Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH

KAJIAN KURIKULUM FISIKA SEKOLAH

OLEH :

NAMA : Riswan
STAMBUK : A 241 16 009
KELAS :C
DOSEN : Dr. Amiruddin Kade, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIIDKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
PEMBAHASAN

A. Standar Kompetensi Lulusan


Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati, sebagaimana yang ditetapkan dengan Peraturan
menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006. Fungsi Standar Kompetensi
Lulusan (SKL):
a. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
menentukan kelulusan peserta didik,dari satuan pendidikan.
b. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut
c. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut
d. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan
untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut. Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan (SKL):
• Standar kompetensi lulusan (SKL) satuan pendidikan
• Standar kompetensi lulusan (SKL) kelompok mata pelajaran
• Standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran
B. KI (Kompetensi Inti)
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam
bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan
pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran
mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian
hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising
element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal
Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan
antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke
kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu
akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa.
Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu
mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang
berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi
proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait
yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial
(kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan
(kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan
harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan
secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar
tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan
(kompetensi Inti kelompok 4).
C. KD (Kompetensi dasar)
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi dalam suatu pelajaran. Kompetensi Dasar (KD), merupakan
penjabaran SK peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit dibanding
dengan SK peserta didik. Kurikulum 2013: Istilah SK-KD ini akan digantikan
menjadi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk
setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah
konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan
yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.
Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.

D. Indikator
Indikator pada hakekatnya adalah ukuran,karakteristik, ciri-ciri,
pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu
kompetensi dasar. Oleh karena itu indikator dirumuskan dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diukur, seperti: mengidentifikasi, membedakan,
menghitung,menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktekkan,
mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan.
Guru bisa mengembangkan setiap kompetensi dasar menjadi dua atau
lebih indikator pencapaian hasil belajar.Hal ini sesuai dengan keluasan dan
kedalaman kompetensi dasar tersebut. Indikator-indikator yang.Anda buat itulah
pencapaian hasil belajar dari setiapkompetensi dasar yang digunakan untuk
melakukan penilaian.
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator memiliki
kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi
berdasarkan SK-KD. Indikator berfungsi sebagai berikut:
a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator
yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat
memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta
didik, sekolah, serta lingkungan.
b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.
Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar
kompetensi dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan desain
pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan,
karena indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang
efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi
dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran
dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan
strategi discovery-inquiry.
c. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang
pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif
harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian
kompetensi secara maksimal.
d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Penilaian ini berfungsi untuk mempermudah guru dalam mengelola
nilai siswa.
e. Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta
mengevaluasi hasil belajar.
Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk
dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian.
Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator
pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan SK dan KD.

Merumuskan Indikator. Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan


beberapa ketentuan sebagai berikut:

1. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator


2. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang
dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus
mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan
melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan
peserta didik.
3. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.
4. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu
tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.
5. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga
menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
6. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator
penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotorik.

E. Tujuan Pembelajaran
Sejalan dengan persyaratan tersebut, sumber lain menjelaskan bahwa
tujuan pembelajarandisusun dalam kalimat yang mengandung unsur ABCD
(Audience = Siswa), (Behavior=Perilaku), (Competency = Kompetensi), dan
(Degree=peringkat / ukuran). Prinsip yang digunakan dalam perumusan tujuan
adalah SMART (Spesific, Measurable, Achievable/Attainable, Realistic, Timely).
Prinsip ini tidak hanyadigunakan untuk merumuskan tujuan pembelajaran
saja, namun dalam perumusantujuan lain seperti tujuan program, pendirian
lembaga, visi misi juga menggunakanprinsip yang sama.
F. Materi Pembelajaran
Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus
dipelajari peserta didik sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan
dinilai dengan menggunakan instrumen penialain yang disusun berdasarkan
indikator pencapaian belajar.
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang sesuai untuk menunjang
tercapainya KD. Pengidentifikasian materi pembelajaran untuk peserta didik ini
harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: (a) potensi yang dimiliki peserta
didik; (b) ada tidaknya relevansi terhadap karakteristik daerah; (c) tingkat
perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual yang dimiliki
peserta didik saat ini; (d) manfaat untuk peserta didik; (e) struktur keilmuan; (f)
aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; (g) ada tidaknya
relevansi terhadap kebutuhan peserta didik serta tuntutan lingkungan; dan (h)
alokasi waktu yang disediakan/tersedia.
Untuk melaksanakan sebuah analisis materi pembelajaran, diperlukan
informsi yang benar dan rinci mengenai semua aspek. Urutan penyajian materi
pembelajaran berguna untuk menentukan urutan mempelajari atau
mengajarkannya. Jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai
hubungan yang bersifat prasyarat akan menyulitkan peserta didik dalam
mempelajarinya.
Menurut Reigeluth (1987:98) mengklasifikasi materi pembelajaran ada
empat jenis, yaitu:
 Fakta - Asosiasi antara objek, peristiwa atau simbol yang ada atau
mungkin ada dalam lingkungan nyata atau imajinasi. Matrei jenis
fakta adalah materi berupa nama-nama tempat, nama orang,
lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu
benda, dan lain sebagainya
 Konsep - Sekelompok objek atau peristiwa atau simbol yang
memiliki karakteristik umum yang sama dan diidentifikasi dengan
nama yang sama, misalnya konsep tentang manusia hari akhir, surga
dan neraka. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakikat init
isi.
 Prinsip - Hubungan sebab akibat antara konsep. Materi jenis ini
berupa rumus, paradigma.
 Prosedur - Urutan langkah untuk mencapai suatu tujuan, memcahkan
masalah tertentu, atau membuat sesuatu. Materi jenis prosedur
berupa langkah-langkah mengerjakan sesutau secara urut, misalnya
langkah-langkah menelpon.
Materi yang diarahkan perlu diidentifikasi apakah termasuk fakta, konsep,
prinsip, prosedur atau gabungan lebih dari satu jenis materi. Dengan
mengidentifikasi jenis-jenis yang herus dipelajari peserta didik maka guru akan
mendapat kemudahan dalam mengerjakannya. Hal ini disebabkan, setiap jenis
materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media dan
sistem penilaiannya.

