Anda di halaman 1dari 4

POTENSIMETRI

1. Definisi

Potensiometri merupakan metode analisa kimia untuk menentukan


potensial listrik dengan menggunakan elektroda dan alat yang digunakan dalam
potensiometri ini adalah potensiometer. Potensiometri merupakan aplikasi
langsung dari persamaan Nernst dengan cara pengukuran potensial dua elektroda
tidak terpolarisasi pada kondisi arus nol.
Metode potensiometri digunakan untuk mengkur potensial, pH suatu larutan,
menentukan titik akhir titrasi dan menetukan konsentrasi ion ion tertentu dengan
menggunakan elektroda selektif ion.
2. Dasar pengukuran dengan potensiometri

Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisik kimia yang


menggunakan peralatan listrik untuk mengukurab potensial elektroda, besarnya
potensial elektroda ini tergantung pada kepekatan ion ion tertentu dalam larutan,,
karena itu memakai persamaan Nersnt :

E = Eo + K log (c)

Dimana : E = sel potensial yang diukur


Eo = konstan selama pemberian suhu
C = konsentrasi yang ditentukan
K = RT log ( 10 ) / n F

Dimana:
R = gas konstan
T = suhu absolut
F = suhu faraday konstan
N = nomer dari elektron atau diambil dari satu molekul yang ditentukan
3. Elektroda pada potensiometri

1. Elektode Pembanding

Di dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu elektrode


pembanding (refference electrode) yang memiliki syarat harga potensial setengah sel
yang diketahui, konstan, dan sama sekali tidak peka terhadap komposisi larutan yang
sedang selidiki.. Pasangan elektrode pembanding adalah elektrode indikator (disebut
juga working electrode) yang potensialnya bergantung pada konsentrasi zat yang sedang
diselidiki

Syaratnya adalah:

 Mematuhi persamaan Nersnt bersifat reversible

 Memiliki potensial elektroda yang konstan oleh waktu

 Segera kembali keharga potensial semula apabila dialiri arus yang kecil
 Hanya memiliki efek hysterisis yang kecil jika diberi suatu siklus suhu

 Merupakan elektroda yang bersifat nonpolarisasi secara ideal

Elektroda pembanding ada beberapa macam, diantaranya :

a. Elektroda Kalomel (Saturated Calomel Electrode)

Elektroda Kalomel merupakan elektrode yang terdiri dari lapisan Hg yang


ditutupi dengan pasta Merkuri (Hg), Merkuri Klorida /Komel (Hg2Cl2) dan kalium
klorida (KCl). Setengah sel elektrode kalomel dapat ditunjukan sebagai berikut:

KCl || Hg2Cl2 (sat’d), KCI (x M) | Hg


Dengan x menunjukkan konsentrasi KCl didalam larutan. Reaksi elektroda dapat
dituliskan sebagai:

Hg 2CI2 (s) + 2 e¯ è 2 Hg (l) + 2 CI ¯


Potensial sel ini akan bergantung pada konsentrasi klorida x (pada kalomel yang tidak
jenuh), dan harga konsentrasi ini harus dituliskan untuk menjelaskan elektroda.

Elektroda kalomel terbuat dari tabung gelas atau plastik dengan panjang 5 – 15 cm dan
garis tengah 0,5 – 1 cm. Pasta Hg/HgCI terdapat di dalam tabung yang lebih dalam,
dihubungkan dengan larutan KCI jenuh melalui lubang kecil. Kontak elektroda ini
dengan larutan dari setengah sel lainnya melalui penyekat yang terbuat dari porselen
atau asbes berpori.

b. Elektroda perak / perak klorida

Elektroda perak / perak klorida merupakan electrode yang terdiri dari suatu
elektroda perak yang dicelupkan kedalam larutan KCI yang dijenuhkan dengan AgCI.
Setengah sel elektroda perak dapat ditulis :

KCl | | AgCI (sat’d), KCI (xM) | Ag

Reaksi setengah selnya adalah

AgCI (s) + e- è Ag (s) + CI-

Biasanya elektroda ini terbuat dari suatu larutan jenuh atau 3,5 M KCI yang
harga potensialnya dalah 0,199 V (jenuh) dan 0.205 V (3,5M) pada 250 C. Kelebihan
elektroda ini dapat digunakan pada suhu yang lebih tinggi sedangkan elektroda kalomel
tidak.

c. Elektrode Indikator (Indicator Elektrode)

Elektroda indikator (elektroda kerja) adalah suatu elektroda yang potensial elektrodanya
bervariasi terhadap konsentrasi (aktivitas) analit yang diukur. Elektroda indikator harus
memenuhi beberapa syarat antara lain harus memenuhi tingkat kesensitivan yang
terhadap konsentrasi analit. Tanggapannya terhadap keaktifan teroksidasi dan tereduksi
harus sedekat mungkin dengan yang diramalkan dengan persamaan Nernst. Sehingga
adanya perbedaan yang kecil dari konsentrasi analit, akan memberikan perbedaan
tegangan.
Elektroda indikator secara umum dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu :

a. Elektroda indikator logam

Elektroda logam adalah elektroda yang dibuat dengan menggunakan lempengan logam
atau kawat yang dicelupkan ke dalam larutan elektrolit.

b. Elektroda redoks ( inert )

Logam mulia seperti platina, emas, dan paladium bertindak sebagai elektroda indikator
pada reaksi redoks. Fungsi logam semata-mata untuk membangkitkan kecenderungan
system tersebut dalam mengambil atau melepaskan electron; logam itu sendiri tidak ikut
serta secara nyata dalam reaksi redoks, potensialnya merupakan fungsi Nersnt dari rasio
aktivasi aFe2+/aFe3+.Tentu saja, inert merupakan ukuran relatif, dan platina tidak kebal
dari serangan-seranga oksidator kuat, terutama dalam larutan dimana kompleksasi bias
menstabilkan Pt(II) melalui pembentukan spesies

Keuntungan dan kerugian potensiometri.

A. keuntungan motode potensiometri

1. Bisa dilakukan untuk semua titrasi

2. Kurva titrasi berhubungan antara potensial terhadap volume titran

3. Digunakan bila :

 Tidak ada indikator yang sesuai

 Daerah titik equivalen sangat pendek

B. kekurangan metode potensiometri

1. diperlukan pencampuran yang akurat dari volume standar maupun sampel yang
akan diukur.

2. diperlukan perhitungan yang lebih rumit.

3. konsentrasi sampel harus diketahui.

Anda mungkin juga menyukai