Anda di halaman 1dari 9

I.

PENDAHULUAN

1. ORGANISASI BATALYON INFANTERI


Organisasi adalah wadah sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Untuk
mencapai tujuan bersama itu diperlukan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab.
Tugas dan tanggung jawab dikoordinir dalam satu sistem manajemen. Sistem manajemen
mengatur alur pesan dalam organisasi. Alur pesan ini dikenal sebagai komunikasi
organisasi. Pucuk pimpinan organisasi disebut manajer/pemimpin. Keberhasilan
komunikasi organisasi sangat ditentukan oleh pimpinan organisasi. Pada organisasi militer,
pimpinan disebut dengan istilah Komandan. Komandan berperan dalam menciptakan iklim
komunikasi organisasi. Iklim komunikasi organisasi yang sehat akan menghasilkan
keputusan yang tepat.

Batalyon Infanteri. Adalah suatu satuan tempur Infanteri yang dilengkapi dengan
unsur-unsur Administrasi secara organik sehingga dapat beroperasi secara berdiri sendiri,
dan dapat diperkuat dengan satuan kecabangan lain agar mampu melaksanakan tugas
secara berhasil dan berdaya guna yang terdiri dari Eselon Pimpinan, Eselon Pembantu
Pimpinan, Eselon Pelayanan dan Eselon Pelaksana agar mampu melaksanakan tugas
pertempuran

Kenyataan bahwa tidak semua satuan jajaran TNI AD dapat melaksanakan tugasnya
secara optimal yang disebabkan karena tingkat operasional dan kemantapan satuan yang
belum dapat terpenuhi lebih banyak dilatarbelakangi oleh penyelenggaraan pembinaan
satuan di satuannya masih belum dapat dilaksanakan sesuai dengan aturan dan ketentuan
yang berlaku serta dalam lingkup internal satuan masih terdapat permasalahan-
permasalahan yang menghambat pelaksanaan pembinaan satuan.

Hal yang sangat signifikan dalam pembahasan kali ini ialah organisasi yonif tersebut
apakah sudah mampu dan sesuai dalam melaksaanakan tugas pokok TNI AD khususnyaa
dalam bidang pertempuran, sehingga dengan TOP dan DSPP yang ada apakah mampu
untuk memenangkan pertempuran serta dalam keseharian nya dapat berjalan efektif atau
tidak.
2

2. KEMAMPUAN DAN BATAS KEMAMPUAN

secara sederhana pemahaman “TNI yang profesional” berar ti prajurit TNI dituntut
memiliki kemampuan yang andal sesuai dengan jati dirinya (Pancasila, Sapta Marga dan
Sumpah Prajurit) dalam melaksanakan fungsi-fungsi pertahanan. Untuk mewujudkannya
tentu harus didukung oleh anggaran kesejahteraan yang memadai dalam melaksanakan
tugasnya. Postur kekuatan TNI (khususnya jumlah personel dan alutsista) dirancang agar
kondusif menghadapi ancaman yang semakin kompleks

Ancaman pertahanan NKRI yang potensial dan faktual sampai dengan saat ini
berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Secara nyata ancaman pertahanan negara,
antara lain, berupa pelanggaran wilayah, terorisme, disintegrasi/separatisme,
pemberontakan bersenjata, kegiatan spionase, gangguan keamanan laut dan udara, konflik
komunal, serta gerakan kelompok radikal.

Belum tercapainya postur pertahanan pada tingkat kekuatan pokok minimal


minimum essential force berpengaruh secara signifikan terhadap pertahanan negara.
Kesiapan kekuatan ketiga matra rata-rata baru mencapai 62,0 persen dari yang dibutuhkan
pada saat ini. Kondisi tersebut membawa risiko bagi upaya pertahanan negara yang sampai
saat ini masih sering menghadapi berbagai tantangan, terutama pelanggaran wilayah
perbatasan darat, penerbangan gelap pesawat militer atau pesawat nonmiliter asing, atau
upaya-upaya penguasaan pulau-pulau kecil terluar oleh negara lain

Baik buruknya satuan, profesional tidaknya prajurit, jelasnya, sangat ditentukan


pimpinan dalam melaksanakan pembinaan satuan. Untuk itu, pembinaan satuan harus
dilaksanakan secara terus menerus, benar, terukur dan terarah. Sehingga seluruh prajurit
menjadi profesional dan selalu siap operasional melaksanakan tugas. Kemampuan yang
dimiliki oleh yonif saat dapat dilihat dari terbatasnya SDM dan alutsista serta anggaran
terhdap pelaksanaan kegiatan latihan mulai dari teknis sampai dengan adminstrasi masih
dirasa kurang, sehingga memang perlu adanya peningkatan dalam hal tersebut, sehingga
akan menjadi nilai positif bagi satuan yonif dalam mengembangkan batas kemampuan nya.
3

