Anda di halaman 1dari 23

KARYA TULIS ILMIAH

PERAN GEOPARK MERANGIN SEBAGAI SARANA PELESTARIAN


LINGKUNGAN HIDUP DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
RAKYAT

Diusulkan Oleh :
MICHAEL MAHAGAPUTRA PANDIA
F1D214020

UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis : Peran Geopark Merangin sebagai Sarana


Pelestarian Lingkungan Hidup dan Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat
Penulis
a. Nama Lengkap : Michael Mahagaputra Pandia
b. NIM : F1D214020
c. Program Studi : Teknik Geologi
d. Perguruan Tinggi : Universitas Jambi
e. Alamat Rumah dan No : Jl. H. Ibrahim No. 106 RT. 22 RW. 22 Kec.
Tel./HP Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi. 36262. HP.
082165611202
f. Alamat email : michaelmahagaputra@gmail.com
Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Yulia Morsa Said, M.T.
b. NIDN : 0001076203
. .Jambi, 13 Januari 2017
Menyetujui, .
Wakil Dekan Bidang Penulis,
Kemahasiswaan dan Alumni
Fakultas Sains dan Teknologi

Drs. Faizar Farid, M.Si. Michael Mahagaputra Pandia


NIP. 195812171989021001 NIM. F1D214020
Wakil Rektor Bidang Dosen Pendamping,
Kemahasiswaan dan Alumni
Universitas Jambi

Prof. Dr. Ir. Abdul Azis, M.Si. Ir. Yulia Morsa Said, M.T.
NIP. 196003091988031001 NIDN. 0001076203

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan berkatNya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
judul "Peran Geopark Merangin sebagai Sarana Pelestarian Lingkungan Hidup dan
Peningkatan Kesejahteraan Rakyat” dari awal penulisan hingga selesai. Alasan
penulis membuat karya tulis ini karena melihat bagaimana kondisi Geopark
Merangin yang merupakan salah satu warisan dunia yang terdapat di Indonesia
belum berperan secara maksimal, baik dalam segi lingkungan hidup maupun
terhadap kesejahteraan rakyat setempat.
Penulis berharap agar karya tulis ini dapat menumbuhkan kepedulian
pembaca akan pentingnya pelestarian Geopark yang ada di Indonesia, agar
memiliki prinsip untuk tidak merusak, melainkan melestarikan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga penulis sangat berharap agar para pembaca sekalian bersedia memberikan
kritik dan saran yang dapat menjadi acuan bagi penulis untuk dapat membuat karya
tulis yang lebih baik lagi kedepannya.

Jambi, 13 Januari 2017


Penulis,

Michael Mahagaputra Pandia

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Gagasan Kreatif .............................................................................. 2
1.4 Tujuan ............................................................................................. 3
1.5 Manfaat ........................................................................................... 3
1.6 Metode Penelitian ........................................................................... 4
BAB II TELAAH PUSTAKA ........................................................................... 5
2.1 Perkembangan Pariwisata di Indonesia .......................................... 5
2.2 Aktivitas PETI di Provinsi Jambi ................................................... 6
2.3 Peran Geopark Merangin Jambi ..................................................... 7
BAB III ANALISIS DAN SINTESIS ................................................................ 11
3.1 Permasalahan dalam Pengembangan Geopark Merangin .............. 11
3.2 Solusi dari Permasalahan ................................................................ 13
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................. 17
4.1 Simpulan ......................................................................................... 17
4.2 Rekomendasi .................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Aktivitas PETI di kawasan Geopark Jambi ........................................ 7


Gambar 2. Peta Kawasan Geopark Merangin ...................................................... 8
Gambar 3. Contoh fosil daun yang terdapat di Sungai Mengkarang,
Geopark Merangin .............................................................................. 10
Gambar 4. Akses jalan yang curam untuk mencapai geosite Muara Karing ........ 12
Gambar 5. Skema Lembaga Satu Pintu ................................................................. 14
Gambar 6. Siklus Pengembangan Geopark Merangin Jambi ................................ 15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang memiliki keunggulan komparatif alam dan


