I. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU):
Setelah dilakukan pemaparan/edukasi, keluarga Ny.1 diharapkan dapat memahami
tentang obat tradisional untuk menurunkan hipertensi
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK):
Setelah dilakukan pemaparan mengenai obat tradisional untuk hipertensi diharapkan
dapat:
1. Memahami pengertian Barta
2. Memahami Pengertian Obat tradisional
3. Memahami Jenis obat tradisional
4. Memahami Pengembangan obat tradisional
5. Memahami obat tradisional yang dapat digunakan untuk menurunkan darah tinggi
II. Materi Penyuluhan
1. Terlampir
C. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab (diskusi)
2
D. Media Penyuluhan
Leaflet dan Poster
3
F. KEGIATAN PENYULUHAN
4
pembelajaran
(pertanyaan)
4. Salam penutup pertanyaan
X. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan melihat proses selama penyuluhan dan evaluasi hasil
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
Prosedur : post-test
Jenis tes : pertanyaan secara lisan dan praktir secara
bersamaan
Butir-butir pertanyaan :
1. Pengertian Obat tradisional
2. Jenis obat tradisional
3. Pengembangan obat tradisional
4. Komposisi obat tradisional
5. Jenis obat tradisional khusus menurunkan darah tinggi
5
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
1. Obat Tradisional
Obat Tradisional adalah obat yang dibuat dari bahan atau paduan bahan-
bahan yang diperoleh dari tanaman,hewan atau mineral yang belum berupa zat
murni. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-
bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman (Ditjen POM,1999). Sediaan galenik adalah hasil ekstrasi
bahan atau campuran bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Obat
tradisional sering dipakai untuk pengobatan penyakit yang belum ada obatnya yang
memuaskan seperti penyakit kanker, penyakit viru termasuk AIDS dan penyakit
genertif, serta pada keadaan tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Suatu zat merupakan obat bila dalam pengobatan atau eksperimen sudah
diperoleh informasi,di antaranya tentang ( B.Zulkarnaen,1999) :
6
a. Hubungan dosis dan efek (dose – effect – relationship), selain dari hanya
diketahui adanya suatu efek.
Informasi tentang lima hal di atas diperlukan dan dievaluasi dalam menilai
suatu obat. Penisilin umpamanya sudah diketahui bahwa besar responsnya
berkaitan erat dengan besar dosis, ia diketahui kapan mencapai kadar efektif dalam
darah manusia dan dalam bentuk apa sisa penisilin diekskresi. Diketahui pula pada
bagian apa dari kuman penisilin bekerja, serta bagaimana bekerjanya dan diketahui
pula hubungan kerja dengan struktur molekul penisilin. Informasi seperti imi
dipunyai obat modern yang dipasarkan, sementara kurangnya informasi
menyebabkan suatu obat tidak dapat diedarkan sebagai obat.
b. Pengaruh zat terhadap tekanan darah dan semua percobaan yang ada kaitannya
dengan tekanan darah.
Tiga jenis penapisan ini banyak memberikan arah penelitian dan sifat bahan
yang diteliti,mulai dari pengaruh terhadap Susunan Saraf Pusat (SSP), Susunan
Saraf Otonom(SSO), respirasi , relaksan otot, dan sebagainya.
7
Pada table di bawah ini dapat dilihat daftar beberapa tanaman obat yang
mempunyai prospek pengembangan yang potensial.
Tabel 1.
