Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

REKAYASA LINGKUNGAN
BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

OLEH KELOMPOK VII :

ALHAMDI ALDHI (218190045)


ABD RAHAMAN (218190065)
MUH FAIZAL (218190056)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah berjudul “Bangunan Ramah Lingkungan (Green Building)”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah rekayasa lingkungan.

Penerapan desain dan kontruksi bangunan memang sangat penting sebaiknya menerapkan
pembangunan yang berkelanjutan, maksud berkelanjutan adalah dalam pembangunan harus
memperhatikan lingkungan sekitar, ramah lingkungan dan melakukan penghematan. Apa
itu green building? Mengapa harus menerapkan konsep green building pada zaman sekarang?
Bagaimana proses green building? Pertanyaan inilah yang menjadi fokus makalah yang
penulis susun. Sejalan dengan hal itu, makalah ini membahas hal bangunan ramah lingkungan
dan aplikasinya. Dengan uraian yang komprehensif, diharapkan pemahaman bukan hanya
sekedar teori melainkan lebih jauh pada tataran aplikasi. Penyusun menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran pada semua pihak demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata Semoga apa yang telah kami kerjakan ini dapat
bermanfaat khususnya bagi kami dan umunya bagi semua pihak. Amin.

Parepare, 2 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………….


DAFTAR ISI ……………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………..
1. Latar Belakang
………………………………………………

1. Rumusan Masalah
……………………………………………

1. Tujuan Makalah
……………………………………………..

1. Kegunaan Makalah
………………………………………….

1. Prosedur
Makalah……………………………………………

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………

1. Tinjauan Pustaka…
……………………………………………..
1. Definisi Green
Building ……………………………………………

2. Konsep Green
Building ……………………………………………
….
3. Pembahasan
……………………………………….………….
1. Penggunaan Energi Matahari
……………………………
2. Konstruksi Dan Material Rumah Ramah
Lingkungan ….
3. Rumah Tinggal Dan Kebutuhan
Energi …………………
4. Konsep Hemat Energi Atau Sadar Energi
………………

BAB III SIMPULAN


………………………………………………………………………

1. Simpulan …………………………………………………
2. Saran …………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi ramah lingkungan telah ramai dikampanyekan, masyarakat dikenalkan dengan


konsep ramah lingkungan, misal prinsip pemisahan sampah organik dan anorganik, serta
penggunaan plastik dan sabun yang bisa terdegradasi. Selain itu perusahaan-perusahaan juga
mulai diwajibkan untuk menggunakan teknologi yang ramah lingkungan dan penanganan
pengolahan limbah sesuai dengan standard yang telah ditetapkan oleh badan yang terkait,
misalnya dengan adanya ISO 4001 tentang lingkungan. Kelangkaan BBM & BBG serta
fenomena global warming menyebabkan setiap bidang keilmuwan berlomba untuk
melakukan inovasi penggunaan energi-energi alternatif selain minyak dan gas bumi, serta
berlomba menciptakan dan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan Green
Technology. Energi alternatif yang banyak dieksplorasi oleh para ahli agar bisa digunakan
sebagai pengganti BBM dan BBG adalah energi matahari, angin, biofuel, biogas, dan
bioetanol.

Rumah merupakan elemen terdekat dan terkecil yang merupakan tempat singgah dari subjek
(pelaku utama) pengguna energi BBM & BBG serta sebagai produsen dari limbah baik secara
langsung maupun tidak langsung. Para ahli baik itu arsitek maupun teknokrat sedang dan
telah melakukan berbagai inovasi untuk menciptakan rumah yang hemat energi dan ramah
lingkungan.