budaya dibandingkan dengan negara lainnya. Posisi geografis Indonesia yang
sangat strategis, berupa busur kepulauan yang berada di antara dua samudera
menjadikan Indonesia memiliki iklim tropis dengan suhu, kelembapan dan cuaca
yang bersahabat sepanjang tahun. Keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk
menjamin kesejahteraan rakyat. Akan tetapi, sumber daya alam yang tersedia
terbatas, dan kebutuhan manusia selalu bertambah. Jika kegiatan eksploitasi terus
dilakukan, maka lama kelamaan sumber daya tersebut habis. Oleh karena itu, perlu
dibuat suatu konsep yang dapat menjaga keseimbangan antara kegiatan ekstraktif
dan konservatif sumber daya alam guna menjamin eksistensi umat manusia dan
kehidupan yang lebih baik, sehingga sumber daya tersebut tetap terjaga untuk
generasi penerus berikutnya.
Melihat keadaan Indonesia saat ini, eksploitasi selalu diutamakan.
Penambangan dilakukan di berbagai tempat di Indonesia, pembukaan lahan
dilakukan dengan penebangan hutan, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari
kegiatan eksploitasi tersebut dan kegiatan lainnya yang bersifat merusak alam.
Kegiatan untuk konservasi menjadi tujuan nomor kesekian. Manusia dibutakan oleh
sumber daya berlimpah yang ada di depan mereka, tetapi tidak mempertimbangkan
bahwa tanpa alam yang menjadi tempat manusia hidup, segala sumber daya tersebut
tidaklah berarti. Untuk mensejahterakan rakyat, tidak harus dilakukan dengan
kegiatan eksploitasi. Ada kegiatan konservasi yang dapat dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut, yaitu Geopark.
Geopark adalah konsep manajemen pengembangan kawasan yang dapat
disinergikan dengan prinsip-prinsip konservasi dan rencana tata ruang wilayah di
kawasan yang berpilar pada aspek konservasi, edukasi, pertumbuhan nilai ekonomi
lokal dan regional. Geopark resmi diterima sebagai program UNESCO 2015
sebagai ikon pemanfaatan warisan dunia berbasis pembangunan berkelanjutan dan
pariwisata Indonesia. Geopark ini memiliki konsep untuk merubah perilaku untuk
2

menciptakan nilai-nilai kebersamaan dalam mengelola alam dan budaya secara


berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan. Peran geopark itu sendiri adalah
untuk melindungi keragaman bumi (geodiversity) dan konservasi lingkungan,
melestarikan dan mempromosikan warisan bumi tersebut kepada umum,
pendidikan di bidang geologi, biologi dan budaya secara luas dan pertumbuhan dan
pengembangan ekonomi lokal secara berkelanjutan, terutama melalui geowisata.
Pengelolaan geopark saat ini masih terkotak-kotak sehingga menyulitkan
pengembangan sesuai standar internasional untuk menjadikan geopark Indonesia
sebagai UNESCO Global Geopark. Di Geopark Merangin sendiri, belum ada suatu
dasar hukum atau perangkat kebijakan yang bertanggungjawab dan memiliki
kewenangan koordinatif. Dengan begitu, pengembangan geopark sehingga layak
menjadi destinasi wisata dunia dapat terlaksana.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis membuat karya tulis ilmiah ini
dengan judul “Peran Geopark Merangin sebagai Sarana Pelestarian Lingkungan
Hidup dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat”. Penulis berharap melalui karya
tulis ini, pengembangan Geopark Merangin dapat terlaksana dengan partisipasi
penuh dari pembaca dan masyarakat sekitar geopark.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dibahas di karya tulis ilmiah ini adalah:


1. Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di kawasan Geopark
Merangin yang merusak lingkungan
2. Belum ada perangkat hukum atau lembaga khusus yang bisa menjadi acuan
pengelolaan dan pengembangan Geopark Merangin
3. Kurangnya pemberdayaan sumber daya manusia yang dapat mengelola
Geopark Merangin tersebut

