Anda di halaman 1dari 20

GAMBARAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA YANG MENGALAMI

SAKIT ASAM URAT (GOUT)


DI POSYANDU LANJUT USIA DESA PELEMGADUNG
KARANGMALANG SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk meraih gelar sarjana keperawatan

Oleh :

Yunia Eka Tri Rosyiani


J210090059

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
SURAT PERSETUJUAN NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA YANG MENGALAMI SAKIT


ASAM URAT (GOUT)
DI POSYANDU LANJUT USIA DESA PELEMGADUNG
KARANGMALANG SRAGEN

Disusun oleh :
Yunia Eka Tri Rosyiani
J210090059

Telah dikoreksi dan disetujui oleh pembimbing 1 skripsi


Pada tanggal 11 Juli 2015

Dosen pembimbing

Agus sudaryanto, S.Kep.,Ns., M.kes


Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen

PENELITIAN

GAMBARAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA YANG MENGALAMI


SAKIT ASAM URAT (GOUT) DI POSYANDU (POS PELAYANAN TERPADU)
LANJUT USIA DESA PELEMGADUNG KARANGMALANG SRAGEN

Yunia Eka Tri Rosyiani*, Agus Sudaryanto**, Dewi Listyorini**

Abstrak

Gout sebagai jenis arthritis inflamasi yang disebabkan adanya pengendapan


kristal monosodium urat yang terdapat pada cairan synovial. Asam urat (Gout) dapat
menyebabkan menurunnya kualitas hidup bagi penderitanya, karena penderita yang
mengalami asam urat akan merasakan nyeri sehingga mengganggu dalam aktivitas dan
kenyamanan. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kualitas hidup lanjut usia
yang mengalami sakit asam urat (gout). Metode penelitian ini menggunakan jenis
deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup lanjut usia yang
mengalami sakit asam urat (gout) dengan pendekatan pendekatan survey. Penelitian ini
dilakukan di Posyandu Lanjut usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen dan waktu
penelitian selama bulan Juli 2014. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah 40
orang lansia. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling.Hasil penelitian
bahwa gambaran karakteristik lanjut usia mayoritas berusia 69-71 tahun, jenis kelamin
terbanyak adalah perempuan, tingkat pendidikan terbanyak adalah tidak bersekolah,
status perkawinan terbanyak adalah kawin, pekerjaan terbanyak adalah sebagai petani.
Gambaran lanjut usia yang mengalami asam urat berdasarkan hasil nilai pengukuran
asam urat sebagian besar responden dengan nilai asam urat 6,1 – 7,0 mg/dl, sedangkan
hasil pengukuran nilai asam urat responden paling sedikit dengan nilai asam urat 8,1 –
9,0 mg/dl.Gambaran lanjut usia untuk mengetahui kualitas hidupnya di dapatkan
sebagian besar responden dalam kategori yang sedang untuk semua instrumen
WHOQOL-BREF terdiri dari kualitas dan kesehatan secara umum, kesehatan fisik
(domain 1), psikologis (domain 2), hubungan sosial (domain 3), dan lingkungan
(domain 4).Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup berdasarkan
domain (kesehatan fisik, psikologi dan lingkungan) berada dalam kondisi yang sedang,
sedangkan domain hubungan sosial pada kondisi yang buruk.Dari temuan hasil
penelitian ini hendaknya lansia lebih aktif mendatangi informasi (inform consent)
tentang asam urat, dengan kegiatan-kegiatan ini diharapkan lansia dapat memahami
perawatan asam urat.

Kata kunci: kualitas hidup, asam urat, lanjut usia, synovial, instrumen
WHOQOL-BREF.
Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen

DESCRIPTION OF THE QUALITY OF ELDERLY LIFE WHO EXPERIENCED


THE PAIN OF GOUT IN ELDERLY POSYANDU (INTEGRATED SERVICE
STASION) PELEMGADUNG VILLAGE KARANGMALANG SRAGEN

Yunia Eka Tri Rosyiani*, Agus Sudaryanto**, Dewi Listyorini**

ABSTRACT

Gout as a type of inflammatory arthritis that are caused by deposition of uric crystals of
sodium found in the synovial fluid. Uric acid (Gout) can cause a decrease in the quality
of life for patients, because sufferers who experience uric acid will feel the pain so that
interfere in the activity and comfort. The purpose of the research to know the
description of the quality of life of seniors who experienced the pain of uric acid (gout).
This research method using descriptive type which aimed to know the description of the
quality of life of seniors who experienced the pain of uric acid (gout) with the approach
of the approach of the survey. This research was conducted at the Posyandu seniors
Village Pelemgadung Karangmalang Sragen and research time during July 2014.
Populations and samples in this study was 40 elderly. Purposive sampling technique
used sampling. The results of research that the description of the characteristics of the
majority of the elderly aged 69-71 years, most are female gender, educational level is
not the most educated, most marital status is mated, most work was as a farmer. The
image of the elderly who experience uric acid based on the results of the measurement
of uric acid values most respondents with a value of uric acid 6.1 – 7.0 mg/dl, while the
results of the measurement of uric acid values of respondents the least value of uric acid
8.1 – 9.0 mg/dl. The image of the elderly to know the quality of his life get most
respondents in the category are for all instruments WHOQOL-BREF consists of quality
and health in General, physical health (domain 1), psychological (domain 2), social
relations (3 domains), and environment (domain 4). The results of this research it can be
concluded that the quality of life based on domains (health, psychology, and physical
environment) are in a condition of being, whereas the domain social relationships in
poor condition.Findings from this research should be more active elderly go to
information (inform consent) about uric acid, with activities is expected to be able to
understand the elderly care of gout.

Keywords: quality of life, gout, elderly, synovial, BREF-WHOQOL instruments.


Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen

PENDAHULUAN

Seiringdengan adanya pelayanan yang mengandung tinggi purin (Sukri,


kesehatan terhadap masyarakat yang 2012).
semakin baik, maka menimbulakan Penelitian tentang asam urat
pertambahan jumlah penduduk sudah dilakukandi Indonesia, penyakit
khususnya pada lanjut usia mengalami gout pertama diteliti oleh seorang
peningkatan pada tiap tahun. Menurut dokter yang berkebangsaaan Belanda
Biro Pusat Statistic penduduk lanjut bernama Van der host pada tahun 1935,
usia dengan usia 60 tahun keatas pada dari hasil penelitiannya ditemukan 15
tahun 2010 penduduk lanjut usia akan pasien yang menderita artritis gout /
mencapai 9,77 %, dan pada tahun 2020 pirai umumnya terjadi di daerah Jawa
akan di prediksikan penambahan Tengah ( Sudoyo dkk, 2006 ). Dari
jumlah penduduk lanjut usia menjadi penelitian Dalimartha (2008), di
11,3 % .Dengan demikian jumlah lanjut Indonesia, arthritis pirai (asam urat)
usia dari tahun ke tahun mengalami menduduki urutan kedua setelah
peningkatan yang amat pesat osteoartriti, selanjutnya penelitian dari
(Mujahidullah, 2012). Tjokroprawiro (2007), prevalensi
Perubahan yang wajar dalam artritis pirai pada populasi di USA
usia lanjut dalam proses berfikir, diperkirakan 13,6/100.000 penduduk,
mengingat serta dalam proses sedangkan di Indonesia sendiri
menangkap maupun merespon sesuatu diperkirakan 1,6-13,6/100.000 orang,
sudah mulai mengalami penurunan prevalensi ini meningkat seiring dengan
secara berkala. Proses menua secara meningkatnya umur (Festy dkk, 2010).
individu mengakibatkan beberapa Data penelitian asam urat di
masalah baik masalah secara fisik, Sinjai (Sulawesi Selatan) didapatkan
biologis, mental maupun social angka 10% pada pria dan 4% pada
ekonominya. Hal ini dapat dilihat wanita. Di Bandungan (Jawa Tengah)
terkait dengan masalah kesehatan yang diperoleh data kejadian asam urat
paling banyak dialami adalah penyakit sekitar 24,3% pada pria dan 11,7% pada
tidak menular salah satu diantaranya wanita. Di Minahasa diperoleh data
penyakit kronis, salah satu penyakit kejadian asam urat sekitar 34,30% pada
kronis yang paling banyak menyerang pria dan 23,31% pada usia dewasa
pada lanjut usia adalah asam urat muda (Aaltje dan Widdy, 2011)
( Diantri dan Chandra, 2013) Asam urat merupakan hasil dari
Asam urat merupakan hasil dari sisa penghancuran purin (Gout) daat
sisa pengahancuran purin, dimana menyebabkan menurunnya kualitas
sumber utama purin dalam tubuh hidup bagi penderitanya. Berdasarkan
berasal dari makanan dan dari hasil hasil penelitian di wilayah Kabupaten
metabolisme DNA tubuh.Purin berasal Cilacap Jawa Tengah sebagaian besar
dari makanan merupakan hasil dari subyek tidak menderita penyakit gout
pemecahan nukleoprotein makanan (55,2%) dan semuanya memiliki
yang dilakukan oleh dinding saluran kualitas hidup baik. Subyek juga jarang
cerna. Sehingga peningkatan kadar mengalami keluhan-keluhan fisik yang
asam urat darah diakibatkan oleh menghambat aktivitas (Sari, 2013).
seseorang mengkonsumsi makanan

1
2
Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen

Segike sehatan kualitas hidup dapat akan meningkat sampai setelah


disamakan dengan keadaan kesehatan, menopause (Neogi, 2011).
fungsi fisik tubuh, perceived health Asam urat merupakan bentuk
status, kesehatan subjektif, persepsi temuan alami yang sudah berada di
mengenai kesehatan, kognisi individu, dalam aliran darah tubuh manusia, yang
ketidakmampuan fungsional, gangguan didalamnya mengandung purin. Purin
psikiatri dan kesejahteraan(Edesia, menjadi sumber utama penyebab asam
2008) urat.Asam urat banyak ditemukan pada
Berdasarkan dari hasil studi laki- laki daripada perempuan. Pada
pendahuluan yang dilakukan di laki-laki gout muncul antara usia 30
posyandu lanjut usia di desa tahun atau awal 40 tahun dan pada
pelemgadung karangmalang sragen, perempuan gout muncul pada usia 60
didapatkan data jumlah lanjut usia yang tahun (Free dan Odle, 2006)
menjadi anggota posyandu sebanyak Asam urat adalah salah satu dari
120 orang. Selanjutnya dari 10 orang hasil sisa metabolism purin dan berubah
lanjut usia yang menjadi anggota menjadi asam urat. Nilai normal asam
posyandu Pelemgadung Karangmalang urat dalam darah yaitu kurang dari
Sragen terdapat 5 orang yang menderita 7mg/dl pada laki-laki dan kurang dari 6
asam urat ( gout ). Dari penelitian mg/dl pada perempuan (Nadesul, 2009)
peneliti, lanjut usia banyak lansia Secara patofisiologi, Gout
mengeluhkan sakit pada daerah sendi, merupakan gangguan metabolisme
seperti sendi pada daerah tangan, sendi asam urat yang memuncak dengan
pada daerah tumit dan juga pada sendi terjadinya endapan garam monosodium
daerah kaki, para lanjut usia juga urat dalam sendi dan akhirnya dalam
mengatakan akibat rasa sakit yang jaringan subkutan.Senyawa urat
ditimbulkan dari asam urat aktivitas diekskresikan melalui usus dan
mereka menjadi terganggu dan mereka ginjal.Sistem ginjal mengekskresi dua
merasa tidak nyaman disebabkan per tiga senyawa urat yang harus
kondisi sakit yang dideritanya. dieliminasi.Selanjutnya senyawa urat
difiltrasi oleh glomerulus, kemudian
diabsorbsi oleh tubulus kontortus
LANDASAN TEORI proksimal. Jumlah sekresi dan
Asam Urat (Gout) reabsorpsi di tempat ini menentukan
Asam urat (Gout) merupakan kadar asam urat dalam serum.
jenis arthritis inflamasi yang disebabkan Diperkirakan 10% dari asam urat yang
adanya pengendapan kristal difiltrasi glomerulus meninggalkan
monosodium urat yang terdapat pada tubulus ginjal dan menjadi bagian
cairan sinovial dan pada jaringan dalam urine. Sepertiga lainnya
lainnya yang sering dikaitkan dengan diekskresikan melalui usus,
hyperucemia. Hyperucemia terjadi dimetabolisme oleh bakteri untuk
akibat adanya kelebihan produksi asam membentuk karbondioksida dan amonia
urat dalam darah melebihi batas normal, (Chang, Daily danElliot, 2009)
yaitu 6,8 mg/dl. Gout muncul pada usia Etiologi Asam Urat (Gout),
tua dan sering banyak menyerang pada menurut Price dan Wilson (2006)
laki-laki dibandingkan perempuan, faktor-faktor yang berperan dalam
karena pada perempuan kadar urat tidak perkembangan gout bergantung pada
Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di 3
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen

faktor terjadinya hiperurisemia. Faktor- keadaan psikologis di dalam kehidupan


faktor tersebut adalah sebagai berikut: sehari-hari(Ratmini, 2011). Menurut
1) Diet tinggi purin, 2) Minum Alkohol, World Healh Orgization kualitas hidup
3) Makan makanan yang mengandung adalah pemahaman individu tentang
tinggi purin, dan 4) Gangguan sejak kondisi kehidupannya yang
lahir pada metabolisme dan produksi berhubungan dengan nilai-nilai
purin. kehidupan, konteks budaya serta dalam
Tahapan dalam pembentukan pemahamannya dalam tujuan dan
Gout (Chang, Daily and Elliot, 2009) harapan hidupnya.Konsep kualitas
sebagai berikut: Hiperusemia hidup secara luas mencakup bagaimana
asimptomatik, atritis gout aku, gout seseorang menilai dan mengukur dari
interkritis, danGout kronis dengan berbagi aspek kehidupan mereka, yaitu
pembentukan tofus. mencakup rasa emoosional seseorang
Menurut Pluta (2011) pencegahan dalam menhadapi permasalahan dalam
asam urat (gout) meliputi: 1) hidupnya, disposisi, rasa pemenuhan
Menghindari makanan yang kaya purin dan kepuasan hidup, kepuasan dalam
misalnya, daging organ dan makanan hal pekerjaan dan hubungan pribadi
laut, 2) Membatasi minuman beralkohol (Theofilou, 2013).
dan kaya fruktosa, dan 3) Menurunkan Pengukurankualitashidup berdasarkan
berat badan. kuesioner yang dikembangkan oleh
Pertama yang dilakukan dalam WHO(WorldHealthOrganization)terdap
pengobatan gout yaitu pada seseorang at5 bidang (domains)yaitu
yang mempunyai penyakit asam urat kesehatan fisik,
adalah segera konsultasikan ke pada kesehatanpsikologik,keleluasaan
dokter, selanjutnya dokter akan aktivitas, hubungan sosial dan
melakukan pemeriksaan kepada pasien lingkungan, sedangkan secara rinci
gout yang terdiri pengkajian fisik , bidang-bidang yang termasuk kualitas
pemeriksaan fisik , dan pemeriksaan hidup.
kadar asam urat dalam darah . Menurut Lopes dan synder
Pengobatan gout akut bertujuan (dalam Edesia, 2008), kualitas hidup
menghilangkan keluhan rasa nyeri dan dibagi menjadi 4 dimensi, yaitu:
peradangan dengan menggunakan obat- a. Dimensi kesehatan fisik
obatan seperti obat penurun asam urat 1) Aktivitas sehari-hari.
alupurinol dan obat urikurosik. Selain 2) Ketergantungan obat dan
obat – obat tersebut juga digunakan bantuan medis.
semacam jenis obat anti inflamasi non 3) Energi dan kelelahan.
steroid ( OAINS ) . Penurunan kadar 4) Mobilisasi.
asam urat dilakukan dengan pemberian 5) Sakit dan ketidaknyamanan.
diet rendah purin dan pemakaian obat 6) Tidur dan istirahat.
urokurosik lainnya (Sudoyo dkk, 2006). 7) Kapasitas kerja.
b. Dimensi kesejahteraan psikologis
Kualitas Hidup 1) Bodily image dan appearance,
Kualiatas hidup adalah yaitu bagaimana cara individu
memberikan kesempatan untuk hidup memandang keadaan tubuh
nyaman, mempertahankan keadaan serta penampilannya.
fisiologis yang harus seimbang dengan 2) Perasaan negatif.
Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di 4
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen

3) Perasaan positif. merupakan tingkat kualitas hidup


4) Self-esteem yaitu bagaimana yang sangat baik.
individu tersebut menilai atau b. Kuesioner EQ-5Dterdiri dari 2
menggambarkan dirinya sistem yaitu sistem EQ-5D
sendiri. deskriptif dan EQ visual analoq
5) Berpikir, belajar, memori, dan scale.(Kajang cheung dkk, 2009).
konsentrasi. Kuesioner EQ-5D terdapat 5
c. Dimensi hubungan sosial komponen yaitu: mobilitas, perawatan
1) Relasi personal. diri, Aktivitas biasa, nyeri atau
2) Dukungan sosial. ketidaknyamanan, dan kecemasan atau
3) Aktivitas seksual. depresi.
d. Dimensi hubungan dengan Instrumen WHOQOL-BREF
lingkungan merupakan alat ukur yang paling sesuai
1) Sumber finansial. untuk mengukur kualitas hidup dari segi
2) Perawatan kesehatan dan social kesehatan terhadap lanjut usia karena
care. mencakup jumlah responden yang kecil
3) Lingkungan rumah. dan mendekati distribusi yang normal
4) Kesempatan untuk dan mudah dalm penggunaanya.
mendapatkan info baru dan Instrumen WHOQOL-BREEF
keterampilan. terdiri dari 4 domain dan terdiri dari 26
5) Kegiatan mengikuti rekresai. itempertanyaan , yaitu diantaranya:.
6) Lingkungan fisik. a. Kesehatan fisik, meliputi: Penyakit,
7) Transportasi. kegelisahan dalam tidur dan
Standbert, et all (2006) beristirahat, energi, kelelahan,
pengukuran kualitas hidup mobilitas, aktivitas sehari-hari,
menggunakan beberapa metode yaitu ketergantungan pada obat serta
diantaranya: bantuan medis dan kapasitas
a. Menggunakan Kuesioner Short pekerjaan.
Form-36 (SF-36) b. Psikologis, meliputi: Perasaan
Kuesioner SF-36 adalah positif, berfikir, belajar, mengingat
kuesioner survei yang mengukur 8 dan konsentrasi, self esteem,
kriteria kesehatan diantaranya penampilan dan gambaran jasmani,
sebagai berikut: Fungsi fisik, perasaan negatif, dan kepercayaan
keterbatasan peran karena kesehatan individu.
fisik, tubuh sakit, persepsi kesehatan c. Lingkungan, meliputi: Kebebasan,
secara umum, vitalitas, fungsi keselamatan fisik dan keamanan,
sosial, peran keterbatasan karena lingkungan rumah, sumber
masalah emosional dan kesehatan keuangan, kesehatan dan
psikis. Dalam pengukuran ini kepedulian sosial , peluang untuk
menghasilkan nilai skala untuk memperoleh keterampilan dan
masing-masing delapan kriteria informasi baru, keikutsertaan dan
kesehatan dan dua ukuran ringkasan peluang untuk berekreasi juga
fisik dan psikis.Nilai skor kualitas aktivitas.
hidup rata-rata adalah 60, dibawah d. Hubungan sosial, meliputi :
skor tersebut kualitas hidup dinilai Hubungan pribadi, dukungan
kurang baik dan untuk skor 100 seksual, aktivitas seksual.
5
Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen

dan mempunyai sikap toleransi terhadap


Lanjut Usia orang lain (Perry, 2009)
Lanjut usia (lansia) adalah Tugas perkembangan lansia
seseorang yang sudah memasuki usia 65 antara lain :
tahun. Batasan Lansia menurut WHO a. Beradaptasi terhadap penurunan
meliputi usia pertengahan (middle age) kesehatan dan kekuatan fisik.
antara 45-59 tahun, usia lanjut (Elderly) b. Beradaptasi terhadap masa pensiun
antara 60-74 tahun dan usia lanjut tua dan penurunan pendapatan.
(Old) antara 75-90 tahun, serta usia c. Beradaptasi terhadap kematian
sangat tua (very old) diatas 90 tahun ( pasangan.
Rustanto, 2014 ). Menua atau menjadi d. Menerima diri sebagai individu
tua adalah suatu proses menghilangnya yang menua.
secara perlahan-lahan kemampuan e. Mempertahankan kehidupan yang
jaringan untuk memperbaiki diri dan memuaskan.
mempertahankan fungsi normal f. Menetapkan kembali hubungan
sehingga menyebabkann lanjut usia dengan anak yang telah dewasa.
mudah untuk terkena infeksi serta sulit g. Menemukan cara mempertahankan
untuk memperbaiki kerusakan yang kualitas hidup.
dideritanya ( Mujahidullah, 2012 ).Usia Seiring perubahan yang terjadi
lanjut adalah sesuatu yang harus pada penuaan, lansia harus mencari cara
diterima sebagai suatu kenyataan dan untuk mempertahankan kualitas
fenomena biologis. Kehidupan itu akan hidupnya,misalnya dalam pemeliharaan
diakhiri dengan proses penuaan yang hubungan sosial, melakukan kehidupan
berakhir dengan kematian.( Setiyono, mandiri, dapat melakukan aktivitas
2013 ) sehari-hari.Perubahan yang terjadi pada
Aspek fisik dan psikososial pada lanjut usia diantaranya:
proses penuaan memiliki keterkaitan a. Perubahan Fisik terjadi pada :
yang erat. Pada lansia menurunnya 1) Sel,pada lanjut usia jumlah sel
kemampuan merespon stres. lebih sedikit, ukuran lebih besar,
Pengalaman kehilngan berkali-kali, dan mekanisme perbaikan sel
perubahan fisik normal pada penuaan terganggu, menurunnya proporsi
menempatkan lansia pada risiko terkena protein di otak, otot, ginjal, darah
penyakit fungsional. Beberapa sterotip dan hati.
yang muncul adalah bahwa lansia penuh 2) Sistem persyarafan, lansia lambat
dengan penyakit, ketidakmampuan dan merespons dan waktu untuk
fisik lansia tidak menarik. Meskipun bereaksi, syaraf di bagian panca
banyak lansia yang menderita penyakit indra mengecil dan kurang
kronis yang bisa mengganggu aktivitas sensitif terhadap sentuhan.
sehari-harinya, tetapi pada tahun 2004 3) Sistem pendengaran, mengalami
terdapat 37,4% lansia yang menganggap gangguan pendengaran, hilang
dirinya sehat. Spesialis pada bidang kemampuan untuk mendengar
gerontologi menyebutkan lansia sebagai terutama pada bunyi suara atau
individu dengan pandangan optimis, nada yang tinggi dan tidak jelas,
ingatan yang masih cukup baik, sulit untuk mengerti kata-kata
mempunyai kontak sosial yang luas, 4) Sistem penglihatan,spingter pupil
timbul sclerosis, hilang respons
6
Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen

terhadap sinar, kornea, kekeruhan


pada lensa, hilangnya daya
akomodasi, menurunnya lapang METODE PENELITIAN
pandang dan tekanan darah Penelitian ini menggunakan jenis
meningkat. deskriptif yang bertujuan untuk
5) Sistem pengaturan suhu tubuh mengetahui gambaran kualitas hidup
Temperatur tubuh menurun lanjut usia yang mengalami sakit asam
secara fisiologis dan tidak dapat urat (gout) dengan pendekatan
memproduksi panas. pendekatan survey.
6) Sistem gastrointestinal, terjadi Penelitian ini dilakukan di
penurunan selera makan maupun Posyandu Lanjut usia Desa
minum, mudah terjadi konstipasi Pelemgadung Karangmalang Sragen
dan terjadi karies gigi. dan waktu penelitian selama bulan Juli
7) Sistem genitourinari, ginjal 2014. Populasi dalam penelitian ini
mengecil aliran darah ke ginjal adalah 40 orang lansia. Sedangkan
menurun, fungsi menurun, otot teknik sampling yang digunakan
kandung kemih menjadi purposive sampling.
menurun. Instrumen Penelitian
8) Sistem Endokrin, produksi Instrumen penelitian adalah suatu
hormon menurun fungsi alat yang digunakan untuk
paratiroid dan sekresi tidak penggumpulan data. Instrument dalam
berubah, menurunnya aktivitas penelitian ini adalah dengan
tiroid. menggunakan kuesioner WHOQOL-
9) Sistem integumen, kulit jadi BREF, karena dalam pemakaiannya
mengerut, permukaan kulit kasar sangat mudah dan sangat cocok dipakai
dan bersisik, respons terhadap untuk menilai kualitas hidup lanjut usia
trauma menurun, kelenjar dan kuesioner ini paling banyak
keringat berkurang. digunakan oleh para peneliti lain yang
10) Sistem muskuloskeletal, tulang menilai tentang kualitas hidup.
kehilangan jaringan dan rapuh,
tubuh menjadi lebih pendek. PEMBAHASAN
a) Perubahan psikososial. Gambaran karakteristik
b) Perubahan spiritual. responden dalam penelitian ini dapat
c) Perubahan mental. dilihat pada tabel 1.
d) Perubahan intelegensia Tabel 1. Karakteristik Responden
quantion.
e) Perubahan ingatan. Kriteria Frekuensi Persen
Ismayadi (2004), penyakit yang (%)
sering menyerang pada lanjut usia Umur
diantaranya: penyakit paru- paru, - 61 – 64 Tahun 5 12,5
jantung dan darah, penyakit pencernaan - 65 – 68 Tahun 15 37,5
makanan, penyakit system urogenital, - 69 – 71 Tahun 20 50,0
penyakit gangguan endokrin, penyakit Jumlah 40 100
pada persendian tulang, dan penyakit
yang ditimbulakan akibat keganasan Jenis Kelamin
- Laki-laki 13 67,5
7
Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen

- Perempuan 27 32,5 responden dengan nilai asam urat 6,1 –


Jumlah 40 100 7,0 mg/dl sebanyak 25 orang (62,5%).
Pendidikan Gambaran kualitas hidup
- Tidak sekolah 23 57,5 berdasarkan domain pada lansia dapat
- Sekolah dasar 12 30,0 dilihat seperti tabel dibawah ini:
- SMP 2 5,0 Tabel 3. Gambaran Kualitas Hidup
- SMA 3 7,5 berdasarkan Domain
Jumlah 40 100
Status Kriteria Frekuensi Persen
Perkawinan (%)
- Kawin 35 87,5 Domain 1
- Janda 4 10,0 Buruk 7 17,5
- Duda 1 2,5 Sedang 30 75,0
Jumlah 40 100,0 Baik 3 7,5
Pekerjaan Jumlah 40 100
- Petani 34 85,0 Domain 2
- Pegawai 3 7,5 Sangat buruk 1 2,5
- Wiraswasta 3 7,5 Buruk 8 20,0
Jumlah 40 100 Sedang 23 57,5
Sumber : Data Primer diolah (2014) Baik 8 20,0
Karakteristik responden sesuai Jumlah 40 100
tabel diatas, dari 40 lansia mayoritas Domain 3
berusia 69 – 71 tahun sebanyak 20 Sangat buruk 4 10,0
orang (50,0%), jenis kelamin laki-laki Buruk 18 45,0
sebanyak 27 orang (32,5%), tingkat Sedang 13 32,5
pendidikan terbanyak adalah tidak Baik 5 12,5
bersekolah sebanyak 23 orang (57,5%), Jumlah 40 100
status perkawinan adalah kawin Domain 4
sebanyak 35 orang (87,5) dan dengan Sangat buruk 4 10,0
pekerjaan sebagai petani sebanyak 34 Buruk 13 32,5
orang (85,0%). Sedang 19 47,5
Gambaran Nilai Asam Urat pada Baik 4 10,0
Lansia dapat dilihat pada tabel dibawah Jumlah 40 100
ini: Sumber : Data Primer diolah (2014)
Tabel 2.Hasil Nilai Pengukuran Asam Kualitas hidup berdasarkan domain
Urat pada Lansia digambarkan sesuai tabel diatas,
Kesehatan Fisik (Domain 1) dari 40
Kriteria Frekuensi Persen lansia masuk dalam kategori yang
(%) sedang sebanyak 30 orang (75,0%),
6,1 – 7,0 mg/dl 25 62,5 Kualitas Hidup berdasarkan Psikoogis
7,1 – 8,0 mg/dl 13 32,5 (Domain 2) dalam kategori yang sedang
8,1 – 9,0 mg/dl 2 5,0 sebanyak 23 orang (57,5%), Kualitas
Jumlah 40 100 Hidup berdasarkan hubungan sosial
Sumber : Data Primer diolah (2014) (Domain 3) dalam kategori yang buruk
Berdasarkan tabel 2 dari 40 sebanyak 18 orang (45,0%), dan
responden di dapatkan sebagian besar Kualitas Hidup berdasarkan lingkungan
8
Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen

(Domain 3) dalam kategori yang sedang sosial 0.928


sebanyak 19 orang (47,5%). Lingkungan:
Rasa aman 2.73 ± 2,73 3.0
Tabel 4.Hasil Nilai Pengukuran Asam 0.716
Urat pada Lansia Lingkungan 2.63 ± 2.63 3.0
Domain Mean ± Nilai Median fisik 0.897
SD Sumber dana 2.78 ± 2.78 3.0
Kualitas 2.98 ± 2.98 3.0 0.660
hidup 0.480 Ketersediaan 2.48 ± 2.48 2.0
Kesehatan 2.73 ± 2,73 3.0 informasi 0.784
umum 0.640 Kesempatan 2.68 ± 2.68 2.5
Fisik: rekreasi 0.797
Rasa sakit 2.25 ± 2,25 3.0 Lingkungan 2.50 ± 2.50 2.0
0.630 tempat 0.716
Tergantung 2.58 ± 2,58 2.0 tinggal
obat 0.774 Akses 2.50 ± 2.50 2.0
Energik 2.88 ± 2.88 3.0 layanan 0.877
0.604 kesehatan
Mobilitas 3.03 ± 3.03 3.0 Transportasi 2.25 ± 2.25 2.0
0.577 0.707
Kepuasan 2.73 ± 2.73 3.0 Sumber : Data Primer diolah (2014)
tidur 0.784
Aktivitas 2.65 ± 2.65 3.0 Berdasarkan tabel 4 didapatkan
sehari-hari 0.834 kualitas hidup secara keseluruhan
Kemampuan 2.48 ± 2.48 2.0 dengan nilai 2,98 mendekati nilai
bekerja 0.716 median sebesar 3.0, kesehatan secara
Psikologis: umum dengan nilai 2,73 mendekati nilai
Menikmati 2.83 ± 3,83 3.0 median sebesar 3.0, domain fisik
hidup 0.834 dengan nilai rata-rata 2,8 mendekati
Hidup berarti 2.65 ± 2.65 3.0 median sebesar 2.45, domain fisiologis
0.770 dengan nilai 2,93 mendekati nilai
Berfikir dan 2.73 ± 2.73 3.0 median sebesar 2.54, domain hubungan
konsentrasi 0.853 sosial dengan nilai 2,55 diatas nilai
Penampilan 2.78 ± 2.78 3.0 median sebesar 2,14 dan domain
tubuh 0.768 lingkungan dengan nilai rata-rata 2,57
Kepuasan diri 2.68 ± 2.65 3.0 lebih besar dari nilai median sebesar
0.770 2.18.
Perasaan 3.93 ± 3.93 2.0
negatif 0.730 Pembahasan
Hubungan Karakteristik Responden
Sosial: 1. Umur
Hubungan 2.48 ± 2,48 2.0 Pada penelitian ini sebagian
personal 0.751 besar responden mempunyai umur
Kehidupan 2.53 ± 2.53 2.0 antara 69-71 tahun yaitu sebanyak 50
seksual 0.716 orang (50%) dan paling sedikit yaitu
Dukungan 2.63 ± 2.63 2.0 lansia yang berumur 61-64 tahun
9
Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen

hanya 5 orang (12,5%). Gout banyak pada wanita yaitu pada masa setelah
menyerang pria, namun setelah usia menopause, yaitu pada rentang usia
50 tahun wanita juga berisiko tinggi 60-80 tahun. Setelah menopause,
terkena gout. Gout umumnya dialami jumlah estrogen dalam tubuh wanita
oleh laki – laki berusia lebih dari 30 ikut mengalami penurunan.Hormon
tahun.Penyakit gout dapat esterogen berfungsi dalam
dikelompokkan menjadi bentuk gout membantu pengeluaran asam urat
primer dan sekunder. Sebagian besar melalui urin. Elisabeth dalam
penyebabnya diperkirakan akibat penelitianya menemukan bahwa
kelainan proses metabolisme dalam kadar asam urat serum wanita
tubuh dan 10% kasus dialami oleh meningkat dari usia 50 sampai 59
wanita setelah menopause karena dan seterusnya dan peningkatan
gangguan hormon (Sutikno, 2010) tersebut diperpanjang sampai
urat. Hasil penelitian Sustrani dkk dengan kategori usia tertinggi 70
menunjukan variabel umur terhadap tahun, selain penurunan kadar
kadar asam urat menunjukan bahwa esterogen, penurunan berbagai
variabel umur sama sekali tidak fungsi organ pada usia lanjut juga
berpengaruh secara signifikan menyebabkan proses metabolisme
terhadap kadar asam urat. Diketahui asam urat mengalami gangguan.
enzim urikinase yang mengoksidasi Inilah yang menyebabkan kadar
asam urat menjadi alotonin yang asam urat meningkat seiring
mudah dibuang akan menurun peningkatan usia (Nengsi, et.all,
seiring dengan bertambah tuanya 2014)
umur seseorang. Jika pembentukan 3. Pendidikan
enzim ini terganggu maka kadar Kategori pekerjaan di
asam urat darah menjadi naik dapatkan sebagian besar responden
(Andry, 2009 yang tidak bersekolah sebanyak 23
2. Jenis Kelamin orang (57,5%), dan paling sedikit
Kategori jenis kelamin di dapatkan adalah lansia yang bersekolah di
sebagian besar responden berjenis sekolah menengah pertama
kelamin perempuan sebanyak 27 sebanyak 2 orang (5,0%).
orang (67,5%), dan laki-laki Pendidikan rendah dan ekonomi
sebanyak 13 orang (32,5%) rendah berhubungan kualitas hidup
Kadar asam urat umumnya dan status kesehatan yang rendah
lebih tinggi pada laki-laki pada lansia. Pada umumnya di
disebabkan laki-laki tidak memiliki Indonesia dan khususnya di pulau
hormon estrogen yang tinggi seperti Jawa, kualitas hidup lansia sangat
pada perempuan.Peran hormon dipengaruhi oleh fungsi keluarga
estrogen ini membantu karena kultur budaya di Jawa
mengeluarkan asam urat melalui biasanya orang tua / lansia tinggal
urin, sehingga pada laki-laki, asam bersama dengan anaknya dan
urat sulit dieksresikan melalui urin setelah mereka tidak produktif lagi
(Putra, 2014). (Nawi, et.all, 2010).
Peningkatan kadar asam urat Pendidikan juga
sering dialami pada pria yang mempengaruhi fungsi
berusia di atas 40 tahun, sedangkan keluarga.Fungsi keluarga juga
10
Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen

dipengaruhi oleh ekonomi. Bila 5. Status Perkawinan


ekonomi rendah maka fungsi Kategori status perkawinan
keluarga juga tidak akan sehat, di dapatkan sebagian besar
karena anggota keluarga akan responden yang dengan kawin
kesulitan untuk mendapatkan sebanyak 35 orang (87,5%),
tempat tinggal yang sehat, makanan sedangkan duda sebanyak 1 orang
yang bergizi, pendidikan yang (2,5%). Penelitian ini sejalan
memadai dan pelayanan kesehatan dengan penelitian Widi, at al,
yang maksimal yang akan (2011) bahwa lansia dengan status
mengakibatkan kualitas hidup kawin lebih dominan mencapai
anggota keluarganya tidak baik 87,5%.
(Sutikno, 2010). Penelitian ini selaras dengan
Tingkat pendidikan juga penelitian Nengsi, et all (2014)
merupakan hal terpenting dalam pada dengan distribusi berdasarkan
menghadapi masalah. Semakin status perkawinan, responden yang
tinggi pendidikan seseorang, masih memiliki pasangan sebanyak
semakin banyak pengalaman hidup 62 orang (62,6%). Hal ini sesuai
yang dilaluinya, sehingga akan dengan observasi masyarakat pada
lebih siap dalam menghadapi umumnya bahwa lansia masih
masalah yang terjadi. Umumnya, memiliki pasangan hidup dan akan
lansia yang memiliki tingkat berkurang dengan bertambahnya
pendidikan lebih tinggi masih dapat usia.
produktif (Putra, 2014).
4. Pekerjaan Gambaran Nilai Asam Urat pada
Kategori pekerjaan di Lansia Di Posyandu Lanjut Usia Desa
dapatkan sebagian besar responden Pelemgadung Karangmalang Sragen
yang pekerjaannya petani sebanyak Berdasarkan tabel 2 dari 40
34 orang (85%), sedangkan responden di dapatkan sebagian besar
pekerjaannya pegawai dan responden dengan nilai asam urat 6,1 –
wiraswasta masing-masing 7,0 mg/dl sebanyak 25 orang (62,5%),
sebanyak 3 orang (7,5%). Status sedangkan responden paling sedikit
bekerja yang dimaksud dalam dengan nilai asam urat 8,1 – 9,0 mg/dl
penelitian ini adalah subjek setiap sebanyak 2 orang (5,0%). Salah satu
harinya melakukan aktivitas yang penyakit degeneratif yang sering
berkaitan dengan pekerjaan baik dialami oleh golongan pralansia yaitu
dari sektor formal maupun penyakit gout. Gout merupakan
informal.Sedangkan subjek yang gangguan metabolik yang ditandai
setiap harinya hanya melakukan dengan meningkatnya kadar asam urat
aktivitas seperti pekerjaan rumah (hiperurisemia). Meningkatnya kadar
tangga dan olahraga dikategorikan asam urat dipengaruhi oleh asupan
tidak bekerja.Pekerjaan subjek yang makanan tinggi purin. Sementara,
ditemukan dari lapangan lebih konsumsi cairan yang tinggi dapat
banyak pada sektor informal seperti menurunkan kadar asam urat, karena
petani, dan wiraswasta, sedangkan cairan berfungsi sebagai pelarut dan
lainnya berada di sector informal sebagai media pembuangan hasil
sebagai pegawai.
11
Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen

metabolisme (Diantri dan Chandra menyebabkan seorang lansia untuk


2013). tetap bisa berguna dimasa tuanya,
yakni; kemampuan menyesuaikan
Gambaran Kualitas hidup diri dan menerima segala perubahan
berdasarkan kesehatan, fisik, dan kemunduran yang dialami,
fisiologis, hubungan sosial dan adanya penghargaan dan perlakuan
lingkungan yang wajar dari lingkungan lansia
1. Kualitas hidup dan Kesehatan tersebut, lingkungan yang
secara Umum menghargai hak-hak lansia serta
Hasil penelitian ini kualitas memahami kebutuhan dan kondisi
hidup secara keseluruhan dengan psikologis lansia dan tersedianya
nilai 2,98 mendekati nilai median media atau sarana bagi lansia untuk
sebesar 3.0 dengan kriteria yang mengaktualisasikan potensi dan
biasa-biasa saja. Menurut Hugget, kemampuan yang dimiliki.
D. (2010), Kualitas hidup lansia Kesempatan yang diberikan akan
merupakan salah satu indikator yang memiliki fungsi memelihara dan
digunakan untuk mengukur tingkat mengembangkan fungsi-fungsi yang
keberhasilan seorang lansia dimiliki oleh lansia.
menjalani masa tuanya. Kualitas Menurut pendapat Sari (2013),
hidup memperlihatkan keadaan Kualitas hidup jika dilihat dari
emosional, sosial dan kesejahteraan dimensi kesehatan merupakan
fisik seseorang, juga evaluasi dari kepuasan dan
kemampuannya untuk berfungsi kebahagiaan terhadap aspek-aspek
dalam kehidupan sehari-hari.Lansia kesehatan fisik seperti rasa sakit dan
yang memiliki kualitas hidup yang ketidaknyamanan akibat penyakit,
baik secara tidak langsung memiliki kebugaran dan tenaga, kualitas
kemampuan untuk melakukan tidur, serta ketergantungan obat.Hal
berbagai aktivitas fisik, mampu tersebut berarti semakin puas
mengadakan interaksi sosial dengan seseorang terhadap aspek kesehatan
baik, serta memiliki kondisi fisik tersebut, semakin baik pula
emosional yang stabil (Syuaib, kualitas hidupnya. Nilai kepuasan
2014). tersebut bersifat subjektif dan
Selanjutnya hasil penelitian ini berbeda-beda bagi setiap orang,
juga didapatkan fakta bahwa tentunya dipengaruhi juga oleh
kualitas kesehatan secara umum faktor lain di luar kesehatan.
dengan nilai 2,73 mendekati nilai Kualitas hidup tidak hanya
median sebesar 3.0 dengan kriteria dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang biasa-biasa saja. kriteria yang psikologis dan sosial ekonomi,
biasa-biasa saja. Menurut Sutikno tetapi juga status gizi.Masalah gizi
(2010), hidup lansia yang pada lansia perlu menjadi perhatian
berkualitas merupakan kondisi khusus karena dapat mempengaruhi
fungsional lansia pada kondisi status kesehatan, penurunan kualitas
optimal, sehingga mereka bisa hidup, dan mortalitas.
menikmati masa tuanya dengan 2. Kualitas Hidup berdasarkan
penuh makna, membahagiakan dan kondisi fisik
berguna. Ada beberapa faktor yang
Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen 12

