Anda di halaman 1dari 16

IKATAN DAN STRUKTUR KRISTAL IONIK

Kelompok 8
Siti Rohmah
Rahmaniar Mariska
Prameswari Vidria Putri
Ummi Nuraini
Savikha Dhea Neviali

Mata Kuliah : Ikatan Kimia


Dosen Pengampu : Dr. Sunyono, M. Si.

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
11.4. Kristal dengan Anion Terjejal
Umumnya anion memiliki ukuran lebih besa dari kation, maka hal
ini sangat berguna jika suatu kristal sederhana dianggap sebagai
susunan anion–anion dengan kation-kation lebih kecil disisipkan
dalam lubang diantara anion-anion. Jika pandangan ini diterima,
sejumlah besar kristal yang berbeda sedikit. Salah satu kelompok
susunan anion tertentu yang penting yakni yang disebut sususan
terjejal, yang mengemasbola-bola identik secara bersama
sedekat mungkin dalam bentuk tiga dimensi.

Jika bola-bola yang ukurannya sama dikemas bersama-sama


sedekat mungkin pada bidang datar, bola-bola tersebut akan
tersusun menurut larik (array) segitiga dimana setiap bola
bersentuhan dengan enam bola yang lain, seperti pada gambar

Gambar 16.a bola terjejal dua dimensi


Jika satu bola dijatuhkan diatas larik ini, bola akan berada tepat
diatas lubang larik itu yang dikelilingi oleh 3 bola dari lapisan
bawah. Oleh karena banyak lubang dilapisan pertama dua kali
lipat, maka dapat dibangun lapisan terjejal kedua diatas lapisan
pertama dengan memposisikan bola-bola diatas lubang setengah
dari lapisan pertama secara sistematik

2
Gambar 16.b Dua lapisan terjejal
Terdapat lubang-lubang diantara kedua lapisan, dan lubang-
lubang tersebut dari dua jenis berbeda. Selain dikelilingi oleh
enam bola secara tetrahedral
Terdapat dua lubang tetrahedral untuk setiap lubang oktahedral
(satu titik diatas , satu titik dibawah.

Gambar 16.c lubang oktahedral dan tetrahedral diantara dua


lapisan terjejal

Jika lapisan terjejal ketiga ditempatkan diatas lapisan kedua,


akan terdapat dua cara perlakuan yang tidak setara. Lapisan
ketiga dapat langsung ditempatkan diatas lubang pada lapisan
pertama yang tidak dihuni oleh lapisan kedua, atau ditempatkan
langsung diatas lapisan pertama. Dalam hubungannya dengan
lubang-lubang diantara dua buah lapisan bawah, kedua posisi
yang mungkin untuk lapisan ketiga ini adalah, disatu pihak
langsung diatas lubang lapisan pertama, dipihak lain langsung
diatas lubang lapisan kedua.

3
Gambar 11.7 Representasi skematis (a) kubus terjejal (b)
heksagonal terjejal
Jika posisi relatif dari lapisan-lapisan itu berturut-turut ditandai A,
B, dan C, maka gambar 11.6a akan menjadi ABA, sedangkan
gambar 11.6b akan menjadi ABC. Jika pola ini diulangi dengan
menambah lapisan-lapisan selanjutnya akan diperoleh susunan
tiga dimensi yang sederhana, dimana ABABABAB..... Dinamakan
kubus terjejal, sedangkan ABCABCABC..... dinamakan heksagonal
terjejal. Terdapat jumlah yang tek terhingga dari urutan-urutan
seperti itu yang mungkin. Dalam beberapa mineral kompleks,
urutan ini hanya berulang sebanyak 20 sampai 30 lapisan, tetapi
banyak juga kristal yang mengandung ion terjejal selain urutan
kubus atau heksagonal, dengan urutan heksagonal ganda seperti
ABACABACABAC... dan seterusnya.
Nama kubus dan heksagonal tidak begitu jelas jika dilihat dari
struktur pada gambar 11.7, tetapi ini dapat ditunjukkan bahwa
sel satuan dari kedua kasus tersebut adalah kubus dan
heksagonal.
Sel satuan dan orientasinya terhadap lapisan terjejal ditunjukkan
pada gambar 11.8

