MANAJEMEN OPERASIONAL
DISUSUN OLEH:
NURFATIH
AK.17.02.018
2018
A. Pemilihan Lokasi
1. Definisi Lokasi
Definisi dari lokasi adalah letak, tempat atau penempatan suatu benda, keadaan
pada permukaanbumi. Lokasi adalah tempat dimana orang-orang biasa berkunjung.
Lokasi dalamhubungannya dengan pemasaran adalah tempat yang khusus dan unik
dimanalahan tersebut dapat digunakan untuk berbelanja. Maka dapat disimpulkan
bahwalokasi yang dimaksud adalah suatu letak atau tempat yang tetap dimana orang
bisa berkunjung untuk berbelanja, tempat itu berupa daerah pertokoan atau suatu
stand atau counter bark di dalam maupun di luar gedung. Lokasi yang strategis
mampengaruhi seseorang dalam menimbulkan keinginan untuk melakukan pembelian
karena lokasinya yang strategis, terletak di arus bisnis, dan sebagainya. Keputusan
tentang lokasi, baik untuk perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa bisa
menentukan keberhasilan perusahaan Kesalahan yang dibuat pada saat ini dapat
menghambat efisiensi. Seleksi lokasi untuk perusahaan barang atau manufaktur perlu
lebih dekat ke bahan baku atau tenaga kerja, sedangkan untuk perusahaan jasa perlu
lebih dekat dengan pelanggan.
Lokasi usaha adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan. Lokasi strategis
menjadi salah satu faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha.
Dalam memilih lokasi usahanya, pemilik lokasi usaha harus mempertimbangkan
faktor-faktor pemilihan lokasi, karena lokasi usaha akan berdampak pada kesuksesan
usaha itu sendiri. Kesuksesan usaha adalah suatu keadaan dimana usaha mengalami
peningkatan dari hasil yang sebelumnya. Keberhasilan usaha merupakan tujuan utama
dari sebuah perusahaan, dimana segala aktifitas yang ada didalamnya ditujukan untuk
mencapai suatu keberhasilan.
Pemilihan lokasi usaha dapat dianggap sebagai suatu keputusan investasi yang
memiliki tujuan strategis, misalnya untuk mempermudah akses kepada
pelanggan.Menentukan lokasi tempat untuk setiap bisnis merupakan suatu tugas
penting bagi pemilik usaha, karena keputusan yang salah dapat mengakibatkan
kegagalan sebelum bisnis dimulai
Menurut Fandy Tjiptono pemilihan tempat/lokasi fisik memerlukan pertimbangan
cermat terhadap faktor-faktor berikut:
a. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana transfortasi
umum.
b. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak
pandang normal.
c. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama:
1) Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terhadap
terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi spontan,
tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-usaha khusus.
2) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi hambatan. Tempat parkir
yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda
empat.
d. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada perluasan di
kemudian hari.
e. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang ditawarkan.
Sebagai contoh, restoran/rumah makan berdekatan dengan daerah pondokan,
asrama, mahasiswa kampus, sekolah, perkantoran, dan sebagainya.
B. Pengendalian Persediaan
2. Pengertian Persediaan
Menurut Hanggana (2006) Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk
membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu dengan barang jadi. Dalam
sebuah perusahaan bahan baku dan bahan penolong memiliki arti yang sangat
penting, karena modal terjadinya proses produksi sampai hasil produksi.
Pengelompokan bahan baku dan bahan penolong bertujuan untuk pengendalian bahan
dan pembebanan biaya ke harga pokok produksi. Pengendalian bahan diprioritaskan
pada bahan yang nilainya relatif tinggi yaitu bahan baku.
