Anda di halaman 1dari 14

INFEKSI SALURAN KEMIH

Definisi :
Infeksi saluran kemih (ISK) didefinisikan sebagai adanya mikroorganisme dalam
urin yang tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh kontaminasi. Organisme
tersebut memiliki potensi untuk menyerang jaringan dari saluran kemih dan
struktur yang berdekatan (Dipiro, 2009).

Infeksi saluran yang lebih rendah termasuk sistitis (kandung kemih),


uretritis (uretra), prostatitis (kelenjar prostat), dan epididimitis. Infeksi saluran
atas (seperti sebagai pielonefritis) melibatkan ginjal dan disebut sebagai
pielonefritis (Dipiro, 2009).
ISK rumit tidak berhubungan dengan struktural atau kelainan neurologis
yang dapat mengganggu aliran normal urin atau mekanisme berkemih. ISK rumit
adalah hasil dari predisposisi lesi pada saluran kemih seperti kelainan bawaan atau
distorsi saluran kemih, batu, berdiamnya kateter, hipertrofi prostat, obstruksi, atau
defisit neurologis yang mengganggu aliran normal urine dan pertahanan saluran
kemih (Dipiro, 2009).
Definisi Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran
kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Untuk
menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri didalam urin.
Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin,
namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal itu
menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri. Bakteriuria bermakna yang
disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang
tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala. Berikut beberapa definisi lain
mengenai infeksi saluran kemih :
 Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih (Tessy A,
Ardayo, dan Suwanto, 2001).
 Infeksi saluran kemih adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya
mikroorganisme patogenik dalam traktis urinarius, dengan atau tanpa
disertai tanda dan gejala (Brunner & Suddarth, 2002).
 Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal, ureter,
buli-buli, atau pun uretra, atau istilah umum yang menunjukkan
keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin (Sukandar, E., 2004).
 Infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri paling sering dijumpai pada
kehamilan (Cunningham., 2005).
 Infeksi saluran kemih adalah bila ada pemeriksaan urin, ditemukan bakteri
yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml. Urin yang diperiksa harus
bersih, segar, dan dari aliran tengah (midstream) atau diambil dari fungsi
suprasimpisis (Abdul Bari, 2008).
Jenis jenis infeksi saluran kemih :
1. Sistitis akut
Radang mukosa kandung kemih akut, biasanya ringan & sembuh sendiri
atau berat disertai penyulit pielonefritis.
Predisposisi - infeksi menurun / menaik
- trauma
- sisa urin
- pengantin  (honeymoon cystitis)
2. Sistitis Kronis
Radang kandung kemih berulang yg dpt mengakibatkan penyulit ke ginjal.
Etiologi & pathogenesis :
- ISK atas
- Residual urin
- Reflux / stenosis uretra
- Th / sistitis akut tidak adekuat
3. Pielonefritis
Radang akut ginjal, ditandai : primer dg radang jar. intersisial & sekunder
mengenai tubulus  kapiler glom.
4. Glomerulonefritis
Penyakit ginjal dg gambaran histologi yg khas, Penyebab terbanyak PGTA
55 % dari penderita yg di HD.
Gejala Infeksi Saluran Kemih :
 Disuria – Nyeri – Panas – tidak enak waktu kencing
 Polakisuria – dengan volume urin sedikit
 Urgency - rasa terdesak kencing
 Nokturia
 Supra pubic pain
 Feeling of fullnes of the rectum (men)
 L.B.P
 Nyeri perut bag bawah
 Hematuria
Pada yg berat / ISK tidak sederhana :
 Nyeri C.V.A
 Nyeri perut yang hebat
 Demam, keringat, gigil
 Mual, muntah, diare
 Anoreksia
 Urosersis
Gejala klinis tdk selalu lengkap, bahkan ada yg tanpa gejala (BTG = Bakteriuria
tanpa gejala).

