Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

GAMBARAN UMUM

4.1. Gambaran Umum Jati Nikmat Jaka Makmur Fungus Farm, Semarang
Jati Nikmat Jaka Makmur merupakan sebuah home industry yang bergerak di
bidang agrikultur, dalam hal ini budidaya jamur tiram pada khususnya. Jati Nikmat
Fungus Farm didirikan oleh Bapak Jaka sekitar 4 tahun yang lalu. Jati Nikmat tidak
hanya memproduksi dan memasarkan jamur tiram namun juga membuat baglog guna
mendia penanaman jamur serta penyedia bibit jamur tiram yang siap dibudidayakan.
Saat ini Jati Nikmat Jaka Makmur menjadi supplier resmi bagi swalayan-swalayan besar
di Jawa Tengah diantaranya SUPERINDO, TRANSMART, GIANT, serta GELAEL
dengan permintaan per hari dapat mencapai 700 kg jamur. Selain itu, semenjak tahun
2019 seluruh resotran Super Sambal di Semarang dan sekitarnya memasok jamur tiram
dari Jati Nikmat. Saat ini Jati Nikmat Jaka Makmur memiliki kurang lebih 55 karyawan
yang terdiri dari 15 karyawan di bagian operasional dan 40 petani/pembudidaya jamur
yang tersebar di berbagai daerah. Karena Jati Nikmat Jaka Makmur masih berskala home
industry tidak ada hirarki yang jelas, hanya ada pemilik dan karyawan.

4.2. Lokasi Jati Nikmat Jaya Makmur Fungus Farm


Lokasi Jati Nikmat Jaya Makmur Fungus Farm berada di Jalan Sukun I nomor 18 RT
02/RW 02, Srondol Wetan, Semarang. Peta lokasi Jati Nikmat Jaka Makmur dapat digambarkan
sebagai berikut.

Gambar 4.1 Lokasi Jati Nikmat Jaka Makmur Semarang


Sumber : Google Maps
4.3. Produk Jati Nikmat Jaka Makmur Semarang
Jati Nikmat Jaka Makmur memproduksi jamur tiram segar, media tanam jamur (baglog),
serta bibit jamur tiram

1. Jamur Tiram Segar

Gambar 4.2 Jamur Tiram Segar


Sumber : Dokuentasi Penulis
Jamur tiram segar didapatkan dari petani/pebudidaya jamur yang dilatih
membudidayakan jamur oleh Bapak Jaka (disebut mitra Jati Nikmat). Jamur tiram segar yang
telah dipanen lalu dikirim ke Semarang untuk proses pengemasan dan pemasaran. Produk jamur
tiram segar Jati Nikmat dapat ditemui di pasar swalayan di kota besar di Jawa Tengah seperti
Superindo.

2. Baglog (media tanam jamur)

Gambar 4.3 Buglog


Sumber : Dokumentasi Penulis
Baglog merupakan media tanam bagi jamur tiram yang terbuat dari campuran serpihan
sisa gergajian kayu, dedak, dan bahan lain. Dalam 1 hari Jati Nikmat Jaka Makmur dapat
memproduksi sekitar 1200 buah baglog guna memenuhi permintaan para pembudidaya jamur.

3. Bibit Jamur Tiram

Gambar 4.4 Bibit Jamur


Sumber : Analisis Penulis

Bibit jamur tiram yang diproduksi Jati Nikmat Jaka Makmur biasanya dijual bersamaan
dengan baglog.

4.4 Gambaran Umum Penerapan Sistem Produksi Bersih di Jati Nikmat Jaka
Makmur
Produksi bersih yang terdapat di Jati Nikmat Jaka Makmur diantaranya adalah
penggunaan bahan sisa serta organik dalam pembuatan baglog. Bahan sisa yang dimanfaatkan
guna pembuatan baglog yaitu serbuk sisa gergajian kayu. Selain itu apabila baglog sudah
kehabisan nutrisi guna pertumbuhan jamur ditandai dengan warna baglog yang berubah menjadi
putih (biasanya3-4 bulan) baglog dapat dimanfaatkan sebagai media budidaya cacing tanah serta
pupuk oraganik. Selain itu, dalam proses pembuatan baglog digunakan oven dengan bahan
bakar gas untuk mensterilkan baglog dari mikroorganisme pengganggu. Oven gas digunakan
agar lebih ramah lingkungan (tidak mengeluarkan asap) serta agar panasnya stabil. Pada
pembudidayaan jamur tiram juga diterapkan good housekeeping dengan pembuatan rak-rak
tempat baglog ditempatkan secara horizontal agar memudahkan proses panen dan perawatan
jamur. Selain itu, jamur tiram adalah organisme yang cukup tahan hama sehingga pestisida tidak
digunakan selama budidaya hingga panen, perawatan yang dilakukan cukup dengan menjaga
kelembapan ruangan dan penyiraman. Produksi bersih juga diterapkan dalam penyiapan bibit
jamur dimana bibit jamur diletakan di dalam botol kaca yang dapat digunakan berulang kali.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Observasi Jati Nikmat Jaka Makmur