G. Kegiatan Pembelajaran
Substansi KBM sesungguhnya adalah pengalaman belajar peserta didik.
Pengalaman belajar (Chamistiatin:2008) dirancang untuk melibatkan proses
mental dan fisik peserta didik dengan sesamanya, guru, sumber dan media, juga
lingkungan belajar lain demi pencapaian kompetensi. Pemanfaatan stratregi,
pendekatan, model, metode, teknik dan taktik pembelajaran sangat menetukan
pengalaman belajar peserta didik. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
KBM adalah rangakaian kegiatan belajar secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar, bersifat hirarkis dalam penyajian materi pelajaran, tercermin
dalam kegiatan belajar peserta didik.
Pengalaman belajar diperoleh baik di dalam kelas maupun diluar kelas
pengalaman balajar di dalam kelas dilaksanakan dengan jalan mengadakan
intraksi antara peserta didik dengan sumber belajar. Bentuk pengalaman belajar di
dalam keals dapat berupa telaah buku, telaah hasil penelitian, mengadakan
percobaan dilaboratorium, mengukur tinggi benda menggunakan kilometer, kerja
praktek di studio dan sebagainya.
Pengalaman belajar diluar kelas dilakukan dengan mengunjungi objek
studi yang berada di luar kelas. Misalnya melakukan ragam observasi tumbuhan
pantai dibandingkan dengan ragam tumbuhan di pegunungan bagi peserta didik
yang ingin mempelajari keanekaragaman makhluk hidup sesuai karakteristik
habitatnya.
Pengalaman belajar yang perlu dituliskan dalam silabus adalah alternatif
kegiatan atau pengalaman belajar spesifik sesuai dengan rumusan uraian materi
pembelajarannya sehingga diharapkan dapat menunjang penguasaan kemampuan
dasar yang telah ditentukan.