Gambar 11.8 sel satuan (a) kubus terjejal (b)heksagonal


terjejal

4
Keterangan : sel kubus muka dalam (a) berada pada titik
tertinggi jika dilihat sepanjang bidang terjejal

Jika perhatian dialihkan pada lubang yang terdapat diantara


lapisan terjejal, dimana kation akan dialokasikan, tampak bahwa
senyawa anion dikelilingi oleh enam lubang oktahedral dan
delapan lubang tetrahedral. Dalam struktur kubus, keenam
lubang oktahedral menggambar suatu oktahedral mengelilingi
anion, sedangkan kedelapan lubang tetrahedral menggambarkan
sutu kubus mengelilingi anion. Didalam struktur heksagonal,
lubang-lubang oktahedral menggambarkan prisma segitiga di
sekeliling anion, sedangkan lubang-lubang tetrahedral
menggambarkan prisma segitiga datardengan lebih dari dua
lubang tetrahedral diatas pusat muka segitiga. Lukisan
gambaran ini ditunjukkan pada gambar 11.9, tetapi sangat sukar
untuk disajikan dalam dua dimensi.

Gambar 11.9lokasi posisi kation yang mungkin disekililing anion


dalam struktur terjejal (a) Kubus, (b) heksagonal

Tabel 11.8 stuktur dengan anion X terjejal dengan ion M berada


pada lubang tetrahedral
Fraksi Kemasan
lubang Kubus Heksagon Heksagon Rumus
tetrahedar al al ganda
al terisi
Semua F2c , M2X
Na2O
¾ Zn3P2 , M3X2
O3Mn2
½ ZnS, Opb ZnS Karborudu MX
(Wurtzite) m III (SiC)
3/8 Ag2HgI4 M3X4
¼ HgI2, SiS2 MX2

5
Kubus terjal adalah struktur yang hanya jika lebih dari separuh
lubang tetrahedral diisi. Dalam struktur heksagonal, lubang
tetrahedral terjjadi dalam sepaang ruang yang berdekatan
( kedua tetrahedral andil muka) dan usat sepasang tetrahedral
dipisahkan hanya oleh separuh jarak antara lapisan terejal yang
berdekatan. Jadi tetrahedral dalam suatu pasangan, keduanya
tidak pernah terisi secara bersamaan.
Struktur karborudum III , mengisi separuh lubang tetrahedral
dalam kisi heksagonal ganda. Hanya satu yang menarik dari
sekian struktur yang ditemukan berhubungan erat yakni SiC.
Didalam satu bentu SiC, satuan berulang menurut kristalograf
adalah 594 lapisan terjejal. Mengapa sperti itu , sampai saat ini
belum ada alasan yang tepat untuk menjelaskannya.
Bentuk struktur lristal yang bukan terjejal dapat dianggap
sebagai bangunan dari polihedral yang dihubungkan bersama
menurut berbagai cara. Biasanya polihedral ini merupakann
koordinasi dari anion-anion disekeliling kation, kemudian
dihubungkan bersama membentuk kompleks polinuklir. Jika
kompleks polinuklir tidak mengandung semua kation , kompleks
ini bermuatan negatif dan sturkturnya terdiri darilarik anion-
anion kompleks yang dipertahannkan bersama dengan tambahan
kation. Golongan material yang banyak ditemukan dari jenis ini
adlaha mineral silikat, dimna sebagian besar rantai penghubung
dari jenis ini diketahui sebagai SIO4 tetrahedral.
Otrosilikat yang mengandung ion SiO44- terbatas dan tidak
dihubungkan dengan gugus SiO4 lainnya kurang umum, dan
strukturnya agak sederhana . ortosilikat ini mencakup mineral-
mineral dengan struktur olivin seperti( Mg2SiO4), phenacite ( Be2
SiO4) , zircon (ZnSiO4) dan garnets (khususnya (Ca3Al2Si3O12).
Mineral olivin memiliki rumus umum M2SiO4 dengan M adalah
logam divalen atau campuran logam. Logam M (seperti Mg, Fe,
Mn, dll) dilokasikan pada posisikoordinasi oktahedral disekeliling
ion SiO44- . struktur ini tidak berubah selama ukuran ion M cocok
menghuni lubang ioktahedral, sehingga campuran kristal yang
dibentuk melalui penggantian isomorphous dapat terjadi. Dialam
terjadi penggantian sekitar satu dari sepuluh ion Mg 2+ digantikan
oleh ion Fe2+.
Gamet adalah golongan senyawa dengan rumus umum
R(II)3R(III)2(SiO4)3 , dengan R(II) adalah Ca, Mg , atau Fe ++ dan
R(III) adalah Al, Cr atau Fe 3+. Didalam struktur ini ion R(II) berada
pada posisi koordinasi 8 dan ion R(III) pada posisi koordinasi 6.