Indonesia merupakan negara tropis yang dilewati oleh garis katuliswa sehingga dilimpahi
sinar matahari yang cukup sepanjang tahun, serta suhu yang cukup stabil. Dengan
memperhatikan kondisi geografis tersebut, maka energi alternatif matahari sangat cocok
diterapkan di Indonesia. Konstruksi bangunan rumah juga harus memperhatikan unsur
penggunaan bahan/material dan bentuk bangunan yang mampu mengurangi penggunaan
lampu untuk pencahayaan, AC untuk pendingin, sistem pembuangan yang baik.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut.

1. Apakah yang dimaksud dengan green building?


2. Bagaimana konsep Green Building?
3. Apa manfaat dari Pembangunan Green Building?
4. Bagaimana rumah tinggal dan kebutuhan energi Dr. Heinze Frick?

C. Tujuan Makalah

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan ide pembangunan rumah yang
ramah lingkungan dan hemat energi yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.

D. Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun
secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep penelitian
pengelolaan bangunaan ramah lingkungan (konsep green building). Secara praktis makalah
ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya


tentang konsep penelitian pengelolaan bangunaan ramah lingkungan (konsep green
building);
2. Pembaca, sebagai media informasi tentang konsep penelitian tindakan kelas baik
secara teoritis maupun praktis.

E. Prosedur Makalah

Makalah ini dsusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan meguraikan permasalahan yang
dibahas secara jelas dan konprehensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan
menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan
membaca berbagai lteratur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan
teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data
tersebut dalam konteks tema makalah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Definisi Green Building

Green building (juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan)
mengacu pada struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup-bangunan: mulai dari
penentuan tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi pembongkaran,
dan. Hal ini membutuhkan kerjasama yang erat dari tim desain, arsitek, insinyur, dan klien di
semua tahapan proyek. Praktik Green Building memperluas dan melengkapi desain bangunan
klasik keprihatinan ekonomi, utilitas, daya tahan, dan kenyamanan.

Green construction ialah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya


konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang
ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah.
Gerakan konstruksi hijau ini juga identik dengan sustainbilitas yang mengedepankan
keseimbangan antara keuntungan jangka pendek terhadap resiko jangka panjang,dengan
bentuk usaha saat ini yang tidak merusak kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masa
depan.

2. Konsep Green Building

Konsep pembangunan berkelanjutan dapat ditelusuri dengan energi (minyak terutama fosil)
krisis dan pencemaran berwawasan lingkungan pada tahun 1970. Gerakan green building di
Amerika Serikat berasal dari kebutuhan dan keinginan untuk lebih hemat energi dan
ramahlingkungan konstruksi praktek. Ada sejumlah motif untuk membangun hijau, termasuk
manfaat lingkungan, ekonomi, dan sosial. Namun, inisiatif keberlanjutan yang modern
panggilan untuk desain terpadu dan sinergis untuk kedua konstruksi baru dan dalam
perkuatan struktur yang ada. Juga dikenal sebagai desainyangberkelanjutan, pendekatan ini
mengintegrasikan membangun siklus hidup dengan setiap praktik hijau digunakan dengan
tujuan desain-untuk menciptakan sinergi antara praktek yang digunakan.

Green building menyatukan array yang luas dari praktek, teknik, dan keterampilan untuk
mengurangi dan akhirnya menghilangkan dampak bangunan terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia. Hal ini sering menekankan mengambil keuntungan dari
sumberdayaterbarukan, misalnya, menggunakan sinar matahari melalui solarpasif, suryaaktif,
dan fotovoltaik teknik dan menggunakan tanaman dan pohon-pohon melalui ataphijau,
tamanhujan, dan pengurangan air hujan run-off. Banyak teknik lain yang digunakan, seperti
menggunakan kayu sebagai bahan bangunan, atau menggunakan beton kerikil atau permeabel
dikemas bukan beton atau aspal konvensional untuk meningkatkan pengisian air tanah. Di
sisi estetika arsitektur hijau atau desain yang berkelanjutan adalah filosofi merancang
bangunan yang harmonis dengan fitur alam dan sumber daya sekitar situs. Ada beberapa
langkah kunci dalam merancang bangunan berkelanjutan: menentukan ‘hijau’ bahan
bangunan dari sumber-sumber lokal, mengurangi beban, sistem mengoptimalkan, dan
menghasilkan di tempat energi terbarukan.

