LANDASAN TEORI
Perkembangan teknologi kontrol saat ini mulai bergeser kepada otomatisasi sistem
kontrol yang menuntut pengunaan komputer, sehingga campur tangan manusia dalam
pengontrolan sangat kecil. Umumnya untuk pengaturan pengontrolan suhu ruangan
digunakan prinsip on-off, dimana pada saat seseorang memasuki ruangan kipas
dinyalakan dan akan dimatikan apabila tidak ada manusia dalam ruangan. Dengan
prinsip on-off, pengaturan suhu hanya berdasarkan pada kondisi ada tidaknya manusia
dalam ruangan. Oleh karena itu diperlukan pengaturan suhu, baik untuk faktor
kenyamanan maupun efisiensi pemakaian energi listrik. Mengingat pentingnya
pengaturan pengaturan suhu ruangan. dalam tugas akhir ini dirancang pengendali suhu
ruang-ruang yang secara fungsional berbeda, misalnya ruang tidur, ruang keluarga,
dan ruang baca, dalam sebuah rumah
Cahaya merupakan suatu bentuk radiasi dari gelombang elektromagnetik yang pada
prinsipnya sama dengan gelombang radio, misalnya infrared, ultraviolet, dan sinar-
dimana yang membedakannya adalah panjang gelombang dan frekuensinya. Panjang
gelombang dari cahaya tampak yakni 400 nm hingga 800 nm, dan ultraviolet memiliki
panjang gelombang lebih pendek dari 400 nm, sedangkan sinar infra merah
mempunyai panjang gelombang antara 0,76 μm – 100 μm. Dalam beberapa kasus,
panjang gelombangnya bisa mencapai 3 μm – 100 μm yang disebut far-infrared.
Hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang dapat dirumuskan dengan:
𝒄
λ=𝒇
Dimana :
c ≅ 3 x 108 m/s= kecepatan gelombang elektromagnetik dalam vakum
λ = panjang gelombang (m)
ƒ = frekuensi (Hz)
PIR (Passive Infra Red) merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. Akan tetapi,
tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari LED Inframerah dan
fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun seperti LED Inframerah. Sesuai dengan
namanya ‘Passive’, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah
pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang bisa
dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia.
Berikut ini adalah susunan pin/kaki dari pin-pin Sensor PIR yaitu:
Tabel 2.1 Fungsi pin Sensor PIR
Sensor PIR Port Control
O/P Pin 4(I1)
+
V Pin 1 (VCC)
GND Pin 2(GND)
vcc
Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia hal ini disebabkan karena adanya IR
Filter yang menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif. IR Filter mampu
menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif antara 8 µm sampai 14 µm,
sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara
9 µm sampai 10 µm ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Misalnya ketika
seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap pancaran sinar
inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki suhu yang
berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric bereaksi
menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh sinar
inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan
arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga menghasilkan
output.
Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari
pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas
nol mutlak. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh
Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan
Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate
menghasilkan arus listrik hal ini disebabkan pancaran sinar inframerah pasif ini
membawa energi panas. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk
ketika sinar matahari mengenai solar cell.
Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia hal ini disebabkan karena
adanya IR Filter yang menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif. IR Filter
mampu menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif antara 8 µm sampai 14
µm, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar
antara 9 µm sampai 10 µm ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Misalnya ketika
seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap pancaran sinar
inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki suhu yang
berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric bereaksi
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4 ketika ada sebuah objek melewati
sensor, pancaran radiasi infra merah pasif yang dihasilkan akan dihasilkan akan
dideteksi oleh sensor. Energi panas yang dibawa oleh sinar infra merah pasif ini
menyebabkan aktif material pyroelektric di dalam sensor yang kemudian
menghasilkan arus listrik. Ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi
diam, maka sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh
tubuh manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini menyebabkan energi
panas yang dihasilkan dapat digambarkan hampir sama pada kondisi lingkungan
disekitarnya. Ketika manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu akan
menghasilkan pancaran sinar inframerah pasif dengan panjang gelombang yang
bervariasi sehingga menghasilkan panas berbeda yang menyebabkan sensor merespon
dengan cara menghasilkan arus pada material Pyroelectricnya dengan besaran yang
berbeda beda. Karena besaran yang berbeda inilah comparator menghasilkan output.
Jadi sensor PIR tidak akan menghasilkan output apabila sensor ini dihadapkan dengan
benda panas yang tidak memiliki panjang gelombang inframerah antara 8 µm sampai
14 µm
Secara umum penggunaan PIR untuk aplikasi tadi hampir sama,sensor ini
banyak di gunakan untuk security system, lighting control, temperature system dan
pintu otomatis.Misalnya sensor ini digunakan untuk lighting control dan temperature
control, ketika seseorang berada di sebuah ruangan sensor akan mendeteksi kehadiran
2.3 Fotodioda
Photodioda adalah dioda sambungan p-n yang secara khusus dirancang untuk
mendeteksi cahaya yang biasnya terdapat pada lapisan instrinsik adntara lapisan n dan
p. Piranti yang memiliki lapisan intrinsik tersebut disebut p-i-n atau PIN photodioda.