8
8. Labu merah Biji Taeniasis
(Cucurbita
moschata Durch)
9. Katuk (Sauropus Daun Meningkatkan produksi ASI
androgynus Merr)
10. Kumis kucing Daun Diuretik
(Orthosiphon
stamineus Benth)
11. Seledri (Apium Daun Hipertensi
graveolena Linn)
12. Pare (Momordica Buah biji Diabetes mellitus
charantia Linn)
13. Jambu biji Daun Diare
(Klutuk) (Psidium
guajava Linn)
14. Ceguk (wudani) Biji Askariasis,oksiurtasis
(Quisqualis indica
Linn)
15. Jambu mede Daun Analgesik
(Anacardium
occidentale)
16. Sirih (Piper betle Daun Antiseptik
Linn)
17. Saga tekik (Abrus Daun Stomatitis attosa
precatorius Linn)
18. Sabung (Blumca Daun Analgesik, antipiretik
balsamitera D.C)
19. Benalu the Batang Ahli kanker
(Loranthus spec,
div)
20. Pepaya (Carica Getah Sumber papain, Anti malaria,
papaya Linn) daun biji Kontrasepsi pria
9
21. Butrawali Batang Anti malaria, Diabetes mellitus
(Tinospora
rumphii Boerl)
22. Pegagan (kaki Daun Diuretika,antishipertensieptic,antikeloid,
kuda)(Centella
asiatica Urban)
23. Legundi (Vitcx Daun Antiseptik
trifolia Linn)
24. Inggu (Ruta Daun Analgesik, antipiretik
graveolens Linn)
25. Sidowajah Daun Antiseptik, diuretika
(Woodfordia
floribunda Salibs)
26. Pala (Myristica Buah Sedatif
fragrans Houtt)
27. Sambilata Seluruh Antiseptik,diabetes mellitus
(Adrographis tanaman
paniculata Nees) daun
28. Jahe (Halia) ( Umbi Analgesik, Antipiretik, antiinflamasi
Zingibers
officinale Linn)
29. Delima putih Kulit buah Antiseptik, antidiare
(Punica granalum
Linn)
30. Dringo (Acorus Umbi Sedatif
calamus Linn)
31. Jeruk ninja (Citrus Buah Antibatuk.
aurantifolia
Svviqk)
2. Pengobatan Tradisional
10
Pengobatan Tradisional adalah suatu upaya kesehatan dengan cara lain dari
ilmu kedokteran dan berdasarkan pengetahuan yang diturunkan secara lisan
maupun tulisan yang berasal dari Indonesia atau luar Indonesia. WHO menyatakan
Pengobatan tradisional ialah ilmu dan seni pengobatan berdasarkan himpunan dari
pengetahuan dan pengalaman praktek, baik yang dapat diterangkan secara ilmiah
ataupun tidak, dalam melakuakn diagnosis,prevensi dan pengobatan terhadap
ketidakseimbangan fisik, mental ataupun sosial.
11
4. Pengobatan tradisional yang telah mendapat pengarahan dan pengaturan
pemerintah ;
Dukun beranak
Tukang gigi tradisional
12
cukup banyak, berkisar antara 5-10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak
memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti
empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-temurun selama berpuluh-puluh
tahun bahkan mungkin ratusan tahun,telah membuktikan keamanan dan manfaat
secara langsung untuk tujuan kesehatn tertentu.
Ekstrak bahan alam adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau
penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral.
Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan
berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan
pengetahuan maupun keterampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi
dengan teknologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian
ilmiah berupa penelitian-penelitian pra-klinik seperti standar kandungan bahan
berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanman obat, standar pembuatan obat
tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis.
Obat tradisional dapat diperoleh dari berbagai sumber sebagai pembuat atau
yang memproduksi obat tradisional yang dapat dikelompokkan sebagai berikut :
13
a. Obat tradisional buatan sendiri
14
Seperti telah disinggung di muka, Departemen Kesehatan menekankan
pengembangan obat tradisional kelompok fitoterapi. Tujuannya agar dapat
menghasilkan sediaan-sediaan fitoterapik baik dalam bentuk simplisia ataupun
sediaan galenik, yang segera dapat dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan
formal.
