Anda di halaman 1dari 94

TINGKAT KEMAMPUAN KONDISI FISIK KEKUATAN

PADA ATLET BOLA VOLI PUTRA DI CLUB IVOKAS


KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018

SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kepelatihan
Olahraga pada Universitas Negeri Semarang

Oleh
Pramudito Dhomas Hernandi
6301414001

Pendidikan Kepelatihan Olahraga


Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang
2018
ABSTRAK

Pramudito Dhomas Hernandi. 2018. Tingkat Kemampuan Kondisi Fisik


Kekuatan pada Atlet Bola Voli Putra Di Club IVOKAS Kabupaten Semarang
Tahun 2018. Skripsi S1. Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga.
Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Skripsi ini dibawah
bimbingan Drs. Joko Hartono, M.Pd.
Kata kunci: Tingkat, Kekuatan, Bola Voli
Permasalahan penelitian ini adalah seberapa besar kemampuan kondisi
fisik kekuatan atlet bola voli putra di club IVOKAS kabupaten Semarang tahun
2018. Penelitian ini bertujuan untuk menginformasikan kemampuan kondisi fisik
kekuatan otot para atlet bola voli putra di club IVOKAS kabupaten Semarang
tahun 2018.
Populasi penelitian ini adalah atlet bola voli putra di club IVOKAS
kabupaten Semarang tahun 2018. Sampel penelitian ini adalah atlet putra usia
16 – 20 tahun di club IVOKAS kabupaten Semarang tahun 2018 yang berjumlah
20 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Metode yang digunakan survey kemampuan kekuatan tes. Variabelnya adalah
kemampuan kekuatan otot lengan, punggung, perut dan tungkai. Metode
pengolahan data menggunakan analsis statistik deskriptif presentase.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui kemampuan kondisi fisik kekuatan
otot lengan dalam kriteria sedang dengan presentasi mencapai 60%, kekuatan
otot punggung masuk dalam kriteria baik dengan presentasi mencapai 55%,
kekuatan otot perut masuk dalam kriteria baik sekali dengan presentasi 75%,
kekuatan otot tungkai masuk dalam kriteria sedang dengan presentasi 50%.
Simpulan hasil penelitian ini untuk kemampuan kekuatan otot lengan 60%
kriteria sedang, punggung 55% kriteria baik, perut 75% kriteria baik sekali dan
tungkai 50% kriteria sedang. Kepada pelatih perlu meningkatkan latihan fisik dan
memperhatikan kebutuhan fisik atlet, dan kepada atlet perlu kesadaran diri untuk
meningkatkan kemampuan kekuatan agar terjadi peningkatan kekuatan yang
signifikan.

2
ABSTRACT

Pramudito Dhomas Hernandi. 2018. Physical Ability Level of Strength on


Male Volleyball Athletes at IVOKAS Club Semarang 2018. Undergraduate (S1)
Thesis. Sports Training Education Program. Faculty of Sport Science. Semarang
State University. Advisor: Drs. Joko Hartono, M.Pd.
Key Word: Level, Strength, Volleyball
The problem in this research contents is how big physical ability level of
strength on male volleyball athletes at IVOKAS Club Semarang 2018. The aim of
this research was to inform the ability of physical condition of muscle strength on
male Volley ball athletes at IVOKAS Club Semarang 2018.
The subject of this research was male volleyball athletes at IVOKAS club
Semarang 2018. The sample of this research was 20 person of male Volley ball
athletes aged 16-20 years old at IVOKAS Club Semarang 2018. To analyze the
data, it used purposive sampling technique with survey test strength ability. The
variable were strength ability of arm muscle, back muscle, abdominal muscle,
and leg muscle. To process the data, it used analyze descriptive statistics
percentages method.
The result of the study showed that the ability of physical condition
athletes in arm muscle was categorize in medium criteria with 60%, back muscle
was categorize in good criteria with 55% , Abdominal muscle was categorize in
excellent criteria with 75%, leg muscle was categorize in medium criteria with
50%.
In conclusion, the result of study about the ability of physical condition
was arm muscle 60% which entered medium criteria, back muscle 55% which
entered good criteria, abdominal muscle 75% which entered excellent criteria, leg
muscle 50% which entered medium criteria. To improve the ability of physical
condition, the coaches of IVOKAS have to increase their physical exercise and
give attention of every athletes needs, and for the athletes they need self-
awareness in order to get significant improvement of their ability of physical
condition.

