Ikatan Kimia
Ikatan Kimia
Kelompok 8
Siti Rohmah
Rahmaniar Mariska
Prameswari Vidria Putri
Ummi Nuraini
Savikha Dhea Neviali
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
11.4. Kristal dengan Anion Terjejal
Umumnya anion memiliki ukuran lebih besa dari kation, maka hal
ini sangat berguna jika suatu kristal sederhana dianggap sebagai
susunan anion–anion dengan kation-kation lebih kecil disisipkan
dalam lubang diantara anion-anion. Jika pandangan ini diterima,
sejumlah besar kristal yang berbeda sedikit. Salah satu kelompok
susunan anion tertentu yang penting yakni yang disebut sususan
terjejal, yang mengemasbola-bola identik secara bersama
sedekat mungkin dalam bentuk tiga dimensi.
2
Gambar 16.b Dua lapisan terjejal
Terdapat lubang-lubang diantara kedua lapisan, dan lubang-
lubang tersebut dari dua jenis berbeda. Selain dikelilingi oleh
enam bola secara tetrahedral
Terdapat dua lubang tetrahedral untuk setiap lubang oktahedral
(satu titik diatas , satu titik dibawah.
3
Gambar 11.7 Representasi skematis (a) kubus terjejal (b)
heksagonal terjejal
Jika posisi relatif dari lapisan-lapisan itu berturut-turut ditandai A,
B, dan C, maka gambar 11.6a akan menjadi ABA, sedangkan
gambar 11.6b akan menjadi ABC. Jika pola ini diulangi dengan
menambah lapisan-lapisan selanjutnya akan diperoleh susunan
tiga dimensi yang sederhana, dimana ABABABAB..... Dinamakan
kubus terjejal, sedangkan ABCABCABC..... dinamakan heksagonal
terjejal. Terdapat jumlah yang tek terhingga dari urutan-urutan
seperti itu yang mungkin. Dalam beberapa mineral kompleks,
urutan ini hanya berulang sebanyak 20 sampai 30 lapisan, tetapi
banyak juga kristal yang mengandung ion terjejal selain urutan
kubus atau heksagonal, dengan urutan heksagonal ganda seperti
ABACABACABAC... dan seterusnya.
Nama kubus dan heksagonal tidak begitu jelas jika dilihat dari
struktur pada gambar 11.7, tetapi ini dapat ditunjukkan bahwa
sel satuan dari kedua kasus tersebut adalah kubus dan
heksagonal.
Sel satuan dan orientasinya terhadap lapisan terjejal ditunjukkan
pada gambar 11.8
4
Keterangan : sel kubus muka dalam (a) berada pada titik
tertinggi jika dilihat sepanjang bidang terjejal
5
Kubus terjal adalah struktur yang hanya jika lebih dari separuh
lubang tetrahedral diisi. Dalam struktur heksagonal, lubang
tetrahedral terjjadi dalam sepaang ruang yang berdekatan
( kedua tetrahedral andil muka) dan usat sepasang tetrahedral
dipisahkan hanya oleh separuh jarak antara lapisan terejal yang
berdekatan. Jadi tetrahedral dalam suatu pasangan, keduanya
tidak pernah terisi secara bersamaan.
Struktur karborudum III , mengisi separuh lubang tetrahedral
dalam kisi heksagonal ganda. Hanya satu yang menarik dari
sekian struktur yang ditemukan berhubungan erat yakni SiC.
Didalam satu bentu SiC, satuan berulang menurut kristalograf
adalah 594 lapisan terjejal. Mengapa sperti itu , sampai saat ini
belum ada alasan yang tepat untuk menjelaskannya.
Bentuk struktur lristal yang bukan terjejal dapat dianggap
sebagai bangunan dari polihedral yang dihubungkan bersama
menurut berbagai cara. Biasanya polihedral ini merupakann
koordinasi dari anion-anion disekeliling kation, kemudian
dihubungkan bersama membentuk kompleks polinuklir. Jika
kompleks polinuklir tidak mengandung semua kation , kompleks
ini bermuatan negatif dan sturkturnya terdiri darilarik anion-
anion kompleks yang dipertahannkan bersama dengan tambahan
kation. Golongan material yang banyak ditemukan dari jenis ini
adlaha mineral silikat, dimna sebagian besar rantai penghubung
dari jenis ini diketahui sebagai SIO4 tetrahedral.