II.ANALISA DAN PEMBAHASAN

3. ORGANISASI BATALYON INFANTERI


Pembahasan kali ini ialah dalam pelaksanaan keseharian nya, yonif akan selalu
berbenturan dengan keterbatasan dikaitkan dengan tuntutan tugas kedepan yang semakin
kompleks.sementara dalam mengatasi keterbatasan tersebut seorang dansat dalam hal ini
danyon harus berperan aktif dalam mengendalikan tugas yonif berjalan dengan baik,
sehingga hasil tujjuan pokok yang tercapai tidak asal-asalan, yonif dibagi menjadi beberapa
bagian yang ada di jajaran TNI AD meliputi :
a. Macam-macam yonif.
1) Yonif raiders. Batalyon Infanteri Raiders disingkat Yonif Raiders
merupakan Satuan tempur dasar khusus TNI AD yang terdiri dari 3 (tiga)
Kompi Senapan, 1 (satu) Kompi Bantuan dan 1 (satu) Kompi Markas
2) Yonif linud. Batalyon Infanteri Lintas Udara adalah satuan tempur
dasar TNI AD yang terdiri dari 3 (tiga) Kompi Senapan, 1 (satu) Kompi
Bantuan dan 1 (satu) Kompi Markas
3) Yonif. Batalyon Infanteri TOP ROI-2000 disingkat Yonif TOP ROI-2000
adalah satuan tempur dasar TNI AD yang terdiri dari 3 (tiga) Kompi
Senapan, 1 (satu) Kompi Bantuan dan 1 (satu) Kompi Markas
4) Yonif diperkuat. Batalyon Infanteri TOP ROI-2003 adalah satuan tempur
dasar TNI AD yang diperkuat terdiri dari 5 (lima) Kompi Senapan, 1 Kompi
Bantuan dan 1 Kompi Markas
5) Yonif meknik. Batalyon Infanteri Mekanik disingkat Yonif Mekanik
merupakan satuan tempur dasar yang terdiri dari 5 (lima) Kompi Senapan,
1 Kompi Bantuan dan 1 Kompi Markas, dilengkapi dengan kendaraan
angkut personel lapis baja, dapat menjadi bagian organik dari Brigade
Infanteri berkedudukan langsung di bawah Komandan Brigade Infanteri
atau berdiri sendiri berkedudukan langsung di bawah Panglima Daerah
Militer (Pangdam)
4
b. Tugas dan tanggung jawab
1) Danyonif. Merupakan pimpinan suatu pemimpin/komandan yonif
dengan jabatan pangkat letkol, yang memiliki wewenang penuh terhdap
batalyon tersebut sehingga bertanggung jawab baik dari segi materil maupun
personel nya.
2) Wadanyonif. Pamen berpangkat mayor yang memiliki andil/tugas
sebagai wakil danyonif yang berperang sebagai pengawasan kedalam dan
mewakili danyonif sesuai petunjuk dan arahan kegiatan.
3) pasi intel. Merupakan pama jabatan kapten yang berfungsi dan
bertugas sebagai unsur pengamanan ke dalam, dan meyakinkan kegiatan
intelijen dan territorial berjalan dengan baik
4) pasiops. Memiliki tugas sebagai pengatur kegiatan dan
operasioanl satuan
5) pasipers. Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam urusan
binjahril dan urusan karier anggotanya
6) pasilog. Memiliki tugas sebagai pengendali dan memelihara
bidang logistic, dalam melaksanakan binpenak dll.
7) dankiban memiliki tugas sebagai unsur pendukung kegiatan di
lapangan sehingga dapat membantu tugas prajurit saat melaksanakan tugas.
8) dankipan. Bertugas dalam mengendalikan anggota kipan dan
melatihkan serta meningkatkan anggota untuk selalu siap dalam
melaksanakan tugas infantry
9) dankima. Bertugas sebagai pengendali bidang kemarkasan, dan
memelihara pangkalan.
10. dokter,pajas, pabintal. Berugas pada setiap fungsinya untuk
menjaga dan meningkatkan kemampuan sesuai bidangnya dalam yonif.

b. Pendapat dan inti pembahasan.