3
SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini, Saya:

Nama : Pramudito Dhomas Hernandi

NIM : 6301414001

Jurusan/Prodi : Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas : Ilmu Keolahragaan

Judul Skripsi : Tingkat Kemampuan Kondisi Fisik Kekuatan Pada Atlet


Bola Voli Putra Di Club IVOKAS Kabupaten Semarang
Tahun 2018

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini hasil karya saya


sendiri dan tidak menjiplak (plagiat) karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya
maupun sebagian. Bagian tulisan dalam skripsi ini yang merupakan kutipan dari
karya ahli atau orang lain, telah diberi penjelasan sumbernya sesuai dengan tata
cara pengutipan.

Apabila pernyataan saya ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi
akademik dari Universitas Negeri Semarang dan sanksi hukum sesuai ketentuan
yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia.

Semarang, 2 Juli 2018


Yang menyatakan,

Pramudito Dhomas Hernandi


NIM.6301414001

4
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Pada Hari :

Tanggal :

5
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi atas nama Pramudito Dhomas Hernandi, NIM 6301414001 Program Studi
S1 Judul TINGKAT KEMAMPUAN KONDISI FISIK KEKUATAN PADA ATLET
BOLA VOLI PUTRA DI CLUB IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN
2018 telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 19 Juli 2018.

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd. Rubianto Hadi, M.Pd


NIP.196103201984032001 NIP.196302061988031000

Dewan Penguji:

1. Dr. Nasuka, M.Kes. (Penguji 1)


NIP.195909161985111001

2. Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes. (Penguji 2)


NIP.196701191992032000

3. Drs. Joko Hartono, M.Pd. (Anggota)


NIP.195611111984031000

6
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto: “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada

Engkaulah kami memohon pertolongan”. (Surat Al-Fatihah, ayat 5)

Persembahan:

Dengan memohon ridho Allah SWT skripsi ini

penulis persembahkan kepada:

1. Orang tua bapak Ikhsanudin dan ibu Nani

Wahyuningsih.
2. Saudaraku Dimas Rizun Faisal Hernandi.
3. Noni Septianing Anggraeni.
4. Teman Kos Aji.
5. Teman-teman PKLO seperjuangan

angkatan 2014.
6. Almamater UNNES yang saya banggakan.

7
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul: Tingkat Kemampuan Kondisi Fisik

Kekuatan Pada Atlet Bola Voli Putra Di Club IVOKAS Kabupaten

Semarang Tahun 2018

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

kesempatan untuk menyelesaikan studi di UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kelancaran administrasi dalam penyusunan

skripsi ini.

3. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga,

Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES yang telah memberikan

berbagai kemudahan dalam menyusun skripsi ini.

4. Drs. Joko Hartono, M.Pd selaku dosen pembimbing telah

memberikan bimbingan, bantuan, kritik dan saran serta motivasi

dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan PKLO FIK UNNES yang telah

memberikan pembelajaran, bekal ilmu yang bermanfaat kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.

6. Tenaga kependidikan jurusan PKLO FIK UNNES yang telah

memberikan bantuan kelancaran jalannya penilaian.

8
7. Bapak, Ibu dan seluruh keluarga besar tercinta yang telah memotivasi

dan memberikan semangat sehingga terselesaikan skripsi ini.

8. Kepada pelatih klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang yang

telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di klub tersebut.

Dan seluruh atlet IVOKAS yang telah bersedia menjadi sampel

penelitian.

Semoga apa yang diberikan kepada penulis, mendapat balasan dari

Allah SWT sebagai amal kebaikan. Akhirnya penulis berharap karya ini dapat

bermanfaat. Amin.

