Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KERJA

MANAJEMEN RISIKO
RUMAH SAKIT TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN
Manajemen risiko merupakan di disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang pekerjaan di dunia
ini pasti menerapkannya, sebagai sesuatu yang sangat penting. Makin besar risiko suatu
pekerjaan, maka makin besar perhatiannya pada aspek manajemen risiko ini. Rumah sakit pun
sebagai sebuah institusi di mana aktifitasnya penuh dengan risiko keselamatan, juga sudah
selayaknya menerapkan hal ini.
Referensi utama manajemen risiko adalah standar Australia dan New Zealand AS/NZS
4360:2004, yang kemudian diadopsi oleh lembaga ISO dengan standar ISO 31000:2009.
Sasaran manajemen risiko terintegrasi harus dijalankan oleh Rumah Sakit dalam bentuk
melakukan proses identifikasi, analisis, penilaian, pengelolahan semua risiko yang potensial
dan diterapkan terhadap semua jenis pelayanan di rumah sakit pada setiap level, tidak terkecuali
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung.

II. LATAR BELAKANG


Salah satu yang sangat dekat dengan masyarakat adalah pelayanan rumah sakit yang saat
ini sedang menjamur diberbagai tempat. Bahkan rumah sakit dibangun dan berlomba-lomba
untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit, dikarenakan persaingan yang kuat di
tiap-tiap rumah sakit. Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk
rumah sakit. Isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit adalah
keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas,
keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan "bisnis" rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup
rumah sakit.
Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien.
Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut
terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan. Sebuah sistem yang komprehensif untuk
menghindari resiko harus dijalankan di rumah sakit untuk menghindari resiko. Manajemen

1
Risiko Terintegrasi adalah proses identifikasi, analisis, penilaian, dan pengelolaan semua
risiko yang potensial dan diterapkan terhadap semua jenis pelayanan di rumah sakit pada
setiap level. Proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya risiko yang dihadapi,
kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak risiko. Harus dilakukan oleh seluruh staf dan
semua pihak yang terlibat termasuk Pasien dan Publik dapat terlibat bila memungkinkan.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung sangat perhatian dan mendukung terhadap
kegiatan Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang dilaksanakan oleh Tim KPRS Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Klungkung.
Hal tersebut dilatarbelakangi oleh adanya beberapa kejadian tidak diinginkan yang pernah
dialami sebelumnya agar di kemudian hari tidak terjadi kesalahan yang serupa serta berupaya
untuk selalu melakukan perbaikan-perbaikan dan mengimplementasikan perbaikan tersebut
dalam pelayanan terhadap pasien rumah sakit.
Implementasi manajemen resiko di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung masih
dalam proses penyempurnaan dalam upaya memperkecil resiko yang terjadi.
Dalam pengelolaan program manajemen risiko yang baik diharapkan akan memperkecil
risiko yang terjadi dan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung menjadi lebih
profitable di masa yang akan datang serta mampu memfokuskan diri pada pelayanan
unggulannya yang pada akhirnya akan memberikan manfaat yang maksimal kepada
masyarakat pengguna jasa rumah sakit.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Mengembangkan pelaksanaan program manajemen risiko yang diintegrasikan dengan
Clinical Governance sehingga memberi kepastian diberlakukannya Corporate
Governance dengan baik.
b. Kebijakan dan strategi ini akan memperjelas peran, tugas, dan tanggung jawab staf
rumah sakit dalam hal pelaksanaan program manajemen risiko.
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkan budaya, menjalankan proses dan struktur dalam pelayanan sehingga
dapat mengelola efek yang tidak diharapkan
b. Meningkatkan koordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan risiko yang akan
terjadi

2
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Melaksanakan identifikasi risiko, dengan melalui proses apa yang bisa terjadi, mengapa
dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi
2. Mengembangkan kebijakan dan SPO sesuai dengan standar pengelolaan risiko
3. Membangun kesadaran dan keperdulian staf tentang managemen risiko
4. Melakukan pembelajaran dari pengalaman risiko tahun lalu
5. Meningkatkan kwalitas pelayanan dengan indikator mutu yang bisa diukur dan memiliki
potensi untuk perbaikan
6. Melaksanakan sistem pelaporan sesuai alur insiden dengan jelas
7. Melakukan program pendidikan dan pelatihan manajemen risiko
8. Melakukan monitoring dan pengawasan dan evaluasin manajemen resiko

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Melaksanakan identifikasi risiko, dengan melalui proses apa yang bisa terjadi, mengapa
dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi
a. Setiap unit melakukan identifikasi risiko yang potensial terjadi dan risiko yang sudah
pernah terjadi. Instrumen identifikasi bisa berupah laporan insiden, komplain, survei
atau lainnya.
b. Pemahaman tentang analisis risiko, dengan menggunakan risk grading matrix
c. Pemahaman penilaian risiko dan prioritas risiko yang terjadi pada masing-masing unit
d. Pengendalian risiko yang pernah terjadi proses Reaktif
e. Pengendalian risiko yang kemungkinan terjadi proses proaktif
f. Risk Register
2. Mengembangkan kebijakan dan SPO sesuai dengan standar pengelolaan risiko
A. Keselamatan Pasien
a. Kejadian Sentinel (Suatu KTD yang menyebabkan kematian)
b. KNC (Insiden yang sudah terjadi kepada pasien tapi tidak menimbulkan cidera)
c. KTD (Insiden yang menyebabkan cidera kepada pasien)
d. Risk Grading Matriks
e. Investigasi Sederhana