1) Dalam organisasi yonif memang bisa dibilang cukup lengkap secara
personel karena sudah sesuai dengan materi latihan nya, sehingga hanya
perlu melaksanakan pembinaan agar tercapainya tugas pokok yonif.namun
jumlah personel secara nyata di satuan seluruh inonesia masih terbilang jauh
dari kata lengkap, sehingga perlu adanya perhatian khussnya dalam bidang
jumlah personel agar jabatan-jabatan dapat diisi dan latihan pun akan
mendekati maksimal.
5

2) Meskipun didukung jumlah personel yang hamper mendekati


sempurna, namun factor lain yang mempengaruhinya ialah materil, alutsista,
dan pemeliharaan nya sehingga hal tersebut menjadi factor penting bagi
prajurit yonif di satuan khususnya dalam memelihara kemampuan dalam
mengelola alutsista yonif sendiri.
3) Setiap unsur tertinggi sampai terendah di batalyon, muli dari danyon
sampai seorang ta ang ru memegang peranan yang sangat penting, biala
semua personel di yonif dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing di bidangnya, maka yonif tersebut dapat dipastikan akan
berjalan setidknya mendekati kata sempurna dan dapat melaksnaakan tugas
pokok dengan baik, yang artinya siap melaksanakan tugas tempur dan non
tempur.

4. KEMAMPUAN DAN BATAS KEMAMPUAN

Pada umumnya seluruh satuan yonif memiliki kemampun yang sama, hanya saja
dari beberapa bidang dan tugasnya satuan yonif juga telah dipisahkan menjadi beberapa
bagian sehingga akan berbeda tugas dan tanggung jawabnya, namun dalam segi batas
kemampuan yang dimiliki oleh setiap satuan yonif juga akan berbeda karena setiap satuan
yonif juga memiliki jumlah dan jenis alat perlengkapan yang berbeda-beda:

a. Kemampuan secara umum yonif. Merupakan kemampuan yang banyak


dimiliki oleh satuan yonif lain seperti merebut sasaran dan menguasai sector
dengan daya gempur yang kuat dan dapat berdiri sendiri secara taktis dan
adminstrasi.
b. Sementara batas kemampuan yang dimiliki yonif secara umum ialah daya
gempur sector udara, alat angkut roda taktis, dan bantuan tempur kepada
satuan samping/kawan sehingga adanya hal-hal yang tidk bisa dijngkau oleh
yonif memaang perlu adanya bantuan tempur oleh satbanpur dan tidaak bisa
berdiri sendiri dalamm satu kesatuaan.
6
Beberapa keterangan tentang tentang kemampuan dan batas kemampuan
tersebutlah yang menjadi pembahasan dan analisa untuk meningkatkan
kemampuan itu sendiri sehingga hasil analisa tersebut akan menjadi pertimbangan
bagi satuan yonif kedepan yang meliputi :
a. Kemampuan dan Batas kemampuan di bidang kemampuan personel
merupakan masalah yang lumrah, maka dari itu peran seorang dansat sangat
penting dalam mengatasi keterbatasan jumlah/kuantitas personel di satuan
nya sendiri, dengan adanya keterbatasan tersebut seorang pimpinan harus
mampu memelihara dan meningkatkan kualitas personelnya sehingga tugas
satuan yonif tetap berjalan dengan lancar, meskipun bila akana da terjadinya
kekurangan dalam pelaksanaan nya maka hanya kekurangan yang bersifat
insidentil dan tidak berpengaruh terhadap kelancaran tugas.
b. Kemampuan dan batas kemampuan dalam bidang materil, logistic, dan
alutsista itu sendiri menjadi peranan yang sangat penting bagi stuan yonif
dalam mendukung pelakasanaan tugas dan memberi dampak yang tinggi
bagi moril prajurit untuk memenangkan suatu pertempuran. Meskipun adanya
keterbatasan di bidang materil tersebut, namun tanpa adanya sumber daya
manusia yang personel, maka kan tetap saja tugas tidak dapat dilaksnakan
dengan baik.
7
III.PENUTUP

5. ORGANISASI YONIF
Pada dasarnya penyelenggaraan pembinaan organisasi yang dilaksanakan oleh
satuan jajaran yonif sudah dilaksanakan dan merupakan sebuah upaya yang dilakukan
dalam rangka meningkatkan kesiapan operasional satuan, dan memantapkan pelaksanaan
tugas-tugas yang dibebankan kepada satuan agar dapat mencapai hasil yang optimal
sesuai dengan yang diharapkan oleh komando atas. Pembinaan organisasi yang
diselenggarakan mengacu pada prinsip-prinsip penyelenggaraan pembinaan yang
dilaksanakan sesuai dengan siklus pembinaan yang bertahap dan berkelanjutan sehingga
ada kesinambungan dalam pelaksanaan pembinaan satuan dengan tujuan pencapaian
sasaran akhir yakni meningkatnya profesionalisme TNI AD dalam melaksanakan tugas
pokoknya dalam rangka mengawal dan menegakkan kedaulatan NKRI di wilayah daratan
serta melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan perintah dari komando atas.

