Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER

(TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

JURNAL

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh :

LEONARD PRASETIO
NIM. 115060100111064

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

2015
Perencanaan Alternatif Struktur Baja Gedung MIPA
Center (Tahap I) Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya Malang

Leonard Prasetio, Ari Wibowo, M. Taufik Hidayat


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Jalan Anjasmoro 26, Malang 65112, Indonesia
Email: leonard_prasetio@yahoo.com

Abstrak
Saat ini kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan semakin tinggi, hal ini
dimanfaatkan beberapa perguruan tinggi untuk menambah mahasiswa. Peningkatan jumah
mahasiswa tidak sebanding dengan tersedianya lahan, oleh karena itu bangunan tinggi merupakan
salah satu solusi untuk menyelasaikan masalah tersebut. Masalah yang sering timbul pada
perencanaan bangunan tinggi adalah kemampuan struktur dalam menahan gempa. Maka dari itu,
setiap bangunan tinggi harus direncanakan taha terhadap gempa. Sehingga tujuan penulisan skripsi
ini untuk menjelaskan bagaimana perencanaan struktur baja yang mampu menahan gaya gempa
yang menggunakan sistem struktur SRPM.

I. Pendahuluan yang akhirnya dapat mengurangi juga beban


gempa yang terjadi.
Penulis melakukan perencanaan
alternatif struktur baja karena kurang Disamping manfaat yang dijelaskan
diterapkannya penggunaan struktur baja tersebut, baja juga memiliki beberapa
sebagai struktur utama suatu bangungan. kerugian yaitu perawatan yang diperlukan
Seringkali kita jumpai hanya material beton harus lebih rutin dan khusus dibanding beton
bertulang sebagai struktur utama karena itu khususnya yang berhubungan langsung
dengan perencanaan ini diharapkan dapat dengan udara atau air. Resiko tekuk yang
mengetahui manfaat dari penggunaan terjadi pada baja juga besar karena salah
material baja sebagai struktur utama. satu kelemahan baja yaitu terjadinya tekuk
pada penampang langsing. Baja juga
Kita tahu bahwa baja memiliki ciri
memiliki ketahanan terhadap suhu tinggi
khas yang dapat menguntungkan dalam
yang lemah, hal ini berbahaya apabila
bidang konstruksi dibandingkan dengan
bangunan mengalami kebakaran.
material beton. Seperti pembuatannya, profil
baja dibuat di pabrik (fabricated) sehingga Oleh karena itu penulis berharap
kualitas mutu dan ukuran antar satu profil dengan adanya perencanaan alternatif
dengan lainnya bisa dikendalikan menggunakan struktur baja ini dapat
(homogenitas tinggi). Berat jenis pada baja mengetahui perilaku baja apabila digunakan
juga lebih ringan bila dibandingkan beton, sebagai struktur utama suatu bangunan.
hal ini menguntungkan karena dapat Mengetahui dimensi yang diperlukan
mengurangi berat keseluruhan bangunan
khususnya untuk Gedung MIPA Center • Profil WF 18x243 (B2)
(Tahap I) dengan ketinggian 8 lantai.
• Profil WF 30x292 (B3)
II. Metode Penelitian
Sedangkan kolom yang digunakan
Penuli mengumpulkan informasi antara lain:
tentang gedung MIPA Center (Tahap I)
• Kolom portal tengah lantai 1 sampai 7
seperti denah, lokasi, fungsi bangunan,
digunakan profil WF 33x318 (K1)
tinggi bangunan, dan lain lain. Data ini
dibutuhkan untuk melakukan pendimensian • Kolom tepi digunakan profil WF
awal serta pembebanan awal. 30x292 (K2)
Penentuan dimensi awal dilakukan Tabel 1 Rekapitulasi kelangsingan profil
dengan tujuan mendapatkan berat sendiri balok
dari profil yang akan digunakan. Dimensi
balok kolom menggunakan profil yang Balok Profil Penampang
tersedia di AISC. Setelah dimensi awal
dilakukan langkah berikutnya adalah B1 WF 3,286 10,686 16,7 105,6 Kompak

pembebanan. Pembebanan terdiri dari 3 hal 18x192


yaitu beban hidup, beban mati dan beban B2 WF 2,773 10,686 13.8 105,6 Kompak
gempa. Beban hidup antara lain seperti 18x234
beban pekerja, beban guna bangunan, dan B3 WF 4,135 10,686 26.2 105,6 Kompak
lain-lain. Beban mati antara lain berat plat,
30x292
berat, dinding, atap. Lalu beban gempa
menggunakan analisis respon spektrum.
Setelah tahapan di atas sudah Tabel 2 Rekapitulasi jarak antar pengekang
dilakukan maka input data untuk lateral pada balok
mendapatkan hasil analisis statika
menggunakan program STAAD PRO V8i.
Balok Profil L (mm) Lb (mm) Kontrol
Langkah berikutnya setelah mendapatkan
hasil adalah melakukan kontrol desain WF
B1 5400 7069.800 Ok
antara lain kontrol momen, geser, aksial dan 18x92
lendutan. Apabila hasilnya masih sesuai WF
ekspektasi maka profil balok dan kolom B2 5400 7221,839 Ok
18x234
dapat digunakan sedangkan bila tidak maka
WF
mengulangi dari langkah penentuan dimensi B3 9000 9071.644 Ok
awal. 30x292

