah lecet.
a) Handuk
b) Kapas
c) Minyak kelapa / baby oil
d) Waslap
e) 2 Baskom (masing-masing berisi air hangat dan dingin )
2. Prosedur perawatan
a) Buka pakaian ibu
b) Letakkan handuk diatas pangkuan ibu dan tutuplah payudara dengan handuk.
c) Buka handuk pada daerah payudara.
d) Kompres putting susu dengan menggunakan kapas minyak selama 3-5 menit.
e) Bersihkan dan tariklah putting susu keluar terutama untuk putting susu yang datar.
f) Ketuk-ketuk sekeliling putting susu dengan ujung-ujung jari.
g) Kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa
h) Kedua telapak tangan diletakkan diantara kedua payudara
i) Pengurutan dimulai kearah atas, samping, telapak tangan kiri kearah sisi kiri, telapak
tangan kanan kearah sisi kanan
j) Pengurutan diteruskan kebawah, samping, selanjutnya melintang, telapak tangan
mengurut kedepan kemudian dilepas dari kedua payudara.
k) Telapak tangan kanan kiri menopang payudara kiri, kemudian jari-jari tangan kanan sisi
kelingking mengurut payudara kearah putting susu.
l) Telapak tangan kanan menopang payudara dan tangan lainnya menggenggam dan
mengurut payudara dari arah pangkal ke arah putting susu.
m) Payudara dikompres dengan air panas dan dingan secara bergantian kira-kira 5 menit
(air panas dahulu)
n) Keringkan dengan handuk
o) Pakailah BH khusus untuk ibu menyusui (BH yang menyangga payudara)
3. Keuntungan menyusui
a) Bayi akan memperoleh makanan yang terbaik yaitu ASI
b) Praktis, tidak merepotkan karena ibu tidak harus menyediakan minum untuk bayi,
seperti mengencerkan susu, menghangatkan susu, mencuci alat-alat minuman dan lain-
lain
c) Tidak memerlukan biaya karena ibu tidak perlu membeli susu untuk bayi serta alat-alat
yang diperluakn seperti : botol alat pengencer dn lain-lain
d) Menyusu dapat mempererat hubungan kasih sayang antara ibu dan anak
4. Tanda-tanda menyusui yang benar
a) Bayi cukup tenang
b) Mulut bayi terbuka lebar
c) Bayi menempel betul pada ibu
d) Mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara ibu
e) Seluruh areola tertutup mulut bayi
f) Bayi nampak pelan-pelan menghisap dengan kuat
g) Putting susu ibu tidak terasa nyeri
h) Posisi ibu menyusui duduk, berbaring, berdiri dan digendong
5. Cara menyusui yang benar
Sanggalah payudara dengan keempat jari pada tanganyang tidak menyangga bayi dan ibu
jari dibagian atas bantulah bayi menemukan putting.