Kenyataan bahwa tidak semua satuan jajaran yonif dapat melaksanakan tugasnya secara
optimal yang disebabkan karena tingkat operasional dan kemantapan satuan yang belum
dapat terpenuhi lebih banyak dilatarbelakangi oleh penyelenggaraan pembinaan satuan di
satuannya masih belum dapat dilaksanakan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang
berlaku serta dalam lingkup internal satuan masih terdapat permasalahan-permasalahan
yang menghambat pelaksanaan pembinaan satuan. Hal tersebut dialami oleh satuan
tempur setingkat Yonif yang dalam penyelenggaraan pembinaan satuannya masih
menghadapi berbagai permasalahan

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh satuan Batalyon tersebut diatas


jelas akan mempengaruhi keberhasilan satuan dalam melaksanakan tugas-tugas di satuan
dan sangat mempengaruhi kualitas kesiapan dan status kemantapan satuan. Oleh
karenanya dalam rangka meningkatkan kesiapan operasional dan kemantapan satuan
dalam melaksanakan tugas-tugasnya, serta dalam rangka pembenahan penyelenggaraan
pembinaan satuan di satuan setingkat Batalyon maka perlu dilakukan berbagai upaya
peningkatan komponen pembinaan satuan.
8
6. KEMAMPUAN DAN BATAS KEMAMPUAN
a. Kemampuan.
Kemampuan yang dimiliki oleh yonif secara umum sudah mampu dalam mendukung
tugas pokoknnya sebagai satuan pertempuran, hanya saja kondisi kuantitas dan
kualitas personel dan materil saat ini masih perlu ditingkatkan serta didukung dengan
adanya perkembangan jaman yang sangat pesat ini, sehingga hasil dari pembinaan
di satuan sendiri dpat terlaksana dengan maksimal dan dapat menimbulkan daya
gempur yang tinggi untuk memenangkan suatu pertempuran dihadapkan dengan
adanya batas kemampuan pada yonif, namun hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan
untuk tidak dapat berkembang, namun hal tersebutlah yang dapat dijadikan
tantangan dalam menghadapi ancaman dan tugas selanjutnya di masa yang akan
datang.
b. Batas kemampun
Batas kemampuan yang dimiliki oleh yonif sat ini memang menjadi kendala yang
tinggi, karena pada jaman yang berkembang ini, sumber daya manusia yang
professional saja tidaka akan cukup[ tanpa diimbangi oleh aadanya material dan
alutsista yang mendukung, sehingga batas kemampuan yang dimiliki yonif harus
diselesikan dan setidaknya dipikirkan untuk dapat ditutup dengan adanya factor
pendukung lain nya, sehingga seluruh satuan khususnya yonif dapat memberikan
daya gempur yang kuat dengan batas kemampuan yang minim.

Dari berbagai uraian tersebut diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
penyelenggaraan pembinaan satuan yang dilaksanakan oleh satuan-satuan jajaran yonif
merupakan suatu pembinaan yang wajib untuk dilaksanakan dan dalam
penyelenggaraannya harus dilaksanakan dengan mengacu pada aturan dan norma-norma
ketentuan yang telah digariskan oleh komando atas. Oleh karenanya berbagai upaya
peningkatan kegiatan pembinaan satuan baik pada aspek pembinaan organisasi,
pembinaan personel, pembinaan materiil, pembinaan peranti lunak, pembinaan pangkalan
serta pembinaan pangkalan harus dapat dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen
oleh Komandan satuan disertai dengan pelaksanaan pengawasan secara langsung oleh
Komandan satuan. Terkait dengan upaya tersebut diatas, maka disarankan kepada
komando atas agar dapatnya dapat mendukung kebutuhan anggaran secara tepat waktu
dan tepat jumlah untuk dapat mendukung operasionalisasi tugas-tugas yonif.
9
DAFTAR PUSTAKA

1. Rahmanita Ginting, 2016 iklim komunikasi organisasi di batalyon infanteri


2. https://id.wikipedia.org/wiki/Batalyon_infanteri
3. Sabartain Simatupang, 2016, membangun profesionalisme tni
4. https://www.bappenas.go.id/files/optimalisasi_penyelenggaraan_binsat

Anda mungkin juga menyukai