1.3 Gagasan Kreatif

Melihat situasi di Geopark Merangin yang belum memenuhi standar untuk


menjadi UNESCO Global Geopark, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
masyarakat untuk mengelola geopark tersebut masih minimum, dimana pola
pikirian masyarakat belum mengarah ke konservasi pariwisata, melainkan ke
3

eksploitasi sumber daya yang ada. Untuk menghilangkan pola pikir seperti itu,
maka perlu dibuat suatu badan pengelola satu pintu yang khusus untuk menangani
semua aktivitas di Geopark Merangin, sehingga segala kegiatan yang ilegal dapat
dihentikan. Untuk mencapai hal tersebut, perlu partisipasi dari instansi pemerintah
untuk melakukan penyuluhan, konseling, pemberian informasi dan edukasi akan
pentingnya geopark dan memberikan pandangan lain yang dapat menjadi sumber
kesejahteraan rakyat, yaitu di bidang geowisata. Dengan begitu, masyarakat yang
awalnya kurang pengetahuan menjadi mengerti akan potensi sesungguhnya yang
dimiliki geopark.

1.4 Tujuan

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah menciptakan kerja sama dari
instansi pemerintah dengan masyarakat setempat dalam pengelolaan Geopark
Merangin, yaitu dengan terbentuknya lembaga pengelola Geopark Merangin yang
khusus dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat cara memanfaatkan
sumber daya yang ada di Geopark Merangin dengan benar untuk mendorong
Geopark Merangin Jambi menjadi UNESCO Global Geopark.

1.5 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh melalui gagasan tulisan ini dengan


terbentuknya badan pengelola khusus Geopark Merangin khususnya masyarakat
sekitar Merangin adalah:
1. Masyarakat mendapatkan informasi dan edukasi mengenai Geopark
Merangin
2. Terjaganya lingkungan hidup dengan adanya konservasi
3. Meningkatnya kesejahteraan rakyat melalui sektor pariwisata dari
wisatawan, peneliti atau mahasiswa yang berkunjung ke Geopark Merangin
4. Meningkatkan peluang Geopark Merangin untuk menjadi UNESCO Global
Geopark
4

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan data dengan melakukan pencarian data dan
informasi melalui dokumen-dokumen, seperti jurnal, e-book, artikel ilmiah
dan materi seminar yang pernah diikuti.
2. Observasi
Metode observasi dilakukan dengan mendatangi langsung ke Geopark
Merangin langsung dan mengamati hubungan dari studi pustaka yang sudah
dilakukan dengan keadaan sebenarnya di lapangan
BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1 Perkembangan Pariwisata di Indonesia

Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industri terbesar
dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global. Sektor pariwisata akan menjadi
pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah satu
industri yang mengglobal. Pariwisata telah memberikan devisa yang cukup besar
bagi berbagai negara. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang
terdiri dari 17.508 pulau atau disebut juga sebagai nusantara atau negara maritim,
telah menyadari pentingnya sektor pariwisata terhadap perekonomian Indonesia
dikarenakan pertumbuhan pariwisata Indonesia selalu di atas pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
Sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk mengembangkan
kepariwisataan. Hal ini dituangkan dalam TAP MPR No. IV/MPR/1978, yaitu
bahwa pariwisata perlu ditingkatkan dan diperluas untuk meningkatkan penerimaan
devisa, memperluas lapangan kerja dan memperkenalkan kebudayaan. Pembinaan
serta pengembangan pariwisata dilakukan dengan tetap memperhatikan
terpeliharanya kebudayaan dan kepribadian nasional. Untuk itu perlu diambil
langkah-langkah dan pengaturan-pengaturan yang lebih terarah berdasarkan
kebijaksanaan yang terpadu, antara lain bidang promosi, penyediaan fasilitas serta
mutu dan kelancaran pelayanan.
Pengembangan pariwisata yang telah dilakukan baik oleh pemerintah
maupun swasta telah meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan dari suatu daerah
ke daerah lain. Kunjungan wisatawan akan merangsang interaksi sosial dengan
penduduk di sekitar tempat wisata dan merangsang tanggapan masyarakat
sekitarnya sesuai dengan kemampuan mereka dalam beradaptasi baik di bidang
perekonomian, kemasyarakatan maupun kebudayaan mereka.
6