H. Penilaian
Penilaian (Chansiatin: 2008) merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data dari peserta didik, dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan. Jenis tagihan yang dapat digunakan
antara lain sebagai berikut:
• Kuis - Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang
prinsip. Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang lebih
5-10 menit. Kuis dilakukan untuk mengetahui penguasaan pelajaran
pada peserta didik. Tingkat berpikir yang terlibat adalah pengetahuan
dan pemahaman
• Pertanyaan Lisan -Materi yang ditanyakan berupa pemahaman
terhadap konsep, prinsip, atau teorema. Tingkat berpikir yang terlibat
adalah pengetahuan dan pemahaman.
• Ulangan Harian - Ulangan harian dilakukan secara periodik di akhir
pembelajaran satu atau dua kompetensi dasar tingkat berpikir yang
terlibat sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis.
• Ulangan Blok - Ulangan blok adalah ujian yang dilakukan dengan
cara menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu.
Tingkat berpikir yang terlibat muali dari pemahaman sampai dengan
evaluasi.
• Tugas Individu - Tugas Individu dapat diberikan pada waktu-waktu
tertentu dalam bentuk pembuatan kliping, makalah, dan yang
sejenisnya. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi, analisis
sampai sintesis dan evaluasi.
• Tugas Kelompok - Tugas kelompok digunakan untuk menilai
kompetensi kerja kelompok. Bentuk instrumen yang digunakan salah
satunya adalah uraian bebas dengan tingkat berpikir tinggi yaitu
aplikasi dapat dievaluasi.
• Responsi atau Ujian Praktik - Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran
yang ada kegiatan praktikumnya. Ujian respons bisa dilakukan di
awal praktik atau setelah melakukan praktik. Ujian yang dilakukan
sebelum praktik bertujuan untuk mengetahui kesiapan peserta didik
melakukan praktik laboratorium atau tempat lain, sedangkan ujian
yang dilakukan setelah praktik, tujuannya untuk mengetahui
kompetensi dasar praktik yang telah dicapai peserta didik.
• Laporan Kerja Praktik - Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang
ada kegiatan praktikumnya, peserta didik bisa diminta untuk
mengamati suatu gejala dan melaporkannya. Bentuk instrumen dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu tes dan nontes. Bentuk instrumen tes
meliputi: pilihan ganda, uraian objektif, uraian non-objektif, jawaban
singkat, menjodohkan, benar-salah, unjuk kerja (performans) dan
portopolio, sedangkan bentuk instrumen nontes meliputi: wawancara,
inventori, dan pengamatan. Para guru diharapkan menggunakan
instrumen yang bervariasi agar diperoleh data tentang pencapaian
belajar peserta didik yang akurat dalam semua arah.
Beberapa instumen tes yang dapat digunakan antara lain:
1. Pilihan Ganda - Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran,
peskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. Tingkat
berpikir yang terlibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai tingkat
sintesis dan analisis
2. Uraian Objektif - Jawaban uraian objektif sudah pasti. Uraian obejktif
lebih tepat digunakan untuk bidang MIPA. Agar peskorannnya
objektif, diperlukan pedoman penskoran. Hasil penilaian terhadap
suatu lembar jawaban akan sama walaupun diperiksa oleh orang yang
berbeda. Tingkat berpikir yang diukur bisa sampai pada tingkat yang
tinggi.
3. Uraian Nonobjektif/ Uraian Bebas - Uraian bebas dicirikan dengan
adanya jawaban yang bebas. Namun demikian, sebaiknya dibuatkan
kriteria penskoran yang jelas agar penailaiannya obektif. Tingkat
berpikir yang diukur bisa tinggi.
4. Jawaban Singkat atau Isian Singkat - Bentuk ini digunakan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman peserta didik.
Materi yang diuji bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur
cenderung rendah.
5. Menjodohkan - Bentuk ini sosok untuk mengetahui pemahaman atas
fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat
berpikir yang terlibat cenderung rendah.
6. Performans - Bentuk ini cocok untuk mengukur kompetensi peserta
didik dalam melakukan tugas tertentu, seperti praktik ibadah, olahraga
atau prilaku yang lain misalnya kemampuan menggunakan jangka
dalam membuat gambar geometri.
7. Portofolio - Untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta
didik, dengan menilai kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang
dikerjakan oleh peserta didik. karya-karya ini dipilih dan kemudian
dinilai, sehingga dapat dilihat perkembangan kemampuan peserta
didik.

I. Alokasi Waktu
Waktu disini adalah perkiraan berapa lama peserta didik mempelajari
materi yang telah ditentukan, bukan lamanya peserta didik mengerjakan tugas di
lapangan atau dalam kehidupan sehari-hari kelak. Alokasi waktu perlu
diperhatikan pada tahap pengembangan silabus dan perencanaan pembelajaran.
hal ini untuk memperkirakan jumlah jam tatap muka yang diperlukan.
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. jadi acuan dalam
pengembangan silabus yaitu program tahunan dan program semester.

J. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar


Sumber atau bahan adalah rujukan, refernasi atau literatur yang digunakan
dalam mengajar. Sumber belajar ini diperlukan agar dalam penyusunan silabus
terhindar dari kesalahan konsep. Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi
yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu
peserta didik dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Sumber belajar
dapat berupa buku-buku rujukan, objek, subjek, atau bahan dan alat untuk
kegiatan pembelajaran, bahan cetak dan elektronik, narasumber, peristiwa,
lingkungan, dan lainnya yang relevan.
Sumber belajar hendaknya bersesuaian dengan KD, indikator, dan tujuan
pembalajaran. Agar dapat memilih sumber ajar dan bahan dengan baik, guru perlu
memiliki keterampilan menganalisis isi suatu buku. Butir-butir yang perlu
dianalisis meliputi dua hal, pertma ditinjau dari segi bahasa dan cetakan
(keterbacaan, tipografi, tampilan): kedua ditinjau dari isi atau materi misalnya
kebenaran konsep, kecukupan, aktualitas, relevansi dengan kompetensi yang ingin
diajarkan, dan sebagainya.
Salah satu cara menuliskan sumber bahan yaitu dengan menuliskan nama
pengarang, tahun terbitan, judul buku (digarisbawahi atau cetak miring), tempat
penerbitan, dan nama penerbit. Daftar sumber bahan atau pustaka perlu
dicantumkan sebagai pertanggungjawaban akademik. Bahwa apa yang ditulis
dalam silabus bukan hasil penemuannya sendiri perlu dicantumkan sumbernya.

Anda mungkin juga menyukai