6
Silikat yang mengandung gugus polier agak jarang , biasanya
mengandung ion Si2O75- , atau Si3O106- lingkar , atau Si6O1812-. Ion
Si3O106- terdiri dari dua sudut tetrahedral yang memakai bersama
suatu sudut, ditemukan dalam bijih seng, hemimorphite ,
Zn4(OH)2Si2O7.H2O , dan beberapa mineral lainnya. Ion (SiO 3)n2n-
lingkar yang paling mungkin hanya Si 3O96- da ion Si6O1612- , dan ini
diketahui pasti. Pembentukan terjadi di dalam benotite , B 2TiSi3O9
dan catapleite Na2ZrSi3O9.H2O dan dalam beryl , Be3Al2Si6O18.
Sekelompok besar mineral yang mengandung rantai dengan
panjang tertentu ( jaringan satu dimensi) dibangun dari SIO 4
tetrahedral yang dihubungkan bersama melalui sudut-sudutnya
adalah piroksen dengan rantai tunggal (SiO3)n2+-, dan amphibolis
dengan rantai ganda, Si4O116n-. Seperti ditunjukan pada gambar
11.10
Jika keempat sudut darigugus SiO4 dihubungkan dengan gugus
SiO4 yang lain, akan diperoleh kerangka tiga dimensi netral
dengan rumus SiO2, tiga polimorf utama SiO2 adalah kuarsa,
kristobalit, dan tridomit , semuanya memiliki kerangka model ini.
Disamping terdapat sejumlah besar struktur kerangka tiga
dimensi , terdapat struktu dimana silikon ( satu hingga satu
setengah ) digantikan oleh alumunium menghasilkan kerangka
bermuatan negatif, selanjutnya muatan ini didimbangi oleh
penambahan kation , struktur SiO2 semuanya relatif kompak dan
memberikan posisi tidak tepat untuk penambahan kation ini ,
sehingga struktur kerangka alumuniumsilikat lebih terbuka.

11.5. Ikatan Pada Logam


Pendekatan ikatan dalam kristal logam harus secara mekanika
kuatum , sebab gambaran klasik sederhana , seperti yang
diterapkan pada krsital ionik , ternyata gagal diterapkan pada
logam sayangnya , karena begitu banyak jumlah atom dalam
suatu kristal logam , maka pendekatan mekanika kuatum
terhadap logam lebih aproksimasi dari pada pendekatan molekul
kovalen kecil.
Kristal logam dapat dipandang sebagai molekul raksasa di mana
beberapa orbital molekul mencakup keseluruhan logam. Jadi,
logam dapat dianggap sebagai ikatan terdelokalisai yang