2.2 Aktivitas PETI di Provinsi Jambi

Kegiatan eksploitasi yang mengikuti aturan yang berlaku mungkin tidak


begitu berdampak buruk terhadap lingkungan sekitar. Akan tetapi, kegiatan
eksploitasi ilegal yang dilakukan tanpa izin dan standar penambangan yang sesuai
hukum dan peraturan dapat merusak lingkungan serta penurunan kualitas tambang
di daerah tersebut secara drastis. Salah satu kegiatan ilegal yang terjadi di Jambi
sendiri adalah PETI.
PETI adalah usaha pertambangan yang dilakukan oleh perseorangan,
sekelompok orang, atau perusahaan/yayasan berbadan hukum yang dalam
operasinya tidak memilki izin dari instansi pemerintah sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dengan demikian, izin, rekomendasi , atau bentuk apapun
yang diberikan kepada perseorangan, sekelompok orang, atau perusahaan/yayasan
oleh instansi pemerintah di luar ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dapat dikategorikan sebagai PETI.
Mengingat kegiatan PETI yang tidak menerapkan kaidah pertambangan
secara benar (good mining practice) dan hampir-¬hampir tidak tersentuh hukum,
sementara di sisi lain bahan galian bersifat tak terbarukan (non renewable
resources) dan dalam pengusahaannya berpotensi merusak lingkungan (potential
polluter), maka yang terjadi kemudian adalah berbagai dampak negatif yang tidak
saja merugikan Pernerintah, tetapi juga masyarakat luas dan generasi mendatang.
Kerusakan lingkungan, pemborosan sumber daya mineral, dan kemerosotan moral
merupakan contoh dari dampak negatif yang merugikan Pemerintah, masyarakat
luas dan generasi mendatang.Khusus bagi Pemerintah, dampak negatif itu ditambah
pula dengan kerugian akibat kehilangan pendapatan dari pajak dan pungutan
iainnya, biaya untuk memperbaiki lingkungan, pelecehan terhadap kewibawaan,
dan kehilangan kepercayaan dari investor asing yang nota bene menjadi tulang
punggung pertumbuhan sektor pertambangan nasional. Akhirnya Indonesia
kehilangan salah satu andalan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi, serta
kehilangan kesempatan untuk menurunkan angka pengangguran.
7

Gambar 1. Aktivitas PETI di kawasan Geopark Jambi

2.3 Peran Geopark Merangin Jambi

Geopark di Provinsi Jambi dinamakan Geopark Merangin Jambi sebagai


hasil kerja sama antara Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral dan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi. Geopark ini mengangkat tema fosil
dan proses geologi. Secara administratif, Geopark Merangin Jambi berada pada
kawasan empat kabupaten dengan kekhasannya masing-masing. Kekhasan tersebut
diistilahkan dengan segmen yang menjadi bagian dari kesatuan Geopark Merangin
Jambi, antara lain:
1. Segmen Paleobotani Park Merangin di Kabupaten Merangin (1.551 km2)
2. Segmen Highland Park Kerinci di Kabupaten Kerinci (944 km2)
3. Segmen Geological and Cultural Park Sarolangun di Kabupaten
Sarolangun (1.428 km2)
4. Segmen Gondwana Park Bukit Tigapuluh di Kabupaten Tanjung Jabung
Barat (531 km2)
8

Gambar 2. Peta Kawasan Geopark Merangin

Status Geopark Merangin Jambi saat ini adalah dalam pengusulan untuk
menjadi anggota Geoparks Global Network (GGN) Unesco. Hal ini berarti bahwa
Geopark Merangin Jambi telah menjadi bahan perbincangan dunia sebagai salah
satu warisan dunia. Kehadiran Geopark Merangin Jambi diharapkan dapat
memanajemen sumber daya keragaman bumi (geodiversity) sebagai daya tarik
9

wisata yang mengintegrasikan aspek geologi, biologi, sosial-budaya dan pariwisata.


