Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum ke-11 Hari/tanggal : Senin/ 30 April 2019

Mikrobiologi Akuatik Waktu : 07.00-12.00 WIB


Dosen : Muhammad Arif Mulya, SPi
Wida Lesmanawati, SPi MSi
Dosen asisten : Fadhil Setiawan
Laras Cica Marsela
Indah Febristi Grahanny,AMd

PENANGANAN BIAKAN MIKROORGANISME


Disusun oleh:
Kelompok 5

Rino Rian Jurika J3H818091

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN


PERIKANAN BUDIDAYA
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Koleksi dan preservasi (penyimpanan) meliputi tujuan jangka pendek dan
jangka panjang. Penyimpanan jangka pendek dilakukan untuk keperluan rutin
penelitian yang disesuaikan dengan kegiatan program tertentu. Penyimpanan
jangka panjang dilakukan dalam kaitannya dengan koleksi dan konservasi plasma
nutfah mikroba, sehingga apabila suatu saat diperlukan dapat diperoleh kembali
atau dalam keadaan tersedia (Machmud dalam Badjoeri, 2010).
Penentuan teknik penyimpanan atau pengawetan mikroba perlu dilakukan,
hal ini berkaitan dengan tujuan utama preservasi, yaitu mereduksi atau
mengurangi laju metabolisme dari mikroorganisme hingga sekecil mungkin.
Dapat mempertahankan viabilitas (daya hidupnya) dan memelihara sebaik
mungkin biakan, sehingga diperoleh angka perolehan (recovery) dan kehidupan
(survival) yang tinggi dengan perubahan ciri-ciri minimum.
Penanganan terhadap mikroorganisme secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua kelompok yaitu penanganan yang bertujuan agar biakan kultur
tersebut dapat disimpan dan tetap hidup jika sewaktu-waktu akan digunakan
kembali dan penanganan yang bertujuan untuk membunuh atau memusnahkan
biakan kultur karena sudah tidak dipaerlukan lagi atau keberadaannya
membahayakan manusia/organisme lainnya. Cara penyimpanan biakan organisme
yang umum adalah penyimpanan biakan dalam larutan gliserol 15%,
penyimpanan suhu -80˚C atau penyimpanan dengan cara kering beku atau biasa
disebut freeze dry (Widarnani, 2011). Selain itu terdapat pula cara penyimpanan
dengan manik-manik porselin. Cara sederhana lain untuk pemeliharaan berbagai
jenis mikroba adalah mengeringkan suspensi sel pada manik-manik porselin
(porcelain beads) atau gelas (glass beads) menggunakan gel silica sebagai
pengering (Norris, 1963). Lalu terdapat cara lain dalam pengawetan kultur yakni
imobilisasi alginate.
Gliserol adalah senyawa bahan kimia dengan rumus kimia
HOCH2CH(OH)CH2OH. Tidak berwarna, tidak berbau dan berupa cairan kental
yang sering digunakan pada formula obat-obatan. Gliserol sering juga disebut
glycerin atau glicerine, biasa disebut gula alkohol merupakan cairan kental dengan
titik leleh 18oC dan titik didih 290oC, bermassa jenis 1,1261, berasa manis dengan
kadar racun rendah. Gliserol dapat mencegah pengumpulan molekul-molekul air
dan kristalisasi es pada titik beku larutan. Gliserol, seperti banyak zat lain yang
memiliki sifat antibeku, benar-benar larut sebagai cairan tetapi bercampur dalam
fase padat. Penelitian yang dilaporkan di sini menunjukkan bahwa bakteri tertentu
dapat dibekukan dengan penambahan gliserol tanpa mengalami kerusakan
(Hollander dan Nell, 1954).
.
1.2 Tujuan
Mempelajari cara penanganan biakan mikroorganisme, khususnya
penyimpanan biakan dengan larutan gliserol 15% dan pemusnahan dengan
autoklaf

2. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 23 April 2019 pukul
07:00–12:00 WIB bertempat di Laboratorium Kering Sekolah Vokasi IPB
Kampus PDD

2.2 Alat dan bahan


Alat yang digunakan pada prkatikum ini adalah mikropipet, vortex, tabung
efendorf, kertas label, ose, bunsen, autoklaf
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kultur bakteri
Aeromonas hydrophila, larutan fisiologis, gliserol 15%, Alkohol.