Semarang, Juli 2018

Penulis

9
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL................................................................................................. i
ABSTRAK........................................................................................... ii
PERNYATAAN..................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................... vii
KATA PENGANTAR............................................................................ viii
DAFTAR ISI......................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................. xiii
DAFTAR GRAFIK............................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah................................................ 1


1.2 Identifikasi Masalah........................................................ 7
1.3 Pembatasan Masalah.................................................... 7
1.4 Rumusan Masalah......................................................... 7
1.5 Tujuan Penelitian............................................................ 7
1.6 Manfaat Penelitian......................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori............................................................... 9


2.1.1 Olahraga Bola Voli......................................................... 9
2.1.2 Teknik Dasar Permainan Bola Voli................................. 11
2.1.3 Servis............................................................................. 12
2.1.4 Passing........................................................................... 14
2.1.5 Smash (Pukulan Keras)................................................. 16
2.1.6 Block............................................................................... 17
2.1.7 Kondisi Fisik Atlet Bola Voli............................................ 17
2.1.8 Kekuatan ....................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN

10
3.1 Jenis Penelitian Deskriptif Presentase........................... 29
3.2 Variabel Penelitian......................................................... 30
3.2.1 Variabel Bebas .............................................................. 30
3.2.2 Variabel Terikat.............................................................. 31
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel.......... 31
3.3.1 Populasi......................................................................... 31
3.3.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel.......................... 31
3.4 Instrumen Penelitian...................................................... 31
3.4.1 Instrumen Kekuatan Otot Lengan.................................. 32
3.4.2 Instrumen Kekuatan Otot Punggung............................. 33
3.4.3 Instrumen Kekuatan Otot Perut..................................... 34
3.4.4 Instrumen Kekuatan Otot Tungkai................................. 36
3.5 Prosedur Penelitian........................................................ 37
3.6 Faktor yang Mempengaruhi Penelitian.......................... 38
3.7 Teknik Analisis Data....................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian.............................................................. 43


4.1.1. Deskripsi Data................................................................ 44
4.1.2. Analisis Deskriptif Data Penelitian................................. 50
4.2 Pembahasan Kemampuan Kekuatan ........................... 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan........................................................................ 55
5.2 Saran.............................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 57
LAMPIRAN.......................................................................................... 60

11
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Norma Tes Kekuatan Otot Lengan Putra.................................... 33


3.2 Norma Tes Kekuatan Otot Punggung Putra............................... 34
3.3 Norma Tes Kekuatan Otot Perut Putra umur 16-19 Tahun......... 35
3.4 Norma Tes Kekuatan Tungkai Putra........................................... 37
3.5 Interval Presentase.................................................................... 42
4.1 Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Lengan Pada Atlet Bola Voli Putra
IVOKAS..................................................................................... 44
4.2 Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Punggung Pada Atlet Bola Voli
Putra IVOKAS............................................................................ 45
4.3 Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Perut Pada Atlet Bola Voli Putra
IVOKAS..................................................................................... 47
4.4 Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai Pada Atlet Bola Voli Putra
IVOKAS..................................................................................... 48

12
DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Column Chart Kemampuan Kekuatan Otot Lengan Pada Atlet Bola
Voli club IVOKAS Kabupaten Semarang.................................... 45
4.2 Column Chart Kemampuan Kekuatan Otot Punggung Pada Atlet
Bola Voli club IVOKAS Kabupaten Semarang............................ 46
4.3 Column Chart Kemampuan Kekuatan Otot Perut Pada Atlet Bola Voli
club IVOKAS Kabupaten Semarang.......................................... 48
4.4 Column Chart Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai Pada Atlet Bola
Voli club IVOKAS Kabupaten Semarang.................................... 49

13
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Contoh Sikap Servis................................................................... 14


2.2 Contoh Sikap Passing Bawah.................................................... 15
2.3 Contoh Sikap Passing Atas........................................................ 15
2.4 Contoh Sikap Smash (Pukulan Keras)....................................... 16
2.5 Contoh Sikap Block (Bendungan).............................................. 17
2.6 Otot Punggung........................................................................... 24
2.7 Otot-Otot pada Tungkai.............................................................. 28
3.1 Desain One-Shot Case Study................................................... 30
3.2 Alat Push and Pull Dynamometer.............................................. 32
3.3 Alat Back and Leg Dynamometer.............................................. 33
3.4 Sikap Sit-Up.............................................................................. 35
3.5 Penggunaan alat Leg Dynamometer......................................... 37

