Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean
governance) sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan keniscayaan tersebut, namun dalam implementasinya masih belum sesuai harapan. Hal ini ditandai dengan banyaknya keluhan masyarakat atas buruknya layanan aparatur pemerintahan. Masih banyaknya ketidakpuasan masyarakat atas layanan aparatur yang tidak sejalan dengan slogan atau promosi institusinya. Misalnya terkait dengan maraknya praktik suap untuk mendapatkan layanan yang diistimewakan (lebih cepat dan lebih mudah), kinerja aparatur yang lebih berorientasi pada rutinitas pelaksanaan tugas, rendahnya kreativitas untuk menghasilkan layanan inovatif, serta rendahnya kesadaran aparatur atas perlunya layanan yang adil dan bermutu kepada seluruh masyarakat tanpa membedakan status sosial. Sebagai seorang apaparatur pemerintahan ASN harus mampu membedakan tindakan yang menghargai efektivitas, efisiensi, mengandung inovasi, dan kinerja yang berorientasi mutu, khususnya dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Efisiensi diukur dari ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga dapat diketahui ada atau tidak adanya pemborosan sumberdaya, penyalagunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur. Tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. Sedangkan Tingkat efektivitass, diukur dari ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan. Inovasi muncul karena adanya dorongan kebuuhan organisasi/ perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Inovasi dilandasi oleh keberanian berinisiatif untuk menampilkan kreativitas, sehingga inovasi akan menjadi faktor yang membuat organisasi tumbuh, berubah, berkembang, dan berhasil. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/ jasa yang diberikan kepada pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Keberhasilan institusi pemerintah memberikan layanan kepada masyarakat akan sangat bergantung pada mutu sumberdaya manusia serta bagaimana potensi mereka diberdayakan oleh pimpinannya. Setiap institusi pemerintah harus memiliki target capaian kinerja bermutu, baik kinerja individual maupun kinerja organisasional. Mutu merupakan persepsi pengguna layanan terhadap kemampuan suatu organisasi dalam menjawab kebutuhan dan harapan pelanggan. Sehingga setiap organisasi dituntut untuk memperbaiki kinerjanya secara terus menerus. sasaran strategis institusi penyelenggara pemerintahan adalah kepuasan masyarakat Masyarakat yang merasa puas atas layanan aparatur termotivasi untuk berpartisipasi aktif menyukseskan berbagai program pemerintah. Alangkah baiknya apabila seluruh aparatur penyelenggara pemerintahan dapat menampilkan kinerja yang merujuk pada nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan kepada publik. Setiap individu aparatur turut memikirkan bagaimana langkah perbaikan yang dapat dilakukan dari posisinya masing- masing. Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan target masing- masing. Pada level fungsional bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di masing- masing unit kerja. Inovasi proses dilakukan melalui reformasi birokrasi dengan memberikan metode pelayanan baru (misalnya layanan satu atap, layanan melalui pemangkasan birokrasi), penggunaan teknologi baru, prosedur kantor yang disederhanakan, dan percepatan waktu layanan. Inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan akan senantiasa dikaitkan dengan aspek kebaruan (novelty) yang terjadi dalam layanan yang diberikan. Pemutakhir an data penduduk, pemetaan lokasi sekolah, penyusunan program kerja baru, evaluasi kinerja berkelanjutan, catatan laporan keuangan, merupakan bukti adanya kebutuhan untuk terus memperbaharui data dan informasi di lingkungan instansi pemerintah. Dengan berbekal data yang akurat dan dapat diakses dengan cepat, maka keputusan yang diambil pimpinan akan tepat pada sasaran, tetap aktual, dan sesuai dengan kondisi nyata (bersifat kontekstual). Aktualisasi nilai-nilai dasar komitmen mutu dalam pelaksanaan tugas aparatur akan mendorong terciptanya budaya kerja unggul yang dapat menumbuhkan keberanian untuk menampilkan kreativitas dan inovasi. Dengan demikian, pergeseran orientasi kerja diharapkan dapat memotivasi aparatur untuk mengubah perilaku dan memunculkan mindset baru. Orientasi kerja bukan pada kewajiban menjalankan rutinitas kegiatan, melainkan pada semangat pengabdian untuk memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat walaupun harus menghadapi banyak kendala.