Selain itu, pencanangan Geopark Merangin ini diharapkan untuk:

1. Melindungi keragaman-bumi dan konservasi lingkungan


2. Menumbuhkan dan mengembangkan ekonomi lokal secara berkelanjutan
terutama melalui geowisata
3. Menjadi pusat pendidikan dan riset ilmu geologi, biologi dan budaya secara
luas
4. Melestarikan dan mempromosikan warisan bumi kepada masayarkat umum

Pada prinsipnya geopark merupakan konsep pengembangan kawasan yang


dapat disinergikan dengan prinsip-prinsip perlindungan, pendidikan, penumbuhan
ekonomi lokal melalui geowisata, serta harus terintegrasi dengan rencana tata ruang
wilayah eksisting di kawasan telah terbangun sebagai legalisasi penjamin nilai-nilai
tersebut. Telah banyak penelitian yang dilakukan di daerah geopark tersebut seperti
yang dilakukan oleh Badan Geologi yang bekerjasama dengan para ahli dari
Belanda (Geological Reseacrh Institute- Naturalis Leiden, The Netherland).
Bahkan penelitian tentang Geopark Merangin Jambi sudah dimulai sejak 1926 oleh
Zwierzycki dan Posthumus yang menemukan fosil ”Jambi Flora”. Geopark
Merangin Jambi sudah cukup dikenal di dunia internasioanl akan tetapi belum
menjadi perhatian bagi masyarakat Indonesia secara umum khususnya di Provinsi
Jambi sebagai salah satu objek wisata dan sarana edukasi.
Pengakuan dari lembaga internasional seperti Unesco mengisyaratkan
perlunya sosialisasi kepada masyarakat luas khususnya kepada generasi muda
tentang keberadaan geopark tersebut. Sosialisasi ke institusi pendidikan merupakan
salah satu upaya yang efektif dan efisien untuk memperkenalkan eksistensi
Geopark Merangin Jambi sebagai salah satu warisan bumi dan sekaligus sebagai
media geowisata di dunia. Hal ini berkesesuaian dengan fungsi geopark sebagai
media edukasi. Untuk memenuhi syarat dari UNESCO tersebut, Geopark Merangin
Jambi harus memenuhi beberapa aspek yang harus dipenuhi, antara lain:
1. Melestarikan peninggalan geologi untuk generasi saat ini dan masa depan
2. Mendidik dan mengajar masyarakat luas mengenai isu-isu dalam ilmu
geologi dan kaitannya dengan permasalahan lingkungan
10

3. Memastikan pembangunan sosio-ekonomi dan budaya yang berkelanjutan


4. Membangun jembatan multi-budaya untuk warisan dan konservasi dan
pemeliharaan pemberdayaan budaya dan geologi, menggunakan skema
partisipasi dan co-partnership
5. Merangsang penelitian
6. Memberikan kontribusi secara aktif terhadap kehidupan jaringan melalui
kerjasama inisiatif (komunikasi, publikasi, pertukaran informasi, partisipasi
dalam pertemuan dan proyek-proyek).
7. Kontribusi artikel ke GGN Newsletters, buku dan publikasi lainnya.

Sebuah geopark tidak hanya meliputi isu-isu geologis saja, walaupun ide
mengenai geopark sangat berkaitan dengan daya tarik keilmuan geologis dari
sebuah tapak. Karena kenyataannya banyak warisan geologi bersentuhan dengan
isu-isu keragaman biologi dan keragaman budaya, serta dalam pemanfaatannya
berkaitan dengan pengembangan aspek sosial dan ekonomi.
BAB III
ANALISIS DAN SINTESIS

3.1 Permasalahan dalam Pengembangan Geopark Merangin

Permsalahan yang dialami dalam pengembangan Geopark Merangin Jambi


dapat dibagi menjadi empat pemegang kunci, yaitu lingkungan, pengelola,
infrastruktur dan sumber daya manusia.
Lingkungan dari Geopark Merangin Jambi belum memenuhi standar untuk
dapat menjadi UNESCO Global Geopark. Permasalahan yang paling sering timbul
di sini adalah mengenai keberadaan penambangan liar. Penambangan liar tersebut
tidak memperhatikan aspek konservasi, dan melakukan penambangan dengan cara
yang tidak ramah lingkungan. Akibatnya, aspek geologis yang ada di sekitar daerah
penambangan akan menjadi rusak, seperti kerusak batuan sekitar. Selain itu, untuk
membuka suatu penambangan, maka dilakukan pembukaan lahan. Otomatis daerah
yang dijadikan bukaan tambang akan menjadi gundul, mengakibatkan terjadinya
peningkatan tingkat erosi. Tingkat erosi yang tinggi mempercepat proses
pengikisan pada batuan, sehingga bentuk asli dari sejarah pembentukan batuan akan
sulit diamati, dan fosil-fosil berumur ratusan juta tahun yang terfosilkan di batuan
Geopark Merangin akan ikut rusak.

