Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

SKRINING PASIEN DI DALAM DAN DI LUAR RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANANDA


JL. ANDI DJEMMA NO. 57 MAKASSAR
0411-874596 Email : sekretariat@anandahospital.com

RSIA. ANANDA
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB I DEFINISI....................................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP .................................................................................................... 2
BAB III TATALAKSANA....................................................................................................... 3
1. SKRINNING DI DALAM RS ........................................................................................ 3
A. Alur skrinning ........................................................................................................ 3
B. Skrining Non Medis ............................................................................................... 3
C. Skrining Medis ....................................................................................................... 5
D. Pemeriksaan Penunjang ........................................................................................ 5
2. SKRINNING DI LUAR RS ............................................................................................ 6
A. Alur skrinning ........................................................................................................ 6
B. Jenis - jenis skrinning pasien dari luar rs.: .......................................................... 7
BAB IV DOKUMENTASI ....................................................................................................... 8

RSIA. ANANDA
ii
BAB I
DEFINISI

Skrining merupakan pemeriksaan sekolompok orang untuk memisahkan orang yang


sehat dan orang yang memilki keadaan fisiologis yang tidak terdiagnosis atau mempunyai
resiko tinggi (Kamus Dorland da. 25 : 974). Menurut Rochjati P (2008), skrining merupakan
pengenalan diri secara pro aktif pada ibu hamil untuk menemukan adanya masalah atau faktor
risiko. Skrining adalah suatu cara atau metode yang dilakukan untuk menyelaraskan
kebutuhan pasien dibidang pelayanan kesehatan dengan pelayanan yang tersedia dirumah
sakit. Informasi diperlukan untuk membuat keputusan yang benar tentang kebutuhan pasien
yang mana yang dapat dilayani rumah sakit, supaya tercipta peningkatan mutu pelayanan
yang sesuai dengan misi dan tujuan rumah sakit.
Sehingga skrining dapat dikatakan sebagai satu upaya mengidentifikasi penyakit atau
kelainan pasien sehingga didapat keterangan tentang kondisi dan kebutuhan pasien saat
kontak pertama. Keterangan hasil skrining di gunakan untuk mengambil keputusan untuk
menerima pasien rawat jalan atau merujuk ke pelayanan kesehatan lainnya dengan
menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit.
Skrinning pasien dapat dilakukan di dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit,
skrinning di dalam rumah sakit dilakukan oleh petugas medis pada saat kontak pertama
dengan pasien pada saat pasien tiba di rumah sakit. Skrinning pasien di luar rumah sakit
dilakukan pada saat kontak pertama per telepon untuk menentukan kebutuhan pasien apakah
sesuai dengan fasilitas dan sumber daya yang ada di rumah sakit agar terjaminnya kebutuhan
pasien sesuai dengan kemampuan rumah sakit. Pencocokan kebutuhan pasien dengan misi
dan sumber daya rumah sakit tergantung dari informasi yang diperoleh saat melakukan
skrining tentang kebutuhan pasien, biasanya pada kontak pertama.
Maksud dan tujuan dilakukan skrining adalah
1. Menyelaraskan kebutuhan pasien dibidang pelayanan kesehatan dengan pelayanan
2. yang dimiliki/ tersedia di rumah sakit.
3. Mengkoordinasikan pelayanan supaya lebih efektif dan efisien.
4. Merencanakan pemulangan dan tindakan selanjutnya sesuai kebutuhan pasien.
5. Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya di rumah sakit.

RSIA. ANANDA
1
BAB II
RUANG LINGKUP

Skrining dapat dilakukan pada area :


1. Loket penerimaan pasien
2. Poliklinik
3. IGD
4. Diluar rumah sakit
Skrinning dilakukan terhadap pasien pada saat sebelum masuk ke rumah sakit atau
masih di luar rumah sakit, saat pasien tiba di rumah sakit atau pada saat pasien sudah di dalam
rumah sakit.
Pada saat pasien datang langsung ke rumah sakit, skrinning dilakukan oleh petugas
rumah sakit yang pertama kontak dengan pasien. Skrinning pasien dari luar rumah sakit
dilakukan pada kontak pertama per telepon untuk menentukan kebutuhan pasien apakah
sesuai dengan fasilitas dan sumber daya yang ada di rumah sakit agar terjaminnya kebutuhan
pasien sesuai dengan kemampuan rumah sakit.
Pada pasien yang tidak datang langsung ke rumah sakit , skrinning dapat dilakukan
melalui telepon atau skrinning dilakukan di tempat asal pasien yang dilakukan oleh petugas
medis RSIA Ananda
Pasien yang akan dirawat atau terdaftar untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan
adalah mereka yang kebutuhan dan kondisinya dapat dipenuhi oleh sumber daya dan misi
rumah sakit yang diidentifikasi melalui proses skrinning.
Informasi yang didapat melalui proses skrinning penting dalam membuat keputusan
yang tepat tentang apakah pasien dapat dilayani atau dirujuk.