Otrosilikat yang mengandung ion SiO44- terbatas dan tidak
dihubungkan dengan gugus SiO4 lainnya kurang umum, dan
strukturnya agak sederhana . ortosilikat ini mencakup mineral-
mineral dengan struktur olivin seperti( Mg2SiO4), phenacite ( Be2
SiO4) , zircon (ZnSiO4) dan garnets (khususnya (Ca3Al2Si3O12).
Mineral olivin memiliki rumus umum M2SiO4 dengan M adalah
logam divalen atau campuran logam. Logam M (seperti Mg, Fe,
Mn, dll) dilokasikan pada posisikoordinasi oktahedral disekeliling
ion SiO44- . struktur ini tidak berubah selama ukuran ion M cocok
menghuni lubang ioktahedral, sehingga campuran kristal yang
dibentuk melalui penggantian isomorphous dapat terjadi. Dialam
terjadi penggantian sekitar satu dari sepuluh ion Mg 2+ digantikan
oleh ion Fe2+.
Gamet adalah golongan senyawa dengan rumus umum
R(II)3R(III)2(SiO4)3 , dengan R(II) adalah Ca, Mg , atau Fe ++ dan
R(III) adalah Al, Cr atau Fe 3+. Didalam struktur ini ion R(II) berada
pada posisi koordinasi 8 dan ion R(III) pada posisi koordinasi 6.
6
Silikat yang mengandung gugus polier agak jarang , biasanya
mengandung ion Si2O75- , atau Si3O106- lingkar , atau Si6O1812-. Ion
Si3O106- terdiri dari dua sudut tetrahedral yang memakai bersama
suatu sudut, ditemukan dalam bijih seng, hemimorphite ,
Zn4(OH)2Si2O7.H2O , dan beberapa mineral lainnya. Ion (SiO 3)n2n-
lingkar yang paling mungkin hanya Si 3O96- da ion Si6O1612- , dan ini
diketahui pasti. Pembentukan terjadi di dalam benotite , B 2TiSi3O9
dan catapleite Na2ZrSi3O9.H2O dan dalam beryl , Be3Al2Si6O18.
Sekelompok besar mineral yang mengandung rantai dengan
panjang tertentu ( jaringan satu dimensi) dibangun dari SIO 4
tetrahedral yang dihubungkan bersama melalui sudut-sudutnya
adalah piroksen dengan rantai tunggal (SiO3)n2+-, dan amphibolis
dengan rantai ganda, Si4O116n-. Seperti ditunjukan pada gambar
11.10
Jika keempat sudut darigugus SiO4 dihubungkan dengan gugus
SiO4 yang lain, akan diperoleh kerangka tiga dimensi netral
dengan rumus SiO2, tiga polimorf utama SiO2 adalah kuarsa,
kristobalit, dan tridomit , semuanya memiliki kerangka model ini.
Disamping terdapat sejumlah besar struktur kerangka tiga
dimensi , terdapat struktu dimana silikon ( satu hingga satu
setengah ) digantikan oleh alumunium menghasilkan kerangka
bermuatan negatif, selanjutnya muatan ini didimbangi oleh
penambahan kation , struktur SiO2 semuanya relatif kompak dan
memberikan posisi tidak tepat untuk penambahan kation ini ,
sehingga struktur kerangka alumuniumsilikat lebih terbuka.
7
ekstrim. Untuk menyederhanakan masalah , dapat ditinjau logam
sebagi larik inti atom bermuatan positif yang beraturan di
kelilingi oleh lautan elektron ke satu arah membentuk arus listrik.