Gambar 3. Contoh fosil daun yang terdapat di Sungai Mengkarang, Geopark


Merangin
12

Faktor ini adalah permasalahan yang sangat penting. Syarat untuk diterima
dalam UNESCO Global Geopark adalah menjaga keaslian dari warisan geologi
yang ada di daerah tersebut. Ciri khas yang dimiliki oleh Geopark Merangin Jambi
yang tidak dimiliki oleh geopark lainnya adalah fosil tumbuhan yang berumur lebih
dari dua ratus juta tahun. Jika ciri khas dari suatu geopark itu hilang, maka identitas
sebagai geopark tersebut tidak ada lagi.
Untuk permasalahan pengelola, belum ada badan pengelola yang khusus
mengurus Geopark Merangin tersebut. Akibatnya, setiap rencana pengembangan
yang dibuat untuk geopark tersebut sulit direalisasikan, karena belum ada badan
yang dapat mengurusnya. Keadaan seperti ini mengakibatkan Geopark Merangin
tersebut kurang memiliki promosi, sehingga tidak banyak orang yang tahu bahwa
tempat itu ada. Keadaan seperti ini jika berlanjut terus dapat berakibat fatal. Hal
yang diharapkan agar geopark dapat berkembang, tetapi yang terjadi degradasi dari
hal yang sudah ada sekarang akibat tidak memadainya pengelolaan yang
diberlakukan untuk geopark tersebut.
Ragam isu berikutnya adalah infrastruktur. Berdasarkan hal yang penulis
lihat di lapangan langsung, penggunaan tata ruang di Geopark Merangin Jambi
belum memadai. Masih banyak lahan yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk
mendukung keberlangsungan dari geopark tersebut. Kurangnya sarana dan
prasarana jalan dan pendukung lainnya mengakibatkan geosite yang ada di Geopark
Merangin ini sulit dijangkau.

Gambar 4. Akses jalan yang curam untuk mencapai geosite Muara Karing
13

Sebagai contoh, gambar 4 di atas menunjukkan akses jalan untuk mencapai


geosite Muara Karing. Tangga yang curam tersebut sudah memudahkan wisatawan
untuk mencapai obyek wisatanya. Akan tetapi, untuk wisatawan yang membawa
keluarga, terutama orang tua mungkin akan kewalahan untuk menuruni maupun
menaiki tangga tersebut. Selain itu, untuk mencapai gerbang masuk Muara Karing
ini harus melewati jalan yang masih tanah, mengakibatkan debu di sekitar
berterbangan.
Kurangnya fasilitas homestay yang cocok untuk kategori pariwisata juga
menjadi sorotan penting. Untuk mahasiswa ataupun peneliti yang melakukan
penelitian ke lapangan, biasanya tidak masalah untuk menginap di perumahan
warga, karena tujuan utamanya bukan wisata. Akan tetapi untuk wisatawan yang
datang dengan tujuan pariwisata, apalagi yang membawa keluarga pasti berpikir
dua kali untuk mendatangi objek wisata ini. Karena tidak ada homestay untuk
wisatawan menginap dan beristirahat.
Sumber daya manusia, dengan kata lain masyarakat setempat yang tinggal
di kawasan Geopark Merangin belum berperan sepenuhnya untuk mengembangkan
potensi geowisata dari geopark tersebut. Hal ini bukan masalah yang timbul karena
masyarakat, tetapi karena pemahaman tentang geopark masih minim. Selain itu,
mata pencaharian yang diperoleh dari mengelola geopark itu kurang memadai,
mengakibatkan orang mencari pekerjaan yang lain, seperti PETI tadi. Untuk
mengembangkannya, perlu komitmen menjamin terlaksananya kegiatan dalam
Geopark, sehingga berjalanlah proses pemberdayaan masyarakat. Perlu juga dibuat
suatu ciri khas yang hanya ada di daerah itu sendiri. Wisatawan yang datang pasti
akan mencari kenangan yang dapat dibawa pulang. Di sinilah diperlukan kreativitas
masyarakat untuk membuat ekonomi kreatif, seperti kerajinan tangan yang
memiliki nilai budaya. Sehingga selain memajukan ekonomi, kebudayaan dari
masyarakat tersebut terpelihara.