Jenis – jenis skrinning :


1. Skrinning non medis :
Adalah skrinning yang dilakukan pada saat pasien tiba di rumah sakit atau
Saat pasien mendaftar di poliklinik rawat jalan, laboratorium untuk menentukan
pelayanan mana yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien serta pelayanan
yang dapat dipenuhi oleh rumah sakit dan dilakukan oleh tenaga terlatih.
2. Skrinning medis :
Adalah skrinning yang dilakukan melalui kriteria triase di igd,evaluasi visual dan
pengamatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang ( pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik imaging ) sebelumnya, yang dilakukan tenaga yang
kompeten yaitu dokter dan perawat/bidan.

RSIA. ANANDA
2
BAB III
TATALAKSANA

1. SKRINNING DI DALAM RS

A. Alur skrinning

Pendaftaran pasien
Bila ada pasien tidak rawat jalan/unit yang
ada kegawat daruratan
dituju
pasien tiba Skrinning oleh
di RS petugas RS
Bila ada pasien ada Instalasi gawat darurat
kegawat daruratan

B. Skrining Non Medis


Skrining ini dilakukan oleh tenaga–tenaga non medis yang berkontak langsung dengan
pasien pertama kali datang.

1. Petugas Non Medis (Security, Parkir, Petugas lain)


a. Melaksanankan skrinning secara visual
b. Mengamati pasien yang masuk ke dalam ruang lingkup RSIA Ananda, bila
melihat ada pasien yang terlihat kegawatan seperti ; sesak, nyeri perut hebat,
lemas, pucat, muntah-muntah dll. Maka petugas membantu pasien dan
mengarahkan ke IGD untuk dilakukan Triage di IGD.
c. Bila ada pasien membutuhkan bantuan, petugas non medis menanyakan keluhan
pasien tersebut (sambil melihat apakah ada kegawatan atau tidak pada pasien).
Bila ada kegawatan pasien dibantu dan diarahkan ke IGD dan bila tidak ada
kegawatan dan pasien ingin berobat diarahkan ke bagian pendaftaran.
Contoh:
Petugas : Selamat Pagi/Siang/ Malam bu, ada yang bisa saya bantu?
(sambil mengamati kondisi pasien)
Pasien : Selamat Pagi/Siang/Malam pak… Saya mau berobat,
pendaftaran dimana ya?
Petugas : (bila pasien terlihat sakit) ibu ada keluhan apa, sepertinya
ibu terlihat pucat/ nyeri?
(bila pasien terlihat baik arahkan ke pendaftaran)
Pasien : Kepala saya pusing dan saya muntah-muntah berulang
Petugas : Kalau begitu ibu sebaiknya ke IGD untuk mendapatkan
perawatan yang cepat, mari ibu saya temani. (Bantu pasien
hingga sampai ke IGD agar dapat dilakukan Triage di IGD)
d. Bila petugas melihat kegawatan yang berhubungan dengan kehamilan seperti;
ketuban pecah, perdarahan, kontraksi dll, maka petugas membantu pasien agar
dapat dibawah ke IGD dan ditindak lanjuti oleh bidan atau dokter yang bertugas.
RSIA. ANANDA
3
e. Bila terdapat pasien kecelakaan, maka petugas diharapkan membantu pasien
hingga sampai ke IGD atau petugas menghubungi perawat IGD agar perawat IGD
dapat mengevakuasi pasien dengan benar.

2. Petugas Laboratorium
a. Melaksanakan skrining secara visual
b. Mengamati setiap pasien yang mau melakukan pemeriksaan laboratorium, petugas
dapat melakukan pemeriksaan pasien seperti suhu dan nadi, bila pasien terlihat
kegawatan seperti; nyeri hebat, pucat, lemas, sesak, demam, nadi lemah dll, maka
tanyakan keluhan pasien dan sudah berobat atau belum.
c. Bila pasien belum berobat dan datang hanya untuk pemeriksaan maka sarankan
pasien agar berobat ke IGD agar mendapatkan pengobatan dan tindak lanjut di
IGD.
d. Bila pasien telah berobat, maka sarankan pasien ke IGD untuk penanganan
kegawatannya, sehingga dokter IGD dapat berkoordinasi dengan DPJP untuk
kegawatan pasien agar dapat ditindaklanjuti.
e. Setiap pasien yang diarahkan ke IGD, petugas diharapkan membantu pasien
hingga sampai ke IGD, dengan menggunakan kursi roda bila diperlukan.