Teori orbital molukeler dapat membeerikan gambaran secara
rindi ikatan terdeokalisasi ini. Karena tingkat energi logam
dipenuhi elektron menjadikan banyak tingakt-tingkat energi
seolah-olah membentuk pita, sehingga teori orbital molukuler
logam sering disebut teori pita. Sebagai contoh aplikasi
orbital molekul dalam menerangkan ikatan pada logam
dapat ditinjau krsital logam natrium. Pikirkan dan banyangkan
bahwa anda membangun kristal dengan membawa atom-atom
natrium secara bersamaan pada waktu yang sama, dan selama
proses ini. Anda turut membentuk orbital molekul dan tingkat
eneri yang rerasosiasi. Setiap atom natrium yang terisolasi
mempunyai kongfgurasi elektron [Ne] 3s 1. Jika dua atom natrium
saling mendekat satu sama lain , orbital 3s dari kedua atom itu
bertindihan membentuk dua orbital molekul ( orbital bonding dan
orbital anti-bonding). Inti neon dari masing-masing atom tetap
sebagai orbital non-bonding.
Sekarang pikirkan tiga atom natrium membangun molekul Na 3.
Orbital 3s dari setiap orbital mencakup keseluruhan molekul Na 3
overlap membentuk tiga orbital molekul. Jika empat atom
natrium membentuk molekul Na4 , empat orbital 3s melakukan
overlap membentuk empat buat orbital molekul. Jika sejumlah L
(sebanyak tetapan Avogadro) atom natrium bersama-sama
membentuk satu mol kristal natrium , atom-atom dalam kristal
akan mempunyai L orbital molekul yang mencakup seluruh
kristal. Gambar 11.11 menunjukan bahwa pada setiap tahap
pembentukan kristal , jumlah tingkat energi meningkat sampai
tingkat-tingkat eneegi orbital molekul bersisipan membentuk pita
energi kontinu, yang dinamakan sebagai pita 3s dari logam
natrium. Oleh karena setiap atom memiliki satu elektron valensi ,
maka untuk L atom akan memasok L eltron yang akan menghuni
pita 3s.
Elektron-elektron menjadi bebas bergerak diseluruh kristal bila
ekstron tersebut dieksitasi ke orbital kosong. Dalam suatu loga,
eksitasi ini memerlukan energi sangat kecil, sebab tingkat eneri
tertinggi. Jika listrik diterapkan terhadap logam , elektron akan
teeksitasi ke orbital yang tidak terhuni dan bergerak ke arah
kutub positif.
3s
Gambar 11.11 Pembentukan pita energi dalam logam natrium
9
Gambar 11.12 Pembentukan pita 3s dan 3p pada logam
magnesium
Struktur pada suatu kristal dapat juga dipakai untuk
menerangkan kemampuan zat padat tertentu dalam
menghantarkan listrik. Semikonduktor adalah zat yang
bukan penghantar listrik yang baik pada suhu rendah,
tetapi akan menjadi pwnghantar listrik uang baik pada
suhu lebih tinggi. Sebaliknya, kebanyakan logam menjadi
penghantar yang buruk pada suhu tinggi.
10
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami perbedaan
tahananantara logam dan semikonduktor pada perubahan suhu.
Dalam logam,tahanan hantaran listrik lebih besar pada suhu
iebih tinggi, akibat daritumbukan elektron-elektron hantaran
dengan inti atom. Akibat naiknyasuhu, inti atom bergetar dengan
ampitudo lebih besar menyebabkanlebih banyak elektron-
elektron yangbertumbukan sehingga tahananlistrik juga lebih
besar. Pengaruh yang sama terjadi pada bahansemikonduktor,
tetapi didominasi oleh hantaran yang lebih besar akibatnaiknya
elektron-elektron ke pita hantaran pada suhu lebih tinggi.
Struktur ini juga menjelaskan sifat mengkilap dari logam,
akibatdari gap yang sangat dekat dari tiap tingkat energi dalam
pita energi yangterpisah memungkinkan terjadinya transisi
elektronik pada hampir semuatingkat energi, maka secara khas
logam ini menyerap dan mengemisikansemua panjang-
gelombang sinar tampak dan logam kelihatan mengkilap.
