SKIZOFRENIA KATATONIK
Disusun Oleh :
NAMA : KURMALATASARI
NIM : J210140002
ILMU KEPERAWATAN S1
1
A. DEFINISI
Skizofrenia katatonik dapat dimanifestasikan dalam bentuk stupor (ditandai
dengan stupor (ditandai dengan retardasi psikomotor, mutisme, kekakuan seperti lilin,
negativisme, regiditas atau kegaduhan (Maramis, 2004).
Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat, ditandai dengan gejala-
gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan kognitif dan
persepsi, gejala-gejala negatif seperti avolition (menurunnya minat dan dorongan)
berkurangnya keinginan bicara dan miskinnya isi pembicaran, afek yang datar, serta
terganggunya relasi personal (Straussetal, Gabbard, 2004).
Skizofrenia katatonik adalah gangguan psikomotor yang menonjol merupakan
gambaran esensial dan dominant dan dapat bervariasi antara kondisi ekstren seperti
hierkinesis dan stupor atau antara sifat penurut yang dipaksakan (constrained) dapat
dipertahankan dalam jangka waktu yang lama. Episode kegelisahan disertai kekerasan
(violent) mungkin merupakan gambaran skizofrenia yang mencolok (Depkes, 2005).
Skizofrenia katatonik adalah kelainan gerakan yang mungkin timbul dalam
bentuk kekauan, gerakan yang kurang terkoordinasi serta gaya berjalan, menyeringai,
sikap dan dalam kasus ekstrem, fleksibilitas (mempertahankan posisi badan yang dibuat
oleh orang lain) dan ekprasia (mengikuti perbuatan orang lain) (Ingram, 2005)
Skizofrenia katatonik adalah salah satu dari jenis gangguan skizofrenia yang
timbul secara tiba-tiba umumnya penderita memiliki riwayat bertingkah laku eksentrik
disertai kecendrungan menarik diri dari realitas (Supraktiknya, 2005).
Kekhususan Skizofrenia katatonik antara lain :
a) Gerakan aneh
b) Muka tanpa mimik seperti topeng
c) Tingkah laku kacau / tidak terkendali
d) Ketidak bergerakan motorik
e) Negativisme yang ekstrim, bila diganti posisinya penderita menentang
f) Mutisme (sama sekali tidak mau bicara dan komunikasi) kadang dengan menutup
mata
g) Echolalia (mengulang ucapan orang lain)
h) Echopraxia (mengikuti tingkah laku orang lain)
B. ETIOLOGI
Tidak ada yang tahu apa penyebab skizofrenia katatonik. Namun, semakin
banyak bukti yang menunjukan bahwa skizofrenia katatonik dan bentuk-bentuk lain
skizofrenia disebabkan oleh disfungsi otak. Diperkirakan bahwa iteraksi antara genetika
dan lingkungan dapat menyebabkan disfungsi otak ini. Masalah dengan alami tertentu
bahan kimia yang disebut neurotransmitter otak jug adapt berkontribusi untuk skizofrenia
2
katatonik. Imaging studi menunjukan perbedaan dalam struktur otak orang dengan
skizofrenia, namun para peneliti belum yakin tentang pentingnya perubahan ini.
a) Sudut pandang teori
1. Teori genetik Gangguan gen menyebabkan skizofrenia atau minimal rentan
terhadap skizofrenia
2. Abnormalitas struktur otak Pembesaran jantung mungkin mengindikasikan
melemahnya fungsi beberapa area otak, memunculkan berkurangnya fungsi
kognitif dan emosi. Penurunan volume dan kepadatan neuron di frontal &
temporal korteks dan area limbic menyebabkan berkurangnya fungsi emosi dan
kognitif.