3. Petugas Farmasi
a. Melaksanakan skrining secara visual
b. Mengamati setiap pasien yang memberikan resep di Apotik, bila pasien terlihat
kegawatan seperti; nyeri hebat, pucat, lemas, sesak dll, maka tanyakan keluhan
pasien dan sudah berobat atau belum.
c. Bila pasien belum berobat maka arahkan pasien agar berobat ke IGD agar
mendapatkan pengobatan dan tindak lanjut di IGD.
d. Bila pasien telah berobat, maka sarankan pasien ke IGD untuk penanganan
kegawatannya, sehingga dokter IGD dapat berkoordinasi dengan DPJP untuk
kegawatan pasien agar dapat ditindak lanjuti.

4. Front Office (FO)


a. Melaksanakan skrining secara visual
b. Menanyakan tujuan kedatangan pasien dan memberikan penjelasan tentang jenis-
jenis pelayanan, waktu pelayanan dan nama dokter praktek di RSIA Ananda
c. Bila via telepon maka ditanyakan keluhan pasien dan unit yang akan dituju.
d. Melakukan skrining berdasarkan atas keluhan pasien, atau secara kasat mata
dicurigai ada kegawatan.
e. Bila ada kegawatan diminta untuk segera masuk ke IGD agar dapat ditindak
lanjuti oleh perawat atau dokter jaga yang bertugas saat itu (Triage).
f. Bila pasien hamil dan mempunyai keluhan di sekitar kehamilan, contoh; Ketuban
pecah, kontraksi, perdarahan dll, maka pasien diminta untuk ke IGD agar dapat
ditindaklanjuti oleh bidan atau dokter jaga yang bertugas saat itu.
g. Bila terdapat pasien kecelakaan, maka petugas menghubungi perawat IGD agar
perawat IGD dapat mengevakuasi pasien dengan benar.

RSIA. ANANDA
4
C. Skrining Medis

1. Perawat / Bidan
a. Skrining medis dilakukan oleh tenaga medis (perawat / bidan) yang berkontak
pertama dengan pasien
b. Skrining medis oleh perawat dilakukan oleh perawat IGD, perawat/bidan poli ibu,
poli anak, poli lain-lain, serta perawat/bidan yang kontak pertama kali dengan
pasien.
c. Ketika kontak pertama kali oleh pasien maka perawat/bidan menanyakan keluhan
pasien, sembari melihat kondisi pasien apakah ada kegawatan atau tidak.
d. Berdasarkan keluhan dan kondisi pasien yang didapat maka perawat/bidan dapat
mengarahkan apakah pasien dapat ke pendaftaran (bila pasien dalam kondisi sehat
dan membutuhkan pengobatan) atau diarahkan ke IGD atau Kamar Bersalin sesuai
dengan keluhan pasien (bila pasien terdapat kegawatan)

2. Dokter
a. Skrining medis dilakukan oleh dokter yang berkontak pertama dengan pasien.
b. Skrining medis juga sekaligus dimaksudkan untuk mengidentifikasi pasien-pasien
asimptomatik yang berisiko mengidap gangguan kesehatan serius.
c. Melalui proses skrining diharapkan dapat mengurangi morbiditas atau mortalitas
penyakit dengan penanganan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan.
d. Skrining medis dilakukan melalui kriteria triase, anamnesis, pemeriksaan fisik,
psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing.
e. Pada kasus rujukan, skrining dapat dilakukan sebelum pasien dikirim atau sebelum
pasien tiba di IGD, bisa dilakukan via telepon maupun datang sendiri.
f. Bila pasien rujukan dilakukan dengan penjemputan, maka skrining dilakukan ketika
tim medis sampai di tempat penjemputan.
g. Pasien hanya diterima apabila rumah sakit dapat menyediakan pelayanan dan
fasilitas yang dibutuhkan pasien rawat inap dan rawat jalan dengan tepat.

