Anda di halaman 1dari 9

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017

ISSN (Cetak) 2527-6042


eISSN (Online) 2527-6050

PERHITUNGAN FAKTOR KEAMANAN DAN PEMODELAN LERENG


SANITARY LANDFILL DENGAN FAKTOR KEAMANAN OPTIMUM
DI KLAPANUNGGAL, BOGOR
Fadhila Muhammad LT*1, Muhammad Kholik, Syaiful3
1,2,3 Universitas Ibn Khaldun Bogor

Kontak Person :
Fadhila Muhammad LT, Muhammad Kholik, Syaiful
e-mail: fadhiel.mq@gmail.com*1, kholikmuhammad26@gmail.com2, syaiful@ft.uika-bogor.ac.id

Abstrak
Longsor yang terjadi pada Sanitary Landfill yang berada di Kec. Klapanunggal Kab. Bogor terjadi
pada muka lereng bagian timur. Sebelum perbaikan dilakukan, dilaksanakan analisis nilai faktor
keamanan pada rencana lereng baru pada dimensi yang sama dengan kondisi eksisting sebelum terjadi
longsor. Sanitary landfill memiliki lebar eksisting 160 meter, tinggi lereng 21 meter, sudut kemiringan 26
derajat dan terdiri dari beberapa lapisan. Diantaranya lapisan material sampah 1 pada kedalaman 1 –
5 meter, material sampah 2 pada kedalaman 5 - 10 meter, material sampah 3 pada kedalaman 10 - 15
meter, material sampah 4 kedalaman 15 - 20 meter, lempung kaku pada kedalaman 20.1 – 21.3 meter,
dan lapisan rock-mudstone pada kedalaman 21.3 - 31 meter. Jika nilai Faktor Keamanan belum
memenuhi kriteria, maka diperlukan perubahan dimensi lereng untuk mengurangi resiko terjadinya
longsor di masa yang akan datang. Namun jika nilai Faktor Keamanan terlalu tinggi, juga perlu dilakukan
perubahan dimensi, karena akan berpengaruh pada optimalisasi kapasitas landfill. Makalah ini
mengemukakan perhitungan faktor keamanan sanitary landfill dengan faktor keamanan optimal dengan
metode kesetimbangan batas dibantu program komputer slope/W dari Geo-Studio. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai faktor keamanan lereng timbunan adalah 1.804, yang dinilai terlalu tinggi,
sehingga dilakukan pemodelan ulang. Dengan metode trial dan error, didapatkan nilai faktor keamanan
adalah sebesar 1.320 pada timbunan dengan tinggi 24 meter dan kemiringan timbunan sebesar 35o
.
Kata kunci: Lereng, Faktor Keamanan, Longsor, Sanitary Lanfill, optimalisasi kapasitas landfill

1. Pendahuluan
Limbah yang dihasilkan dari industri bisa berupa limbah padat, limbah cair, serta gas. Limbah
padat diproses agar tidak berbahaya dan kemudian dibuang atau ditimbun di landfill [1]. Salah satu
lokasi pembuangan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) tersebut berada di Kec. Klapanunggal
Kab. Bogor. Sanitary landfill tersebut telah mengalami longsor pada bagian lapis penutup (caps layer)
berupa lapis tanah merah di atas lapisan liner di sebelah timur. Longsor ini disebabkan oleh angka
keamanan stabilitas lereng landfill yang kurang baik atau tidak memenuhi syarat faktor keamanan untuk
sebuah lereng.
Jika nilai faktor keamanan belum memenuhi kriteria, maka diperlukan perubahan dimensi lereng
untuk mengurangi resiko terjadinya longsor di masa yang akan datang. Namun jika nilai faktor
keamanan terlalu tinggi, juga perlu dilakukan perubahan dimensi, karena akan berpengaruh pada
optimalisasi kapasitas landfill.
Analisis faktor keamanan dilakukan untuk menilai tingkat stabilitas lereng terhadap bahaya
longsor. Metode stabilitas lereng melibatkan teknik kontruksi khusus yang harus dipahami dan
diomodelkan dalam cara yang realistis. Pemahaman tentang geologi, hidrologi, dan sifat-sifat tanah
merupakan dasar yang penting untuk menerapkan prinsp-prinsip stabilitas lereng dengan benar [2].
Penilaian tentang resiko atau faktor keamanan harus dilakukan untuk menilai hasil analisis [3].
Perhitungan faktor keamanan dilakukan dengan bantuan aplikasi Slope-W dari Geo-studio. Metode
yang digunakan berdasarkan metode kesetimbangan batas (metode irisan) [4].

