Anda di halaman 1dari 3

Ma’asyirol muslimin jama’ah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah …

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam yang telah memberikan kita berbagai karunia. Karunia terbesar
yang Allah berikan adalah karunia Iman dan Islam. Moga kita semakin bersyukur atas nikmat tersebut dan
kita bisa buktikan dengan semakin meningkatkan ketakwaan kita pada Allah Ta’ala.

Perintah dalam ayat tentang takwa,

ََ‫ل َوأ َ ْنت َُْم ُم ْس ِل ُمون‬


ََّ ِ‫ن إ‬
ََّ ُ ‫ل ت َ ُموت‬
ََ ‫ق تُقَا ِت َِه َو‬ َََّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينََ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
ََّ ‫َللا َح‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi akhir zaman, Nabi besar
kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada Ummahatul Mukmin, kepada para sahabat tercinta,
kepada khulafaur rosyidin (Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsman dan ‘Ali radhiyallahu ‘anhum) serta yang mengikuti
para sahabat tadi dengan baik hingga akhir zaman.

Para jama’ah shalat jumat rahimani wa rahimakumullah …

Didalam alquran kita kenal beberapa nabi yang mulia ada disitu nabi ‘ulul ‘azmi dan disitu juga ada nabi
nabi yang bisa kita ambil suri tauladan yang terbaik dari mereka diantara nabi yang ada yang kita kenal
yaitu nabi ayyub as. Nabi Ayyub berasal dari Rum. Istri beliau bernama Layaa, ada juga yang menyebut
dengan Rahmah, berasal dari keturunan Nabi Ya’qub. (Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah, 1: 506)

Nabi ayyub ini awalnya dikenal sebagai orang yang sangat kaya raya dia mempunyai harta yang berlimpah
ruah, memmpunyai peternakan sapi, unta, kambing, kuda dan keledai yang sangat banyaknya sampai-
sampai dimasa beliau tak ada yang bisa menyainginya. Juga beliau mempunyai budak, lahan-lahan pertanian
yang melimpah Allah juga memberikan kepada beliau karunia berupa keluarga dan anak laki-laki dan
perempuan.

Ayyub sangat terkenal sebagai orang yang baik, bertakwa, dan menyayangi orang miskin. Beliau juga biasa
memberi makan orang miskin, menyantuni janda, anak yatim, kaum dhuafa dan ibnu sabil (orang yang
terputus perjalanan). Beliau adalah orang yang rajin bersyukur atas nikmat Allah dengan menunaikan hak
Allah.

Namun dalam kisahnya beliau beliau ketika itu mendapatkan cobaan yang begitu berat yang menimpa
hartanya, yang menimpa anaknya, bahkan menimpa badannya. Nabi Ayyub diuji penyakit yang menimpa
badannya, juga mengalami musibah yang menimpa harta dan anaknya, semua pada sirna. Ia pun terkena
penyakit kulit, yaitu judzam (kusta atau lepra). Yang selamat pada dirinya hanyalah hati dan lisan yang
beliau gunakan untuk banyak berdzikir pada Allah sehingga dirinya terus terjaga. Semua orang ketika itu
menjauh dari Nabi Ayyub hingga ia mengasingkan diri di suatu tempat. Hanya istrinya sajalah yang mau
menemani Ayyub atas perintahnya. Sampai istrinya pun merasa lelah hingga mempekerjakan orang lain
untuk mengurus suaminya. (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5: 349)

As-Sudi menceritakan pula bahwa Nabi Ayyub menderita sakit hingga terlihat sangat-sangat kurus tanpa
daging, hingga urat syaraf dan tulangnya terlihat. (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5: 349)

Tentang kisah Nabi Ayyub ‘alaihis salam disebutkan dalam ayat berikut ini.

Allah Ta’ala berfirman,

“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Rabbnya: “(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa
penyakit dan Engkau adalah Rabb Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” Maka Kamipun
memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan
keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan
untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.” (QS. Al-Anbiya’: 83-84)

Para jama’ah shalat jumat rahimani wa rahimakumullah …

Apa yang terjadi pada nabi ayyub ketika hartanya ludes habis kemudian orang-orang menjauhi dirinya dan
badannya tidak disukai orang-orang. Nabi ayyub digoda oleh setan bahwasannya harta-hartanya itu sudah
hancur lebur sudah dibakar dengan api, lalu apa yang diperbuat oleh nabi ayyub. Ketika setan menggodanya
saat beliau tertimpa musibah, Nabi Ayyub ‘alaihis salam menyatakan,