A. Penyebab Infeksi Saluran Kemih


a) Wanita lebih cenderung terserang penyebab infeksi saluran kemih
dibanding dengan kaum pria. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor
postulasi yang diakibatkan dari tinggi infeksi yang terjadi umumnya di
bagian uretra dekat dengan rektrum dan kurang perlindungan pada sekresi
prostat dibandingkan dengan pria.
b) Ketidak-normalan struktural dan fungsional.
Mekanisme yang berhubungan termasuk stasis urine yang merupakan
media untuk kultur bakteri, refluks urine yang infeksi lebih tinggi pada
saluran kemih dan peningkatan tekanan hidrostatik. Contoh :
strikur,anomali ketidak sempurnaan hubungan uretero vesicalis.
c) Obstruksi atau gangguan pada prostat
Akibat penyebab infeksi saluran kemih yang ditimbulkan dari obstruksi
atau gangguan pada prostat ini dapat mengakibatkan tumor, hipertofi
prostat, calculus, sebab-sebab iatrogenik.
d) Gangguan inervasi kandung kemih
Gangguan pada inervasi kandung kemih atau akibat penyebab infeksi
saluran kemih ini terjadi pada malfomasi sum-sum tulang belakang
kongenital, multiple sklerosis.
e) Penyakit kronis
Dari penyebab infeksi saluran kemih yang terjadi juga dapat
mengakibatkan pada timbulnya penyakit kronis yang masih memiliki
hubungan erat dengan sistem saluran kemih, seperti asam urat, penyakit
diabetes, penyakit ipertensi dan penyakit sickle cell.
f) Instrumentasi
Contoh : prosedur kateterisasi.
g) Penggunaan fenasetin secara terus menerus dan tidak pada tempatnya.
fenasetin merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mengobati
demam,biasanya digunakan dengan kombinasi asam aselisalisi dan kafein,
penggunaan fanasetin yang berlebih dapat merusak ginjal.
h) Akibat luka
luka menyebabkan terbentuknya fistula (penghubung yang tidak normal)
ke struktur tubuh lainnya, hal ini berakibat pada penyempitan saluran
kemih, kebocoran air seni dan infeksi yang berlangsung lama.
Beberapa hal yang harus diketahui mengenai penyebab infeksi saluran
kemih adalah penatalaksanaan dalam jangka waktu panjang dengan cara
menggunakan obat trimetoprim-sulfametoksazol dengan dosis yang rendah yang
dilakukan paling tidak 3 kali dalam seminggu dan dilakukan setiap malam. Infeksi
saluran kemih tidak menimbulkan gejala pada wanita menopause dan juga tidak
diobati. Infeksi saluran kemih pada wanita hamil bisa diberikan dengan
menggunakan pengobatan walaupun bersifat asimptomatik. Pengobatan infeksi
saluran kemih yang dilakukan pada pria yang usianya dibawah 50 tahun adalah
diberikan paling tidak obat selama 14 hari, sedangkan untuk pria yang berusia
diatas 50 tahun maka diberikan selama 4-6 minggu.