Aplikasi dari konstruksi hijau pada tahap perencanaan terlihat pada beberapa desain
konstruksi yang memperoleh award sebagai desain bangunan yang hemat energi, dimana
sistem bangunan yang didesain dapat mengurangi pemakaian listrik untuk pencahayaan dan
tata udara.Selain itu berbagai terobosan baru dalam dunia konstruksi juga memperkenalkan
berbagai material struktur yang saat ini menggunakan limbah sebagai salah satu
komponennya, seperti pemakaian flyash, silica fume pada beton siap pakai dan beton pra
cetak. Selain itu terobosan sistem pelaksanaankonstruksi juga memperkenalkan material yang
mengurangi ketergantungan dunia konstruksi pada pemakaian material kayu sebagai
perancah.

Pemakaian material/bahan bangunan yang banyak digunakan seperti kaca, beton, kayu,
asphalt, baja dan jenis metal lainnya ditengarai dapat menimbulkan efek pemanasan global
yang signifikan dan menyebabkan perubahan iklim di dunia. Ingat kan penggunaan kaca
gelap/ kaca yag dapat memantulkan cahaya matahari yang biasanya digunkan pada gedung-
gedung tinggi/bertingkat yang biasa disebut dengan kaca film ribben. Jelas-jelas itu sangat
merugikan karena menghantarkan cahaya matahari kembali ke atmosfer bumi dan terjadilah
penumpukan sehingga suhu bumi semakin panas. Empat aspek utama yang perlu
dipertimbangkan dalam membangun green building yaitu:

Material

Material yang digunakan untuk membangun haruslah diperoleh dari alam, merupakan sumber
energi terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan, atau bahan bangunan yang didapat
secara lokal untuk mengurangi biaya transportasi. Daya tahan material bangunan yang layak
sebaiknya tetap teruji, namun tetap mengandung unsur bahan daur ulang, mengurangi
produksi sampah, dan dapat digunakan kembali atau didaur ulang.

Energi

Penerapan panel surya diyakini dapat mengurangi biaya listrik bangunan. Selain itu,
bangunan juga selayaknya dilengkapi jendela untuk menghemat penggunaan energi (terutama
untuk lampu serta AC). Untuk siang hari, jendela sebaiknya dibuka untuk mengurangi
pemakaian listrik. Jendela tentunya juga dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas
penghuninya. Green building juga harus menggunakan lampu hemat energi, peralatan listrik
hemat energi lain, serta teknologi energi terbarukan seperti turbin angin dan panel surya.

Air

Penggunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem tangkapan air hujan. Cara ini akan
mendaur ulang air yang misalnya dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau menyiram
toilet. Gunakan pula peralatan hemat air, seperti pancuran air beraliran rendah, tidak
menggunakan bathtub di kamar mandi, menggunakan toilet flush hemat air atau toilet
kompos tanpa air, dan memasang sistim pemanas air tanpa listrik.

Kesehatan

Gunakan bahan-bahan bagunan dan furnitur yang tidak beracun serta produk dapat
meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, untuk mengurangi risiko asma, alergi, dan
penyakit lainnya. Bahan-bahan yang dimaksud adalah bahan bebas emisi, rendah atau non-
VOC, dan tahan air untuk mencegah datangnya kuman dan mikroba lainnya. Kualitas udara
dalam ruangan juga dapat ditingkatkan melalui sistim ventilasi dan alat-alat pengatur
kelembaban udara.