4. Fungsi–Fungsi Persediaan
5. Tujuan Persediaan
Menurut Ishak (2010) untuk devisi yang berbeda dalam industri manufaktur akan
memiliki tujuan pengendalian persediaan yang berbeda yaitu:
a. Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehinga menginginkan
persediaan dalam jumlah yang banyak.
b. Produksi beroperasi secara efisien. Hal ini mengimplikasikan order produksi yang
tinggi akan menghasilkan persediaan yang besar (untuk mengurangi set up
mesin). Disamping itu juga produk menginginkan persediaan bahan baku,
setengah jadi atau komponen yang cukup sehingga proses produksi tidak
terganggu karena kekurangan bahan.
c. Pembelian (Purchasing) dalam rangka efisiensi, menginginkan persamaan
produksi yang besar dalam jumlah sedikit dari pada pesanan yang kecil dalam
jumlah yang banyak. Pembeliaan ini juga ingin ada persediaan sebagai pembatas
kenaikan harga dan kekurangan produk.
d. Keuangan (Finance) menginginkan minimasi semua bentuk investasi persediaan
karena biaya investasi dan efek negatif yang terjadi pada perhitungan
pengembalian aset (return of asset) perusahaan.
e. Personalia (Personel and industrial relationship) menginginkan adanya persediaan
untuk mengantisipasi fluktuasi kebutuhan tenaga kerja dan PHK tidak dilakukan.
f. Rekayasa (Enginerring) menginginkan persediaan minimal untuk mengantisipasi
jika terjadi perubahan rekayasa enginerring.
Analisis antrian pertama kali diperkenalkan oleh A.K. Erlang (1913) yang
mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas telepon dan keterlambatan pelayanannya. Saat
ini analisis antrian banyak diterapkan di bidnag bisnis (bank, supermarket), industri
(palayanan mesin otomatis), tansportasi (pelabuhan udara, pelabuhan laut, jasa-jasa pos)
dan lain-lain. Analisis antrian memberikan informasi probabilitas yang dinamakan
operation characteristics, yang dapat membantu pengambil keputusan dalam merancang
fasilitas pelayanan antrian untuk mengatasi permintaan pelayanan yang fluktuatif secara
random dan menjaga keseimbangan antara biaya pelayanan dan biaya menunggu.
Banyaknya saluran dalam proses antrian adalah jumlah pelayanan paralel yang
tersedia. Banyaknya tahap menunjukkan jumlah pelayanan berurutan yang harus
dilalui oleh setiap kedatangan. Ini berarti gambar di atas menunjukkan struktur
antrian dengan tiga saluran satu tahap. Empat kaegori yang disajikan di atas
merupakan kategori dasar. Masih terdapat banyak variasi struktur antrian yang lain.
c. Disiplin antri
Suatu tingkah laku pengantri yang dapat mempengaruhi aturan pelayanan
adalah pengantri yang tak sabar dan memutuskan untuk meninggalkan system
sebelum dilayani, yang dikenal dengan nama reneging.
d. Sistem antri steady state dan transient Steady state diasumsikan bahwa ciri-ciri
operasi seperti panjang antrian dan ratarata waktu menunggu akan memiliki nilai
konstan setelah sistem berjalan selama suatu periode waktu. Sistem antrian yang
tidak dapat diharapkan berjalan cukup lama dalam keadaan steady state.
dinamakan keadaan transient. Sistem antrian transient solusinya tergantung pada
waktu yang telah dilewati sejak sistem mulai beroperasi.
D. Total Quality Management (TQM)
a. Kepuasan Konsumen
Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan konsumen diperluas. Kualitas
tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi
kualitas tersebut ditentukan oleh konsumen. Konsumen itu sendiri meliputi
konsumen internal dan konsumen eksternal. Kebutuhan konsumen diusahakan
untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk di dalamnya harga, keamanan, dan
ketepatan waktu. Oleh karena itu, segala aktivitas perusahaan harus
dikoordinasikan untuk memuaskan para konsumen. Kualitas yang dihasilkan
suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup para konsumen. Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka
semakin besar pula kepuasan konsumen.
b. Respek terhadap Setiap Orang
Dalam perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia, setiap
karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas yang
khas. Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang
paling bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlakukan
dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim
pengambil keputusan.
c. Manajemen Berdasarkan Fakta
Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya, bahwa setiap
keputusan selallu didasarkan pada data, bukan sekedara pada perasaan (feeling).
Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini, pertama yaitu prioritas
(prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada
semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya
yang ada. Oleh karena itu, dengan menggunakan data, maka manajemen dan tim
dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.
Kedua yaitu variasi atau variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat
memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar
dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian, manajemen dapat
memprediksikan hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan
d. Perbaikan Berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis
dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku
disini adalah siklus PDCAA (plan-do-check-act-analyze), yang terdiri dari
langkahlangkah perencanaaan, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil
yang diperoleh