B. Faktor Resiko Infeksi Saluran Kemih


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi patogenesis infeksi saluran kemih
antara lain:
1. Jenis kelamin dan aktivitas seksual
Secara anatomi, uretra perempuan memiliki panjang sekitar 4 cm dan
terletak di dekat anus. Hal ini menjadikannya lebih rentan untuk terkena
kolonisasi bakteri basil gram negatif. Karenanya, perempuan lebih rentan terkena
ISK. Berbeda dengan laki-laki yang struktur uretranya lebih panjang dan memiliki
kelenjar prostat yang sekretnya mampu melawan bakteri, ISK pun lebih jarang
ditemukan.
Pada wanita yang aktif seksual, risiko infeksi juga meningkat. Ketika
terjadi koitus, sejumlah besar bakteri dapat terdorong masuk ke vesica urinaria
dan berhubungan dengan onset sistitis. Semakin tinggi frekuensi berhubungan,
makin tinggi risiko sistitis. Oleh karena itu, dikenal istilah honeymoon cystitis.1,2
Penggunaan spermisida atau kontrasepsi lain seperti diafragma dan
kondom yang diberi spermisida juga dapat meningkatkan risiko infeksi saluran
kemih karena mengganggu keberadaan flora normal introital dan berhubungan
dengan peningkatan kolonisasi E. coli di vagina.
Pada laki-laki, faktor predisposisi bakteriuria adalah obstruksi uretra
akibat hipertrofi prostat. Hal ini menyebabkan terganggunya pengosongan vesica
urinaria yang berhubungan dengan peningkatan risiko infeksi.2 Selain itu, laki-
laki yang memiliki riwayat analseks berisiko lebih tinggi untuk terkena sistitis,
karena sama dengan pada wanita saat melakukan koitus atau hubungan seksual
dapat terjadi introduksi bakteri-bakteri atau agen infeksi ke dalam vesica urinaria.
Tidak dilakukannya sirkumsisi juga menjadi salah satu faktor risiko infeksi
saluran kemih pada laki-laki.1
2. Kehamilan
ISK seringkali menyerang perempuan hamil dengan prevalensi rerata
sekitar 10%. Hal ini dikaitkan dengan adanya perubahan fisiologis pada
perempuan yang sedang hamil seperti pengaruh hormon progresteron dan
obstruksi oleh uterus yang menyebabkan dilatasi sistem pelviokalises dan ureter.
Pada perempuan hamil juga terjadi penurunan tonus ureter dan peristaltiknya,
serta peningkatan refluks vesikoureter karena katup vesikoureter yang sementara
kurang kompeten. Kateterisasi vesika urinaria yang terkadang dilakukan sebelum
atau sesudah partus juga turut menambah risiko infeksi.
3. Obstruksi
Penyebab obstruksi dapat beraneka ragam di antaranya: tumor, striktur,
batu, dan hipertrofi prostat. Hambatan pada aliran urin dapat menyebabkan
hidronefrosis, pengosongan vesica urinaria yang tidak sempurna, sehingga
meningkatkan risiko ISK.
4. Disfungsi neurogenik vesica urinaria
Gangguan pada inervasi vesica urinaria dapat berhubungan dengan infeksi
saluran kemih. Infeksi dapat diawali akibat penggunaan kateter atau keberadaan
urin di dalam vesica urinaria yang terlalu lama.
5. Vesicoureteral reflux
Refluks urin dari vesica urinaria menuju ureter hingga pelvis renalis terjadi
saat terdapat peningkatan tekanan di dalam vesica urinaria. Tekanan yang
seharusnya menutup akses vesica dan ureter justru menyebabkan naiknya urin.
Adanya hubungan vesica urinaria dan ginjal melalui cairan ini meningkatkan
risiko terjadinya ISK.
6. Faktor genetik
Faktor genetik turut berperan dalam risiko terkena ISK. Jumlah dan tipe
reseptor pada sel uroepitel tempat menempelnya bakteri ditentukan secara genetik.

1. Subjektif
-
Badan tidak enak : gejala akan sakit, tubuh sedang mengalami
masalah, menurunnya daya tahan tubuh, menyebabkan badan terasa
lesu, kurang bergairah, mudah lelah, jantung sering berdebar, sering
pegal-pegal, kurang nafsu makan, daya pikir menurun, mengantuk.
-
Rasa menggigil : rasa menggigil biasanya berhubungan dengan
demam yang merupakan gejala dari suatu penyakit. Menggigil dapat
terjadi Karena terjadi serangan dari pusat pengatur suhu tubuh yang
tidak terkontrol. Ketika otak meningkatkan kerja dari pusat pengendali
suhu tubuh, maka seseorang akan mulai merasa kedinginan.
-
Demam : Ketika suatu infeksi menyerang tubuh,maka sel-sel dalam
tubuh yang terserang oleh mikroorganisme tersebut akan menyebabkan
pegeluaran bahan kimia yang akan beredar ke seluruh tubuh melalui
aliran darah dan dapat menyebabkan otak akan menaikkan suhu
normal alami tubuh.
http://www.suaramerdeka.com/harian/0309/01/ragam1.htm
-
Nyeri saat berkemih dan terasa panas : merupakan gejala dari
penyakit infeksi saluran kemih bagian bawah, disebabkan karena
terjadinya infeksi pada saluran kemih, dan saluran kemih mengalami
masalah.
http://mediskus.com/penyakit/infeksi-saluran-kemih-isk.html