Energi cahanya lewat melewati lensa yang mengekspos sambungan.
Photodioda dirancang beroperasi pada mode bias-balik. Arus bocor bias balik
mengingkat dengan peningkatan level cahaya. Harga arus umumnya adalah dalam
rentang mikroampere. Photodioda mempunyai respon waktu yang cepat terhadap
berbagai cahaya.
68O KΩ
- Vout
Intensitas Cahaya
Mikrokontroller AT89S52 adalah salah satu anggota dari keluarga MCS-51/52 yang
dilengkapi dengan internal 8 Kbyte Flash PEROM (Programmable and Erasable
Read Only Memory), yang memungkinkan memori program untuk dapat diprogram
kembali. AT89S52 dirancang oleh Atmel sesuai dengan instruksi standar dan susunan
pin 80C5. Mikrokontroller berteknologi memori non-volatile berkerapatan tinggi dari
atmel ini mempunyai jumlah pin sebanyak 40 pin.
7. RST (Pin 9), Reset akan aktif dengan memberikan high selama 2 cylce.
8. ALE/PROG (Pin 30), Address Latch Enable (ALE)/PROG merupakan penahan alamat
memori eksternal (pada port 1) selama mengakses ke memori eksternal. Pin ini juga
sebagai pulsa/sinyal input pemograman (PROG) selama proses pemograman
9. PSEN (PIN 29), Program Store Enable (PSEN) merupakan sinyal pengontrol untuk
mengakses program memori eksternal masuk ke dalam bus selama proses
pemberian/pengambilan instruksi (fetching).
10. EA (Pin 31), External Access Enable (EA) merupakan sinyal kontrol untuk
pembacaan memori program. Apabila diset rendah (L) maka mikrokontroller akan
melaksanakan seluruh instruksi dari memori program eksternal sedangkan apabila
diset tinggi (H) maka mikrokontroller akan melaksanakan instruksi dari memori
program internal ketika isi program
11. XTAL1 (Pin 19), Input untuk Clock Internal
12. XTAL2 (Pin 18), Output dari Isolator
Struktur memori pada Mikrokontroller AT89S52 dapat dilihat pada gambar 2.7 di
bawah ini:
Semua serpih tunggal dalam keluarga MCS-51 memiliki pembagian ruang alamat
memperbolehkan memori data untuk diakses oleh alamat 8 bit. Sekalipun demikian,
alamat data memori 16 bit dapat dihasilkan melalui register DPTR (Data Point
Register).
a. Memori Program
Pada EPROM 8 Kbyte, jika EA (External Access) bernilai tinggi, maka program akan
menempati alamat 0000 H sampai 0FFF H secara internal.
b. Memori Data
Memori data internal dipetakan seperti pada gambar di bawah ini ruang memorinya
menjadi tiga blok yaitu bagian 128 bawah, 128 atas, dan ruang SFR (Special Function
Register)
Modul LCD merupakan modul keluaran yang digunakan sebagai tampilan pada
aplikasi pengontrol suhu. Modul ini menggunakan LCD jenis M1632 yang
mempunyai ukuran 2x16, maksudnya bahwa tampilan LCD mampu menampilkan 16
karakter dalam dua baris tampilan, sehingga tampilan yang dihasilkan sejumlah 32
karakter.
LCD display module M1632 terdiri dari dua bagian, yang pertama merupakan
panel LCD sebagai media penampil informasi dalam bentuk huruf/ angka dua baris,
masing – masing baris bisa menampung 16 huruf/ angka.
Diagram blok tampilan LCD (Liquid Cristal Display) dapat dilihat pada gambar
2.15 di bawah ini.
Timing Signal 3
DB0 - 7
Serial Data
Segmen
Driver
RS Controller 40
Segmen Signal 40
R/W
E
16 LCD (2 x16 )
Comon Signal
VDD
VSS
VLC
LCD 2 x 16
Modul LCD M1632 memiliki beberapa jenis memori yang digunakan untuk
menyimpan atau memproses data-data yaitu :
1. DDRAM (Display Data Random Accsees Memory), merupakan memori tempat
karakter yang akan ditampilkan berada. Contoh karakter “A” atau 41h yang ditulis
pada alamat 00 akan tampil pada baris pertama kolom pertama dari LCD. Apabila
karakter tersebut ditulis pada alamat 40h, karakter tersebut akan tammpil pada baris
kedua kolom pertama LCD.
Beberapa perintah dasar yang harus dipahami adalah instalasi LCD Charakter:
1. Function Set berfungsi untuk mengatur interdace lebar data, jumlah dari baris dan
ukuran font karakter.
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 1 DL N F X X
Dimana:
X = Don’t care
DL: mengatur lebar data
DL = 1, lebar data interface 8 bit (DB7 s/d DB0)
DL = 0, lebar data interface 4 bit (DB7 s/d DB4)
Ketika menggunakan lebar data 4 bit, data harus dikirim dua kali
N: Pengaktifan baris
N = 0, 1 baris
N=1, 2 baris
F: Penentuan ukuran font karakter
F = 0, 5 x 7
F = 1, 5 x 8
2. Entry Mode berfungsi mengatur increament/decrement dan mode geser
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 0 0 1 I/D S
Dimana:
I/D : Increment/ decrement dari alamat DDRAM dengan 1 ketika kode karakter
dituliskan ke DDRAM.