Ada 6 (enam) aspek yang menjadi pedoman dalam evaluasi penilaian Green Building

o · Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development / ASD)


o · Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency & Conservation / EEC)
o · Konservasi Air (Water Conservation / WAC)
o · Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle / MRC)
o · Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and Comfort / IHC)
o · Manajemen Lingkungan Bangunan

3.Manfaat Pembangunan Green Building

Manfaat Lingkungan

 · Meningkatkan dn melindungi keragaman ekosistem


 · Memperbaiki kualitas udara
 · Memperbaiki kualitas air
 · Mereduksi limbah
 · Konservasi sumber daya alam

Manfaat Ekonomi

 · Mereduksi biaya operasional


 · Menciptakan dan memperluas pasar bagi produk dan jasa hijau
 · Meningkatkan produktivitas penghuni
 · Mengoptimalkan kinerja daur hidup ekonomi

Manfaat Sosial

 · Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni


 · Meningkatkan kualitas estetika
 · Mereduksi masalah dengan infrastruktur lokal
B. Pembahasan

1. Proses Inovasi dan Desain (Innovation and DesignProcess/ ID).

Langkah awal yang seharusnya dilakukan dalam setiap desain yang ramah lingkungan /
Ecodesign adalah menghindari kerusakan yang lebih lanjut dan memberikan solusi desain
untuk mempertahankanlingkungan tersebut. 9 Rumah Dr. Heinz Frick terletak di atas bukit
Simongan dekat sebuah kawasan industri di sisi Selatan Semarang. Bukit Simongan memiliki
jenis tanah yang kurang subur sehingga Ideal menjadi tempat tinggal bagi Dr. Heinz
Frick,karena tidak mengurangi lahan Produktif pertanian. Di sisi lain, sebagian bukit telah
terpapras untuk reklamasi pantai Semarang. Kondisi tersebut ternyata mengancam
kelangsungan komunitas yang tinggal di bukit itu. Sehingga, rumah ini memang dibangun
untuk melakukan advokasi untuk komunitas dalam mempertahankan lingkungan.

2. Lokasi dan hubungan (Location and Linkages/LL).

Pembangunan rumah oleh Dr. Frick merupakan usaha mempromosikan kepada masyarakat
tentang pentingnya desain berkelanjutan (promotion of people awareness forsustainable
design). Ternyata banyak penduduk yang makin mengerti dan menyukai desain rumah
ekologis tetapi kesulitan untuk menerapkankonsep karena faktor keuangan.

Denah Rumah Dr. Heinz Frick


Lingkungan Rumah Dr. Heinz Frick

3. Pengelolaan Tapak yang Berkelanjutan (Sustainable Sites/ SS).

Pemanfaatan lahan miring telah dipikirkan dalam desain bangunandengan lantai satu dan dua.
Sebaliknya, sebagian lahan tetap dipertahankan untuk daerah hijau yang digunakan untuk
kebun (80m2), tempat pengolahan kompos, tempat penampungan air hujan, septic tank,
tempat parkir kendaraan dan tanaman – tanaman, serta untuk penyerapan air hujan.10

4. Efisiensi Air (Water Efficiency/ WE).

Efisiensi Air diterapkan dalam bangunan dengan didasari pengalaman Dr. Frick selama 6
tahun tinggal di Kalimantan. Solusi penyediaan air bersih ditawarkan dengan pemanfaatan air
hujan untuk penggunaan air yang tidak diminum, seperti untuk mandi, menyiram kloset,
mencuci,mengepel dan menyiram tanaman. Sedangkan, air minum tetap diambil dari
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), biasanya digunakan untuk

minum, memasak dan kebutuhan dasar lainnya jika tidak terjadi hujan. 11 Air hujan dari atap
dikumpulkan dengan talang vertikal dan disalurkan oleh talang horizontal ke dua bak air di
permukaan tanah. Kemudian, sebuah pompa digunakan untuk memompa air hujan ke bak air
hujan ketiga di sisi Utara Rumah. Dari bak tersebut, air hujan disalurkan dengan prinsip
gravitasi ke kamar mandi, tempat cuci dan kran – kran lainnya. 12