2. Objektif
-
Wanita (27 tahun) : wanita lebih rentang terkena ISk karena saluran
kencing uretra wanita lebih pendek, lebih dekat ke anus, dan bakteri
lebih mudah masuk ke dalam saluran kemih.
-
TB 150 cm dan BB 50 kg
-
Suhu tubuh 39oC : merupakan salah satu pemeriksaan tanda vital.
Suhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang diperoleh dan
panas yang hilang. Nilai normal suhu tubuh antara 35,8°-37° C. Setiap
peningkatan suhu tubuh 1°C terjadi peningkatan frekuensi nadi sekitar
20 kali denyut per menit. Pemeriksaan suhu merupakan salah satu
pemeriksaan yang digunakan untuk menilai kondisi metabolism dalam
tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui
metabolism darah.
Fungsi pemeriksaan suhu tubuh : Mengetahui suhu badan klien
untuk menentukan tindakan dan membantu menegakkan diagnosa dan
untuk menilai keseimbangan suhu tubuh.
https://yansri.wordpress.com/2013/08/15/pemeriksaan-tanda-tanda-
vital-empat-gejala-kardinal/
-
Tekanan darah 130/80 mmHg : tekanan darah normal setiap orang
berbeda, tergantung pada kondisi tubuhnya masing-masing.
http://tekanandarahnormal.com/
Berikut data tentang tekanan darah :
Namun,
referensi lain menyebutkan bahwa :

http://www.academia.edu/6009955/Klasifikasi_Hipertensi_menurut_W
HO
Dapat dinyatakan bahwa pasien tidak mengalami hipertensi, masih
dalam rentang yang dapat dimaklumi.
-
Nadi 100 kali/menit (50-80 kali/menit) : merupakan salah satu
pemeriksaan tanda vital. Pemeriksaan tanda vital terdiri atas
pemeriksaan nadi, pernapasan, tekanan darah, dan suhu. Pemeriksaan
ini merupakan bagian penting dalam menilai fisiologis dari sistem
tubuh secara keseluruhan. Pemeriksaan denyut nadi bertujuan untuk
mengetahui apakah ada hubungannya dengan penyakit kardiovaskular,
dan mengetahui perkembangan penyakit.
-
Respiratory Rate 20 kali/menit (12-16 kali/menit) : Pengertian
penghitungan nafas, Pernapasan yang normal dapat diobservasi dari
frekuensi per menit, kedalaman, keteraturan dan tanda-tanda yang
menyertai, seperti bunyi napas dan bau napas. Dalam keadaan istirahat,
pernapasan orang dewasa normal berkisar 12-20 kali dalam 1 menit.
Maka, bila mengacu pada referensi lain, pasien memiliki laju
pernapasan yang masih normal.
Fungsi pemeriksaan RR : Mengetahui keadaan umum pasien,
mengetahui jumlah dan sifat pernapasan dalam 1 menit, mengikuti
perkembangan penyakit, membantu menegakkan diagnose
https://yansri.wordpress.com/2013/08/15/pemeriksaan-tanda-tanda-
vital-empat-gejala-kardinal/
Namun, bila dari referensi normal RR dalam kasus, alas an melebihi
normal karena infeksi oleh bakteri mempengaruhi laju napas pasien.
-
Leukosit 12.000 sel/mm3 : merupakan salah satu pemeriksaan darah
rutin. Pemeriksaan darah rutin yang lainnya adalah trombosit dan Hb.
Kadar dalam kasus ini melebihi normal yang berarti menunjukka
adanya infeksi. Leukosit 9sel darah putih) yang berperan dalam
membunuh mikroorganisme yang masuk ke tubuh akan meningkat
sebagai respon dari adanya infeksi, atau masuknya benda asing ke
dalam tubuh.
-
Trombosit 200.000 sel/mm3
-
Hb 12 g/dl
Berikut kadar normal dari leukosit, trombosit, dan Hb :