2.3 Prosedur Kerja


Untuk penyimpanan biakan pertama isi tabung efendorf dengan 1ml
larutan gliserol 15%, lalu isi dengan larutan fisiologis 1ml, kemudian vortex
hingga cairan homogen, ambil secara aseptik beberapa ose biakkan yang akan
disimpan dan suspensikan terhadap larutan tersebut, simpan suspensi biakkan
pada suhu freezer
3. PEMBAHASAN
Gliserol pada umumnya digunakan sebagai media dalam pengawetan atau
penyimpanan jangka panjang atau sekedar sebagai media untuk memindahkan
mikroorganisme. Gliserol dapat digunakan sebagai media karena gliserol dapat
melindungi aktivitas antimikroba dengan cara meningkatkan stabilitas struktur
protein asli dari mikroba sehingga dapat mencegah protein dari proses termal dan
agregasi (Ariwulan, 2013)
Hasil penelitian Simanjuntak dkk. (2008) bahwa preservasi bakteri A.
salmonicida pada suhu -20o C dengan mengunakan gliserol dengan konsentrasi 15
- 20% dapat bertahan selama 5 bulan sedangkan pada konsentrasi gliserol 10%
dan 25% dapat bertahan selama 4 bulan tanpa menyebabkan terjadinya mutasi dan
tidak mengubah karakteristik bakteri. Selanjutnya Hermawan dkk. (2008)
Gliserol memiliki daya larut yang tinggi dengan media cair triptic soy
broth (TSB) walaupun pada kondisi suhu dingin, memiliki daya penetrasi sampai
ke dalam sel dan memiliki daya toksisitas yang rendah. Herdis et al. (2003),
gliserol mampu mencegah pengumpulan molekul-molekul air dan kristalisasi es
pada titik beku larutan. Gliserol juga akan memodifikasi kristal es yang terbentuk
di dalam medium pembekuan sehingga menghambat kerusakan sel secara
mekanis. Penyimpanan bakteri ini dapat bertahan sampai 2 tahun, tergantung
penyimpanan. Apabila bakteri disimpan pada suhu -80oC bakteri akan bertahan
lama tetapi jika disimpan pada suhu diatas -80oC bakteri akan mati.
Pengawetan bakteri perlu dilakukan untuk menjaga ketersediaan suatu
bakteri jika sewaktu-waktu diperlukan, dan untuk membuat bakteri bertahan lebih
lebih lama, ada dua jenis jangka waktu penyimpanan yaitu, Penyimpanan jangka
pendek dilakukan untuk keperluan rutin penelitian yang disesuaikan dengan
kegiatan program tertentu. Penyimpanan jangka panjang dilakukan dalam
kaitannya dengan koleksi dan konservasi plasma nutfah mikroba, sehingga apabila
suatu saat diperlukan dapat diperoleh kembali atau dalam keadaan tersedia
(Machmud dalam Badjoeri, 2010).
Pengawetan bakteri air laut dapat dilakukan juga dengan metode kering
beku, pendinginan pada suhu tertentu dilakukan untuk menonaktifkan bakteri
tetapi tidak akan membunuh bakteri itu sendiri, bakteri air laut akan tetap bisa
digunakan dengan jangka waktu yang relatif lebih panjang.
Di alam, pepulasi mikroba merupakan populasi campuran dari berbagai
mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni
digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Untuk dapat
memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu metode agar
tuang, metode penggoresan lempengan agar, metode pengenceran, metode
penanaman agar miring.
Penyimpanan bakteri terlalu lama dapat memyebabkan rusaknya jaringan
tubuh bakteri patogen itu sendiri dan akan menurunkan kualitas dari bakteri
patogen itu sehingga tingkat patogenisitasnya menurun.
Dengan metode Postulat Koch kita dapat mengidentifikasi suatu pathogen
yang tidak diketahui yang menyebabkan penyakit tersebut .Dalam metode postulat
Koch ini tahapan yaitu isolasi untuk menumbuhkan atau membiakan patogen
kedalam media buatan (PDA), kemudian dilakukan inokulasi untuk mengetahui
gelaja pada tanaman inang sama dengan gejala yang diidentifikasi , setelah itu di
reisolasi mengidentikifaksi biakan yang sama yang sudah dinokulasi dan terakhir
identifikasi dimana proses terakhir yang dilakukan untuk mengetahui
penyakit pada tanaman inang yang sakit sama dengan yang diidentifikasi.
4. KESIMPULAN
Gliserol dapat mencegah pengumpulan molekul-molekul air dan
kristalisasi es pada titik beku larutan. Gliserol, seperti banyak zat lain yang
memiliki sifat antibeku, benar-benar larut sebagai cairan tetapi bercampur dalam
fase padat. Penelitian yang dilaporkan di sini menunjukkan bahwa bakteri tertentu
dapat dibekukan dengan penambahan gliserol tanpa mengalami kerusakan.
Bakteri dapat dinonaktifkan pada suhu yang rendah sehingga dapat
menjaga bakteri agar dapat digunakan kembali pada waktu-waktu tertentu dalam
jangka waktu yang relatif panjang.

5. SARAN
Untuk praktikum selanjutnya disarankan untuk memakai bakteri air laut,
untuk menambah wawasan variasi bakteri sehingga akan berguna sebagai dasar
akuakultur
DAFTAR PUSTAKA
Setiaji J, Johan T. Iskandar dan Widantari M. 2015. PENGARUH GLISEROL
PADA MEDIA TRYPTIC SOY BROTH (TSB) TERHADAP
VIABILITAS BAKTERI Aeromonas hydrophila. Pekanbaru (ID) :
Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau.

Ariwulan, DR. 2013. Metode Penyimpanan Mikroba. http://nightray13-


kuro.blogspot.com/2013/01/boiteknologi review tugas 2. html. Diakses
tanggal 4 Nopember 2013.

Holander, D.H and E.E. Nell. 1954. Improved Preservation of Treponema


pallidum ang Other Bacteria by Freezing with Glycerol. Appl Microbiol,
2(3): 164-170.

Anda mungkin juga menyukai