Farmasi Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit
NIM :DF1603073
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah lembaga pemberi jasa pelayanan kesehatan dan seiring dengan
perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya hampir selalu
memerlukan obat. Obat merupakan komponen yang penting dalam upaya pelayanan
kesehatan, baik di pusat pelayanan kesehatan primer maupun ditingkat pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi. Keberadaan obat merupakan kondisi pokok yang harus terjaga
ketersediaannya karena ketersediaan obat merupakan salah satu hal yang mempengaruhi
pelayanan kesehatan.
Menurut Depkes RI dan Andayaningsih, biaya pembelian obat sebesar 40%-50% dari
jumlah operasional pelayanan kesehatan dan berbagai penelitian dirumah sakit melaporkan
bahwa keuntungan dari obat yang dijual di rumah sakit merupakan hal yang lebih mudah
dilakukan dibandingkan dengan keuntungan dari jasa yang lain, misalnya pelayanan
laboratorium, radiologi, pelayanan rawat inap ataupun pelayanan gizi. Dengan demikian
obat tidak hanya sebagai barang medis tetapi juga merupakan barang ekonomi strategis
sehingga obat memiliki kedudukan yang cukup penting di rumah sakit.
Manajemen obat di rumah sakit dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS).
Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya bagian di rumah sakit yang bertanggung
jawab penuh atas pengelolaan obat, hal ini diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit. Tujuan dari
manajemen obat di rumah sakit yaitu agar obat yang diperlukan tersedia setiap saat, dalam
jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan serta memberikan manfaat bagi pasien dan
rumah sakit.
B. TUJUAN
Setelah membuat makalah ini mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis secara
umum dan khusus tentang tentang konsep Farmasi Rumah Sakit.
BAB II
PEMBAHASAN
A. STRUKTUR ORGANISASI
adalah adanya organisasi yang sesuai, yang dapat mengakomodasi seluruh kegiatan
pelaksanaan fungsi.
menengah dan garis depan. Manajer tingkat puncak bertanggung jawab untuk perencanaan,
penerapan dan fungsi yang efektif dari sistem mutu secara menyeluruh.Manajer tingkat
menengah kebanyakan kepala bagian/ unit fungsional bertanggung jawab untuk mendesain
dan menerapkan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan mutu dalam daerah/ bidang
fungsional mereka, untuk mencapai mutu produk dan/ atau pelayanan yang diinginkan.
Manajer garis depan terdiri atas personel pengawas yang secara langsung memantau dan
mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan mutu selama berbagai tahap memproses
Organisasi Rumah Sakit disesuaikan dengan besarnya kegiatan dan beban kerja
Rumah Sakit.Struktur organisasi Rumah Sakit harus membagi habis seluruh tugas dan
Struktur organisasi rumah sakit umumnya terdiri atas Badan Pengurus Yayasan,
Dewan Pembina, Dewan Penyantun, Badan Penasehat, dan Badan Penyelenggara. Badan
Penyelenggara terdiri atas direktur, wakil direktur, komite medik, satuan pengawas, dan
berbagai bagian dari instalasi.Sebuah rumah sakit bisa memiliki lebih dari seorang wakil
direktur, tergantung pada besarnya rumah sakit.Wakil direktur pada umumnya terdiri atas
wakil direktur pelayanan medik, wakil direktur penunjang medik dan keperawatan, serta
wakil direktur keuangan dan administrasi.Staf Medik Fungsional (SMF) berada di bawah
koordinasi komite medik.SMF terdiri atas dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis
dari semua disiplin yang ada di suatu rumah sakit. Komite medik adalah adalah wadah
nonstruktural yang keanggotaannya terdiri atas ketua-ketua SMF (Siregar dan Amalia,
2004).
Instalasi farmasi adalah bagian dari rumah sakit yang bertugas menyelenggarakan,
Pelayanan Kefarmasian yang optimal dan profesional serta sesuai prosedur dan etik
profesi;
2. melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai guna memaksimalkan efek terapi dan
Rumah Sakit.
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
a. memilih Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai
c. mengadakan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku;
d. memproduksi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
e. menerima Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai
f. menyimpan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
g. mendistribusikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Habis Pakai;
(PKOD).
1. Pemilihan
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai ini berdasarkan:
b. Standar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang telah
ditetapkan;
c. Pola penyakit;
e. Mutu;
f. Harga; dan
g. Ketersediaan di pasaran.
Formularium Rumah Sakit disusun mengacu kepada Formularium Nasional.
Formularium Rumah Sakit merupakan daftar Obat yang disepakati staf medis, disusun
oleh Komite/Tim Farmasi dan Terapi yang ditetapkan oleh Pimpinan Rumah Sakit.
Formularium Rumah Sakit harus tersedia untuk semua penulis Resep, pemberi
Obat, dan penyedia Obat di Rumah Sakit. Evaluasi terhadap Formularium Rumah
Sakit harus secara rutin dan dilakukan revisi sesuai kebijakan dan kebutuhan Rumah
Sakit.
2. Perencanaan
yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi
dan epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Pedoman perencanaan
mempertimbangkan:
b. Penetapan prioritas;
c. Sisa persediaan;
3. Pengadaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan Sediaan Farmasi, Alat
b. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus mempunyai
c. Masa kadaluarsa (expired date) minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai tertentu (vaksin, reagensia, dan lain-
a. Pembelian
Untuk Rumah Sakit pemerintah pembelian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai harus sesuai dengan ketentuan pengadaan barang dan jasa
1) Kriteria Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, yang
2) Persyaratan pemasok.
3) Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Sumbangan/Dropping/Hibah
Sediaan Farmasi yang pengadaannya melalui sumbangan/dropping/ hibah
berupa obat-obatan anti retroviral (ARV) atau obat-obatan HIV yang merupakan
4. Penerimaan
penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi
fisik yang diterima. Semua dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan
baik.
5. Penyimpanan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang harus disimpan
terpisah yaitu:
a. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda khusus
bahan berbahaya.
b. Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi penandaaan untuk
menghindari kesalahan pengambilan jenis gas medis. Penyimpanan tabung gas medis
kosong terpisah dari tabung gas medis yang ada isinya. Penyimpanan tabung gas
Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, dan
jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan disusun
secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First In
First Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen. Penyimpanan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang penampilan dan penamaan yang
mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi
6. Pendistribusian
Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
berdasarkan Resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui Instalasi
Farmasi.
Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
berdasarkan Resep perorangan yang disiapkan dalam unit dosis sehari, untuk
penggunaan sehari /pasien. Sistem one daily dosis ini digunakan untuk pasien rawat
inap.
d. Sistem Kombinasi
Sistem pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk
Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
b. Telah kadaluwarsa;
c. Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan
a. Membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
akan dimusnahkan;
e. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan
yang berlaku.
8. Pengendalian
Habis Pakai dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan Komite/Tim
Cara untuk mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
b. Melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga bulan berturut-
9. Administrasi
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang meliputi perencanaan kebutuhan,
pengadaan, penerimaan, pendistribusian, pengendalian persediaan, pengembalian,
pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai. Pelaporan dibuat secara periodik yang dilakukan Instalasi Farmasi
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Diharapkan agar setiap rumah sakit mempunyai manajemen farmasi yang baik agar
pengunjung (pasien) merasa puas dengan pelayanannya.