Bila merujuk pada refensi di atas, kadar hemoglobin dan trombosit


masih dalam kondisi normal. Namun, kadar Leukosit telah melebihi
normal yaitu : 12.000 sel/mm3
-
Kreatinin 1 mg/dl (0,5-0,9 mg/dl) : pemeriksaan kreatinin berperan
untuk mengetahui fungsi ginjal, apakah telah terkena infeksi ataukah
belum. Ada referensi lain menyebutkan bahwa kadar kreatinin normal
adalah Batas normal kreatinin : 0,5 – 1,2 mg/dl pada wanita.
Kreatinin merupakan produk sisa dari kreatinin fosfat, sebuah senyawa
yang dapat ditemukan pada jaringan otot skelet. Substansi ini
dikeluarkan melalui ginjal. Kadar kreatinin dalam darah dapat
dipengaruhi oleh gangguan ginjal. Oleh karena itu, kreatinin sangat
berguna dalam mengevaluasi fungsi ginjal. Peningkatan kadar
kreatinin mengindikasikan penurunan laju filtrasi glomerulus.
-
Terdapat E. coli di dalam urin : E.coli merupakan bakteri yang
paling umum menyebabkan ISk. Presentasi E.coli sekitar 80-85%,
dibandingkan dengan bakteri lain misalnya Staphylococcus
saprophyticus menjadi penyebab pada 5–10%.
Patogenesis secara singkat dari E.coli : Bakteri yang mengakibatkan
infeksi saluran kemih biasanya masuk ke dalam kandung kemih lewat
uretra. Akan tetapi, infeksi juga mungkin terjadi lewat darah atau
limfe. Diyakini bahwa bakteri biasanya ditularkan ke uretra dari usus,
dan perempuan memiliki risiko lebih tinggi karena anatominya.
Setelah memasuki kandung kemih, E. Coli dapat menempel ke dinding
kandung kemih dan membentuk biofilm yang kebal terhadap respon
kekebalan tubuh.

Salvatore, S; Salvatore, S, Cattoni, E, Siesto, G, Serati, M, Sorice, P,


Torella, M (2011 Jun). "Urinary tract infections in women.".
European journal of obstetrics, gynecology, and reproductive
biology 156 (2): 131–6.

Bila jumlah koloni yang tumbuh > 105 koloni/ml urin, maka dapat
dipastikan bahwa bakteri yang tumbuhmerupakan penyebab ISK.
Sedangkan bila hanya tumbuh koloni dengan jumlah< 10 3 koloni / ml
urin, maka bakteri yang tumbuh kemungkinan besar
hanyamerupakan kontaminasi flora normal dari muara uretra.

