Seksio Caesaria Ekstraperitoneal
Seksio Caesaria Ekstraperitoneal
Keluaran yang kadang terjadi dari seksio caesaria yang dilakukan pada kondisi adanya infeksi
uterus atau persalinan lama dengan ketuban yang telah pecah lebih dari satu jam adalah infeksi
pada luka operasi, peritonitis, dan ileus paralitik (sering berkaitan dengan pneumonia) dan
kemungkinan syok sepsis yang mematikan.
Pada kasus dengan persentase tinggi, bahkan dengan adanya observasi yang teliti
terhadap asepsis dan antisepsis, teknik pembedahan yang hati-hati dan hemostasis yang
dilakukan dibawah kondisi asepsis yang ketat, pembersihan kavitas abdomen yang teliti dan
penggunaan antibiotik tidak dapat mencegah komplikasi yang telah disebutkan diatas, dimana
lebih sering terjadi pada rumah sakit di pedesaan Afrika.
Oleh karena itu, hal ini meningkatkan kebutuhan untuk penggunaan kembali teknik
pembedahan yang di negara Barat pernah dilakukan sebelum era antibiotik. Dalam hal ini
termasuk seksio caesaria ekstraperitoneal, dimana saat ini memberikan jalan untuk
menyelamatkan nyawa ibu hamil dan fertilitas.
Observasi menunjukkan bahwa pendekatan ekstraperitoneal pada kavitas uterus
mencegah penyebaran inflamasi dari uterus ke kavitas abdomen yang memberikan konfirmasi
lebih lanjut mengenai ketepatan penutupan peritoneal selama seksio caesaria. Kami ingin
memastikan pada pembaca bahwa teknik ini, seperti seluruh teknik yang telah dideskripsikan
sebelumnya pada manual ini yang telah berhasil diuji coba oleh penulis, merupakan teknik yang
sederhana dan efektif. Kami mendeskripsikan dua teknik:
Kami melakukan hal tersebut dengan mengikuti cara berikut: Kami memegang kandung
kemih antara ibu jari (pada satu sisi) dan telunjuk dan jari tengah (pada sisi lainnya). Untuk
mempertahankan ujung jari tetap kontak dengan LUS, kami melakukan pemisahan dengan
elevasi simultan dengan traksi. Mobilisasi cepat dan mudah dilakukan.
Setelah melakukan histerotomi awal (dengan diseksi tajam, dengan lebar 2 – 3 cm), kami
melakukan dua stay suture (Gambar. 15.21) dan uterus diinsisi dengan lebar 2 – 3 cm, lalu
diikuti dengan ekspansi digital (Gambar 15.22).
Kami mempercayai bahwa aplikasi STAY suture merupakan langkah yang penting yang
dapat memungkinkan identifikasi tepi luka dan traksinya dapat mengurangi perdarahan. Langkah
selanjutnya dideskripsikan untuk histerotomi transversal. Penutupan dilakukan dengan jahit
matras horizontal sebanyak 5 – 6 dengan bahan benang jahit permanen pada tendon rektus
anterior ke fasia rektus anterior distal intak (Gambar. 15.23).
Histerotomi vertikal melibatkan akses kavitas uterus dimana ekstraksi uterus dilakukan dengan
insisi vertikal pada dinding uterus anterior
PENDAHULUAN
Asumsi bahwa seksio caesaria dalam bentuk apapun