SENTRA 2017 II - 1
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

2. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan melakukan analisis nilai faktor keamanan pada model lereng
sanitary landfill. Data yang digunakan berupa data sekunder seperti data hasil investigasi lapangan di
lokasi sanitary landfill. Data parameter tanah merupakan data investigasi lapangan dan hasil pengujian
di laboratorium mekanika tanah. Jika data parameter tanah tidak didapatkan, dilakukan korelasi hasil
pengujian sampel waste material dan data tanah yang relevan [5], mengingat fakta bahwa semakin
lama lapis material waste ditimbun, maka parameter mekanik material akan semakin mendekati material
mekanik dari tanah [6]. Dari data-data yang telah dikumpulkan lalu diolah menggunakan software
Geostudio Slope/W 2007. Perhitungan nilai faktor keamanan dilakukan pada pada model lereng landfill
dengan dimensi yang sama dengan kondisi eksistingnya.
Jika nilai faktor keamanan kurang dari nilai minimum yang disyaratkan, maka dilakukan
perubahan dimensi lereng hingga nilai faktor keamanan nya menjadi optimal. Namun jika nilai faktor
keamanan model sanitary landfill terlalu tinggi, juga perlu dilakukan perubahan dimensi, baik dengan
cara menambah lapisan atau dengan mengubah sudut kemiringan lereng landfill hingga diketahui faktor
keamanan yang optimal untuk lereng. Kriteria faktor keamanan lereng menurut konsensus TPKB DKI-
Jakarta, yang ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Kriteria faktor angka keamanan minimum untuk lereng [7]


Kondisi Validitas data sifat tanah
Lingkungan Rendah Cukup
Sementara Permanen Sementara Permanen
Tidak ada manusia 1.3 1.5 1.25 1.3
atau bangungan
disekitarnya
Ada banyak 1.5 2.0 1.3 1.5
bangunan
disekitarnya
Sumber: Konsensus TPKB DKI Jakarta, 1999

Perhitungan nilai faktor keamanan dilakukan pada model sanitary landfill mengikuti proses
diagram alir yang diperlihatkan pada Gambar 1

Gambar 1 Diagram alir penelitian


II- 2 SENTRA 2017
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

Menurut diagram alir pada Gambar 1, penentuan nilai safety factor optimal akan dilakukan
melalui prosedur coba dan gagal (trial and error), dimana pengulangan akan dihentikan apabila nilai
safety factor telah mendekati nilai safety factor rencana.
Lokasi penelitian berada di Kec. Klapanunggal Kab. Bogor. Titik penelitian diperlihatkan pada
Gambar 2. Sedang data parameter pelapisan tanah didapatkan dari hasil investigasi geoteknik yang
telah dilakukan sebelumnya. Lokasi titik pengambilan sampel tanah untuk pengujian laboratorium
diperlihatkan pada Gambar 3.
Mengingat bahwa sanitary landfill merupakan bangunan permanen dan lingkungan di sekitar
landfill bukanlah area permukiman, serta data parameter tanah yang dipergunakan memiliki validitas
data yang cukup, maka menurut Tabel 1 di atas, nilai faktor keamanan minimum yang akan diambil
adalah 1.3.

Lokasi
Penelitian

(a) (b)
Gambar 2 (a) Lokasi Penelitian Stabilitas Lereng Sanitary Landfill, (b) Titik pengambilan sampel tanah
[8]

Pengujian laboratorium dilakukan untuk memperoleh data parameter mekanik setiap lapisan
tanah. Data dimensi lereng diperlihatkan pada Tabel 2, sedangkan parameter mekanik tanah
diperlihatkan pada Tabel 3

Tabel 2 Data dimensi lereng


Kontur Lereng: Nilai Satuan
Tinggi Lereng Landfill 21 meter
Lebar Landfill 160 meter
Sudut Kemiringan 26 derajat
Sumber: Pengukuran Survey
SENTRA 2017 II - 3
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

Tabel 3 Parameter Lapisan Waste dan Tanah Dasar Sanitary Landfill [6]
Tipe Unit W-01 W-02 W-03 W-04 S-01 S-02
Waste Waste Waste Waste Stiff Clay Rock-
mudstone
Kedalaman meter 1.0 – 5.0 5 – 10 10 – 15 15 – 20 20,1 – 21,3 –
21,3 31,0
Berat jenis (γ) kN/m3 15,69 15 15,46 16,5 17,7 15
Sudut friksi (Ø) derajat 9,41 22 14,17 19,63 13 13,84
Kohesi (C) kPa 41,43 50 64,59 60 6,68 5,9

Data dimensi dan parameter lapisan tanah dimodelkan dalam model timbunan sanitary landfill,
seperti diperlihatkan pada Gambar 3. Model stratifikasi waste dan tanah yang diperlihatkan pada
Gambar 4 kemudian dianalisa dengan menggunakan aplikasi Slope/W untuk menentukan kurva
keruntuhan dan nilai faktor keamanan lerengnya.