‫طا َها َو ُه ََو أَ َخ َذ ََها‬


َ ‫لل الذِي ُه ََو أ َ ْع‬
َِ ‫ال َح ْم َُد‬
“Segala puji bagi Allah. Dialah yang memberi, Dialah pula yang berhak mengambil.” Lalu Nabi Ayyub
juga menyebutkan bahwa dia tidak memiliki harta dan jiwa sama sekali. (Lihat Tafsir Al-Baghawi, 17: 177)

Pelajaran pertama yang bisa kita ambil dari kisah ini, Nabi ayyub adlah orang yang kaya raya namun
ketika dia masih kaya dia masih memperhatikan orang miskin, menyantuni anak yatim dan dia tidak
sombong tidak merasa dirinya diatas dari yang lainnya dengan harta yang dia miliki. Dan ini menunjukan
bahwasanya sifat seperti ini membuat kita mudah menghadapi ujian ketika harta kita hilang, karna dia
merasa bahwasanya itu semua pemberian dari allah swt ujian dari allah. Allah yang beri maka silahkan allah
swt ambil semua niknat-nikmay yang ada tadi. Dan kita bisa ambil pelajaran bahwa harta dan kekayaan itu
adalah ujian. harta dan kekayaan itu adalah ujian. bukan menjadi tanda bahwasanya kita menjadi orang yang
mulia. Jadi orang yang kaya berarti orang yang dicintai oleh allah? TIDAK, karna ada orang yang diberi
kekayaan namun dia menjadi orang yang paling kufur, orang yang paling durhaka kepada allah swt contoh
lihat KORUN, FIRAUN menjadi orang-orang yang ujub, sombong, tidak menjadi orang yang mulia disisi
allah swt. Jadi harta adalah ujian

Hasan al basri mengatakan rizki yang dikaruniakan kepadamu adalah ujian sebagaimana kalau engkau
diberikan kekurangan rizki.

Pelajaran kedua, ingatlah kekayaan itu titipan ilahi. Kalau dipahami demikian, maka sewaktu-waktu ketika
kenikmatan dunia tersebut diambil, tentu kita tidak akan terlalu sedih.

Kita bisa mengambil pelajaran dari kisah Ummu Sulaim (ibu dari Anas bin Malik, yang bernama asli
Rumaysho atau Rumaisa) ketika berkata pada suaminya, Abu Thalhah. Saat itu puteranya meninggal dunia,
Rumaysho malah menghibur suaminya di malam hari dengan memberi makan malam. Setelah suaminya
benar-benar puas, ia mengatakan,

َ‫اريَتَ ُه ْم‬
ِ ‫ع‬َ ‫طلَبُوا‬ ََ ‫اريَتَ ُه َْم أَ ْه‬
َ َ‫ل بَيْتَ ف‬ ِ ‫ع‬
َ ‫اروا‬ ُ ‫ع‬ َ َ‫ن قَ ْو ًما أ‬ ََ ‫ط ْل َح َةَ أَ َرأَي‬
ََّ َ ‫ْت لَ َْو أ‬ َ ‫يَا أَبَا‬
‫َك‬ ْ َ‫ت ف‬
َِ ‫احت َ ِس‬
ََ ‫ب ا ْبن‬ َْ َ‫لَ قَال‬ َ ‫ل‬ ََ ‫ن يَ ْمنَعُو ُه َْم قَا‬َْ َ‫أَلَ ُه َْم أ‬
“Bagaimana pendapatmu jika ada suatu kaum meminjamkan sesuatu kepada salah satu keluarga, lalu mereka
meminta pinjaman mereka lagi, apakah tidak dibolehkan untuk diambil?” Abu Tholhah menjawab, “Tidak.”
Ummu Sulaim, “Bersabarlah dan berusaha raih pahala karena kematian puteramu.” (HR. Muslim, no. 2144)

Pelajaran ketiga, ingatlah setiap musibah yang menimpa kita akan menghapuskan dosa.

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

“Tidaklah seorang mukmin tertimpa rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran (pada masa
depan), sedih (akan masa lalu), kesusahan hati (berduka cita) atau sesuatu yang menyakiti sampai pada duri
yang menusuknya, itu semua akan menghapuskan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari, no. 5641 dan Muslim, no.
2573. Lihat Syarh Shahih Muslim, 16: 118 dan Kunuz Riyadh Ash-Shalihin, 1: 491)

َ ‫للا ِلي َولَ ُك َْم َو ِل َسائِ َِر ال ُم ْس ِل ِميْنََ ِإنَّ َهُ ُه ََو ال‬
َ‫س ِم ْي َُع العَ ِل ْي ُم‬ َُ ‫أَقُ ْو‬
ََ ‫ل قَ ْو ِلي َه َذا ََ َوا ْستَ ْغ ِف َُر‬

Anda mungkin juga menyukai