7
ekstrim. Untuk menyederhanakan masalah , dapat ditinjau logam
sebagi larik inti atom bermuatan positif yang beraturan di
kelilingi oleh lautan elektron ke satu arah membentuk arus listrik.
Teori orbital molukeler dapat membeerikan gambaran secara
rindi ikatan terdeokalisasi ini. Karena tingkat energi logam
dipenuhi elektron menjadikan banyak tingakt-tingkat energi
seolah-olah membentuk pita, sehingga teori orbital molukuler
logam sering disebut teori pita. Sebagai contoh aplikasi
orbital molekul dalam menerangkan ikatan pada logam
dapat ditinjau krsital logam natrium. Pikirkan dan banyangkan
bahwa anda membangun kristal dengan membawa atom-atom
natrium secara bersamaan pada waktu yang sama, dan selama
proses ini. Anda turut membentuk orbital molekul dan tingkat
eneri yang rerasosiasi. Setiap atom natrium yang terisolasi
mempunyai kongfgurasi elektron [Ne] 3s 1. Jika dua atom natrium
saling mendekat satu sama lain , orbital 3s dari kedua atom itu
bertindihan membentuk dua orbital molekul ( orbital bonding dan
orbital anti-bonding). Inti neon dari masing-masing atom tetap
sebagai orbital non-bonding.
Sekarang pikirkan tiga atom natrium membangun molekul Na 3.
Orbital 3s dari setiap orbital mencakup keseluruhan molekul Na 3
overlap membentuk tiga orbital molekul. Jika empat atom
natrium membentuk molekul Na4 , empat orbital 3s melakukan
overlap membentuk empat buat orbital molekul. Jika sejumlah L
(sebanyak tetapan Avogadro) atom natrium bersama-sama
membentuk satu mol kristal natrium , atom-atom dalam kristal
akan mempunyai L orbital molekul yang mencakup seluruh
kristal. Gambar 11.11 menunjukan bahwa pada setiap tahap
pembentukan kristal , jumlah tingkat energi meningkat sampai
tingkat-tingkat eneegi orbital molekul bersisipan membentuk pita
energi kontinu, yang dinamakan sebagai pita 3s dari logam
natrium. Oleh karena setiap atom memiliki satu elektron valensi ,
maka untuk L atom akan memasok L eltron yang akan menghuni
pita 3s.
Elektron-elektron menjadi bebas bergerak diseluruh kristal bila
ekstron tersebut dieksitasi ke orbital kosong. Dalam suatu loga,
eksitasi ini memerlukan energi sangat kecil, sebab tingkat eneri
tertinggi. Jika listrik diterapkan terhadap logam , elektron akan
teeksitasi ke orbital yang tidak terhuni dan bergerak ke arah
kutub positif.

3s
Gambar 11.11 Pembentukan pita energi dalam logam natrium

Di samping pita 3s yang terisi setengah penuh dalam logam


natrium,terdapat pita 3p yang masih belum dihuni.
Keberadaannya tidakmengubah uraian di atas.
Untuk menerangkan logam magnesium perlu dibahas pita
3p.Atom magnesium mempunyai konfgurasi [Ne] 3s. Seperti
halnya logamnatrium, orbital 3s dari logam magnesium
bertindihan membentuk pita 3s.Jika satu mol logam magnesium
menyatu, diharapkan 2L elektron valensimenghuni seluruh pita
3s, maka seandainya potensial kecil diterapkanpada logam
magnesium, elektron tidak mempunyai ruang untukbereksitasi
dan bergerak, sehingga logam magnesium bersifat
insulatortetapi kenyataannya logam magnesium adalah suatu
konduktor.
Keadaan sesungguhnya dalam logam magnesium
diperlihatkanpada Gambar 11.12. Orbital 3p atom magnesium
berantaraksi membentuk pita energi 3p, sedemikian rupa
sehingga bagian bawah pita 3pmerger dengan bagian atas pita
3s. "Apa yang terjadi dengan elektron-elektron pada pita 3s?".
Ketika elektron mencapai energi dimana keduapita merger,
elektron-elektron mulai menghuni orbital dalam kedua
pita.Akibatnya, pita 3s dan 3p logam magnesium hanya dihuni
secara parsialoleh elektron-eiektron valensi dari 2L Oleh sebab
itu, bila listrikditerapkan terhadap logam magnesium, elektron
yang berenergi lebihtinggi akan lebih mudah tereksitasi ke dalam
orbital yang tidak terhunimenghasilkan hantaran listrik.

9
Gambar 11.12 Pembentukan pita 3s dan 3p pada logam
magnesium
Struktur pada suatu kristal dapat juga dipakai untuk
menerangkan kemampuan zat padat tertentu dalam
menghantarkan listrik. Semikonduktor adalah zat yang
bukan penghantar listrik yang baik pada suhu rendah,
tetapi akan menjadi pwnghantar listrik uang baik pada
suhu lebih tinggi. Sebaliknya, kebanyakan logam menjadi
penghantar yang buruk pada suhu tinggi.

