Anda di halaman 1dari 2

Langkah Penyusunan dan Fungsi HPS dalam Pengadaan Barang/Jasa

Sesuai dengan akronimnya HPS adalah Perkiraan. Menurut KBBI, perkiraan adalah yg
diperkirakan; hasil mengira-ngira; pertimbangan; perhitungan. Dari sini jelas bahwa HPS
adalah hasil perkiraan harga yang berasal dari data-data barang / jasa yang di kalkulasikan
secara keahlian. Menyusun HPS adalah tentang seni dan keahlian dalam memperkirakan
harga pasar dengan metode perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan dan
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen serta digunakan untuk menentukan kewajaran
harga penawaran oleh Pokja ULP atau Pejabat Pengadaan.

Dalam penyusunan harga perkiraan sendiri harus mengikuti kaidah kaidah yang telah
ditetapkan dalam Peraturan dibidang pengadaan barang / jasa pemerintah. Adapun langkah-
langkah dalam penyusunan harga perkiraan sendiri dalam pengadaan barang / jasa
pemerintah meliputi :

Sumber data untuk penyusunan HPS

 Harga pasar setempat, yaitu harga barang/ jasa dilokasi dimana barang/jasa tersebut
diproduksi / diserahkan / dilaksanakan, menjelang dilaksanakannya pengadaan barang /jasa.
 Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik
 Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi dan sumber
data lain yang dapat dipertanggungjawabkan
 Daftar biaya / tarif barang / jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan atau distributor
tunggal.
 Biaya kontrak sebelumya atau kontrak yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya.
 Informasi inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank
Indonesia
 Hasil perbandingan kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan instansi lain maupun
pihak lain.
 Perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana ( engineer’s
estimate )
 Norma indeks, norma indeks merupakan rentang nilai harga terendah dan harga
tertinggi dari suatu barang/ jasa yang diterbitkan oleh instansi teknis terkait atau
Pemerintah Daerah setempat.
Dalam mencari sumber untuk penyusunan HPS sangat diperlukan pemahaman tentang
keadaan pasar untuk barang / jasa yang diperlukan apakah barang tersebut termasuk dalam
barang/jasa yang monopoli, oligopoli atau persaingan bebas, serta nilai dan jenis
pekerjaanya apakah bisa dilaksakan oleh pengusaha kecil atau non kecil, dengan data data
tersebut sangat berpengaruh terhadap nilai hps yang ditetapkan.

Sedangkan fungsi atau kegunaan dari Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dalam proses
pengadaan barang/jasa pemerintah adalah :

 Alat untuk menilai kewajaran harga termasuk rinciannya, nilai total harga perkiraan
sendiri sebagai tolok ukur harga penawaran yang masuk apakah melebihi atau masih
dibawah hps termasuk rinciannya apabila telah tercantum dalam dokumen anggaran.
 Dasar menghitung nilai jaminan penawaran, bahwa didalam penawaran harga
diperlukan jaminan penawaran yang besarnya 1 s/d 3 % dari total nilai harga perkiraan
sendiri.
 Dasar menetapkan Jaminan Pelaksanaan, perhitungan jaminan pelakasanaan untuk
penawaran antara 80 % ( delapan puluh perseratus ) sampai dengan 100 % ( seratus
perseratus ) dari nilai total HPS Jaminan Pelaksanaanyan adalah 5% (lima perseratus ) dari
nilai kontrak, sedangkan untuk nilai penawaran terkoreksi dibawah 80 % ( delapan puluh
perseratus ) dari nilai total HPS besarnya Jaminan Pelaksanaan 5% ( limaperseratus ) dari
nilai total HPS.
 Dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah, bila ditemukan harga
penawaran melebihi nilai total hps maka penawaran tersebut tidak sah atau gugur.
 Jaminan sanggah banding dalam proses pengadaan barang /jasa ditentukan sebesar
1% (satuperseratus ) dari nilai total HPS.

Karena harga perkiraan sendiri memiliki fungsi yang sangat penting dalam menentukan
harga pada proses pengadaan maka dalam penetapannya tidak boleh melebihi 28
(duapuluh delapan ) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan penawaran untuk pelelangan
dengan pascakualifikasi dan ditambah dengan waktu lamanya proses prakualifikasi untuk
pelelangan dengan metode prakualifikasi.

Dalam menyusun harga perkiraan sendiri sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai ( PPN )
dan keuntungan serta biaya overhead yang dianggap wajar oleh penyedia maksimal 15%
(lima belas perseratus ) dari total biaya tidak termasuk PPN, dalam penyusunan tersebut
dilarang memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain- lain dan Pajak Penghasilan ( PPh)
penyedia.

Anda mungkin juga menyukai