TERAPI NON FARMAKOLOGI


- Minum air putih yang banyak, tapi beberapa dokter berspekulasi bahwa
peningkatan cairan dapat merugikan karena dapat menurunkan konsentrasi
antimikroba di urin (Naber KG. Treatment options for acute
uncomplicated cystitis in adults. J Antimicrob Chemother. 2000;46(suppl
1):S23–7)
- Buang air kecil secara tuntas (Therapeutic guidelines: antibiotic, version
14. Melbourne:Therapeutic Guidelines Ltd, 2010).
- Minum jus cranberry, Secara tradisional, cranberry telah digunakan untuk
pengobatan dan pencegahan infeksi saluran kemih. Penelitian
menunjukkan bahwa mekanisme kerjanya adalah mencegah terikatnya
bakteri ke permukaan membran sel. Cranberry juga telah ditemukan secara
khusus mengambat hemaglutinasi E.coli dengan ekspresi tipe 1 dan p
adhesin (Zafriri D, Ofek I, Adar R, Pocino M, Sharon N. Inhibitory
activity of cranberry juice on adherence of type 1 and type P fimbriated
Escherichia coli to eucaryotic cells. Antimicrob Agents Chemother.
1989;33:92–8.) melalui komponen senyawa fruktosa (Ofek I, Goldhar J,
Zafriri D, Lis H, Adar R, Sharon N. Anti-Escherichia coli adhesin activity
of cranberry and blueberry juices. N Eng J Med. 1991;324:1599.) dan
proantosianidin (Howell AB, Vorsa N, Der Marderosian A, Foo LY.
Inhibition of the adherence of P-fimbriated Escherichia coli to
uroepithelial-cell surfaces by proanthocyanidin extracts from cranberries.
N Engl J Med. 1998;339:1085–6.)
- (menurut penelitian yang dilakukan oleh Jepson RG, Mihaljevic L, Craig
J. Cranberries for treating urinary tract infections. Cochrane Database
Syst Rev. 2000;(2):CD001322.)
- Membersihkan alat vital dari depan ke belakang setelha buang air
(http://www.nursing.health.wa.gov.au/docs/career/np/hall/Uncomplicated_
Symptomatic_Urinary_Tract_Infection.pdf)
- Menghindari pembalut atau pantyliner yang beraroma karena bisa
mengiritasi
(http://www.nursing.health.wa.gov.au/docs/career/np/hall/Uncomplicated_
Symptomatic_Urinary_Tract_Infection.pdf)
- Menghindari pakaian dalam sintetis
(http://www.nursing.health.wa.gov.au/docs/career/np/hall/Uncomplicated_
Symptomatic_Urinary_Tract_Infection.pdf)
Keterangan digunakan paracetamol:
Parasetamol adalah metabolit fenasetin yang bertanggung jawab terhadap
efek analgesiknya. Obat ini merupakan penghambat prostaglandin yang lemah
pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek antiinflamasi yang bermakna. 2
Parasetamol umumnya digunakan di masyarakat sebagai penurun demam.
Pada dosis yang direkomendasikan, parasetamol tidak mengiritasi lambung,
mempengaruhi koagulasi darah, atau memengaruhi fungsi ginjal. Namun dari
semua kelebihan parasetamol obat ini juga memiliki beberapa kekurangan dan
efek samping. Pada dosis yang besar (lebih dari 2000 mg per hari) dapat
meningkatkan risiko gangguan pencernaan bagian atas. Selain itu, penggunaan
parasetamol diatas rentang dosis terapi dapat menyebabkan gangguan hati.
-Bertram G.Katzung. Farmakologi dasar dan klinik. 10th ed. Jakarta. EGC;
2010.p479 - 489
-Larson AM, Polson J, Fontana RJ, et al. "Acetaminophen-induced acute liver
failure: results of a United States multicenter, prospective study". Hepatology 42
(6): 1364–72.doi:10.1002/hep.20948
Keterangan digunakan kotrimoksazol:
Berkaitan dengan antibiotik kotrimoksazol yang merupakan first-line therapy
untuk infeksi saluran kemih, didapatkan dari The New England Journal of
Medicine yang berjudul Uncomplicated Urinary Tract Infection pada tahun 2012
bahwa tingkat resistensi kotrimoksazol untuk infeksi saluran kemih yang
disebabkan oleh Escherichia coli telah mencapai angka 20%. Tingkat resistensi
tersebut dapat berbeda di setiap wilayah dan Negara.
The New England Journal of Medicine. Uncomplicated Urinary Tract Infection.
2012;366:1028-37.