I/D = 0, decrement
5. Geser Kursor dan Display berfumngsi untuk menggeser posisi kursor atau display ke
ke kanan atau ke kiri tanpa menulis atau membaca data display. Fungsi ini digunakan
untuk koreksi atau pencarian display.
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 1 S/C R/L X X
Catatan:
X = Don’t care
S/C R/L Note
2.6 Relay
Relay dapat dibedakan atas perbedaan nilai tegangan ambang yang digunakan
untuk mengaktifkannya. Biasanya relay yang ada di pasaran dapat berjenis relay 6 volt
dan 12 volt. Arus yang digunakan pada rangkaian relay adalah arus DC. Konstruksi
dalam suatu relay terdiri dari lilitan kawat (coil) yang dililitkan pada inti besi lunak.
Apabila lilitan kawat mendapatkan suplay arus listrik maka inti besi lunak akan
kontak dan terjadi medan elektromagnetik disekitar lilitan yang akan menarik kedua
switch penghantar untuk menjadi bersatu atau menjadi terpisah tergantung jenis relay
yang digunakan. Keadaan ini akan bertahan selama arus mengalir pada kumparan
relay. Relay akan kembali pada posisi semula bila tidak ada lagi arus yang mengalir
padanya. Posisi normal relay tergantung pada jenis relay yang digunakan dan
pemakaian jenis relay ini tergantung keadaan yang diinginkan dalam suatu rangkaian.
Apabila arus listrik dimasukkan pada + Vcc maka kumparan pada relay akan
bekerja yaitu terjadinya kemagnetan pada kumparan sehigga akan menarik saklar yang
terbuat dari bahan logam sehingga pada normally open output akan terhubung dengan
pin input, demikian sebaliknya .
Sensor suhu LM35 berfungsi untuk mengubah besaran fisis yang berupa suhu
menjadi besaran elekris tegangan. Sensor ini memiliki parameter bahwa setiap
kenaikan 1°C tegangan keluarannya naik sebesar 10mV dengan batas maksimal
keluaran sensor adalah 1,5V pada suhu 150°C.
Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk
mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal-sinyal digital. Proses pengubahan ini
dikenal juga dengan nama sistem akusisi data. ADC merupakan piranti masukan,
artinya mikrokontroler mendapatkan data dari ADC. ADC memerlukan sinyal write
dan read. Sinyal write digunakan sebagai perintah bagi ADC untuk memulai konversi.
A/D Converter ini dapat dipasang sebagai pengonversi tegangan analog dari suatu
peralatan sensor ke konfigurasi digital yang akan diumpankan ke suatu sistem
minimum. Terdapat 4 macam ADC yang memenuhi standar industri, yaitu integrating,
tracking, flash/parallel dan successive approximation
Jenis 0804 ini merupakan ADC yang sederhana dan mudah digunakan. IC
ADC 0804 ini mempunyai 20 pin dengan konfigurasi seperti gambar berikut :
Pada ADC 0804 ini, terdapat dua jenis prinsip didalam melakukan konversi, yaitu
free running dan mode control. Pada mode free running, ADC akan mengeluarkan
data hasil pembacaan input secara otomatis dan berkelanjutan (continue). Prinsip yang
kedua yaitu mode control, pada mode ini ADC baru akan memulai konversi setelah
diberi instruksi dari mikrokontroler. Instruksi ini dilakukan dengan memberikan pulsa
d. Timer/Counter
Timer/ counter yang dimiliki MCS-51 dapat mencapai 5 buah seperti P8LPC768
buatan Philips, tipe yang lain memiliki fasilitas Pulse Width Modulation (PWM),
Programmable Counter Array (PCA) dan Wathdog Timer
2. Instruksi CALL
Intruksi ini berfungsi memanggil surutin tertentu.
a. Acall melakukan subrutin yang ditunjuk dengan jangkauan 2 Kbyte
b. Lcall melakukan subrutin yang ditunjuk dengan jangkauan 64 Kbyte
contoh:
………………
acall tunda
………………
tunda:
………………
3. Instruksi Ret
Intruksi RETURN (RET) ini merupakan perintah untuk kembali ke rutin pemanggil
setelah intruksi acall dilaksanakan.
Contoh:
acall tunda
……………………
Contoh:
Cjne @R1,#00h, beda
d. Perkalian (Multiplication)
Perkalian antara AL (8 bit) atau AX (16 bit) dengan isi reg atau [alamat], hasilnya
disimpan di AX (8 bit) atau DX-AX (16 bit).
contoh:
mul dl ;isi al (8 bit) dikali dengan dl, hasil di ax
mul bx ;isi ax (16 bit) dikali dengan bx, hasil di dx-ax
e. Pembagian (Division)
contoh:
div dl ;isi ax dibagi dl,hasil di al
sisanya di ah.