Perhatikan tiga macam zat padat seperti intan, silikon


dan germanium. Intan tersusun dari atom-atom karbon,
dan setiap atom karbon mengikat empat atom karbon
lain. Dua zat padat lainnya serupa dengan intan, masing-
masing mengikat empat atom sejenis, dan struktur
pitanya juga serupa. Pada setiap zat padat, elektron-
elektron berenergi tertinggi menghuni pita valensi yang
terisi penuh dengan sempurna, yang dipisahkan dari
pitavalensi kosong dengan energi gap(gap pita). Struktur
pita untuk ketiga padatan ditunjukkan pada Gambar
11.13
Gambar 11.13 Pita energi pada beberapa zat padat serupa
intan

10
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami perbedaan
tahananantara logam dan semikonduktor pada perubahan suhu.
Dalam logam,tahanan hantaran listrik lebih besar pada suhu
iebih tinggi, akibat daritumbukan elektron-elektron hantaran
dengan inti atom. Akibat naiknyasuhu, inti atom bergetar dengan
ampitudo lebih besar menyebabkanlebih banyak elektron-
elektron yangbertumbukan sehingga tahananlistrik juga lebih
besar. Pengaruh yang sama terjadi pada bahansemikonduktor,
tetapi didominasi oleh hantaran yang lebih besar akibatnaiknya
elektron-elektron ke pita hantaran pada suhu lebih tinggi.
Struktur ini juga menjelaskan sifat mengkilap dari logam,
akibatdari gap yang sangat dekat dari tiap tingkat energi dalam
pita energi yangterpisah memungkinkan terjadinya transisi
elektronik pada hampir semuatingkat energi, maka secara khas
logam ini menyerap dan mengemisikansemua panjang-
gelombang sinar tampak dan logam kelihatan mengkilap.

Oleh karena masing-masing orbital dalam pita secara


esensialadalah orbital molekul, maka tidak dapat dilakukan
perhitungan berdasarkan jenis LCAO biasa, sebab setiap orbital
molekul masing-masing akandianggap menjadi kombinasi linear
orbital atom dari semua atom di dalam kristal. Dengan kata lain,
setiap orbital dilokalisasi dalam seluruhkristal. Jadi untuk
melakukan perhitungan praktis berkenaan denganstruktur
elektron logam dapat dilakukan dengan pendekatan yang lain.

Pendekatan biasa memandang bahwa elektron mendekati


bebaspada batas kristal. Ini perlu ditinjau keadaan elektron

11
bebas kemudianditinjau bagaimana keberadaan kisi ion-ion
positif akan mempengaruhinya. Untuk itu perlu dipertimbangkan
logam sebagai sumur potensialatau kotak satu dimensi dengan
elektron bebas bergerak secarasempurna tetapi tidak
meninggalkan kotak. Jika model ini diterapkan kedalam logam
satu dimensi berupa garis dengan panjang 2, energi potensial
sistem dapat diungkapkan pada Gambar 11.14, dengan-Voadalah

energi potensial dalam logam berupa garis.


Gambar 11.14 Sumur Potensial dalam kotak satu dimensi
PersamaanSchrödinger untuk suatu elektron dalam kotak
adalah :
2
ƞ
▽ 2| x ) +Vo|x )=E∨x ¿
2m
Dengan syarat batas adalah | x ) = 0 untuk x=0, λ
Penyelesaian persamaan gelombang sangat sederhana ini
kembali menjadi sama seperti penyelesaian untuk mode normal
dari vibrasi kawat yang telah dibahas pada bab sebelumnya,
yaitu
πkx
|x) =A sin dengan k = integer bukan nol

11.22

Dan nilai eigen energi adalah h2k2 8m2


2 2
hk
E = -V0 + 2
8m
Beberapa hasil dari penyelesaian ini ditunjukkan pada Gambar
11.15.

12
Panjang-panjang yang terasosiasi dengan energi yang ada akan
menjadi 2/k, sehingga energi merupakan fungsi dari (1/)2. Jadi
jika nilai-eigen dari energi dialurkan terhadap 1/, hasilnya akan
berupa parabola seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11.16.
(jika  tak hingga hasilnya merupakan parabola yang sempurna).

Perluasan gambar ini kedalam tiga dimensi cukup sederhana dan


energi dalam kubus tiga dimensi dari logam dengan panjang sisi
adalah

h2 (k 2x + k 2y +k 2z )
E = -V0 +
8 m2
11.23
dengan kx, ky, kz adalah bilangan bulat.
Model elektron didalam kotak atau elektron bebas ini diakui
sangat kasar, tetapi ini merupakan pekerjaan yang cukup bagus
dalam menjelaskan beberapa sifat logam misalnya kalor jenis.
Perbaikan terutama terhadap model ini adalah dengan meninjau
efek kisi ion positif yang ada disana. Elektron akan berperilaku
sebagaimana jika mereka didalam kotak potensial, tetapi alas
kotak tidak lagi datar. Potensial dalam logam akan menjadi

