Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan kegiatan pemerintahan atau dikenal akuntansi sektor publik

dan organisasi non-laba terus meningkat sejalan dengan perkembangan kegiatan

pembangunan, globalisasi dan era informasi. Dalam melaksanakan kegiatan yang

semakin rumit, informasi memegang peranan semakin penting. Salah satu

informasi yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi sektor publik, baik untuk

tujuan pertanggungjawaban maupun manajerial.

Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan

perlakuan akuntansi pada domain publik. Domain publik sendiri memiliki wilayah

yang relatif luas dan kompleks dibandingkan dengan sektor swasta/bisnis.

Peranan akuntansi sektor publik ditujukan untuk memberikan pelayanan publik

dalam rangka memenuhi kebutuhan publik. Beberapa tugas dan fungsi sektor

publik sebenarnya dapat juga dilakukan swasta. Akan tetapi, untuk peranan dan

tugas tertentu keberadaan sektor publik tidak dapat diganti oleh sektor swasta.

Dalam beberapa hal, akuntansi sektor publik berbeda dengan akuntansi pada

sektor swasta. Perbedaan sifat dan karakteristik akuntansi sektor publik dan sektor

swasta disebabkan karena adanya perbedaan lingkungan yang mempengaruhi.

Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat

dari beberapa hal, yaitu: tujuan organisasi, sumber pembiayaan, pola

1
pertanggungjawaban, struktur kelembagaan, karakterisik anggaran, stakeholder

yang dipengaruhi, sistem manajemen/akuntansi.

Saat ini, sektor publik dituntut untuk memperhatikan kualitas dan

profesionalisme serta Value for Money dalam menjalankan aktivitasnya. Value

for Money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang

mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

Selain itu, tuntutan yang lain adalah perlunya akuntabilitas publik dan Good

Governace.

Agar dapat berjalan dengan baik, Good Governance didukung oleh tiga

pilar utama, yaitu pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Ketiga pilar ini

mempunyai interaksi yang sangat kuat antara satu dengan yang lainnya. Sektor

pemerintah mempunyai peranan sebagai regulator yang mengatur agar sumber

daya yang ada dapat teralokasi secara optimal. Sektor swasta berperan

mengeksplorasi dan memberikan nilai tambah terhadap sumber daya sehingga

dapat Dikonsumsi atau dinikmati oleh masyarakat. Di sisi lain, masyarakat selaku

konsumer utama dari Public Goods mengharapkan agar sumber daya yang ada

dapat diperoleh dengan mudah dan dengan harga yang terjangkau.

Tiga prinsip utama yang mendasari penerapan Good Governance adalah

partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas. Ketiga prinsip dasar ini merupakan

prinsip yang berlaku secara universal. Secara ringkas dapat diuraikan bahwa

partisipasi mendorong keterlibatan dari sektor swasta dan masyarakat dalam

pengambilan keputusan publik dan penyerahan jasa dan barang kepada para

2
pemakai. Transparansi merupakan keterbukaan informasi atas penyelenggaraan

pemerintahan, sedangkan akuntabilitas menunjukkan adanya kewajiban untuk

melaporkan secara akurat dan tepat waktu informasi yang terkait dengan

pertanggunggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan.

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah dalam penulisan ini, yaitu :

1. Bagaimana Proses Pencatatan Akuntansi Sektor Publik?

2. Bagaimana Analisis Laporan Keuangan Sektor Publik?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam menyusun makalah ini adalah sebagai

berikut.

1. Untuk mengetahui bagaimana tahap-tahap Proses Pencatatan Akuntansi

Sektor Publik.

2. Untuk mengetahui bagaimana Analisis Laporan Keuangan Sektor Publik.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akuntansi Sektor Publik

1. Pengertian Akuntansi

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun

2010 dijelaskan bahwa Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan,

pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian

keuangan, penyajian laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya. Menurut

American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA) akuntansi adalah

seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan beberapa cara

tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang

umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya dari suatu

entitas dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.

Dari pengertian di atas terlihat bahwa kegiatan akuntansi

merupakan tugas yang kompleks dari beberapa aktivitas yaitu :

a) Menggolongkan data mana yang berkaitan atau relevan.

b) Memproses dan menganalisa data yang relevan.

c) Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk

mengambil keputusan.

4
Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan

(Purposive Activity). Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil

tertentu, dan hasil tersebut harus memiliki manfaat. Akuntansi yang

digunakan pada sektor swasta maupun sektor publik mempunyai tujuan

yang berbeda. Dari persepektif ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami

sebagai suátu entitas yaitu aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk

menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi

kebutuhan dan hak publik. Sejalan dengan perspektif ilmu ekonomi tersebut,

tujuan akuntansi sektor publik adalah untuk memberikan pelayanan publik

dalam rangka memenuhi kebutuhan publik.

Dalam beberapa hal, akuntansi sektor publik berbeda dengan

akuntansi pada sektor swasta. Perbedaan sifat dan karakteristik akuntansi

tersebut disebabkan karena adanya perbedaan lingkungan yang

mempengaruhinya.

2. Pengertian Sektor Publik

Sektor Publik berkaitan dengan pelayanan bagi masyarakat. Sejarah

munculnya sektor publik ini berawal dari timbulnya kebutuhan masyarakat

secara bersama-sama terhadap barang atau layanan tertentu. Untuk

menghindari terjadinya alokasi dan distribusi barang atau layanan umum

yang tidak adil maka pengaturan pengalokasian dan pendistribusiannya

diserahkan kepada pengurus tertentu, dimana warga masyarakat pada

akhirnya menanggung biaya untuk mendukung pengaturan tersebut. Sektor

5
publik ada karena dibutuhkan. Jadi keberadaan sektor publik ditengah

masyarakat tidak bisa dihindari karena masyarakat membutuhkan barang atau

layanan publik. Dalam perkembangannya sektor publik sangat berperan

dalam pengaturan barang atau layanan publik untuk didistribusikan kepada

masyarakat secara adil dan merata.

3. Pengertian Akuntansi Sektor Publik

Dalam perkembangannya Akuntansi Sektor Publik didefinisikan

sebagai Akuntansi Dana Masyarakat yaitu mekenisme teknik dan analisis

akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat. Dana

masyarakat diartikan sebagai dana yang dimiliki oleh masyarakat, bukan

individual. Dana ini biasanya dikelola oleh organisasi-organisasi sektor

publik atau kerjasama sektor publik dengan swasta.

Definisi akuntansi sektor publik menurut Indra Bastian (2001

:6) adalah sebagai berikut: "Akuntansi Sektor Publik adalah rnekanisrne

teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana

rnasyarakat di lernbaga-lernbaga tinggi negara dan departernen-departernen

di bawahnya, pernerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM, dan yayasan sosial

pada proyek-proyek kerja sarna sektor publik dan swasta."

Di Indonesia, Akuntansi Sektor Publik dapat didefinsikan sebagai:

Mekanisme teknik dan analisis akuntansi pada pengelolaan dana masyarakat

di Pemerintah Pusat, Lembaga-Lembaga Tinggi Negara dan Departemen-

Departemen, Badan Layanan Umum, Pemerintah Daerah, Badan Layanan

6
Umum Daerah, Lembaga Sosial Masyarakat dan Yayasan Sosial, maupun

pada proyek-proyek kerjasama organisasi sektor publik dan swasta. Dalam

negara demokrasi kita mengenal trias politika yang membagi kekuasaan

secara formal kedalam kelompok eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dari

pengertian di atas dapat kita katakan bahwa dalam akuntansi sektor publik,

data akuntansi digunakan untuk memberi informasi mengenai kondisi

ekonomi dan keuangan sektor publik kepada pihak eksekutif, legislatif,

yudikatif dan masyarakat.

4. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi,

yaitu aktivitas pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk disajikan

dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat

digunakan untuk membantu para pemakainya dalam mengambil keputusan.

Penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan

dipertanggung-jelaskan serta dapat diterima secara umum, didasari pada

prinsip akuntansi, prosedur-prosedur, metode-metode, serta teknik-teknik

yang tercakup dalam ruang lingkup akuntansi. Aturan penyusunan suatu

laporan keuangan dapat disebut sebagai siklus akuntansi. "Siklus akuntansi

merupakan sistematika pencatatan transaksi keuangan, peringkasannya, dan

pelaporan keuangan ."

Laporan keuangan sebagai sumber informasi Financial memiliki

pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas keputusan yang dihasilkan.

7
Laporan keuangan merupakan tindakan pragmatis, oleh karena itu laporan

keuangan pemerintah harus dievaluasi dalam hal manfaat laporan tersebut

terhadap kualitas keputusan yang dihasilkan serta mudah tidaknya laporan

keuangan tersebut oleh pemakai. Dalam konteks akuntansi sektor publik,

jenis informasi yang diberikan untuk pengambilan keputusan adalah terbatas

pada informasi yang bersifat financial, sedangkan informasi itu sendiri adalah

informasi yang diukur dengan satuan moneter.

5. Pengertian Proses Pencatatan Akuntansi

Siklus akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan

keuangan organisasi suatu periode akuntansi tertentu. Siklus akuntansi

terbagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan selama periode tersebut,

bersumber dari transaksi atau kejadian selanjutnya dimulailah siklus

akuntansi mulai dari penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindah bukuan

ke dalam buku besar, dan penyiapan laporan keuangan pada akhir periode.

Pekerjaan yang dilakukan pada akhir periode termasuk mempersiapkan akun

untuk mencatat transaksi-transaksi pada periode selanjutnya. Banyaknya

langkah yang harus dilakukan pada akhir periode secara tidak langsung

menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada bagian akhir.

Walaupun demikian, pencatatan dan pemindahbukuan selama periode

tersebut membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan pekerjaan di

akhir periode.

8
B. Karakteristik Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (Purposive

Activity). Tujuan akuntansi di arahkan untuk mencapai hasil tertentu, dan hasil

tersebut harus memiliki manfaat. Akuntansi di gunakan baik pada sektor swasta

maupun sektor publik untuk tujuan –tujuan yang berbeda. Dalam beberapa hal,

akuntansi sektor publik berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta. Perbedaan

karakteristik akuntansi tersebut disebabkan karena adanya perbedaan lingkungan

yang mempengaruhi.

Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat

kompleks dan turbulence. Komponen lingkungan yang mempengaruhi organisasi

sektor publik meliputi faktor ekonomi, politik, kultur dan demografi.

a) Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi yang mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain :

1. Pertumbuhan ekonomi

2. Tingkat inflasi

3. Pertumbuhan pendapatan perkapita (GNP/GDP)

4. Struktur produksi

5. Tenaga kerja

6. Arus modal dalam negeri

7. Cadangan devisa

8. Nilai tukar mata uang

9. Utang dan bantuan luar negeris

9
10. Infrastruktur

11. Teknologi

12. Kemiskinan dan kesenjangan ekonomi

13. Sektor informal

b) Faktor Politik

Faktor politik yang mempengaruhi sektor publik antara lain :

1. Hubungan negara dan masyarakat

2. Legitimasi pemerintah

3. Tipe rezim yang berkuasa

4. Ideologi negara

5. Elit politik dan massa

6. Jaringan internasional

7. Kelembagaan

c) Faktor Kultural

Faktor kultural yang mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain :

1. Keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya

2. Sistem nilai di masyarakat

3. Historis

4. Sosiologi masyarakat

5. Karakteristik masyarakat

6. Tingkat pendidikan

10
d) Faktor Demografi

Faktor demografi yang mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain :

1. Pertumbuhan penduduk

2. Struktur usia penduduk

3. Migrasi

4. Tingkat kesehatan

C. Tujuan Akuntansi Sektor Publik

Menurut American Accounting Association (1970) dalam Glynn (1993)

yang dikutip oleh Mardiasmo (2009:14) menyatakan bahwa tujuan akuntansi

pada organisasi sektor publik adalah untuk:

1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien,

dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan

kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian manajemen

(management control).

2. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan

pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif program dan

penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya, dan memungkinkan

bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi

pemerintah dan penggunaan dana public

D. Kedudukan Akuntansi Sektor Publik Didalam Akuntansi

Akuntansi dapat dikelompokkan kedalam tiga bidang utama yaitu :

a) Akuntansi bisnis;

11
b) Akuntansi Sektor Publik.

c) Akuntansi Sosial.

Dalam akuntansi bisnis data akuntansi digunakan untuk memberikan

informasi keuangan kepada eksekutif perusahaan, pemilik modal, penanam

modal, kreditor dan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan

(Stakeholder)

Dalam akuntansi sektor publik, data akuntansi digunakan untuk

memberi informasi mengenai kondisi ekonomi dan keuangan sektor publik

kepada pihak eksekutif, legislatif, yudikatif dan masyarakat.

Akuntansi sosial merupakan bidang akuntansi khusus untuk

diterapkan pada entitas dalam artian makro, yang melayani perekonomian

nasional seperti neraca pembayaran perkiraan arus dana, perkiraan

pendapatan dan produksi nasional serta neraca nasional.

E. Metode Pencatatan Akuntansi Sektor Publik

Terdapat beberapa metode atau teknik pencatatan akuntansi yang dikenal

atau biasa dipraktikkan dalam akuntansi sektor publik, yaitu:

1. Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)

Akuntansi anggaran merupakan pencatatan akuntansi atas alokasi

anggaran dan estimasi pendapatan sehubungan dengan pelaksanaan APBN

dan APBD. Akuntansi anggaran digunakan dalam organisasi sektor publik

terkait dengan penyajian Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Informasi LRA

berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan

12
mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan

entitas pelaporan terhadap anggaran. LRA juga bermanfaat dalam

memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai

kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara

menyajikan laporan secara komparatif. Adapun tujuan utama akuntansi

anggaran adalah untuk pengendalian anggaran. Akuntansi anggaran

memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengelolaan dan monitoring

anggaran sehingga dapat diketahui tingkat serapan anggaran, ekonomi,

efisiensi, dan efektivitas anggaran serta kondisi keuangan negara.

2. Akuntansi Kas (Cash Accounting)

Akuntansi kas merupakan teknik pencatatan akuntansi yang paling

tua dalam sejarah akuntanis yang sudah dilakukan selama berabad-abad

bahkan ribuan tahun yang lalu. Hingga saat ini pun akuntanis kas masih

banyak digunakan di organisasi sektor publik maupun nonprofit. Akuntansi

kas mencatat transaksi terkait dengan penerimaan dan pengeluaran kas serta

saldo kas dalam buku kas.

3. Akuntasi Akrual (Accrual Accounting)

Akuntansi akrual merupakan teknik pencatatan akuntansi yang

secara luas digunakan pada organisasi bisnis. Namun demikian, saat ini

organisasi sektor publik dan non profit juga didorong untuk menggunakan

akuntansi akrual. Akuntansi akrual mengakui transaksi pada saat terjadinya,

yaitu ketika sudah terjadi perpindahan hak dan kewajiban, bukan

13
berdasarkan diterima atau dikeluarkannya kas. Tujuan pengaplikasian

akuntansi akrual pada sektor publik pada dasarnya berbeda dengan sektor

bisnis. Pengaplikasian akuntansi akrual dalam sektor publik bermanfaat

dalam menentukan biaya pelayanan dan penentuan harga/tarif pelayanan.

Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi kas. Teknik

akuntansi berbasis akrual dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih

dapat dipercaya, lebih akrual, komprehensif dan relevan untuk pengambilan

keputusan ekonomi, sosial, dan politik.

4. Akuntansi Komitmen (Commitment Accounting)

Akuntansi komitmen mencatat transaksi lebih awal dibandingkan

akuntansi akrual dan akuntansi kas. Suatu komitmen diakui pada saat

berikut:

a) Ketika dikeluarkan order pembelian barang atau jasa

b) Ketika dilakukan penandatanganan surat perjanjian kontrak kerja

c) Ketika diperlukan dana yang dicadangkan untuk memenuhi kewajiban

jangka panjang

Akuntansi komitmen segera mencatat transaksi seawal mungkin,

yaitu pada saat terjadi komitmen untuk melakukan suatu pengeluaran di masa

datang bukan pada saat barang atau jasa diterima atau dibayar.

5. Akuntansi Dana (Fund Accounting)

Dalam kerangka konseptual Akuntansi Pemerintahan PP No. 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dinyatakan mengenai

14
kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian.

Penggunaan akuntansi dana pada akuntansi pemerintahan di Indonesia

memungkinkan dilakukan karena dalam sistem anggaran pemerintah terdapat

beberapa program spesifik yang memerlukan pertanggungjawaban dana

program sehingga sumber dan penggunaan dana serta saldo dana program

perlu dibuat secara terpisah.