Kualitas hidup berdasarkan 3. Kualitas Hidup berdasarkan


domain fisik dengan nilai rata-rata kondisi fisiologis
2,88 mendekati nilai median sebesar Kualitas hidup secara
2.45 dengan kriteria yang sedang fisiologis dengan nilai 2,93
sebanyak 30 (75,0%) lansia. mendekati nilai median sebesar 2.54
Indikator untuk mengukur kualitas dengan kriteria yang sedang
hidup khususnya dimensi kesehatan sebanyak 29 (72,5%) lansia.
fisik. Terdapat banyak faktor lain Menurut Sudoyo (2009),
yang mempengaruhi kualitas hidup peningkatan jumlah lansia tersebut
diantaranya adanya keluhan dan juga harus diiringi dengan
penyakit kronis, tingkat pendidikan, peningkatan kesehatan karena pada
serta lingkungan fisik dan sosial usia tua akan terjadi proses menua
dimana individu itu tinggal. yaitu proses yang mengubah
Berkaitan dengan penelitian ini seorang dewasa sehat menjadi
tentang kejadian penyakit kronis. seorang yang frail (lemah/rentan)
Berdasarkan hasil penelitian dengan berkurangnya sebagian
sebagian besar subjek tidak besar cadangan sistem fisiologis dan
menderita penyakit kronis (55,2%) meningkatnya kerentanan terhadap
dan semuanya memiliki kualitas berbagai penyakit dan kematian
hidup baik. Subjek juga jarang secara eksponensial (Putra, 2014).
mengalami keluhan-keluhan fisik 4. Kualitas Hidup berdasarkan
yang menghambat hubungan sosial
aktivitas.Penyakit-penyakit kronis Kualitas hidup tentang
yang ditemukan pada subjek hubungan sosial dengan nilai 2,55
diantaranya adalah hipertensi, diatas nilai median sebesar 2,14
diabetes mellitus, asam urat, dengan kriteria yang sedang
penyakit jantung, penyakit paru sebanyak 29 (72,5%)
kronik, dan gastritis kronis (Sari, lansia.Keluarga merupakan tempat
2013). tinggal yang paling disukai para
Penyakit kronis pada lansia lansia.Sampai sekarang penelitian
dapat menurunkan kualitas hidup dan observasi tidak menemukan
khususnya dimensi kesehatan fisik. bukti-bukti bahwa anak/keluarga
Penyakit kronis yang dialami segan untuk merawat lansia di
tersebut tentunya juga akan diikuti rumah. Keluarga merupakan
dengan konsumsi obat-obatan. support sistem utama bagi lansia
Konsumsi obat-obatan pada lansia dalam mempertahankan
diketahui mempengaruhi kualitas kesehatannya. Lansia yang hidup
hidup.Penurunan fungsi fisik serta atau tinggal bersama keluarga akan
adanya gejala dan keluhan karena memiliki kemungkinan pemenuhan
penyakit kronis sering menyebabkan ADL yang tepat bagi lansia itu
lansia mengonsumsi lebih dari 1 sendiri. Terlebih keluarga yang
jenis obat.Penggunaan lebih dari 1 memiliki pemahaman dan kesadaran
jenis obat tersebut berkaitan dengan yang akan berdampak pada
penurunan kualitas hidup dimensi peningkatan sikap dan perilaku
kesehatan fisik (Sari, 2013). mereka dalam memberikan
perawatan ADL lansia di keluarga
Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen
13

mereka. Dukungan yang berasal dari usia. Lingkungan adalah suatu yang
keluarga juga merupakan unsur mengambarkan kondisi yang berada
terpenting dalam membantu di sekitar kita, yang termasuk dalam
individu menyelesaikan masalah
lingkungan yaitu kebebasan,
atau kegiatan sehari-hari, seperti
permasalahan lain yang mungkin keselamatan fisik dan keamanan,
muncul dapat berasal dari aspek lingkungan rumah, sumber
sosial dan aspek psikologis atau keuangan dan kepedulian sosial,
emosional (Putra, 2014). peluang untuk memperoleh
Nilai koefisien korelasi yang keterampilan dan informasi baru,
negatif menunjukkan bahwa keikutsertaan dan peluang untuk
semakin besar dukungan sosial
berkreasi dan melakukan aktivita
maka semakin ringan nyeri yang
dirasakan oleh pasien yang Keterbatasan Penelitian
menderita gout fase akut.Dukungan 1. Penelitian mengambil sampel yang
sosial dapat membantu individu lebih luas dengan sampel yang
untuk mengatasi masalahnya secara lebih bervariasi pada karaktereristik
efektif.Dukungan sosial juga dapat pekerjaan, status perkawinan,
meningkatkan kesehatan fisik dan pendidikan sehingga akan diperoleh
mental. Dukungan sosial data yang bersifat heterogen
berhubungan dengan pengurangan sehingga akan lebih memiliki
gejala penyakit dan kemampuan variasi.
untuk memenuhi kebutuhannya 2. Penelitian ini menggunakan
sendiri akan perawatan kesehatan. pendekatan deskriptif sehingga
Selain itu, interaksi sosial dengan hanya menggambarkan setiap
orang-orang yang menyediakan variabel-variabel dalam penelitian
dukungan sosial dapat memberikan ini dengan menggunakan instrumen
pandangan yang lebih positif WHOQOL_BREF, sehingga pola
mengenai dirinya (Widi, 2011). hubungan antar variabel tidak bisa
Dukungan sosial merupakan terdeteksi.
hubungan interpersonal yang
melindungi orang-orang terhadap Kesimpulan
konsekuensi negatif dari Gambaran karakteristik lansia
stres.Dalam hal ini, apabila terdapat mayoritas berusia 69 – 71 tahun
pengurangan stres, maka dapat sebanyak 20 orang, jenis kelamin laki-
dihubungkan dengan beberapa laki sebanyak 27 orang, tingkat
keuntungan pada aspek kesehatan, pendidikan terbanyak adalah tidak
termasuk sistem kekebalan tubuh bersekolah sebanyak 23 orang, dan
yang semakin kuat (Widi, 2011). dengan pekerjaan sebagai petani
5. Kualitas Hidup berdasarkan sebanyak 34 orang. Selanjutnya
lingkungan gambaran lansia tentang asam urat
Kualitas hidup berdasarkan berdasarkan hasil pengukuran sebagian
besar responden dengan nilai asam urat
lingkungan dengan nilai rata-rata
6,1 – 7,0 mg/dl sebanyak 25 orang,
2,57 lebih besar dari nilai median sedangkan responden paling sedikit
sebesar 2.18 dengan kriteria yang
sedang sebanyak 25 (62,5%) lanjut
Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen

14

dengan nilai asam urat 8,1 – 9,0 mg/dl


sebanyak 2 orang.
Penelitian ini memberikan
Gambaran lansia tentang kualitas hidup
dengan indikator instrumen WFOQOL-
BREF terdiri dari kualitas dan
kesehatan secara umum, kesehatan fisik
(domain 1), psikologis (domain 2),
hubungan sosial (domain 3), dan
lingkungan (domain 4), dari hasil
perhitungan di dapatkan sebagian besar
responden dalam kategori yang sedang
kecuali pada hubungan sosial (domain
3) dengan kategori buruk.
Saran
1. Bagi responden dan masyarakat
Dari temuan hasil penelitian
ini hendaknya lansia lebih aktif
mendatangi infomasi (inform
consent) tentang asam urat, dengan
kegiatan-kegiatan ini diharapkan
lansia dapat memahami perawatan
asam urat.
2. Bagi tenaga kesehatan
Bidan desa atau petugas
kesehatan lain sebaiknya
memberikan informasi dan edukasi
kepada keluarga untuk
meningkatkan fungsi keluarga,
dalam rangka untuk meningkatkan
kualitas hidup lansia. DAFTAR PUSTAKA
3. Bagi peneliti Aalje Manaparing dan Widdy Bodhy,
Peneliti selanjutnya 2011.Prevelensi Hiperurisemia
diharapkan peneliti dapat Pada Remaja Obese di Kota
melakukan penelitian tentang Tomohon. Manado: Universitas
pengaruh nilai asam urat terhadap Sam Ratulanggi.
kualitas hidup lansia sehingga Andry, Saryono, dan Arif Setyo Upoyo,
diperoleh besarnya pengaruh dlam 2009, Analisis Faktor – Faktor
nilai yang nyata. Yang Mempengaruhi Kadar Asam
4. Bagi intitusi Urat Pada Pekerja Kantor Di
Diharapkan dapat menambah Desa Karang Turi, Kecamatan
reverensi tentang gambaran nilai Bumiayu, Kabupaten Brebes,
asam urat terhadap kualitas hidup Jurnal Keperawatan Soedirman
lansia sebagai referensi tambahan. (The Soedirman Journal of
Nursing), Volume 4 No.1 Maret
2009. Jurusan keperawatan FKIK
Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen

Universitas Jenderal Soedirman Nawi Ng, Hakimi M, Byass P, Wilopo


Purwokerto. S, Wall S, 2010, Health and
Chang, Daily and Eliot, 2006. Quality of Life Among Older
Patofisiologi Aplikasi Pada Rural People in Purworejo
Praktik Keperawatan. District Indonesia, journal Glob
Jakarta:EGC Health Action.
Cheung, Kajang,2009. Eq-5d: Journal
EQ-5d: www.euroqol.org Nengsi Sri Wahyu, Burhanuddin
Bahar, dan Abdul Salam, 2014,
Diantri dan Chandra, 2013. Journal Of Gambaran Asupan Purin,
Nutrition College. Volume 2 Penyakit Artritis Gout, Kualitas
hal: 44-49, http://e-journal- Hidup Lanjut Usia Di Kecamatan
s1.undip.ac.id/index .php/jnc Tamalanrea, Makasar: Program
Edesia, Sekarwiri, 2008. Hubungan Studi Ilmu Gizi Fakultas
Sense Of Community Health Kesehatan Masyarakat
Related Quality Of Life. Universitas Hasanuddin
http://usu.ui.ac.id Neogi, Tuhina, 2011. Gout, Clinical
Festi Pipit, Anis Rosyiatul H., Dan Practice. The New England
Afnan Aris, 2010, Hubungan Journal Of Medicine, 52: 364-443
Antara Pola Makan Dengan
Kadar Asam Urat Darah Pada Perry Potter, 2009. Fundamental
Wanita Postmenopause Di Keperawatan. Jakarta: Salemba
Posyandu Lansia Wilayah Kerja Medika
Puskesmas Dr. Soetomo
Putra Iqbal Prasetya, Agrina, Gamya
Tri Utami, 2014.
Perbandingan Kualitas Hidup
Surabaya, Fakultas Ilmu Kesehatan Lansia Di Panti Sosial Tresna
Universitas Muhammadiyah Surabaya Werdha Dengan Lansia Di
Free and Odle, 2006. Gout: Journal Keluarga, Jom Psik Vol.1
Gout The Detroid Gale Vol.3, No.2 Oktober 2014. Program
Page: 1636-1641 Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau.
Ismayadi, 2004. Proses Menua (aging Pluta Ryszard, 2011. Gout Journal
proses), Program Studi Ilmu Jama. Journal Jama
Keperawatan: Fakultas Ilmu Page:443-452: Http//
Kedokteran Universitas jamanetwork.com
Sumatera Utara. Price dan Wilson, 2006. Patofisiologi
Mujahidullah, 2012. Keperawatan Konsep Klinis Proses-Proses
Geriatrik. Yogyakarta: Tunas Penyakit. Jakarta:EGC
Publishing Ratmini Ni Ketut dan Arifin, 2011.
Nadesul Hendrawan, 2009. Resep Hubungan Kesehatan Mulut
Mudah Tetap Sehat Cerdas dengan Kualitas Kesehatan
Menaklukkan Semua Penyakit Lansia, Bali: Poltekkes
Orang Sekarang . Jakarta : PT Denpasar.
Kompas Media Nusantara
Gambaran Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di
Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen

16
Sari, Novita Kurnia, 2013, Status Gizi, BREF untuk mengukur kualitas
Penyakit Kronis, Dan Konsumsi hidup lanjut usia, Jurnal Universa
Obat Terhadap Kualitas Hidup Medicina, Januari-Maret 2007
Dimensi Kesehatan Fisik Lansia, Vol.26 - No.1, Jakarta: Universitas
Jurnal Penelitian Kesehatan, Trisakti.
Jurusan Ilmu Izi, Fakultas
Kedokteran Universitas Widi Rofi Rahmaning Widi, Nyoman
Diponegoro. Kertia,dan Deddy Nur Wachid,
Setiyono, 2013. Lanjut Usia: http:// 2011, Hubungan Dukungan Sosial
ipkeperawatan.blogspot.com/2013 Terhadap Derajat Nyeri pada
/12/lanjut usia.html Penderita Artritis Gout Fase
Akut. Berita Kedokteran
Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simadribata Masyarakat, Vol. 27, No. 1,
dan Setiadi, 2006. Buku Ajar Ilmu Maret 2011, Yogyakarta: Fakultas
Penyakit Dalam.Jakarta: Pusat Kedokteran, Universitas Gadjah
Penerbitan Departemen Ilmu Mada.
penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

Sutikno Ekawati, 2011. Hubungan


Fungsi Keluarga Dengan
Kualitas Hidup Lansia. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Sukri Maimun, 2007, Asam Urat dan Yunia Eka Tri Rosyiani*: Mahasiswa
Hiperusemia Majalah Kedokteran SI Keperawatan FIK UMS
Nusantara, Volume 40. No 1: Agus SudaryantoS.Kep.Ns,M.Kes.**:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Dosen FIK UMS
Fakultas Kedokteran Dewi Listyorini S.Kep,Ns.**: Dosen
Unsyiah,BPK Rumah Sakit FIK UMS
Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh
Theofilou Paraskevi, 2013. Quality Of
Life Definition And Measurement:
Europes Journal of Psychology
Vol 9. Received : 2012-04-
06.Accepted 2012-05-31.
Published: 2013-02-28
Oktavianus Ch. Salim, Novia I.
Sudharma, Rina K. Kusumaratna,
dan Adi Hidayat, 2007. Validitas
dan reliabilitas World Health
Organization Quality of Life-

Anda mungkin juga menyukai