3.2 Solusi dari Permasalahan

Untuk mengembangkan Geopark Merangin Jambi agar dapat menjadi


sarana pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan kesejahteraan rakyat, perlu
dilakukan penyelesaian atas permasalahan yang disebutkan di atas.
14

Hal yang menjadi dasar dari pemecahan masalah adalah pengadaan badan
pengelola satu pintu untuk Geopark Merangin Jambi. Dengan adanya badan yang
mengelola segala sesuatu tentang geopark dan bekerja sama langsung dengan
kementrian di bidang masing-masing.

Gambar 5. Skema Lembaga Satu Pintu


Dengan diberlakukannya lembaga pengelola satu pintu, maka
pengembangan Geopark Merangin dapat dilakukan dengan cepat dan terstruktur,
melainkan harus diatur satu per satu oleh tiap kementrian.
 Penyiapan objek wisata, yaitu segala hal yang perlu dilakukan agar suatu
objek wisata layak dikunjungi dan dapat menarik perhatian wisatawan
untuk mengunjunginya
 Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi, yaitu segala hal
penunjang yang harus disediakan di objek wisata yang sudah ada untuk
mempermudah wisatawan yang akan datang serta menambah tingkat
kenyamanan untuk wisatawan.
 Pembangunan fasilitas umum dalam kawasan, seperti dibuatnya tempat
MCK, saung untuk beristirahat, warung tempat masyarakat setempat
berjualan karya ekonomi kreatif berbasis budaya yang mudah dijangkau
oleh wisatawan, dan dibuatnya tower untuk mendaptkan sinyal telepon
genggam
15

 Penyedian BBM dan Listrik, untuk menunjang keberlangsungan sarana


dan prasarana serta fasilitas umum yang akan dibuat nanti
 Kelembagaan pengembangan destinasi, yaitu lembaga yang bertugas
untuk mengamati potensi apa yang dapat dikembangkan dari Geopark
Merangin tersebut sehingga destinasi wisatanya terus bertambah, untuk
menghilangkan faktor rasa jenuh bagi wisatawan yang sering datang
berkunjung
 Koordinasi pembangunan destinasi, yaitu pembangunan berkelanjutan
yang harus dilakukan untuk mengembangkan Geopark Merangin seiring
dengan perkembangan zaman sehingga tetap memenuhi aspek-aspek
UNESCO Global Geopark
Setelah permasalahan kelembagaan selesai, pengembangan Geopark
Merangin dapat terlaksana, sehingga lingkungan hidup tetap terjaga kelestariannya
dan juga menambah kesejahteraan rakyat setempat, yang dapat diilustrasikan
melalui gambar di bawah ini:

Gambar 6. Siklus Pengembangan Geopark Merangin Jambi

 Konservasi
Dengan adanya lembaga yang memonitor langsung segala kegiatan yang
berlangsung di Geopark Merangin, maka konservasi Geologi, Flora, Fauna
dan Budaya (Geodiversity, Biodiversity and Culture Diversity) akan
16