13
berkala sesuai dengan berkalanya kisi, sehingga efeknya akan
mengganti alas datar kotak dengan alas bergelombang.
Sejauh ini tidak ada hubungan fasa antara gelombang elektron
dengan potensial berkala dari kisi, hanya nilai rata-rata potensial
yang berpengaruh (pada kasus ini energi elektron tampaknya
hanya nilai rata-rata dari potensial kisi). Namun demikian, jika
panjang gelombang elektron adalah fraksi rasional dari berkala
kisi dalam arah propagasi elektron, maka elektron akan menjadi
kuat dipengaruhi oleh keberkalaan kisi. Gangguan terhadap
elektron ini akan terjadi jika 1/= m/2a, dengan m adalah integer
dan a adalah ruang kisi. Jadi gangguan memecah tingkat
kedegenerasian, menghasilkan suatu keadaan energi yang lebih
tinggi dan satu keadaan energi yang lebih rendah. Pengaruh neto
ini, elektron tidak dapat mempunyai panjang gelombang yang
merupakan fraksi rasional dari berkala kisi dalam arah gerakan
dari elektron. Jadi dalam kasus satu dimensi, aluran E terhadap
1/ (Gambar 11.16.) pecah kedalam sederatan segmen-segmen
garis yang tak terhubungkan dan menimbulkan zona-zona energi
yang diperbolehkan dan yang dilarang, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 11.17.

Dalam tiga dimensi, segmen-segmen garis pada Gambar 11.17.


menjadi padatan geometris yang ditentukan oleh tiga buah
integer: h, k, l, (dalam konvensional disebut indeks Miller),
sebagai pengganti integer tunggal m dalam kotak satu dimensi.
Padatan geometris ini (zona Brillouin) adalah polihedral dalam
ruang kebalikannya. Contohnya, zona pertama dalam kisi kubus
sederhana adalah kubus dengan panjang sisi a yang terpusat

14
pada titik asal, lihat Gambar 11.18. signifkansi dari kubus ini
adalah bahwa vektor dari setiap titik dalam kubus menuju titik
asal menerangkan panjang gelombang yang diperbolehkan
dalam arah propagasi untuk elekton dalam zona energi dengan
panjang gelombang yang dibolehkan.

“Berapa banyak keadaan yang dibolehkan yang terdapat dalam


zona ini?” Dalam kasus satu dimensi jumlah keadaan dalam zona
pertama sama dengan jumlah atom. Jika ditinjau dari kristal satu
dimensi yang dibangun dari suatu kawat n atom dengan spesi a,
panjang kristal, adalah = na. Syarat bebas elektron dalam
kotak masih berlaku seperti diuraikan diatas, sehingga panjang
gelombang yang dibolehkan masih 2/k atau 2na/k, dan
karenanya zona pertama yang diperbolehkan mengandung
semua keadaan dengan  ≥ 2a, maka akan ada n keadaan dalam
zona ini. Hasil ini akan membawa kedalam kasus kubus tiga
dimensi yang sederhana, dan akan ditemukan lagi satu keadaan
yang dibolehkan digambarkan sebagai fungsi energi akan
diperboleh gambaran seperti yang ditunjukkan pada Gambar
11.19.

Zona yang lebih tinggi dapat dinyatakan dengan cara yang


sama, tetapi polihedral menjadi lebih rumit. Misalnya permukaan
terluar dari zona Brillouin kedua dari kisi kubus sederhana adalah
suatu dodekahedral robik, dan zona kedua mengandung semua
keadaan yang dibolehkan diantara dodekahedron dan kubus

15
yang menguraikan zona pertama. Bentuk dari beberapa zona
Brillouin juga menjadi lebih rumit akibat srtruktur kristal menjadi
lebih kompleks, seperti ditunjukkan pada Gambar 11.20.
kebalikan dari zona satu dimensi, dalam zona tiga dimensi
ditemukan bahwa zona ini overlap dalam hal energi.
Jadi sekarang diperoleh gambaran secara kualitataif dari pita
energi atau zona energi yang dibolehkan, yang dapat overlap
atau tidak dapat overlap menurut pendekatan orbital molekul.
Tampaknya lebih banyak menyukai pita energi yang dibolehkan
dengan pendekatan orbital molekul ini.

16

Anda mungkin juga menyukai