Anda di halaman 1dari 5

Bab 8

1. PERHITUNGAN ROA
Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan
menggunakan total aset ( kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah sesuai dengan biaya-biaya
untuk mendanai aset tersebut. Biaya-biaya pendanaan yang dimaksud adalah bunga yang
merupakan biaya pendanaan dengan utang. Deviden yang merupakan biaya pendanaan dengan
saham dalam analisis ROA tidak diperhirungkan. Biaya bunga di tambahkan ke laba yang di
peroleh perusahaan. ROA bisa diinterpresentasikan sebagai hasil dari serangkaian kebijakan
perusahaan (strategi) dan pengaruh dari factor-faktor lingkungan (environmental factors).
Analisis di fokuskan pada profabilitas aset, dan dengan demikian tidak di perhitungkan cara-cara
untuk mendanai aset tersebut:

Formula ROA bisa dihitung sebagai berikut (dengan memasukan pendanaan) :

Laba Bersih + bunga


𝑅𝑂𝐴 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎

Karena bunga tidak masuk dalam Analisis ROA, maka bunga ditambahkan kembali ke
laba bersih. Apabila ingin lebih tepat lagi maka sebenarnya ada penghematan pajak yang muncul
dari penggunaan bunga, karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak. Dengan demikian
setelah penyesuaian pajak, formula ROA dihitung sebagai berikut:

1. Factor tersebut muncul relatif

Laba Bersih + bunga (1 − tingkat pajak)


𝑅𝑂𝐴 =
Tot𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎

Dalam formula diatas, bunga ditambahkan kembali ke laba bersih, sedangkan


penghematan pajak karena bunga dikurngi dari aba bersih. Dalam hal ini digunakam total aset
rata-rata bukannya total pada akhir perode. Ini lebih konsisten dengan penggunaan ROA sebagai
pengukur prestasi pada suatu periode tertentu. Biasanya aset rata rata dihitung dengan
menjumlakan aset pada awal peride dengan aset pada akhir periode dan dibagi dua. Untuk bisnis
yang tidak bersifat musiman, penggunaan semacam itu sudah memadai, tetapi untuk bisnis yang
musiman, rata rata aset yang pada setiap akhir triwulan lebih baik digunakan.

Laba bersih suatu perusahaan kadang-kadang di pengaruh oleh dua foktor luar biasa yang
tidak selalu muncul dalam kegiatan kondisi yang normal :
1. Laba karena perubahan prinsip akuntansi
2. Biaya restrukturisasi

Dalam kegiatandengan perubahan prinsip akuntansi,ada argumentasi yang bisa


digunakan,yaitu laba karena perubahan akuntansi tidak sering muncul(nonrecurring) dan relative
bukan bagian dari kegiatan bisnis yang normal. Karena itu laba yag disebabkan perubahan
akauntansi seharusnya tidak diperhitungkan karena tidak mencerminkan kemampuan perusahaan
yang sebenarnya dalam mengasilkan labah.

Dalam kaitannya dengan biaya restrukturisasi perusahaan ada beberapa argumentasi yang
bisa dikemukakan.

1. Faktor tersebut muncul relative tidak sering dan bisa dikatakan sebagai
nonrecurring
2. Iten tersebut bisa dikatakan merupakan bagian normal dari kegiatan bisnis
3. Jumlah tersebut cukup materian

2. KOMPONEN-KOMPONEN ROA
ROA ba dipecah lagi kedalam dua komponen yaitu: profit margin dan perputaran
perputaran aktiva (aset).pemecahan (disagregasi)ini bisa mengasilkan analisis yang lebih tajam
lagi.

Laba Bersih + bunga (1 − tingkat pajak)


𝑅𝑂𝐴 =
Tot𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑅𝑂𝐴 = 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 × perputaran total aset

Laba Bersih + bunga (1 − tingkat pajak) Penjualan


= ×
Penjualan Total set rata − rata

Provit margin melaporkan kemampuan perusahaan mengasilkan laba dari tingkat


penjualan tertinggi. Profit margin bisa diintrepretasikan sebagai tingkat efesiensi
perusahaan,yakni sejau mana kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya yang ada
diperusahaan. Perputaran total aset mencerminkan kemampuan perusahaan mengasilkan
penjualan dari total investasi tertentu. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai kemampuan
perusahaan mengelola aktiva berdasarkan tingkat penjualan tertentu. Rasio ini mengukur
aktivitas penggunaan aktiva(aset)perusahaan.
3. INTREPRETASI ROA

Berukut ini adadua factor yang menpengaruhi perbedaan roa antar industry dan yang
mempengaruhi perbedaan proporsi prifit margin atau perputaran aktivitas antarindustri.

