Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN

JENIS IKAN UNTUK BUDIDAYA KERAMBA

DI DESA ARANIO

Disusun oleh :
Nama : Rahman Saputra

NPM : 10.63.0483

Program Studi : Teknik Informatika

Jenjang : Sarjana (S-1)

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN


MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
2012
Daftar Isi

Daftar Isi................................................................................................................... i
Abstrak .................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.4 Batasan Masalah ........................................................................................ 2
1.5 Manfaat ...................................................................................................... 2
1.6 Metodologi Penelitian ............................................................................... 3
1.7 Jadwal Pengerjaan ..................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
LANDASAN TEORI .............................................................................................. 5
2.1 Sistem ........................................................................................................ 5
2.2 Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) ....................... 5
2.3 Pembuat Keputusan ................................................................................... 6
2.4 Analytic Hierarchy Process....................................................................... 8
2.4 Keramba Apung....................................................................................... 10
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 11

i
Abstrak
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN

JENIS IKAN UNTUK BUDIDAYA KERAMBA

DI DESA ARANIO

Oleh : Rahman Saputra


NPM : 10.63.0483

Desa Aranio yang terletak di Kecamatan Aranio yang masih merupakan bagian dari
kabupaten Banjar, Martapura. Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai
pengelola budidaya ikan keramba. Dengan memanfaatkan aliran sungai yang berasal dari
waduk riam kanan, masyarakat memelihara berbagai jenis ikan di dalam keramba yang
mereka buat. Namun berbeda jenis ikan, tentunya berbeda pula biaya dan masa panen yang
diperlukan, serta berbeda pula ketahanan ikan terhadap perubahan kualitas pasang surut air
sungai.

Disini penulis mencoba membuat sebuah aplikasi yang nantinya dapat dipergunakan oleh
warga desa Aranio untuk menentukan jenis ikan yang paling layak dan ekonomis untuk
dipelihara dengan memperhatikan harga jual, harga beli bibit, biaya pakan ikan hingga
lamanya panen ikan. Sehingga diharapkan nantinya aplikasi ini dapat membantu
mengoptimalkan pendapat penduduk sekitar.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupannya, manusia selalu dihadapkan pada permasalahan dalam


menentukan suatu keputusan. Hal ini juga terjadi pada pemeliharaan ikan air tawar.
Salah satunya yang dialami warga Desa Aranio yang terletak di Kabupaten Banjar,
25 Km dari Simpang Empat Banjarbaru. Masih banyak masyarakat yang kurang
paham mengenai jenis ikan yang lebih ekonomis dan tetap menguntungkan untuk
pemeliharaan dengan menggunakan keramba. Dalam hal memilih jenis ikan air
tawar, ada beberapa kriteria-kriteria agar menjadi ekonomis dan menguntungkan,
antara lain dana, lama panen, harga beli bibit, harga jual dan keadaan lingkungan.
Dalam banyaknya kriteria yang diperlukan dalam menentukan suatu keputusan
maka diperlukan suatu metode pengambilan keputusan multikriteria. Untuk itu
dibangunlah aplikasi sistem penunjang keputusan ini.
Pada proses perancangan aplikasi ini, diterapkan metode Analytical
Hierarchy Process ( AHP ) dalam studi kasus pemeliharaan ikan air tawar ekonomis
dan menguntungkan. AHP merupakan suatu metode dengan pendekatan praktis
untuk memecahkan masalah keputusan kompleks yang meliputi perbandingan
berbagai macam alternatif.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka masalah-masalah yang ada
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana membangun aplikasi sistem penunjang keputusan dengan
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process ( AHP ) yang efektif dan
tepat.
2. Bagaimana mengimplementasikan pendekatan Analytical Hierarchy Process (
AHP ) pada jenis ikan dilihat dari kriteria-kriteria yang ada.

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan tugas
akhir ini adalah untuk menciptakan aplikasi sistem pendukung keputusan yang
dapat membantu mempermudah masyarakat memilih jenis ikan air tawar yang
ekonomis dan menguntungkan dipelihara dengan keramba disekitar aliran sungai
Aranio. Dengan menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7 dan metode
Analytical Hierarchy Process ( AHP ).

1.4 Batasan Masalah


Pada tugas akhir ini terdapat batasan-batasan yang menjadi pembahasan, yaitu
diantaranya:
1. Jenis ikan yang digunakan adalah ikan air tawar.
Jenis ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis ikan air
tawar yang sering dibudidayakan oleh warga sekitar desa Aranio dan
merupakan jenis ikan yang biasa dikonsumsi oleh penduduk setempat
maupun kota sekitar, seperti Banjarbaru, Martapura dan Banjarmasin. Jenis
ikan juga ditentukan merupakan jenis ikan yang memungkinkan untuk
dibudidayakan dengan keramba. Diantaranya yaitu ikan Nila, Gurami atau
kaluy ( sebutan warga setempat ), Bawal, dan Ikan Mas.
2. Jenis budidaya ikan adalah keramba atau jala apung disekitar sungai Aranio.
Budidaya ikan yang digunakan adalah budidaya jala apung atau
keramba ikan yang menggunakan aliran sungai yang keluar dari bendungan
riam kanan, hasil keluaran dari pembangkitan listrik di PLTA, aliran sungai
tersebut tentunya juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca musiman. Apabila
musim hujan air yang mengalir akan bersih dan deras, sedangkan saat
musim kemarau air yang mengalir agak keruh dan surut, tentunya hal ini
memperngaruhi jumlah oksigen dalam air, dan membatasi jenis ikan yang
dapat dibudidayakan.

1.5 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari proposal ini adalah sebagai berikut :

2
a. Secara umum
Secara umum manfaat yang dapat diambil adalah aplikasi sistem penunjang
keputusan ini bisa digunakan untuk mengetahui jenis ikan mana yang ekonomis dan
menguntungkan dalam pemelihara keramba ikan air tawar di Desa Aranio.
b. Secara akademis
Secara akademis manfaat yang dapat diambil adalah sebagai bahan pertimbangan
kepada pembaca yang ingin menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (
AHP ) atau yang ingin menggunakan metode-metode lain. Dan manfaat bagi
penulis adalah mengasah kemampuan penulisan, dan menambah wawasan
pengetahuan.

1.6 Metodologi Penelitian


Berikut adalah metodologi penyelesaian masalah yang dipergunakan dalam proyek
akhir ini.Pembuatan perangkat lunak dengan menggunakan metode terstruktur yaitu
metode SDLC(Software Development Life Cycle) yang berdasarkan jenis waterfall
(sommerville 2004) meliputi:
1. Requirement Analysis and definition :
a) Studi Literatur
Melakukan studi kepustakaan terhadap berbagai referensi dan literatur yang
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
b) Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan terjun langsung kelapangan/lingkungan
sekitar desa Aranio, terutama dalam usaha mengumpulkan data dan berbagai
informasi yang diperlukan dalam rangka menyempurnakan atau memperbaiki
penelitian. Dalam tahapan ini, peneliti mengumpulkan dan memperoleh data
dari setiap kepala bagian dengan melakukan interview secara langsung guna
mendapatkan informasi secara valid.
c) Pembuatan Knowledge Based mengenai metode AHP.
2. System and Software Design.

3
Setelah terkumpul data, maka tahap selanjutnya adalah perancangan dan
pembuatan software sehingga menghasilkan Aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan Pemilihan Jenis Ikan Untuk Budidaya Ikan Keramba di Aranio.
3. Implementation and unit testing.
Pengujian software dilakukan untuk mengetahui tingkat keakuratan sistem yang
telah dikerjakan.
4. Integration and system Testing.
Penyatuan komponen – komponen unit dari Software, serta melakukan testing
sistem secara keseluruhan.
5. Operation and maintenance.
Pada tahap ini program telah berjalan dan dilakukan pemeliharaan untuk
menjaga stabilitas Software serta menambahkan update data terbaru jika ada.

1.7 Jadwal Pengerjaan


Table1.1 Jadwal Pengerjaan (2013)

Bulan
No. Jenis Kegiatan
6 7 8 9 10 11 12
1 Pengajuan Judul

Requirement Analysis
2
and definition

3 Seminar

System and Software


4
Design.
Implementation and
5
unit testing
Integration and system
6
Testing
Operation and
7
maintenance

8 Sidang TA

4
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (system) adalah suatu kesatuan yang terdiri
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk
menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, dimana suatu model
matematika seringkali bisa dibuat. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian
yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-
item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu
kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti propinsi yang saling
berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai
penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut. Kata "sistem" banyak
sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun
dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal dan pada banyak bidang pula
sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum,
sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.
Pada prinsipnya setiap sistem selalu terdiri atas empat elemen:
a. Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda
fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem
tersebut.
b. Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan
objeknya.

c. Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.

d. Lingkungan, tempat di mana sistem berada.


2.2 Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)
Salah satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular dikalangan manajemen
perusahaan adalah Decision Support System atau disingkat DSS. DSS ini
merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen
dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah

5
keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk
menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan
implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh
ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. Bedanya adalah
bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus
dilakukan perhitungan literasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai
minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan
kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif
singkat. Kedua bidang ilmu di atas, dikenal istilah decision modeling, decision
theory, dan decision analysis yang pada hakekatnya adalah merepresentasikan
permasalahan manajemen yang dihadapi setiap hari ke dalam bentuk kuantitatif
(misalnya dalam bentuk model matematika).

2.3 Pembuat Keputusan


Dalam pembuatan keputusan ada dua orang yang mengartikan pembuatan
Keputusan, yaitu:
a. Keputusan menurut Simon Mintzberg
Dalam bukunya terbitan Tahun 1977, simon menguraikan istilah
keputusan menjadi Keputusan terprogram dan keputusan tak terprogram
keputusan terprogram yaitu bersifat berulang-ulang dan rutin. pada suatu
tingkat tertentu dan prosedur telah ditetapkan untuk menanganinya sehingga
ia dianggap suatu denovo (yang baru) setiap kali terjadi. Keputusan tak
terprogram yaitu bersifat baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut. Ia
juga menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan
ujung yang terangkai secara hitam putih, sifatnya begitu kelabu atau tak
jelas, namun demikian konsep keputusan terprogram dan tak terprogram
sangatlah penting, karna masing-masing memerlukan teknik yang berbeda.
Kontribusi Simon yang lain adalah penjelasan mengenai empat fase yang
harus di jalani oleh Manajer dalam menyelesaikan masalah, fase tersebut
adalah: Aktivitas intelegensi, yaitu mencari kondisi dalam lingkungan yang
memerlukan pemecahan aktivitas desain, yaitu menemukan,
mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan tindakan yang akan

6
dilakukan. Aktivitas pemilihan, yaitu menentukan cara tindakan tertentu
dari beberapa cara yang sudah ada. Aktivitas peninjauan kembali, yaitu
memberikan penilaian terhadap pilihan yang telah dilakukan.
b. Keputusan Menurut Mintzberg
Mintzberg terkenal dengan teorinya mengenai peranan manajerial,
teori ini mengemukakan sepuluh peranan manajerial yang terbagi dalam tiga
kategori, yaitu interpersonal, informasional, dan desisional. Peranan
informasonal mengemukakan bahwa manajer mengumpulkan dan
menyebarkan informasi, dan peranan desisional mengemukakan bahwa
manajer menggunakan informasi dalam pembuatan berbagai jenis
keputusan. Ada empat peranan decisional menurut Mintzberg: Pengusaha,
ketika manajer berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) maka
peningkatan hal ini yang bersifat permanen diabadikan sebagai organisasi.
Orang yang menangani gangguan, ketika menajer berperan sebagai orang
yang menangani gangguan (disturbace handler), maka ia akan memecahkan
masalah yang belum diantisipasi. Ia membuat keputusan untuk merespon
gangguan yang timbul seperti perubahan ekonomi, ancaman dari pesaing,
dan adanya peraturan pajak baru. Pengalokasi sumber, dengan peranan
sebagai pengalokasi sumber (resorce alocator), manajer diharapkan mampu
menentukan pembagian sumber organisasi kepada berbagai unit yang ada.
Misalnya pembuatan keputusan untuk menetapkan anggaran operasi
tahunan. Negosiator, dalam peran sebagai negosiator (negotiator), manajer
mengatasi perselisihan yang muncul dalam perusahaan dan perselisihan
yang terjadi antara perusahaan dan lingkungannya. Contohnya melakukan
negosiasi kontrak baru dengan serikat pekerja. DSS (Decision Suport
system).

7
Pengembangan DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan
adanya pengguna computer secara time-sharing (berdasarkan pembagian
waktu). Pada mulanya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan
komputer tanpa harus melalui spesialis informasi. Time-sharing membuka
peluang baru dalam penggunaan komputer. Tidak sampai tahun 1971,
ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton yang
keduanya Profesor MIT, bersama-sama menulis artikel dalam jurnal yang
berjudul “A Framework for Management Information System” mereka
merasakan perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi komputer
terhadap pembuatan keputusan manajemen. Gorry dan Scott Morton
mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurut Simon dan
tingkat manajemen dari Robert N. Anthony. Anthony menggunakan istilah
Strategic palnning, manajemen kontrol dan operasional kontrol
(perencanaan strategis, kontrol manajemen, dan kontrol manajemen). Usaha
berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS dilakuikan oleh Steven L.
Alter. Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang
digunakan pada waktu itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam
mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu: (Yohanes, 2009: 559).
a. Retrive information element (memanggil eleman informasi)

b. Analyze entries fles (menganali semua file)

c. Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)

d. Estimate decision qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)

e. Propose decision (menawarkan keputusan )

f. Make decision (membuat keputusan)

2.4 Analytic Hierarchy Process


Definisi menurut (T. L.Saaty 1993) AHP adalah suatu metode yang
memecah-mecah suatusituasi yang kompleks, tak terstruktur, ke dalam bagian-
bagian komponennya; menata bagian atau variable ini dalam susunan hirarki,

8
memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang relative pentingnya
setiap variable, dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan
variable mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk
mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.
Kelebihan-kelebihan analisis AHP ini adalah (T. L.Saaty 1993) :
a) Kesatuan (Unity): AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak
terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
b) Kompleksitas (Complexity): AHP memecahkan permasalahan yang
kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
c) Saling ketergantungan (Inter Dependence): AHP dapat digunakan pada
elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan
linier.
d) Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring): AHP mewakili pemikiran
alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level
yang berbeda dari masingmasing level berisi elemen yang serupa.
e) Pengukuran (Measurement): AHP menyediakan skala pengukuran dan
metode untuk mendapatkan prioritas.
f) Konsistensi (Consistency): AHP mempertimbangkan konsistensi logis
dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.
g) Sintesis (Synthesis): AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai
seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.
h) Trade Off : AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada
sistem sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan
mereka.
i) Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus): AHP tidak
mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil
penilaian yang berbeda.

j) Pengulangan Proses (Process Repetition): AHP mampu membuat orang


menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian
serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.

9
2.4 Keramba Apung
Keramba Apung adalah sebuah sarana pembiakan perikanan yang
menggunakan jaring sebagai sarana pembiakan. Pembiakan ikan di desa Aranio
biasa dilakukan di waduk atau sungai bagian hilir waduk, dengan alasan kedalaman
yang dibutuhkan untuk keramba biasanya cukup dalam. Keramba apung yang ada
saat ini kebanyakan hanya berupa jaring yang diikatkan pada pelampung yang
terbuat dari drum atau gentong bekas dan ikan dibudidayakan di dalam jaring
tersebut. Para petani ikan menebarkan benih ikan pada awal masa pembiakkan dan
pada saat masa panen mereka akan memanen hasilnya.

10
Daftar Pustaka
Chulkamdi, M. Taufik. “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Mencari Laba
Maksimal Pada Perusahaan Tutup LPG Menggunakan Metode Simpleks”. Skripsi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. 2010.

Happy Yolanda Nainggolan, Sartika. “Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan


Pemilihan Mata Kuliah Pilihan Menggunakan metode Analytic Hierarchy Process”.
Proyek akhir D3 stt Telkom, 2011.

K.W, Maulinna. “Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Dalam


Menentukan Kelayakan Budidaya Perikanan”. Desembeer 2007.

L.Saaty, Thomas. Proses Hirarki Analitik untuk pengambilan keputusan dalam


situasi yang kompleks. PT.Pustaka Binaman Pressindo, 1993.

11

Anda mungkin juga menyukai