3
f. RCA
g. Pengumpulan Indikator

B. Program Kerja Keselamatan Dan Keamanan


a. Keselamatan dan Keamanan
b. Pengelolahan Bahan Berbahaya
c. Manajemen Emergensi
d. Pengamanan Kebakaran
e. Peralatan Medis
f. Sistem Utilitas

C. Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi


a. Pengawasan Program PPI
b. Sterilisasi
c. Manajemen Loundry Dan Linen
d. Kewaspadaan standar
e. Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
f. Pengelolaan Area Kamar Mayat
g. Pengelolaan Benda tajam dan jarum
h. Sanitasi Dapur Dan Penyimpanan Makanan
i. Pengaturan Dampak Renovasi
j. Isolasi Pasien
k. Penggunaan APD

3. Membangun kesadaran dan keperdulian staf tentang managemen risiko


a. Melakukan sosialisasi manajemen risiko kepada seluruh staf rumah sakit Umum
Daerah Kabupaten Klungkung

4. Melakukan pembelajaran dari pengalaman risiko tahun lalu


a. Melaksanakan sistem pelaporan insiden di rumah sakit secara konsisten
b. Mengetahui penyebab insiden dan akar masalahnya

4
c. Melakukan perbaikan asuhan kepada pasien, keluarga pasien, pengunjung dan
karyawan untuk mencegah kejadian sama terulang kembali
d. Penyebarluaskan proses manajemen risiko

5. Meningkatkan kwalitas pelayanan dengan indikator mutu yang bisa diukur dan memiliki
potensi untuk perbaikan
a. Indikator area klinik
1) Assesmen pasien (IAK.1)
2) Pelayanan Laboratorium (IAK.2)
3) Pelayanan Radiologi dan diagnostik imaging (IAK.3)
4) Prosedur Bedah (IAK.4)
5) Penggunaan antibiotik dan obat lainnya (IAK.5)
6) Kesalahan medikasi (Medication Error) dan kejadian nyaris cidera (KNC) (IAK.6)
7) Penggunaan anesthesi dan sedasi (IAK.7)
8) Penggunaan darah dan produk darah (IAK.8)
9) Ketersediaan isi dan penggunaan rekam medis pasien (IAK.9)
10) Pencegahan dan pengendalian infeksi, survelance dan pelaporan (IAK.10)
11) Persalinan dan perinatologi (IAK.11)
12) Gizi (IAK.12)
13) Rehabilitasi Medik (IAK.13)
b. Indikator area managemen
1) Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting untuk memenuhi kebutuhan
pasien (IAM 1)
2) Pelaporan aktivitas yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan (IAM 2)
3) Manajemen risiko (IAM 3)
4) Manajemen penggunaan sumber daya (IAM 4)
5) Harapan kepuasan pasien dan keluarga (IAM 5)
6) Harapan dan kepuasan staf (IAM 6)
7) Manajemen keuangan (IAM 8)
8) Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi
keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf (IAM 9)

5
c. Sasaran Keselamatan Pasien
1) Angka ketidaktepatan identifikasi pasien
2) Angka kesalahan dalam komunikasi efektif
3) Angka kejadian keamanan obat yang perlu diwaspadai
4) Angka kejadian salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi (penandaan
5) Angka kejadian pengurangan risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan (hand
hygiene)
6) Angka kejadian pasien jatuh
d. Indikator Library Measure (ILM)
1) Stroke : Pasien dengan stroke Iskemik yang mendapatkan terapi
anti trombolitik pada saat KRS
2) Infark Miocard Acut (IMA) : Pasien IMA mendapatkan terapi aspirin dalam waktu
24 jam sejak datang di rumah sakit
3) Pelayanan perinatal : Pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir
selama masa rawat inap
4) Nursing sensitive care : Kejadian dikubitus selama masa perawatan
5) Pelayanan Asma pada anak : Pasien Asma anak yang menerima terapi
bronkodilator selama masa rawat inap

6. Melaksanakan sistem pelaporan sesuai alur insiden dengan jelas


a. Pelaporan Investigasi sederhana
b. Pelaporan dan pencatatan insiden internal
c. Pelaporan dan pencatatan insiden eksternal

7. Melakukan program pendidikan dan pelatihan manajemen risiko


a. Identifikasi semua staf terkait yang harus mengikuti pendidikan dan pelatihan
manajemen risiko
b. Koordinasi dengan diklat rumah sakit

8. Melakukan monitoring dan pengawasan serta evaluasi manajemen resiko

6
VI. HASIL PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO
1. Hasil identifikasi risiko masing-masing unit (terlampir).
2. Program HFMEA Unit Transfusi Darah (terlampir).
3. Laporan angka kejadian resiko tinggi: NIHIL (terlampir).

Anda mungkin juga menyukai