11
bebas kemudianditinjau bagaimana keberadaan kisi ion-ion
positif akan mempengaruhinya. Untuk itu perlu dipertimbangkan
logam sebagai sumur potensialatau kotak satu dimensi dengan
elektron bebas bergerak secarasempurna tetapi tidak
meninggalkan kotak. Jika model ini diterapkan kedalam logam
satu dimensi berupa garis dengan panjang 2, energi potensial
sistem dapat diungkapkan pada Gambar 11.14, dengan-Voadalah
12
Panjang-panjang yang terasosiasi dengan energi yang ada akan
menjadi 2/k, sehingga energi merupakan fungsi dari (1/)2. Jadi
jika nilai-eigen dari energi dialurkan terhadap 1/, hasilnya akan
berupa parabola seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11.16.
(jika tak hingga hasilnya merupakan parabola yang sempurna).
h2 (k 2x + k 2y +k 2z )
E = -V0 +
8 m2
11.23
dengan kx, ky, kz adalah bilangan bulat.
Model elektron didalam kotak atau elektron bebas ini diakui
sangat kasar, tetapi ini merupakan pekerjaan yang cukup bagus
dalam menjelaskan beberapa sifat logam misalnya kalor jenis.
Perbaikan terutama terhadap model ini adalah dengan meninjau
efek kisi ion positif yang ada disana. Elektron akan berperilaku
sebagaimana jika mereka didalam kotak potensial, tetapi alas
kotak tidak lagi datar. Potensial dalam logam akan menjadi
13
berkala sesuai dengan berkalanya kisi, sehingga efeknya akan
mengganti alas datar kotak dengan alas bergelombang.
Sejauh ini tidak ada hubungan fasa antara gelombang elektron
dengan potensial berkala dari kisi, hanya nilai rata-rata potensial
yang berpengaruh (pada kasus ini energi elektron tampaknya
hanya nilai rata-rata dari potensial kisi). Namun demikian, jika
panjang gelombang elektron adalah fraksi rasional dari berkala
kisi dalam arah propagasi elektron, maka elektron akan menjadi
kuat dipengaruhi oleh keberkalaan kisi. Gangguan terhadap
elektron ini akan terjadi jika 1/= m/2a, dengan m adalah integer
dan a adalah ruang kisi. Jadi gangguan memecah tingkat
kedegenerasian, menghasilkan suatu keadaan energi yang lebih
tinggi dan satu keadaan energi yang lebih rendah. Pengaruh neto
ini, elektron tidak dapat mempunyai panjang gelombang yang
merupakan fraksi rasional dari berkala kisi dalam arah gerakan
dari elektron. Jadi dalam kasus satu dimensi, aluran E terhadap
1/ (Gambar 11.16.) pecah kedalam sederatan segmen-segmen
garis yang tak terhubungkan dan menimbulkan zona-zona energi
yang diperbolehkan dan yang dilarang, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 11.17.
14
pada titik asal, lihat Gambar 11.18. signifkansi dari kubus ini
adalah bahwa vektor dari setiap titik dalam kubus menuju titik
asal menerangkan panjang gelombang yang diperbolehkan
dalam arah propagasi untuk elekton dalam zona energi dengan
panjang gelombang yang dibolehkan.
15
yang menguraikan zona pertama. Bentuk dari beberapa zona
Brillouin juga menjadi lebih rumit akibat srtruktur kristal menjadi
lebih kompleks, seperti ditunjukkan pada Gambar 11.20.
kebalikan dari zona satu dimensi, dalam zona tiga dimensi
ditemukan bahwa zona ini overlap dalam hal energi.
Jadi sekarang diperoleh gambaran secara kualitataif dari pita
energi atau zona energi yang dibolehkan, yang dapat overlap
atau tidak dapat overlap menurut pendekatan orbital molekul.
Tampaknya lebih banyak menyukai pita energi yang dibolehkan
dengan pendekatan orbital molekul ini.
16