Setelah hasil kontrol dan sesuai


ekspektasi, penulis menggambar detail
balok, kolom, serta sambungan yang
Mu
digunakan pada bangunan. Diharapkan hasil Balok Profil Mn (Kgm) Kontrol
(Kgm)
yang diperoleh dapat sesuai dan bermanfaat.
WF
B1 98084,314 113518,879 ok
18X192

III. Hasil dan Pembahasan WF


B2 55815,098 155824,051 ok
Berikut profil WF yang digunakan 18X234
sebagai balok dalam komponen struktur baja WF
gedung MIPA Center (Tahap I) B3 140120,6 373695,687 ok
30X292
• Profil WF 18x192 (B1) Tabel 3 Rekapitulasi kuat lentur balok
Tabel 7 Rekapitulasi kuat rencana kolom
Kolo kontro
m profil Nu (kg) ΦNn (kg) l
Tabel 4 Rekapitulasi kuat geser balok
WF 131945,0 979377,44
K1 33x318 5 6 ok
Balok Profil Vu (kg) ΦbVn (kg) Kontrol
WF 854930.81
WF K2 30x292 81711,47 8 ok
B1 32774,62 135110,062 Ok
18X192
WF
B2 90993,58 163064,786 Ok Tabel 8 Rekapitulasi kelangsingan profil
18X234
WF kolom
B3 37056,78 2403899,803 Ok
30X292
kolo kont
m profil rol

Tabel 5 Rekapitulasi lendutan balok WF


33x3 28.7 41.8
∆maks K1 18 00 65.057 00 ok
Balok ∆ijin (mm) Kontrol
(mm) WF
Bentang 9 30x2 26.2 41.8
2,743 25 Ok
m K2 92 00 68.216 00 ok
Bentang 5,4
13,819 15 Ok
m
Tabel 9 Rekapitulasi kombinasi aksial lentur
Bentang 4,2
4,455 11,667 Ok kolom
m
Bentang
2,331 8,958 Ok kolom profil Mu kontrol
3,15 m
Bentang 2,7 WF
2,606 7,5 Ok K1 33x318 211433.080 0.656 ok
m
Bentang WF
1,027 5,972 Ok K2 30x292 170862.600 0.565 ok
2,15 m
Bentang 1,8
0,409 5 Ok
m Lalu setelah kontrol balok kolom,
dilakukan penghitungan sambungan, antara
lain sebagai berikut
Kontrol kolom terdiri dari kontrol tebal
daerah panel, kuat rencana, hubungan balok
kolom. Tabel 10 Rekapitulasi tebal pelat
penyambung dan jumlah baut
Tabel 6 Rekapitulasi tebal daerah panel
kolom profil Tw (dz+wz)/90) kontrol badan Sayap
kolom profil tp n tp n
WF
K1 33x318 26.416 16.854 ok (mm) baut (mm) baut

WF WF

K2 30x292 25.908 12.745 ok B3 30x292 20 4 25 24


Tabel 11 Rekapitulasi tebal dan panjang las IV. Kesimpulan
sudut antara balok induk dan balok anak Perencanaan Gedung MIPA Center (tahap I)
badan Sayap Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
balok profil
Alam Universitas Brawijaya Malang
a Lw a Lw
menggunakan struktur baja memiliki beberapa
(mm) (mm) (mm) (mm)
kelebihan, yaitu kekakuan lantai meningkat, dan
WF panjang bentang layan untuk balok tertentu bisa
B1 10 215 20 570
18x192 lebih panjang. Balok dan kolom yang digunakan
WF pada perencanaan ini adalah balok baja dan
B2 20 300 20 780 kolom baja dengan profil WF. Gedung ini
18x234
dirancang mampu menahan gaya gempa
menggunakan sistem struktur yaitu, sistem
Tabel 12 Rekapitulasi tebal dan panjang las struktur rangka pemikul momen (SRPM) dan
konsep perencanaan yang digunakan adalah
sudut sambungan balok-kolom
LRFD. Beban dianalisis dengan metode respon
badan sayap spectra dengan bantuan program aplikasi analisis
balok profil a Lw a Lw truktur.
(mm) (mm) (mm) (mm)
WF
B1 10 215 20 570 Daftar Pustaka
18x192
WF [1] Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan Struktur
B2 20 300 20 780 Baja dengan Metode LRFD. Semarang: Gelora
18x234
Aksara Pratama
WF
B3 20 130 20 510 [2] Badan Standarisasi Nasional. 2002. Standar
30x292
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung, Standar Nasional Indonesia
03-1726-2002. Jakarta: Departemen Pekerjaan
Umum.
Tabel 13 Rekapitulasi tebal pelat penyambung
[3] Badan Standarisasi Nasional. 1983.
dan jumlah baut Peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung.
Bandung: Departemen Pekerjaan Umum.
badan sayap
kolom profil tp n tp n [4] Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata
Cara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan
(mm) baut (mm) baut
Gedung, Standar Nasional Indonesia 03-1729-
WF 2002. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
K1 33x292 18 4 25 26
WF
K2 30x292 12 4 25 24

Sehingga profil dapat digunakan pada


Gedung MIPA Center (Tahap I) Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Brawijaya Malang.

Anda mungkin juga menyukai