3. Komplikasi saat kelahiran Komplikasi saat lahir, terutama kurangnya oksigen saat
lahir menyebabkan kerusakan otak
4. Terpapar virus saat di kandungan Infeksi virus saat di kandungan merusak otak
(misalnya virus TORCH)
5. Teori neurotransmiter Ketidakseimbangan tingkat atau reseptor dopamine
memunculkan gejala, serotonin, GABA, dan glutamat juga turut berperan
b) Sudut pandang psikososial
c) Faktor resiko
Meskipun penyebab skizofrenia katatonik tidak diketahui secara pasti, para
peneliti telah mengidentifikasi faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan
resiko, mengembangkan atau memicu skizofrenia katatonik, yaitu :
1. Memiliki riwayat keluarga skizofrenia
2. Paparan virus sementara di dalam rahim
3. Malnutrisi sementara di dalam rahim
4. Stres lingkungan kehidupan
5. Trauma atau pelecehan selama masa kanak-kanak
6. Mengambil obat-obatan psikoaktif pada masa remaja
Menurut Institut Nasional Kesehatan Mental, skizofrenia mempengaruhi
sekitar 1 persen dari populasi, tapi skizofrenia katatonik bahkan dianggap jarang,
terutama di Amerika Serikat. Skizofrenia biasanya menjadi jelas antara remaja tahun
dan pertengahan 30-an.
4
D. PSIKOFISIOLOGIS
Perubahan – perubahan neurotransmitter dan reseptor sel – sel otak dan interaksi zat – zat
neurokimia dopamine dan serotonin
Stres psikologi
5
E. PSIKOPATOLOGIS
6
F. PROSES KEPERAWATAN SKIZOFRENIA KATATONIK
1. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan dengan wawancara dan observasi kepada klien dan
keluarga yang mengantarkan. Pengkajian pertam kali dilakukan secara lengkap guna
menggali informasi yamg dibutuhkan untuk melakukan tindakan dan terapi guna
kesembuhan klien. Beberapa hal yang harus dikaji dari klien antara lain:
a. Identitas pasien
Meliputi: nama, usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, pekerjaan
b. Alasan masuk, pertanyaan diantaranya :
1. Penyebab klien masuk rumah sakit
2. Tindakan yang sudah dilakukan beserta hasilnya
3. Usaha yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut beserta
hasilnya.
c. Faktor Predisposisi, diantaranya
1. Frekuensi klien masuk rumah sakit
2. Riwayat penyakit dahulu dan keluarga
3. Riwayat trauma yang pernah dialami
4. Masalah keperawatan yang muncul
5. Pengalaman masa lampau
d. Faktor/keadaan fisik meliputi system dan system organ, diantaranya :
1. Pemeriksaan TTV (mengukur TD, nadi, pernapasan, suhu)
2. Keluhan fisik
3. Masalah keperawatan
4. Tinggi dan berat badan
e. Faktor Psikososial, meliputi
1. Genogram
Menggambarkan hubungan klien dengan keluarga meinimal 3 generasi
2. Masalah keperawatan yang muncul
3. Konsep diri
a) Gambaran diri
b) Identitas diri
c) Peran diri
d) Ideal diri
e) Harga diri
f) Hubungan sosial
g) Spiritual
4. Status sosial
a) Aktifitas motorik
b) Penampilan
c) Pembicaraan
d) Afek
e) Interaksi selama wawancara
f) Persepsi
7
g) Tingkat kesadaran
h) Memori
i) Tingkat kosentrasi dan berhitung
j) Kemampuan penilaian
k) Daya tilik diri
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Isolasi sosial b.d tidak percaya, perkembangan ego yang lemah, afet tidak
jelas
2) Perubahan proses pikir b.d ketidakmampuan untuk percaya orang lain, panik,
cemas
3) Koping individu takefektif b.d metode koping tak memadai, kurang
pengetahuan
4) Koping individu tidak efektif b.d fungsi system keluarga berfokus pada
ansietas
5) Harga diri rendah b.d perubahan peran sosial
6) Gangguan perawatan diri b.d rasa tidak berharga dan kurangnya perhatian
terhadap dirinya sendiri
3. INTERVENSI
Defisit TUM :
Perawatan
Diri Klien dapat Memperhatikan Klien tidak sadar
meningkatkan minat kebutuhan fisik dari atau tidak respon
atau motivasi dan klien terhadap
mempertahankan kebutuhannya
kebersihan diri sendiri, sedangkan
kebutuhan fisik
yang mencukupi
akan mnambah
kemampuan klien
untuk menahan
emosional.
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan Haroid l, MD : Benjamin J.Sadock, MD, 2008, Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat, Widya
Medika : Jalarta
Maramis, W.F. 2005, Catatan Ilmu Kedokteran Surabaya : Airlangga Univ. Press
Townsend of Care C.2006. Psychiatric Mental Health Nursing Concepts of Care. Philadelphia:
Library of Congres.
10