14
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Data Nama Sampel................................................................. 60


Lampiran 2. Data Penelitian Kemampuan Kekuatan Otot Lengan............... 61
Lampiran 3. Data Penelitian Kemampuan Kekuatan Otot Punggung.......... 62
Lampiran 4. Data Penelitian Kemampuan Kekuatan Otot Perut.................. 63
Lampiran 5. Data Penelitian Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai.............. 64
Lampiran 6. Hasil Penelitian Kemampuan Kekuatan Otot Lengan.............. 65
Lampiran 7. Hasil Penelitian Kemampuan Kekuatan Otot Punggung.......... 66
Lampiran 8. Hasil Penelitian Kemampuan Kekuatan Otot Perut.................. 67
Lampiran 9. Hasil Penelitian Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai.............. 68
Lampiran 10. Surat Keterangan Dosen Pembimbing................................... 69
Lampiran 11. Surat Pengesahan Proposal.................................................. 70
Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian................................................................ 71
Lampiran 13. Surat Tanda Bukti Penelitian.................................................. 72
Lampiran 14. Foto Pelaksanaan Penelitian................................................. 73

15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari

semua lapisan masyarakat di Indonesia. Olahraga ini dapat dimainkan mulai dari

tingkat anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Pada awal

mulanya bermain bola voli untuk tujuan rekreasi untuk mengisi waktu luang atau

sebagai selingan setelah lelah bekerja atau belajar. Selain tujuan-tujuan tersebut

banyak orang berolahraga khususnya bermain bola voli untuk memelihara dan

meningkatkan kesegaran jasmani atau kesehatan. Kemudian berkembang ke

arah tujuan yang lain, seperti tujuan prestasi yang tinggi untuk meningkatkan

prestasi diri, mengharumkan nama daerah, bangsa, dan negara (Asep Kurnia,

2007:14).

Kepopuleran olahraga ini tampak dari sarana lapangannya yang ada di

pedesaan maupun di perkotaan serta berbagai kegiatan yang diselenggarakan

dalam kejuaran antar sekolah, antar instansi, antar perusahaan, dan lain-lain.

Perkembangan bola voli di kabupaten Semarang sebagai ibu kota Jawa

Tengah tidak mau kalah dengan daerah-daerah lain yang sudah maju.

Perkembangan bola voli di kabupaten Semarang berkembang pesat dengan

adanya pembibitan atlet yang baik dari club-club yang ada di kabupaten tersebut

salah satunya yaitu club bola voli IVOKAS (Ikatan Bola Voli Club Semarang)

yang berada di kecamatan Ungaran kabupaten Semarang. Club bolavoli IVOKAS

merupakan salah satu club terbaik di kabupaten Semarang dan berdiri sejak 20

Desember 2003. Dirintis oleh bapak Kartono salah seorang guru olahraga yang

berpengaruh di kabupaten Semarang serta bapak Alexander Gunawan yang

9
2

menjabat sebagai ketua PBVSI kabupaten Semarang selama 2 periode (2010-

2014 dan 2014-2018).

Permainan bola voli memiliki beberapa bentuk teknik dasar yang perlu

dikuasai oleh seorang pemain. Menurut Nurul Ahmadi (2007: 20) “dalam

permainan bola voli ada beberapa bentuk teknik dasar yang harus dikuasai.

Teknik-teknik dalam permainan bola voli terdiri atas servis, passing bawah,

passing atas, block, dan smash”. Penguasaan teknik dasar sangat penting agar

bisa bermain bola voli dengan baik. Untuk menguasai teknik-teknik dasar

tersebut diperlukan latihan-latihan teknik dasar secara terus menerus dan latihan

fisik untuk meningkatkan kondisi fisik agar dapat mengimbangi bentuk latihan

teknik yang ada sehingga ada kesinambungan yang baik antara teknik dan

kondisi fisik.