Talang horisontal dan vertikal pengumpul air Hujan

Bak air hujan yang pertama (berukuran 12m3)


digunakan untuk keperluan rumah tangga. Air
hujan tersebut disaring secara sederhana dengan
kawat kasa. Bak dibuat dari lantai dan dinding
beton bertulang setebal 20 cm, mengingat
kualitas beton yang terlalu rendah. Kemudian
ditambahkan lapisan kimia khusus dan cat
kolam renang untuk membuat tangki kedap air.
Bak penampung air menghabiskan biaya lebih
dari 14juta Rupiah pada tahun 1999.13
Bak penampungan air hujan pertama (volume1 2m3)

Bak kedua berada di


sisi Timur rumah
(didepan Teras
Tempat Makan)
dengan tutup

saringan kawat kasa


untuk menyaring
kotoran dari atap dan
menghindari nyamuk
bersarang. 14

Bak penampungan air hujan kedua (volume 2m3)

Sebagai tambahan,
pemanfaatan Air
PDAM juga
digunakan. Air
PDAM ditampung
dalam tangki air, di
sisi Utara rumah,
sebelum
didistribusikan ke
Dapur. Tangki
berkapasitas 1m3.
Strategi penghematan
air dilakukan dengan
penggunaan shower
pada Kamar Mandi,
penghematan air
ketika mencuci, dll.

5. Energi dan Atmosfir (Energy andAtmosphere/EA).

Penghematan energi juga dilakukan dengan menghemat pemakaian listrik. Hal ini dilakukan
dengan desain bukaan pintu, jendela, dan ventilasi yang memungkinkan pencahayaan dan
penghawaan alami. Dengan demikian, energi listrik yang dipakai dapat diminimalkan
terutama pada siang hari. Solar panel juga digunakan di rumah ini sebagai penyedia listrik
untuk perangkat komputer pada rumah ini. Konsep pencahayaan alami diadopsi dengandesain
bukaan pada sisi utara, selatan dan timur. Cahaya langit bisa menjangkau hampir semua
bagian sehingga dapat menghemat penggunaan listrik hingga 50% dari tetangga – tetangga
lainnya. 16
Bak penampungan air hujan ketiga (1m3) dan bak penampungan air PDAM (1m3)

Pintu geser di Teras Tempat Makan yang dibuka pada siang hari

Konstruksi dinding Rumah ini menggunakan con-block (tebal 10 cm). Sedangkan, pada bagian yang
menghadapi sinar matahari, digunakan lapisan batu alam setebal 20 cm. Penggunaan lapisan batu
alam memperlambat radiasi panas matahari ke dalam ruangan selama 8.5 jam. Maka radiasi
matahari barat pada sore hari baru mencapai bagian dalam ruangan pada malam hari. Strategi ini
dilakukan untuk memenuhi Aspek efektivitas dan efisiensi biaya (cost effectiveness &
efficiency).Pada bagian sisi rumah barat yang paling panas terdapat jendela dengan
menggunakan sirap sehingga panas matahari tidak masuk ke dalam bangunan secara
langsung. Tetapi sirip –sirip ini juga teptai mengijinkan terjadinya ventilasi silang.

6. Material dan Sumber Daya (Materials and Resources/ MR).

Penggunaan bahan material bangunan sebagian besar adalah material bekas seperti: kayu
bekas bekisting, ubin bekas, limbah kertas, limbah kayu, besi beton, tiang listrik bekas,
pegangan pintu bekas, panel listrik bekas. Material ramah lingkungan juga diterapkan seperti
cat dan pembersih.18 Ini juga merupakan strategi yang berhasil untuk Aspek efektivitas dan
efisiensi biaya (cost effectiveness & efficiency). Kayu bekisting yang digunakan dalam
pengecoran rumah berasal dari Kalimantan. Kayu usuk Bangkirai (5x7cm) dari sumber yang
sama dimanfaatkan untuk konstruksi rangka langit-langit dan pagar teras.
Pagar Teras Tempat Makan Pecahan keramik dari UNIKA