F. Proses Pencatatan Siklus Akuntansi Sektor Publik

Siklus akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan keuangan

organisasi suatu periode akuntansi tertentu. Siklus akuntansi terbagi menjadi

pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan selama periode tersebut, bersumber dari

transaksi atau kejadian selanjutnya dimulailah siklus akuntansi mulai dari

penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindahbukuan ke dalam buku besar, dan

penyiapan laporan keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang dilakukan

pada akhir periode termasuk mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-

transaksi pada periode selanjutnya. Banyaknya langkah yang harus dilakukan

pada akhir periode secara tidak dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar

pekerjaan dilakukan pada bagian akhir, walaupun demikian pencatatan dan

pemindahbukuan selama periode tersebut membutuhkan waktu lebih lama

dibandingkan dengan pekerjaan di akhir periode.

Ketika melakukan pencatatan akuntansi, basis akuntansi dan fokus

pengukuran merupakan dua hal yang penting. Basis akuntansi menentukan

kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui atau dicatat, sedangkan fokus

15
pengukuran menentukan aset atau kewajiban apa saja yang akan diakui dalam

neraca. Kedua hal ini juga saling berkaitan.

1. Basis Kas

Basis kas adalah suatu metode pencatatan dalam akuntansi, dimana

dalam hal ini setiap transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan jumlah

nominal yang diterima, bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia

yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah suatu periode

akuntansi akan digunakan untuk membayar utang dan belanja dalam periode

tersebut. Mengingat LRA masih merupakan laporan yang wajib disusun,

maka pendapatan atau belanja basis kas diakui setelah diotorisasi melalui

anggaran dan telah menambah atau mengurangi kas. Prinsip layak temu

biaya-pendapatan (Matching-Cost Against Revenue Principle) dalam

akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan sebagaimana dipraktekkan

dalam akuntansi komersial.

Adapun kelebihan dan kelemahan dalam basis kas yaitu:

a) Kelebihan:

 Sederhana,

 Mudah dipahami dan diaplikasikan,

 Obyektif dalam melaporkan kas, dan

 Sangat bermanfaat untuk pengendalian kas.

b) Kelemahan:

 Tidak mencatat utang, piutang, dan aset tetap secara akurat

16
 Laporan keuangan yang dihasilkan tidak komprehensif

 Tidak dapat menggambarkan kinerja organisasi secara lebih baik

 Tidak dapat mengaplikasikan depresiasi aset tetap

 Tidak memisahkan antara penerimaan kas dari perolehan pendapatan

dengan dari utang

 Tidak memisahkan antara pengeluaran kas untuk belanja operasional

yang merupakan (expense) dengan belanja modal (capital

expenditure) yang dikapitalisasi menjadi aset

 Lebih sulit diaudit

 Lebih mudah dimanipulasi

2. Basis Akrual

Basis akrual adalah suatu metode pencatatan dalam akuntansi, dimana

dalam hal ini setiap transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan konsep

pengakuan yang sesungguhnya. Ketika basis kas dipilih, maka transaksi

dicatat pada saat kas diterima dan dibayarkan sehingga hanya akun kas dan

ekuitas yang dilaporkan dalam Neraca. Lain halnya ketika basis akrual yang

digunakan, transaksi akan dicatat jika secara ekonomi telah terjadi, tanpa

harus menunggu kas diterima atau dibayarkan. Akibatnya, dengan basis

akrual ini, akun-akun yang dilaporkan dalam Neraca tidak sebatas akun kas

saja, namun semua sumber daya yang dimiliki, utang, dan ekuitas.

Keunggulan penggunaan basis akrual ini adalah informasi yang disajikan

17
dalam Neraca akan lebih komprehensif karena mempresentasikan seluruh

sumber daya yang dimiliki entitas.