Permainan bola voli adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-

anak sampai dewasa baik perempuan maupun laki-laki. Permainan bola voli

pada dasarnya berpegang pada 2 prinsip yaitu teknis dan psikis. Prinsip teknis

dimaksudkan permainan memvoli bola dengan bagian badan pinggang keatas.

Prinsip psikis adalah pemaian bermain dengan senang dan kerjasama yang baik

(Suharno HP, 1981:1). Dengan masuknya permainan bola voli kedalam

olympiade, olahraga ini semakin popular dan digemari oleh masyarakat umum

diseluruh dunia dan bahkan merupakan salah satu cabang olahraga yang

mempunyai penggemar terbanyak didunia (Mahfud Irsyada, 1997:7).

Teknik adalah unsur utama dalam sebuah olahraga khusunya olahraga

bola voli. Menurut Muhajir, (2002:19) Teknik adalah cara melakukan atau

melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif.

Begitu pula dalam permainan bola voli bahwa teknik adalah cara memainkan
3

bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan bola voli

yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Disamping kemampuan teknik

faktor kondisi fisik juga harus diperhatikan.

Menurut Sajoto ada sepuluh macam komponen kondisi fisik, selanjutnya

tentang kesepuluh komponen kondisi fisik tersebut masing-masing adalah

sebagai berikut: a) Kekuatan, b) Daya tahan (endurance), dalam hal ini dikenal

dua macam daya tahan, yaitu: 1) Daya tahan umum (general endurance), dan 2)

Daya tahan otot (endurance), c) Daya otot (power), d) Kecepatan (speed), e)

Daya lentur (fleksibility), f) Kelincahan (agility), g) Koordinasi (coordination), h)

Keseimbangan (balance), i) Ketepatan (accuracy), j) Reaksi (reaksi), (Sajoto,

1995: 8 – 10). Dalam bola voli kemampuan daya tahan otot (endurance) dan

daya otot (power) adalah hal yang lebih sering digunakan dalam kebutuhan atlet

bola voli. Antara lain kekuatan otot lengan sangat dibutuhkan dalam kegunaan

daya passing bawah, passing atas, smash, dan bendungan (blocking).

Kondisi fisik juga harus diutamakan karena dalam membangun atlet bola

voli setelah penguasaan teknik yang baik kondisi fisik juga perlu diperhatikan

karena akan ada prioritas khusus dalam membangun atlet. Dalam dunia bola voli

khususnya peran yang penting di antara peran yang lain yaitu kekuatan otot

lengan, kekuatan otot punggung, kekuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai

dalam penguasaan teknik yang baik juga pastinya kondisi fisik tersebut juga

harus baik sehingga saling berkesinambungan. Dengan kondisi fisik yang baik

diharapkan: 1) ada peningkatan kemampuan dalam kemampuan sirkulasi kerja

jatung, 2) ada peningkatan komponen kondisi fisik, 3) adanya gerakan yang lebih

baik dari sebelumnya, 4) ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ

tubuh setelah latihan, 5) ada respon cepat dari organisme tubuh sewaktu respon

diperlukan (Harsono, 1988:153).


4

Tujuan latihan kondisi fisik adalah untuk meningkatkan fungsional

peralatan tubuh sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan untuk mencapai prestasi

yang optimal dalam suatu cabang olahraga tertentu. Sebagai seorang calon guru

atau pelatih olahraga yang membina anak-anak calon olahragawan, benar-benar

dapat memberikan pendasaran yang kuat agar anak-anak yang berbakat

nantinya dapat berkembang dan mencapai prestasi yang optimal (M. Yunus,

1992:61).

Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang untuk

menahan atau menerima beban kerja (E. R. Dwi Kusworo, 2000:2). kekuatan

adalah segala bentuk komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuanya

dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja, Kekuatan

adalah kekuatan otot yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari,

terutama otot tungkai yang harus menahan berat. Dalam hal ini peneliti ingin

mengetahui tingkat kemampuan otot diantaranya otot lengan, otot punggung,

otot perut dan otot tungkai dalam tujuan mengetahui tingkatan kemampuan

kondisi fisik kekuatan atlet bola voli putra di club IVOKAS kabupaten Semarang.