berlangsung. Meskipun ada eksploitasi sumber daya yang dilakukan,


dengan adanya lembaga yang memonitor langsung, pasti kegiatan yang
dilakukan akan sesuai aturan dan tidak merusak.
 Pengembangan Masyarakat
Pengembangan masyarakat dilakukan oleh pihak pemerintah (dapat
bekerjasama dengan pihak universitas ataupun instansi lainnya) untuk
mengadakan dialog, penyuluhan dan sosialisasi dengan masyarakat
setempat untuk memberikan pengetahuan mengenai konsep pengelolaan
geopark tersebut. Masyarakat dijadikan sebagai pemain kunci, yaitu inti dari
jalan atau tidaknya pengembangan geopark. Jika masyarakat berperan aktif
dalam mengembangkannya, maka akan tumbuh sikap ‘shared values’, yaitu
rasa gotong royong bahwa geopark ini dikembangkan dan dijaga oleh
masyarakat sendiri, sehingga tidak mungkin masyarakat tersebut berpikir
untuk merusak hasil kerja kerasnya sendiri.
 Pembangunan Ekonomi
Dengan beralih dari eksploitasi bahan tambang ke pariwisata geologi, yaitu
Geowisata, pola pikir dari masyarakat yang memiliki budaya merusak,
hanya mengambil menjadi berwawasan lingkungan. Sudah pasti masyarakat
yang tinggal di sana tidak ingin lingkungan tempat mereka tinggal rusak.
Dengan adanya pariwisata, otomatis masyarakat akan menjaga keindahan
lingkungannya agar terlihat indah saat didatangi wisatawan nusantara
maupun mancanegara. Perlu juga dilakukan pelatihan untuk calon pemandu
yang akan memandu wisatawan dalam mengunjungi geosite di geopark, dan
juga pelatihan untuk pembuatan cenderamata yang berbasis kebudayaan
setempat, dan juga menyediakan makanan khas daerah yang akan
disuguhkan kepada wisatawan yang tidak dapat diperoleh di tempat lainnya.
Hasil yang diharapkan jika terjalannya konsep ini adalah Geopark Merangin
Jambi yang sekarang statusnya masih Geopark Nasional akan diterima menjadi
UNESCO Global Geopark. Dengan begitu, keberlangsungan lingkungan hidup
akan lebih tertata lagi dan kesejahteraan rakyat meningkat, dimana wisatawan
mancanegara pasti semakin banyak yang berkunjung.
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Simpulan

Simpulan yang dapat penulis sampaikan setelah menyelesaikan karya tulis


ilmiah ini adalah untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang ada di Geopark Merangin Jambi, maka perlu dibuat
suatu lembaga atau badan satu pintu yang fokus terhadap pengembangan geopark
tersebut dan mengontrol segala kegiatan yang berlangsung di dalamnya. Konservasi
lingkungan dan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan setelah sudah ada
lembaga yang dapat mengaturnya.
Berkembangnya Geopark Merangin Jambi ini sesuai dengan aspek-aspek
yang disyaratkan oleh UNESCO menjadi langkah awal untuk diterimanya Geopark
Merangin Jambi sebagai UNESCO Global Geopark (UGG). Setelah Geopark
Merangin menjadi UGG, kelestarian lingkungan hidup akan lebih terkontrol dan
kesejahteraan rakyat pasti meningkat dengan menambahnya wisatawan yang
datang dari mancanegara.

4.2 Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat penulis sampaikan melalui karya tulis ilmiah ini
adalah dilakukan segera pembentukan lembaga satu pintu pengelola Geopark
Merangin Jambi. Penulis berharap melalui keberadaan lembaga tersebut, tujuan
yang ingin penulis capai dari karya tulis ilmiah ini, yaitu terjaganya lingkungan
hidup dan meningkatnya kesejahteraan rakyat.
DAFTAR PUSTAKA

Azhari. 2015. Selamatkan Geopark Merangin dari ancaman PETI.


http://www.antarajambi.com/berita/306313/selamatkan-geopark-
merangin-dari-ancaman-peti. Diakses pada Februari 2017.
Kusumahbrata, Yunus. 2016. PENGEMBANGAN GEOPARK DI INDONESIA.
Jakarta: KESDM
Rosana, Mega. 2016. Menjual Wonderfull Geopark of Indonesia.
https://www.iagi.or.id/menjual-wonderfull-geopark-of-indonesia.html.
Diakses pada Februari 2017.
Sari, Sri. 2016. Pengelolaan Geopark di Indonesia Masih Terkotak-kotak.
http://industri.bisnis.com/read/20160925/12/586833/pengelolaan-geopark-
di-indonesia-masih-terkotak-kotak. Diakses pada Februari 2017.
Soebagyo. 2012. STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI INDONESIA.
Jurnal Liquidity, Vol. 1, No. 2: 153-158.

Anda mungkin juga menyukai