Hasil observasi dilakukan di bagian pembuatan baglog serta pengemasan jamur tiram.
5.1.1 Hasil Observasi di Bagian Pembuatan Baglog
Tempat pembuatan baglog merupakan bangunan semi permanen dengan rangka baja-
alumunium. Ruangan tersebut merupakan ruangan terbuka. Pencahayaan menggunakan sinar
matahari pada siang hari dan beberapa lampu untuk penerangan pada malam hari. Lantai tempat
produksi masih berupa plesteran semen. Tempat pembuatan baglog terbilang masih berantakan
dan tidak menerapkan good housekeeping. Hal ini dapat terihat dengan peletakan alat-alat yang
tidak tertata rapi serta terdapat gundukan serbuk gergaji yang tidak memiliki tempat khusus
sehingga dapat berbahaya bagi pekerja apabila serbuk gergaji terbawa angin dan terhirup atau
masuk ke mata pekerja.
Kondisi oven yang terdapat di bagian samping ruang pembuatan baglog cukup rapi
dengan 3 oven dan sudah dilengkapi bangunan permanen dengan atap asbes. Baglog yang telah
diproduksi lalu ditumpuk rapi dibagian belakang ruang produksi agar mudah diambil dan
dikirim. Penaatan peraturan oleh karyawan di ruang produksi juga termasuk dalam kategori baik.
Karyawan bekerja selama 6 hari seminggu dari pukul 08.00 hingga 16.00 dimana pada waktu
pagi hari karyawan melakukan pengemasan dan pengiriman jamur serta baglog. Lalu, pada siang
hari sekitar pukul 13.00-16.00 karyawan memproduksi buglog sesuai pesanan
Aspek K3 di ruang produksi masih kurang. Karyawan hanya dilengkapi dengan sarung
tangan apabila membuka oven. Selain itu, tempat yang berantakan dapat menyebabkan
kecelakaan kerja. Karyawan juga tidak menggunakan memakai alat pelindung diri (APD) berupa
masker, sepatu khusus, pakaian khusus, dan lain-lain dengan benar dalam proses pembuatan
buglog.
Gambar 5.1 Kondisi kurang tertata di bagian pembuatan baglog
5.1.2 Hasil Observasi di Bagian Pengemasan
Bangunan bagian pengemasan sudah merupakan bangunan permanen dengan ventilasi
serta pencahayaan yang baik. Pencahayaan berasal dari sinar matahari serta 1 buah lampu di
dalam ruangan. Proses pengemasan hanya dilakukan pada pagi hingga siang hari sehingga tidak
memerlukan lampu.
Penerapan 5R masih kurang, hal ini terlihat dari ruang pengemasan yang berantakan.
Banyak barang-barang yang hanya diletakkan begitu saja dapat menyebabkan karyawan
tersandung atau terjatuh.

Gambar 5.2 Kondisi bagian pengemasan yang tidak tertata


5.1.3 Hasil Wawancara Mengenai Tempat Budidaya
Observasi tidak dapat dilakukan di tempat budidaya jamur dikarenakan letaknya yang
cukup jauh dari Semarang. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik serta karyawan
terlihat bahwa tempat budidaya jamur menerapkan good housekeeping pada peletakan buglog.
Buglog disusun keatas dengan posisi horizontal pada rak-rak. Hal ini dimaksudkan agar
pemanenan serta pemeliharaan jamur lebih mudah.

Gambar 5.3 Rak tempat baglog


Sumber: www.olx.com

Anda mungkin juga menyukai