Basis akrual sepenuhnya ini belum bisa diterapkan oleh semua entitas

akuntansi. Entitas pemerintah merupakan entitas yang memiliki karakteristik

unik dalam basis akuntansinya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010 yang mengatur Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), basis

akuntansi yang digunakan entitas pemerintah adalah basis kas menuju akrual

(Cash Toward Accrual). Dengan basis ini, aset, kewajiban, dan ekuitas dana

dicatat dengan berbasis akrual sedangkan komponen Laporan Realisasi

Anggaran seperti pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat dengan basis

kas. Konsekuensi dari penggunaan basis kas menuju akrual ini adalah

dibutuhkannya penggunaan jurnal korolari.

G. Pencatatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang mengatur tentang

Standar Akuntansi Pemerintah dijelaskan bahwa basis akuntansi yang digunakan

dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan

pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan

basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca. Basis

akrual untuk Laporan Operasional (LO) berarti bahwa pendapatan diakui pada saat hak

untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di

Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada

18
saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi

walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau

entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa

disajikan pula pada LO.

Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus mempunyai

referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas

nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan

Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian

informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Peraturan Standar Akuntansi

Pemerintahan (PSAP) serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan

untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan

komitmen-komitmen lainnya. Dalam keadaan tertentu masih dimungkinkan untuk

mengubah susunan penyajian atas pos-pos tertentu dalam Catatan atas Laporan

Keuangan. Misalnya informasi tingkat bunga dan penyesuaian nilai wajar dapat

digabungkan dengan informasi jatuh tempo surat-surat berharga.

H. Analisis Laporan Keuangan Sektor Publik

Laporan Keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari

transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Tujuan umum

pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

19
kinerja, dan arus kas dari suatu entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemakai

(Wide Range Users) dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi

sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu entitas dalam aktivitasnya untuk mencapai

tujuan.

Komponen-komponen Laporan Keuangan Sektor Publik, laporan keuangan

terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);

3. Neraca;

4. Laporan Operasional (LO);

5. Laporan Arus Kas (LAK);

6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);

7. Catatan atas Laporan Keuangan (CALK).

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pencatatan akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan

keuangan organisasi suatu periode akuntansi tertentu. Pencatatan akuntansi terbagi

menjadi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan selama periode tersebut, bersumber

dari transaksi atau kejadian selanjutnya dimulailah pencatatan akuntansi mulai dari

penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindah bukuan ke dalam buku besar, dan

penyiapan laporan keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang dilakukan pada

akhir periode termasuk mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-transaksi

pada periode selanjutnya. Banyaknya langkah yang harus dilakukan pada akhir

periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan

dilakukan pada bagian akhir. Walaupun demikian, pencatatan dan pemindah

bukuan selama periode tersebut membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan

dengan pekerjaan diakhir periode.

Perubahan mendasar dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

adalah adanya perubahan dari basis kas menjadi basis akrual dalam akuntansi

pemerintahan. Penyajian informasi keuangan pemerintah dengan menggunakan

basis akrual akan menjadi lebih informatif, terutama dalam hubungannya dengan

pengukuran kinerja pemerintah terkait biaya jasa layanan, efisiensi, dan pencapaian

tujuan dalam periode akuntansi tertentu, serta dapat memberikan gambaran yang

21
utuh atas posisi keuangan pemerintah untuk tujuan pengambilan keputusan. Selain

itu, laporan keuangan pemerintah yang dihasilkan dari penerapan SAP Berbasis

Akrual dimaksudkan untuk memberikan manfaat yang lebih baik bagi para

pemangku kepentingan, baik para pengguna maupun pemeriksa laporan keuangan

pemerintah, dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Nordiawan, Deddi. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi.

Abdul Hakim, 2004. Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah, Jakarta,

Salemba Empat.

Bastian Indra, 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Yogyakarta, BPFEUGM.

Jurnal Akuntansi, Volume 7, Nomer 2, Mei 2007:163-172

Simanjuntak, B.H., 2005. Menyongsong Era Baru Akuntansi Pemerintahan di

Indonesia. Jurnal Akuntansi Pemerintah, 1(1).

Haryanto, H., 2007. Akuntansi Sektor Publik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Semarang.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang "Standar Akuntansi

Pemerintahan".

http://tiasaccountingworld.blogspot.co.id/2013/11/teknik-akuntansi-sektor-

publik.html

http://datakata.wordpress.com/2013/12/03/siklus-akuntansi-sektor-publik/

23

Anda mungkin juga menyukai