Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh
proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Pada kondisi
tubuh yang ekstrim selama melakukan aktivitas fisik, mekanisme kontrol suhu
manusia tetap menjaga suhu untuk atau suhu jaringan relatif konstan. Suhu
permukaan berfluktuasi bergantung pada aliran darah kekulit dan jumlah panas
yang hilang ke lingkungan luar (Perry,2005). Pada manusia, suhu tubuhnya
cenderung berflujtuasi tiap saat. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab
fluktuasi suhu tubuh, agar suhu tubuh mampu dipertahankan secara konstanta
makan diperlukan pengaturan (regulasi) suhu tubuh. Hipertrrmi adalah
peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal yang tidak teratur, dan disebabkan
ke tidak seimbangan antara produksi dan pembatasan panas. Interkulin -1 pada
keadaan ini tidak terlihat. Hipertermi juga didefinisikan dengan suatu keadaan
dimana suhu tubuh atau eksternal yang menciptakan lebih banyak panas dari pada
yang dapat dikeluarkan oleh tubuh. Pada keadaan hipertermi pusat pengaturan
suhu dihipotalamus berada dalam keadaan tidak normal.
Berdasarkan data yang ditemukan penulis selama melakukan praktik klinik
pada tanggal 19 Oktober – 02 November 2018 di ruang Cendana Rumah Sakit
Umum Daerah Dr.Soetomo terdapat 10 pasien dengan peningkatan suhu tubuh
dari total jumlah pasien yaitu 13 pasien. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
banyak masalah keperawatan dengan hipertermi pada pasien terutama pada pasien
yang mengalami infeksi.
Hipertermi terjadi karena mekanisme pertahanan tubuh (respon imun )
terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke tubuh. Bila ada infeksi atau zat
asing yang masuk akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan
dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab hipertermi, ada tang berasal
dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh ( pirogen eksogen ) yang bisa
berasal dari infeksi mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap
benda asing (non reaktif). Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat
penerima (resetor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat

1
pengaturan panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang
pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi
prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh
dengan cara menyempitkan pembuluh darah dan menghambat sekre kelenjar
keringat. Pengeluaran panas menurun ketidakseimbangan pembentukan dan
pengeluaran panas inilah yang menimbulkan hipertermi. Hipertermi jika tidak
ditangani akan kejang, tetapi jika ditangani akan terjadi penurunan suhu tubuh.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien dengan hipertermi dapat
dilakukan dengan farmakalogi dan nonfarmakologi. Penatalaksanaan berdasarkan
farmakologi yaitu dengan pemberian cairan infus dan pemberian obat antipiretik
seperti paracetamol. Penatalaksanaan secara non farmakologi yaitu mengobservasi
tanda-tanda vital, menganjurkan untuk minum sesuai indikasi, menganjurkan
menggunakan baju tipis yang menyerap panas, menganjurkan kompres air biasa
pada lipatan paha dan ketiak dan dahi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membuat beberapa rumusan
masalah diantatanya :
1.2.1 Bagaimna karakteristik pada Tn.A dengan hipertermu di ruang cendana
RSUD Dr. Soetomo Surabaya. ?
1.2.2 Apa saja diagnosa pada Tn.A dengan hipertermi di ruang cendana RSUD
Dr.Soetomo Surabaya.?
1.2.3 Apa saja intervensi pada Tn.A dengan hipertermi di ruang cendana RSUD
Dr. Soetomo Surabaya.?
1.2.4 Bagaimana implementasi pada Tn.A dengan hipertermi di ruang cendana
RSUD Dr.Soetomo Surabaya.?
1.2.5 Bagaimana evaluasi pada Tn.A dengan hipertermi di ruang cendana RSUD
Dr. Soetomo Surabaya.?

2
1.3 Tujuan penulis
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis membuat beberapa tujuan di
anataranya
1.3.1 Tujuan khusus
1.3.1.1 Mahasiswa mampu mengidentifikasi pengkajian pada Tn.A dengan
hipertermi di ruang cendana RSUD Dr.Soetomo Surabaya
1.3.1.2 mahasiswa mampu mengetahui diagnosa pada Tn.A dengan hipertermi di
ruang cendana RSUD Dr.Soetomo Surabaya
1.3.1.3 Mahasiswa mampu merencanakan intervensi yang direncanakan pada
Tn.A dengan hipertermi di ruang cendana RSUD Dr.Soetomo Surabaya
1.3.1.4 Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada Tn.A
dengan hipertermi di ruang cendana RSUD Dr.soetomo Surabaya
1.3.1.5 Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan pada Ny.R
dengan hipertermi di ruang cendana RSUD Dr.Soetomo Surabaya

Anda mungkin juga menyukai