TARGET TERAPI
Tujuan pengobatan untuk ISK adalah untuk mencegah atau mengobati
konsekuensi sistemik infeksi, membasmi organisme menyerang, dan mencegah
kekambuhan infeksi (Dipiro, J.T..2009).
MONITORING PATIENT
1. Monitoring terhadap gejala subjektif seperti demam dan rasa nyeri.
Paracetamol (Glass, Jill C. Cash, Cheryl A., 2010) digunakan untuk
menurunkan suhu tubuhnya menjadi normal (37oC) dan bisa juga untuk
meredakan nyeri yang dirasakan oleh pasien. Bila nyeri masih dirasakan,
bisa diberikan Phenazopyridine HCl dengan tujuan untuk memberikan
efek analgesik lokal pada saluran kemih. Obat ini biasanya digunakan
bersamaan dengan antibiotik ketika mengobati infeksi saluran kemih.
Phenazopyridine digunakan hanya untuk waktu yang singkat (hanya
simptomatis), biasanya dua hari. (aines, KK, 2004)
2. Monitoring terhadap data-data laboratorium seperti tekanan darah, nadi,
respiratory rate, hemoglobin, trombosit, leukosit dan kreatinin. Untuk
tekanan darah masih belum dikatakan hipertensi, hanya perlu dilakukan
pemantauan secara berkala tekanan darahnya untuk melihat apakah selama
terapi tekanan darah meningkat atau tidak. Kadar hemoglobin pasien
berada dibatas bawah normal, sehingga harus dipantau agar tidak terjadi
penurunan kadar hemoglobin. Bila kadar hemoglobin menurun dapat
dilakukan transfusi darah dan perlu di dukung dengan terapi non
farmakologi. Kadar kreatinin juga dipantau, apabila sudah lebih dari 1
mg/dL harus dilakukan pemerikasaan ginjal. Semakin tinggi kadar
kreatinin, hal tersebut adalah tanda kerusakan ginjal telah terjadi. Dan
kerusakan tersebut diakibatkan oleh bakteri E.coli yang sudah mencapai
ginjal.
3. Monitoring terhadap penggunaan antibiotik, jika setelah penggunaan

antibiotik Levoflosaksin selama 2 minggu (14 hari) kemudian dilakukan


evaluasi terhadap terapi, Bila masih terdapat bakteri, maka pemberian
antibiotik perlu diganti.
4. Monitoring efek samping obat yang mungkin timbul selama terapi

dijalankan, jika efek samping dari obat yang digunakan tidak dapat
ditoleransi maka obat dapat diganti dengan obat lain yang masih satu
golongan terapi.
5. Monitoring juga dilakukan terhadap penyakit infeksi saluran kemih

(apakah pasien masih terinfeksi), dengan melakukan kultur bakteri di


dalam urine, jika dari hasil kultur jumlah bakteri <10.000 CFU/ml maka
pasien dinyatakan hanya terkontaminasi dan pada keadaan ini pasien tidak
perlu diterapi dengan antibiotik, tetapi jika jumlah bakteri >10.000
CFU/ml maka pasien dinyatakan masih terinfeksi oleh bakteri dan terapi
perlu dilanjutkan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari, Saifuddin. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.


Jakarta : Bina Pustaka.
Brunner, L. S. dan Suddarth, D. S. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Vol. 2. Jakarta : ECG.
Cunningham, F. G. 2005. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta: EGC.
Dipiro, Joseph T et al. 2009. Pharmacotherapy Handbook 7th ed. McGraw-Hill.
United States.
Sukandar E. 2007. Infeksi saluran kemih pada pasien dewasa dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
Tessy A., Ardayo, Suwanto. 2001. Infeksi salauran kemih dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.

Anda mungkin juga menyukai