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam melengkapi proses skrining :

1. Kasus Anak
a. Pemeriksaan Hematologi : Darah Tepi (Hemoglobin, Hematrokrit, Leukosit,
Trombosit, HitungJenis)
b. Tubex TF / IgM Anti Salmonella Typhi (sesuai kasus)
c. Natrium, Kalium, Clorida, Calcium (sesuai kasus)
2. Kasus Umum
a. Hematologi/Darah Lengkap : Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Trombosit,
Eritrosit, LED, dan Hitung Jenis.
b. Glukosa darah sewaktu ( sesuai kasus )
c. Kimia Klinik Standar : Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT ( Sesuai kasus )
d. Urinalisis Lengkap (sesuai kasus)

RSIA. ANANDA
5
3. Perawatan Perinatologi
a. Hematologi Rutin & Golongan darah
b. Bilirubin, TSH, dan G6PD ( pada usia hari ke -3 )
c. Glukosa darah sewaktu ( sesuai indikasi )
d. CRP dan IT Ratio ( sesuai indikasi )
e. Kultur Darah ( sesuai indikasi )
4. Perawatan RR
a. Hematologi :Darah Lengkap
b. Gula Darah Sewaktu
c. Analisa Gas Darah
d. Kimia darah : Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT, Albumin, Globulin.
e. Kultur darah, CRP,& IT Ratio
5. Perawatan Pre Operatif
a. Untuk Golongan Operasi Kecil / Sedang :
- Hematologi Rutin,
- Gula darah sewaktu
- CT/BT ( sesuai indikasi )

b. Untuk Golongan Operasi Besar :


- Hematologi Rutin
- LED
- Golongan Darah dan Rhesus
- CT/BT
- Bilirubin Total/Direk/Indirek
- Ureum / Creatinin
- SGOT /SGPT
- Glukosa Puasa dan Glukosa 2 jam PP
- Urine puasa
- Protein total/Albumin/Globulin
- Urine Lengkap

2. SKRINNING DI LUAR RS

A. Alur skrinning

Rujukan untuk rencana Skrinning oleh


rawat inap perawat/bidan, dokter
sambungkan ke IGD jaga igd
Telepon Skrinning oleh
dari luar petugas FO
RS. Rencana kontrol Daftar rawat jalan/unit
poliklinik yang di tuju

RSIA. ANANDA
6
Skrinning di luar rs.
Skrinning pasien dari luar rumah sakit dilakukan pada kontak pertama per telepon
untuk menentukan kebutuhan pasien apakah sesuai dengan fasilitas dan sumber daya
yang ada di rumah sakit agar terjaminnya kebutuhan pasien sesuai dengan kemampuan
rumah sakit.
B. Jenis - jenis skrinning pasien dari luar rs.:
a) Rencana rawat inap
1. Terima telepon dari luar mengenai pasien yang akan di rujuk / di rawat di
rumah sakit oleh front office
2. Tanyakan identitas pasien :
a. Nama pasien
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Nama rumah sakit yang akan merujuk
e. Keadaan dan kebutuhan pasien
3. Sambungkan ke bagian UGD dan sampaikan informasi yang telah didapat
4. Terima telepon tersebut oleh petugass UGD, dan tanyakan kondisi pasien
a. Keadaan umum pasien
b. Tanda – tanda vital
c. Anamnesa ringkas
d. Hasil penunjang
e. Kebutuhan pasien tersebut
Berdasarkan hasil skrinning tersebut, apakah kebutuhan pasien sesuai
dengan sumber daya dan fasilitas yang ada di rumah sakit atau tidak.
5. Kolaborasi dengan dokter jaga, mengenai keadaan pasien tersebut
Petugas UGD meminnta agar pihak perujuk menelpon kembali dalam waktu 10
menit agar dapat dipastikan ruangan di RSIA Ananda tersedia atau tidak

b) Rencana rawat jalan


1. Terima telepon dari luar dari calon pasien oleh front office
2. Tanyakan identitas pasien :
a. Nama pasien
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Keadaan dan kebutuhan pasien
3. Front office memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pasien yang
berhubungan dengan rencana pengobatan pasien atau jenis kunjungan pasien.

RSIA. ANANDA
7
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Semua hasil skrining di catat dalam rekam medis IGD dan poliklinik
2. SPO Skrining pasien didalam rumah sakit dan di luar rumah sakit
3. SPO skrinning pemeriksaan lab.
4. Spo skrinning pasien melalui telepon
5. Spo skrinning

Ditetapkan di makassar
Tanggal 15 maret 2016
Direktur RSIA Ananda Kota Makassar
Sulawesi Selatan

Dr. dr. H. Andi Alfian Zainuddin, M.KM

RSIA. ANANDA
8

Anda mungkin juga menyukai