Dalam hal ini pertama-tama perlu dilakukan pengumpulan data tentang obat
tradisional yang ada dan pernah ada di Indonesia. Kemudian menyeleksi mana
yang perlu dikembangkan dan mana pula yang tidak. Untuk obat tradisional yang
akan dikembangkan, perlu penelitian lanjutan menyangkut keamanan
penggunaan, farmakologi serta khasiatnya secara klinik. Tahap berikutnya
adalah mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan sediaan yang dapat
digunakan dan penelitian mutu ditinjau dari sudut teknologi farmasi. Jika obat
tradisional telah mengalami penelitian dan pengembangan seperti diuraikan
diatas dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan medic dan farmasetik.
15
seringkali merupakan beberapa simplisia yang mempunyai khasiat yang sama.
Oleh karena itu,perlu diketahu racikan khasiat yang sama. Oleh karena itu,perlu
diketahui racikan simplisia yang rasional agar ramuan obat yang diperoleh
mempunyai khasiat sesuai maksud pembuatan jamu tersebut.
Komposisi obat tradisional yang biasa diproduksi oleh industri jamu dalam
bentuk jamu sederhana pada umumnya tersusun dari bahan baku yang sangat
banyak dan bervariasi. Sedangkan bentuk obat ekstrak alam dan fitofarmaka pada
umumnya tersusun dari simplisia tunggal atau maksimal 5 macam jenis bahan
tanaman obat. Pada pembahasan ini lebih ditekankan pada penyusunan obat
tradisional bentuk sederhana atau jamu, mengingat cukup banyak komposisi jamu
yang irrasional seperti penggunaan simplisia yang tidak sesuai pada satu ramuan,
penggunaan simplisia yang tidak sesuai dengan manfaat yang diharapkan dan
sebagainya. Agar dapat disusun suatu komposisi obat tradisional maka beberapa
hal yang perlu diketahui adalah:
Secara umum, jamu dapat dibedakan menjadi dua , yaitu yang bertujuan
untuk menjaga kesehatan atau promotif dan mencegah dari kesakitan,serta
jamu yang dimanfaatkan untuk mengobati keluhan penyakit.
16
Menyusun komposisi bahan penyusun jamu dapat dilakukan dengan
memperhatikan manfaat yang akan diambil dari ramuan yang dibuat derta
kegunaan dari masing-masing simplisia penyusun jamu tersebut. Tujuan
pemanfaatan jamu untuk suatu jenis keadaan tertentu harus memperhatikan
keluhan yang biasa dialami pada kondisi tersebut.Misalkan pada orang
hamil tua sering mengalami kejang pada kaki, badan mudah lelah,dan lain
sebagainya;penderita rematik biasa mengeluhkan nyeri pada persendian.
17
Obat tradisional terdiri dari berbagai jenis tanaman dan bagian
tanaman. Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional maka obat tradisional
yang terbukti berkhasiat perlu dimanfaatkan dan ditingkatkan kualitasnya.
Untuk dapat membuktikan khasiatnya,sampai saat ini telah banyak
dilakukan penelitian. Akan tetapi, masih bersifat pendahuluan dan masih
sangat sedikit percobaan dilakukan sampai fase penelitian klinik. Penelitian
yang telah dilakukan terhadap tanaman obat sangat membantu dalam
pemilihan bahan baku obat tradisional. Pengalaman empiris ditunjang
dengan penelitian semakin memberikan keyakinan akan khasiat dan
keamanan obat tradisional.
18
kekurangtahuan masyarakat serta informasi yang tidak benar,tidak lengkap , dan
menyesatkan.
Dengan demikian, yang menjadi elemen inti dalam regulasi obat adalah
pengaturan mengenai mutu, keamanan, khasiat, dan informasi obat.
Disamping itu, proses perubahan kebudayaan yang terjadi dalam jangka waktu yang
pendek dinamakan inovasi. Inovasi membutuhkan beberapa syarat,antara lain :
19
perubahan dapat diajarkan
perubahan memberikan keuntungan di masa yang akan datang
perubahan tidak merusak prestise pribadi atau kelompok.