Gambar 3 Model stratifikasi waste dan tanah berdasarkan data input

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan


3.1. Angka Keamanan Model Lereng
Dengan menggunakan aplikasi Slope/W, maka akan dihasilkan output berupa model kurva
keruntuhan [1], dan nilai angka keamanan terkecil dengan setiap metode yang digunakan [1]. Dalam
penelitian ini dipergunakan metode ordinary, metode Bishop, metode Janbu dan Metode Morgenstern-
Price. Model keruntuhan lereng dengan menggunakan metode Ordinary diperlihatkan pada Gambar 4.

Gambar 4 Model kurva keruntuhan dan faktor keamanan paling rendah dengan metode Ordinary.

II- 4 SENTRA 2017


Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

Dari Gambar 4 di atas, nilai faktor keamanan menurut metode Ordinary adalah sebesar 1.804.
Model keruntuhan lereng dengan menggunakan metode Bishop diperlihatkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Model kurva keruntuhan dan faktor keamanan paling rendah dengan metode Bishop.

Dari Gambar 5 di atas, nilai faktor keamanan menurut metode Bishop adalah sebesar 1.928.
Model keruntuhan lereng dengan menggunakan metode Janbu diperlihatkan pada Gambar 6

Gambar 6 Model kurva keruntuhan dan faktor keamanan paling rendah dengan metode Janbu.

Dari Gambar 5 di atas, nilai faktor keamanan menurut metode Janbu adalah sebesar 1.821.
Selanjutnya, model keruntuhan lereng dengan menggunakan metode Morgenstern-Price diperlihatkan
pada Gambar 7
SENTRA 2017 II - 5
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

Gambar 7 Model kurva keruntuhan dan faktor keamanan paling rendah dengan metode Morgenstern-
Price.

Dari Gambar 7 di atas, nilai faktor keamanan menurut metode Morgenstern-Price adalah sebesar
1.925. Dengan demikian, nilai faktor keamanan dengan seluruh metode dapat diperlihatkan pada
Gambar 8

Tabel 4 Nilai faktor keamanan dengan menggunakan aplikasi Slope/W


Metode Momen Gaya
Ordinary 1.804 -
Bishop 1.928 -
Janbu - 1.821
Morgenstern-Price 1.925 1.918
Sumber: Analisis Slope/W

Dari Tabel 4 di atas, terlihat bahwa nilai faktor keamanan paling rendah adalah 1.804 dengan
menggunakan metode ordinary. Dengan demikian, berdasarkan Tabel 1 tentang kriteria angka
keamanan minimum pada lereng, dapat disimpulkan bahwa lereng tersebut berada pada kriteria aman.
Mengingat bahwa nilai tersebut jauh lebih besar daripada nilai yang disyaratkan yakni 1.3, maka lereng
masih memiliki kemampuan untuk menampung lebih banyak material timbunan sampah. Langkah
selanjutnya adalah melakukan perubahan dimensi pada lereng untuk mengetahui tinggi timbunan kritis
dimana angka keamanan mendekati nilai 1.3.

3.2. Analisis Angka Keamanan Lereng Optimum


Percobaan dilakukan dengan mengubah kemiringan model lereng menjadi 35o dan menambah
lapis waste baru dengan ketebalan 3 (tiga) meter sehingga tinggi total lereng menjadi 24 meter.
Parameter tanah yang digunakan bagi timbunan baru mengikuti parameter lapis Waste-1. Model lereng
yang telah mengalami perubahan dimensi diperlihatkan pada Gambar 9. Dengan melakukan prosedur
analisa keruntuhan lereng, maka model kurva keruntuhan lereng dengan menggunakan metode
Ordinary diperlihatkan pada Gambar 10.
Dari Gambar 10, nilai faktor keamanan menurut metode Ordinary adalah sebesar 1.320. Model
keruntuhan lereng dengan menggunakan metode Bishop diperlihatkan pada Gambar 11. Dari Gambar
10 , nilai faktor keamanan menurut metode Bishop adalah sebesar 1.405. Model keruntuhan lereng
dengan menggunakan metode Janbu diperlihatkan pada Gambar 11.