a. Operating Leverage
Operating Leverage menunjukkan sejauh mana pemakaian beban tetap dalam
suatu perusahaan. Perusahaan yang menggunakan beban tetap yang tinggi berarti
mempunyai operating leverage yang tinggi. Beban tetap operasioanl datangnya dari
beban depresiasi peralatan/bangunan(aktiva tetap). Perusahaan yang mempunyai proporsi
aktiva tetap yang besar(yabf berarti melaukan investasi besar pada aktiva tetap) akan
mempunyai beban depresiasi yang tinggi, yang berarti mempunyai beban operasional
yang tinggi, dan berarti mempunyai operating leverage yang tinggi.
Perusahan-perusahaan atau industry-industri mempunyai struktur biaya variable
dan biaya tetapyang berbeda-beda. Perusahaaan eksplorasi dan pengelolaan minyak,
perusahaan biaya mempunyai proporsi aktiva etap yang besar. Perusahaan-perusahaan
semacam itu merupakan perusahaan yang dapat modal ( capital intensive). Sebaliknya,
industry supermarket, grosir, rumah makan merupakan industry atau perusahaan yang
mempunyai proporsi aktiva tetap relative lebih kecil dibandingkan industry/perusahaan
minyak diatas. Komponen biaya variable untuk industry ini relative besar.
Perushaan atau industry operating leverage yang tinggi akan mempunyai fliktuasi
pendapatan yang tinggi pula. Itu berartu resiko perusahaan tersebut tinggi. Apabila
kondisi perekonomian membaik, penjualan meningkat, perusahaan dengan operating
levergeyang tinggi akan mengalami kenaikan keuntungan ( pendapatan) yang tinggi,
apabila kondisi perekonomian menurun, penjualan menurun, perusahaaan tersebut akan
mengalami penurunan keuntungan yang tajam pula. Perushaaan dengan operating
leverage yang rendah tidak akan mengalami fluktuasi setajam perusahaan dengan
operating leverage yang tinggi.
Berikut ini data-data yang menunjukkan operating laverge industry-industri
dengan stadar veriviasi ROA yang merupakan pengukuran fluktuasi ROA ( juga sebagai
pengukur resiko perusahaan
Industri Aset pabrik/ tital Standar deviasi
aset ROA

Ekplorasi Minyak 0,7000 0,104


Gelas 0,550 0,063
Baja 0,460 0,066
Toko grosir 0,443 0,047
Penerbitan 0,354 0,039
Depertemen store 0,352 033
Rasio aset pabik atau total aset digunakan sebagai pengukur operating leverage
standar verifiasi di pakai sebagai pengkukur fluktuasi (variabilitas ROA). Dari data diatas
tampak bahwa makan tinggi operating leverage, semakin tinggi variabilitas ROA.
Industri eksplorasi minyak makin tinggi operating leverage yang paling tinggi
dengan demikian mempunyai fluktuasi ROA yang semakin tinggi pula. Industry ini
sensitive terhadap siklus bisnis musiman, perubaha-perubahan dalam perekonimoian
pada umumnya (seperti pengeluaran konsumen dan pendapatan perkapita. Faktor-faktor
tersebut juga mempengaruhi industry lainnya seperti departemen store, toko grosir tetapi
kerena operating leverage industry-industri ini kecil, maka pengaruhnya tidak begitu
terasa bagi industry-industri ini.
Dengan semakin tingginya biaya tetap, maka titik impas akan lebih tinggi karena
yang dibagi (numerator) akan semakin tinggi pula.
Konsep lain yang berkaitan dengan operating leverage adalah marjin kontribusi
(contriution margin). Margin kontribusi adalah Harga/Unit-Biaya Variable/Unit. Karena
biaya tetap tidak akan berubah dengan kenaikan penjuakan, laba operasional akan naik
dengan naiknya kenaikan penjualan dalam unit. Margin kontribusi juga bisa
diukurmelalui presentase (presentase marjin kontribusi) yaitu marjin kontribusi dibagi
dengan penjuakan dikaikan 100%. Untuk setiap penjualan sebesar satu Rupiah (atau satu
unit moneter lainnya), marjin kontribusi akan naik sebesar presentasi margin
kontribusi.Fungsi laba operasional bisa dilihat pada persamaan baerikut ini:

Laba operasional = Kuantitas × (harga⁄unit − B. Variabel⁄Unit) − Biaya Tetap

Margin kontribusi merupakan slope dari persamaan diatas. Semakin besar margin
kontribusi, semakin besar slope fungsi laba operasional. Itu berarti laba operasional
semakin sensitive terhadap perubahan penjualan (atau kuntitas) dengan semakin
tingginya operating leverage. Dengan demikian operating leverage akan mempunyai
pengaruh terhadap peubahan-perubahan ROA.
Beberapa item biaya seperti epresiasi, amortisasi, sewa, dan semua penghematan
yang muncul akibat penggunaan item-item tersebut bisa dikelompokkan sebagai biaya
komitet (committed fixed cost). Beberapa item biaya seperti biaya riset dan
pengembangan berubah-ubah sesuai dengan kebijakan perusahaan, atau sesuai dengan
kondisi operasioanl perusahaan, tetapi biasanya tidak berubah langsung sesuia dengan
prubahan aktivitas (penjualan).Biaya semacam ini sering juga disebut sebagi biaya tetap
kebijakan (discretionary fixed cost).

b. Siklus Kehidupan Produk

Siklus kehidupan produk akan mempunyai pengaruh terhadap ROA atau perbedaan-perbedaan
ROA. Produk mulai dari muncul sampai menghilang , bergerak melalui beberapa tahap.
1. tahap perkenalan (introduction)

2. Tahap pertumbuhan ( growth)

3. Tahap kedewasaan

4. Tahap penurunan (decine)

Ada tahap perkenalan, perusahaan memfokuskan pada pengembangan produk, pemgembagan


pasar, (melalui iklan dan promosi lainnya), pemgembangan kapasitas (melalui pengeluaran
investasi pada pengembangan pabrik baru). Tujuannnya adalah untuk memperkenalkan produk
baru dan memperoleh market. Sebaliknya, pada tahap kedewasaan, produk relative sudah mapan
dan tidak memerlukan upaya pengembangan atau penyiapan infrastruktus. Pengeluaran investasi
pada tahap ini relative tidak signifikan. Kompetisi semakin keras. Pengelola boaya (agar
dipeoleh biaya yang efisian) menjadi penting pada tahap ini, Pada tahap ini peusahaan bisa
mempeoleh laba (ROA) yang cukup tinggi dibandingkan pada tahap-tahap lainnya. Pada tahap
penurunan, perusahaan sudah mukai mengambil ancang-ancang untuk keluar dari bisnis produk
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai