Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Di beberapa negara, gizi buruk masih menjadi masalah besar. Data menyebutkan
bahwa buruknya kualitas gizi menyebabkan satu dari tiga anak di dunia meninggal
setiap tahun. Departemen Kesehatan menyebutkan sekitar 3,5 juta anak meninggal tiap
tahun karena masalah kekurangan gizi dan buruknya kualitas makanan, disertai pula
oleh kekurangan gizi selama masih didalam kandungan. Hal ini dapat berakibat
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada saat anak beranjak dewasa. Isu global
tentang gizi buruk saat ini merupakan problem yang harus diatasi.
Masalah kurang gizi disebabkan oleh interaksi antara berbagai faktor, dua faktor
diantaranya yaitu konsumsi pangan dan infeksi, ketidakseimbangan antara konsumsi zat
energi dan zat protein melalui makanan. Dengan adanya infeksi, diantaranya infeksi
saluran pernafasan dan infeksi saluran pencernaan, akan membuat keadaan kurang gizi
bertambah buruk. Menurunnya nafsu makan saat terjadinya infeksi menjadi salah satu
penyebab keadaan makin parah, adanya gangguan penyerapan dalam saluran
pencernaan serta meningkatnya kebutuhan gizi akibat adanya penyakit.
Banyak sekali faktor yang menyebabkan terjadinya masalah kurang gizi yaitu
ketersediaan pangan, pola asuh anak, kondisi lingkungan atau penyediaan air bersih
serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai serta faktor sosial budaya dan ekonomi
seperti tingkat pendapatan keluarga, besar anggota keluarga, pantangan atau tabu dalam
hal makanan dan adat kebiasaan yang merugikan.
Gizi yang kurang merupakan salah satu penyebab tingginya kematian pada bayi
dan anak. Apabila anak kekurangan gizi dalam hal zat karbohidrat (zat tenaga) dan
protein (zat pembangun) akan berakibat anak menderita kekurangan gizi yang disebut
KEP tingkat ringan dan sedang, apabila hal ini berlanjut lama maka akan berakibat
terganggunya pertumbuhan, terganggunya perkembangan mental, menyebabkan
terganggunya sistem pertahanan tubuh, hingga menjadikan penderita KEP tingkat berat
sehingga sangat mudah terserang penyakit dan dapat berakibat kematian.
Beragam penelitian membuktikan lebih dari 50% kematian bayi dan balita
disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Risiko meninggal dari anak yang bergizi
buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. WHO mengatakan bahwa
setengah dari total penyebab kematian bayi dan balita didasari oleh keadaan gizi anak
yang jelek.
A. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Perencanaan intervensi pada kasus gizi buruk ini dilakukan melalui beberapa
tahapan:
1. Tahap pertama adalah melakukan screening rutin pengukuran tinggi badan dan
berat badan anak yang dilakukan di posyandu dan di puskesmas.
2. Melakukan kunjungan rumah untuk melihat keadaan lingkungan rumah tempat
tinggal pasien.
3. Memberi edukasi kepada keluarga anak penderita gizi buruk mengenai dampak dari
gizi buruk serta pentingnya gizi untuk tumbuh kembang anak.
4. Mengadakan pemberian makanan tambahan serta cara pemberiannya yang
disesuaikan dengan usia anak.

Anda mungkin juga menyukai