II- 6 SENTRA 2017


Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

Gambar 8 Model lereng yang telah mengalami perubahan dimensi.

Gambar 9 Model kurva keruntuhan dan faktor keamanan paling rendah dengan metode Ordinary.

Gambar 10 Model kurva keruntuhan dan faktor keamanan paling rendah dengan metode Bishop.

Gambar 11 Model kurva keruntuhan dan faktor keamanan paling rendah dengan metode Janbu.

SENTRA 2017 II - 7
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

Dari Gambar 11 di atas, nilai faktor keamanan menurut metode Janbu adalah sebesar 1.366.
Selanjutnya, model keruntuhan lereng dengan menggunakan metode Morgenstern-Price diperlihatkan
pada Gambar 12

Gambar 12 Model kurva keruntuhan dan faktor keamanan paling rendah dengan metode
Morgenstern-Price.

Dari Gambar 12 di atas, nilai faktor keamanan menurut metode Morgenstern-Price adalah
sebesar 1.404. Dengan demikian, nilai faktor keamanan dengan seluruh metode dapat diperlihatkan
pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai faktor keamanan dengan menggunakan aplikasi Slope/W


Metode Momen Gaya
Ordinary 1.320 -
Bishop 1.405 -
Janbu - 1.363
Morgenstern-Price 1.404 1.401
Sumber: Analisis Slope/W

Dari Tabel 5 di atas, nilai faktor keamanan berkisar diantara 1.320 – 1.405 dimana faktor
keamanan paling rendah untuk model lereng yang telah mengalami perubahan dimensi adalah 1.320
dengan menggunakan metode ordinary.

4. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Nilai faktor keamanan lereng landfill berkisar diantara angka 1.804 – 1.925. Menurut tabel 1, lereng
dapat dinyatakan aman. Mengingat bahwa nilai tersebut jauh lebih besar daripada nilai yang
disyaratkan yakni 1.3, maka lereng masih memiliki kemampuan untuk menampung lebih banyak
material timbunan sampah.

Optimalisasi kapasitas lereng dapat dilakukan dengan menambah tinggi timbunan. Dari penelitian
yang telah dilakukan, dengan kemiringan lereng sebesar 35o dan tinggi landfill sebesar 24 meter,
diperoleh nilai faktor keamanan minimum sebesar 1.320

Referensi :
[1] Tchobanoglous, G., and Kreith, F., 1993, Handbook of Solid Waste Management. 2nd ed, The
McGraw-Hill Companies, Inc. United States of America.
[2] Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kep. Ka Bapedal No. Kep 04/Bapedal/09/1995
tentang tata cara dan persyaratan penimbunan hasil pengolahan, persyaratan lokasi bekas
pengolahan, dan lokasi bekas penimbunan limbah bahan berbahaya dan beracun, 1995
II- 8 SENTRA 2017
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

[3] Abramson, L.W., Lee T.S., Sharma S., and Boyce G.M., Slope Stability and Stabilization
Methodes, 1996, John Wiley & Sons, Inc. New York.
[4] US Army Crops of Engineer. EM 1110-2-1902 Slope Stability Engineering Manual, Appendix C:
Stability Analysis Procedures – Theory and Limitations, 1992.
[5] Machado, S.L et al. “Evaluation of the Geotechnical Properties of MSW in Two Brazilian
Landfill.” Waste Management Journal. Elsevier, vol. 30, pp. 2579-2591, 2010.
[6] Dixon N., Jones. D.R.V., “Engineering Properties of Municipal Solid Waste”. Geotextile and
Geomembrane, 23 (3) pp. 205-233, 2005.
[7] Arifin, D. Syamsul., “Tinjauan Stabilitas Lereng, (Studi Kasus: Ruas Jalan Bogor-Cilebut dengan
Pendetailan di Sta. 0+040)”, Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik,
Universitas Ibn Khaldun, Bogor, 2006.
[8] Geonusa Utama. PT., “Slope Stability Assessment for Landfill: PPLi Class 1 Module 5”, 2014.
[9] Bishop, “The Use of the Slip Circle in the Analysis Stability of the Slope”, 1954
[10] Geo-Slope International, “Stability Modelling with Slope/W: Engineering Methodology”, 2015.

SENTRA 2017 II - 9

Anda mungkin juga menyukai