momen dan gaya lintang maksimum pada beban tertentu. Dari hasil hitung-hitungan yang
telah dilakukan sebatas beban titik yang bekerja tidak sangat berlebihan, maka pelat sistem
cakar ayam masih berperilaku elastis. Dalam hitungan, jika nilai-nilai lendutan, momen dan
gaya lintang untuk beban 1 ton sudah diperoleh, maka untuk beban-beban yang lain, nilai-
nilainya dapat dihitung secara proposiona. Dengan demikian, untuk beban titik Q sembarang
(Q maksimum sekitar 20 ton), maka digunakan persamaan :
Lendutan Maksimum :
𝛿1 = 𝑄 𝛿0 (7.4)
dengan,
𝛿0 , 𝑀0 , 𝐷0 = Lendutan, momen dan gaya lintang untuk beban Q sembarang (Q ≤20 ton) .
Sebagi contoh, misalnya untk beban Q = 1 ton (10 kN), dengan menggunakan salah satu
dari Gambar 7.15 sampai Gambar 7.18 diperoleh lendutan maksimum 0,2 mm. Maka
untuk beban Q = 10 ton, lendutan maksimum 𝛿𝑄 = Q𝛿0 = 10 x 0,2 mm = 2 mm. Cara yang
sama untuk menghitung momen dan gaya lintang pada beban sembarang.
Dalam perancangan beban rancangan perlu dikalikan dengan faktor beban. Mengacu pada
SNI-2847-2002, untuk struktur yang menahan beban hidup, maka faktor beban yang
digunakan adalah 1,6. Sebagai contoh, bila beban rancangan untuk satu roda kendaraan
adalah 10 ton, maka dalam perancangan digunakan beban Q = 16 ton.
Gambar 7.15 Hitungan cakar ayam modifikasi tanpa pelat penutup tepi untuk beban 1 ton di
pusat (Hardiyatmo,2010)
Gambar 7.16 Hitungan sistem cakar ayam modifikasi tanpa pelat penutup tepi untuk
beban 1 ton di tepi (Hardiyatmo,2010)
Gambar 7.17 Hitungan sistem cakar ayam modifikasi dengan pelat penutup tepi untuk
beban 1 ton di pusat (Hardiyatmo,2010)
Gambar 7.18 Hitungan sistem cakar ayam modifikasi dengan pelat penup tepi untuk
beban 1 ton di tepi (Hardiyatmo, 2010)
7.10 MODULUS REAKSI TANAH-DASAR EFEKTIF
Data tanah yang penting untuk perancangan Sistem Cakar Ayam, adalah modulus reaksi
tana-dasar vertikal (kv). Nilai kv diperoleh dari uji beban pelat (plate load test atau plate
bearing test). Nilai kv secara pendekatan dapat ditentukan dari hubungan CBR dan k, yang
disarankan oleh Austroads (1997) dan FAA (1995).
Dalam sistem CAM, di atas tanah-dasar, terdapt lapisan pasir urung tebal 15-20 cm dan
lantai kerja tebal 5-10 cm. Kedua Lapisamtersebut akan menaikan nilai modulus reaksi tanah-
dasar (k) efektif yang akan diperhitungkan dalam perancangan sistem CAM. Austroad (1992)
dan Pd.T-14-2003 mengusulkan kenaikan CBR oleh pengaruh lapis pondasi bawah seperti
ditunjukan dalam Gambar 7.20 . Dalam gambar tersebut, yang dimaksud campuran beton
kurus (CBK) adalah beton yang mempunyai kuat tekan pada umur 28 hari minimum 5 mpa
(50𝑘𝑔/𝑐𝑚2 )
Gambar 7.20 CBR tanah dasar efektif dan tebal pondasi bawah (Austroad,1992; Pd. T -
14-2003).
1. Pelat beton sistem CAM yang bertulangan rangka, dalam hitungan dianggap pelat
beton bertulangan tunggal.
2. Jumlah tulangan atas disamakan dengan tulangan bawah dan jumlah tulangan bagi
atau tulangan arah memanjang disamakan dengan arah melintang. Hal ini untuk
mengantisipasi hal-hal sebagai berikut :
a) Defleksi pelat sistem CAM dalam arah memanjang akibat penurunan tak
seragam tanah dibawah sistem CAM.
b) Pengaruh ketidakseragaman kepadatan material atau tanah-dasar dibawah
pelat sistem CAM yang mengakibatkan defleksi dan pengurangan daya
dukung material/tanah dibawah pelat tersebut. Akibat beban lalulintas
berat yang bertulang-tulang dan kepadatan yang tidak seragam, dibawah
pelat(atau lantai kerja) akan timbul rongga yang dapat mengurangi daya
dukung perkerasan.
c) Pengaruh perubahan suhu dan susut beton dalam arah melintang.
d) Lendutan akibat beban kendaraan dalam arah memanjang.
Dalam penulangan sistem Cakar Ayam Modifikasi, data yang telah diketahui lebih dulu
adalah :
Dari data tersebut kemudian dihitung kebutuhan luas tulangan pelatnya. Menurut SNI 03-
2847-2002, distribusi tegangan dan regangan pada penampang pelat beton bertuangan
tunggal yang dibebani lentur adalah seperti yang ditunjukan dalam Gambar 7.22.
𝑐 = Jarak antara garis netral dan tepi serat beton tekan (mm)
Dalam perancangan sistem CAM, mengacu pada SNI-2847-2002, maka untuk struktur
yang menahan beban hidup, maka digunakan faktor beban 1,6. Dalam perancanagan
Tulangan pelat, nilai ini digunakan sebagai faktor pengalih dari beban roda rencana yang
bekerja pada sistem CAM. Penggunaan faktor beban antara lain dimaksudkan untuk
mengantisipasi kemungkinan adanya beban yang lebih besar dari yang ditetapkan.
Perancangan tulangan pelat sistem CAM dilakukan mengacu pada SNI 03-2847-2002,
dengan menggunakan persamaan-persamaan sebagai berikut :
2. Letak garis netral dengan menganggap modulus elastisitas baja baja 𝐸𝑠 = 200.000
mpa.
600𝑑
𝑐= (7.8)
600 +𝑓𝑦
Jika didefinisikan,
𝑀
𝐾 = 𝜙𝑏𝑑𝑢 2 (7.11)
Maka,
2𝐾
𝑎 = (1 − √1 − 0.85𝑓, ) 𝑑 (7.12)
𝑐
7. 𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛 tulangan tarik, dipilih nilai yang paling besar dari 2 persamaan :
𝑏𝑑√𝑓𝑐,
𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛 = (7.17a)
4𝑓𝑦
Atau
1,4𝑏𝑑
𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛 = (7.17b)
𝑓𝑦
Rasio tulangan didefinisikan sebagai 𝜌 = 𝐴𝑠 /𝑏𝑑. Rasio tulangan dipilih yang paling
besar dari :
𝑓,
𝜌𝑚𝑖𝑛 = 4𝑓𝑐 (7.18a)
𝑦
Atau
1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = (7.18b)
𝑓𝑦