Digunakan ulang secara kreatif untuk finishing dinding dan lantai Kamar Mandi Tamu. Langit
– langit rumah didesain dengan banyak material bekas. Papan – papan akustikdari
Vermiculit21, yang dibongkar oleh Pelatihan Industri Kayu Atas (PIKA) dari tempat lain
,dimanfaatkan sebagai langit-langit di dapur,teras tempat makan dan ruang keluarga.
Papanbekas peti kemas digunakan untuk langit – langitselasar. Kayu – kayu bekas PIKA juga
digunakan untuk membuat lubang penghawaan

pada langit – langit dapur Kayu peti kemas bekas yang dipasang diselasar
Tangga pada teras barat, yang menuju ke tangki air atas, dibangun menggunakan tiang listrik
bekas sebagai balok tangga, lempengan besi sebagai anak tangganya, dicor dengan beton dan
difinishing dengan batu alam. Tangga pada Teras Barat Rumah dari bahantiang listrik bekas
Semua pegangan pintu Rumah ini digunakan kembali dari rumah yang lain dari Swiss.

7. Kualitas Udara Dalam Ruangan (Indoor Environmental Quality/EQ).

Semarang terletak pada 06º59’S 110º23’B, dengan 3 m di atas muka laut, sehingga termasuk
iklim tropis lembab. Temperatur harian antara 24-32ºc, curah hujan bulanan antara 60-
430mm/bulan, kelembaban siang hari 82-90%, kelembaban malam hari 59-78%, kecepatan
angin rata - rata 6-11 mph.26 Data – data tersebut mendasari konsep penghawaan alami
secara silang pada bangunan,yang dimaksimalkan dengan adanya bukaan seperti: jendela tipe
nako, lubang ventilasi di atas jendela dan pintu jalusi. Bukaan tersebut memaksimalkan
sirkulasi udara yang masuk dan mengurangi kelembaban dalam ruang. Kemudian, untuk
mengurangi dampak serangga pengganggu maka dipasanglah kawat kassa pada jendela dan
lubang angin.

Jendela nako pada Perpustakaan yang dilengkapi dengan sirip Lubang angin di atas jendela
pada Kamar Tidur
Pintu jalusi pada Kamar Tidur Tanaman rambat pada dinding eksterior

Sebagai elemen estetika dan penghijauan vertikal (vertical greenery), tanaman – tanaman
rambat ditanam pada sisi Barat dan Selatan Rumah. Efek dari tanaman vertikal ialah
menyejukkan suasana rumah.

8. Kesadaran dan Pendidikan (Awareness & Education/ AE). Dr. Frick beserta
keluarganya

benar-benar sadar akan pentingnya rumah yang ramah lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari
penerapan hemat energi, yakni dengan meminimalisasi penggunaan perangkat listrik. Selain
itu pemakaian air hujan dengan system yang dirancang oleh Dr. Frick, masih diterapkan
hingga sekarang. Tidak hanya oleh keluarga saja, kesadaran tersebut juga diajarkan kepada
keluarga yang membantu Dr Frick dan saat ini meninggali Rumah ini.

Sebagai catatan ada beberapa Aspek Ekonomi, yang dipenuhi dalam Rumah ini seperti:

1. Meningkatkan Kualitas Hidup Warga Lokal terutamMasyarakat


Berpenghasilan Rendah (Improving Quality of Live especiallyLocal Poor)

Dicapai dalam desain dengan menggunakan tenaga lokal dan material lokalseperti material
batako, batu alam, kayu daur ulang 29, atap genteng serta baja. Selain itu limbah daur ulang
juga digunakan.