20
KHASIAT TANAMAN RUMAH TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN
HIPERTENSI
1. Daun Salam
Daun salam mengandung mineral yang
dapat membuat peredaran darah menjadi
lebih lancar dan mengurangi tekanan
darah tinggi. Menurut Peres, at all
(2009), daun salam mengandung
flavonoid yang dapat memberikan
pengaruh melebarkan pembuluh darah
agar aliran darah dapat mengalir dengan
lebih lancar sehingga tidak membebani
jantung dalam memompa darah, menurunkan tekanan darah,dan menekan terjadinya
stroke. Daun salam juga juga diketahui mengandung minyak atsiri yang menghasilkan
aroma khas yang memberikan efek relaks, hal ini juga diharapkan dapat menurunkan
stress pada klien yang juga menjadi faktor pendorong timbulnya hipertensi pada
responnden (Dafriani, 2016).
Cara membuat:
Menggunakan ekstrak atau rebusan daun salam untuk pengobatan hipertensi daun
salam yang diperlukan untuk membuat rebusan sebanyak 5 lembar, direbus dengan 3
gelas air hingga tinggal 2 gelas. Pada penelitian Dafriani (2016) disebutkan bahwa
daun salam direbus terlebih dahulu kemudian dikonsumsi dua kali sehari.
2. Daun Alpukat
Daun alpukat secara empiris dipercaya sebagai diuretik yaitu menambah volume urin
yang dihasilkan saat urinasi untuk mengurangi tekanan darah. Kandungan kimia daun
alpukat diantaranya saponin, taninn, phlobatanin, flavanoid, alkaloid, dan
polisakarida. Flavonoid pada daun alpukat memiliki fungsi menurunkan tekanan darah
(Margowati, 2016). Flavonoid juga
mengurangi kandungan kolesterol serta
mengurangi penimbunan lemak pada dinding
pembuluh darah. Cara kerja daun alpukat
dengan mengeluarkan sejumlah cairan dan
elektrolit maupun zat-zat yang bersifat
toksik. Dengan berkurangnya jumlah air dan
garam di dalam tubuh maka pembuluh darah
akan longgar sehingga tekanan darah
perlahan-lahan mengalami penurunan
(Margowati, 2016).
Cara membuat
Penggunaan ekstrak daun alpukat untuk hipertensi dengan cara direbus. Daun alpukat
yang diperlukan untuk membuat rebusan sebanyak 5 lembar, direbus dengan 3 gelas
air hingga tinggal 2 gelas. Rebusan atau ekstrak daun alpukat dikonsumsi dua kali
sehari (pagi dan sore hari) sebanyak 1 gelas rebusan sekali minum. Rebusan daun
21
alpukat dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi kurang lebih dalam
waktu 1 minggu (Lianti R, 2014).
3. Mentimun
Mentimun (cucumis sativus) mampu
membantu menurunkan tekanan darah,
Kandungan pada tiap 100 gram mentimun
diantaranya kalium (potassium) sebesar 73
mg, dan fosfor 24 mg. Kandungan pada
mentimun inilah yang efektif mengobati
hipertensi salah satunya kalium yang merupakan penghasil elektrolit yang baik
bagi hati, dan membantu menurunkan tekanan darah tinggi serta mengatur irama
detak jantung dengan melawan efek buruk dari natrium. Selain itu, mentimun juga
bersifat diuretik karena kandungan airnya yang tinggi sehingga membantu
menurunkan tekanan darah (Dewi. S & Familia. D, 2010). Konsumsi 150 ml jus
mentimun selama 7 hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik
pada laki-laki dan perempuan hipertensi secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Margowati, Sri. Priyanto, Sigit. Wiharyani, Mita. 2016. Efektivitas Penggunaan Rebusan
Daun Alpukat dengan Rebusan Daun Salam dalam Penurunan Tekanan Darah pada
Lansia. Magelang. University Research Coloqium.
Dewi. S & Familia. D. 2010. Hidup Bahagia Dengan Hipertensi. Yogyakarta : A Plus.
22