2. Fungsionalitas (Functionality). Aspek fungsionalitas (functionality) dilakukan


dengan membuat fungsi bangunan yang optimal. Sebuah

kamar tidur utama, 2 kamar tidur tamu, 2 kamar mandi, teras barat merupakan bagian
bangunan yang termasuk zona privat (privat zone).Kemudian dapur, teras tempat makan,
ruang tinggal, perpustakaan dan tempat kerja serta teras selatan merupakan zona semi-privat
(semiprivatezone).
Ruang Tidur Utama

Kamar Mandi Tamu Dapur


3. Efektivitas dan Efisiensi Biaya (Cost Effectiveness & Efficiency).

Aspek efektivitas dan efisiensi biaya (cost effectiveness & efficiency) tercapai dengan
penggunaan struktur bangunan yang efektif secara biaya dan material bangunan, serta
finishing yang efisien. Sistem struktur yang efektif diterapkan dengan penggunaan pondasi
lajur beton yang berundak. Lantai bangunan merupakan lantai beton yang dilapisi lapisan
aspal untuk melindungi bangunan dari kelembapan dan iklim tropis.

Elemen bangunan terdiri dari pondasi lajur, sloof, kolom, balok, dinding, lantai serta atap.
pondasi yang dipilih oleh Dr. Frick ialah pondasi batu kali (cyclopean concrete). Tanah pada
lokasi merupakan tanah keras (harus digali dengan linggis). Karena itu, pondasi selebar 50
cm dan tinggi 40 cm sudah dapat menanggung beban yang ada. Selain itu sloof (beton
bertulang) berukuran 20 cm x 30 cm diletakkan untuk mengikat kolom satu sama lain. 33
Konstruksi pelat lantai berkubah con-block

dengan bentang sebesar 3 m diterapkan di atas bengkel dan bak penampung air hujan.
Tujuannya adalah untuk menghemat biaya konstruksi karena pelat lantai berkubah dapat
menyebabkan pengurangan tulangan baja.Tulangan beton tetap diterapkan pada ring balk
yang menerima beban horisontal yang cukup besar.

Penelitian Dr. Frick menemukan bahwa konstruksi pelat lantai berkubah con-block ini dapat
menahan beban sebesar 4 kN/m2 selama 24 jam tanpa terjadinya retak atau penurunan yang
berarti. Sehingga, konstruksi yang sama juga diterapkan di atas kamar – kamar Tidur untuk
mengurangi juga radiasi thermal.
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Desain Rumah karya Dr. Heinz Frick, Semarang,merupakan desain yang ramah
lingkungan sekaligus tetap terjangkau. Hal ini dibuktikan dengan terpenuhinya aspek-aspek
strategi desain LEED for Homes yang memiliki 8 poin utama. Selain itu dari aspek ekonomi
menggunakan acuan kerangka desain arsitektur berkelanjutan di Indonesia. Dapat
disimpulkan bahwa desain Rumah Dr. Heinz Frick ini merupakan solusi yang tepat untuk
Indonesia karena desainnya yang tepat guna dan terjangkau.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan untuk dapat dilakukan selanjutnya sebagai berikut:

1. Perlunya kesadaran dari semua pihak untuk bersama-sama mengembangkan dan


menerapkan penggunaan energi alternatif selain BBM & MIGAS.
2. Perlunya kesadaran dari tiap keluarga maupun pengembang/kontraktor agar
memperhatikan aspek hemat energi dan ramah lingkungan ketika merancang sebuah
rumah.
Daftar Pustaka

Abidin, Y. et al (2012). Kemampuan Menulis dan Berbicara Akademik. Bandung: Rizqy


Press.

Sulistiyowati.(2009).Pengelolaan Bangunan Ramah Lingkungan.Jakarta: Kementrian Negara


Lingkungan Hidup.

http://qotadahamran.blogspot.co.id/2014/10/green-building.html

Jurnal “Desain_rumah_Dr. Heinz Frick

http://en.wikipedia.org/wiki/Green_building

Anda mungkin juga menyukai