Menurut Bompa (1999), mendefinisikan kekuatan sebagai kemampuan

otot dan syaraf untuk mengatasi beban internal dan eksternal, kekuatan sebagai

kemampuan dalam mengangkat atau menahan suatu beban. Dalam dunia bola

voli kekuatan bertujuan untuk menunjang kemampuan teknik sehingga teknik

yang dikuasai semakin meningkat dan kuat. Kekuatan otot adalah kemampuan

otot atau grup otot menghasilkan tegangan dan tenaga selama usaha maksimal

baik secara dinamis maupun secara statis (Ayu Mekayanti D.P., et al. 2015:40-

49). Untuk tujuan prestasi tentunya kekuatan sangat harus diperhatikan dalam

bentuk latihan untuk menunjang kemampuan teknik.


5

Prestasi pastinya akan datang dengan melewati proses antara lain proses

pembinaan. Pembinaan kondisi fisik mempunyai tujuan untuk pembentukan fisik

yang kuat, pengembangan kemampuan yang dimiliki dan senantiasa membentuk

mental yang kuat, hal ini sesuai dengan yang dikembangkan M.Sajoto (1995:7)

untuk membentuk kematangan mental juara. Prestasi yang optimal dapat dicapai

apabila ada 4 macam kelengkapan meliputi: 1) Pengembangan fisik (Phisycal

Build-Up), 2) Pengambangan taktik (Technical Build-Up), 3) Pengembangan

mental (Metal Build-Up), 4) Kematangan Metal (M.Sajoto, 1995:7).

Pada dasar setiap permainan beregu adalah permainan tim seperti

halnya bola voli, dari situ perlu kerjasama yang baik dari tim, dan harus didukung

kemampuan individu yang baik pula, sehingga pada suatu pertandingan akan

memperoleh hasil yang maksimal atau dalam kata lain mencapai kemenangan

yang diinginkan. Dan apabila kemampuan individu menguat juga akan diiringi

prestasi yang meningkat. Kemampuan individu yang perlu dibina dan

dikembangkan yaitu, teknik, fisik, dan mental. Selain teknik yang harus terus

dikembangkan kemampuan fisik juga perlu ditingkatkan dalam upaya menguasai

kemampuan bermain bola voli bagi atlet.

Pembinaan prestasi yang dilakukan di club bola voli IVOKAS kabupaten

Semarang, yang memiliki tempat latihan di GOR Wujil kabupaten Semarang, bisa

dikatakan memiliki fasilitas yang memadai dan sesuai standar yang ada,

sehingga untuk melakukan latihan teknik maupun fisik seharusnya sudah sesuai

dengan program-program latihan yang dimiliki pelatih. Karena dari history club

IVOKAS ini sering mendapatkan prestasi atau juara di tingkat kabupaten, Jawa

Tengah maupun Open Tournament. Club IVOKAS merekrut atlet-atletnya dari

kalangan pelajar mulai pelajar sekolah maupun perguruan tinggi serta dari

kalangan masyarakat yang tidak mampu, kemudian dibina dan dilatih pada club
6

tersebut secara berkelanjutan sehingga menjadi atlet bolavoli yang berprestasi

dan membanggakan. Club IVOKAS didirikan benar-benar untuk mencetak atlet

yang memiliki kemampuan bola voli nol kemudian dibina dan dilatih secara

berkelanjutan sampai benar-benar menjadi atlet yang potensial sehingga tercipta

atlet-atlet yang berprestasi baik di kancah regional maupun nasional.

Karena sering adanya turnamen-turnamen bola voli antar pelajar maupun

antar club setiap tahunnya, dengan pembibitan inilah lahir atlet-atlet potensial

yang dapat meningkatkan prestasi bola voli di daerah khususnya di kabupaten

Semarang. Dalam menghadapi persaingan kompetisi atau pertandingan,

penguasaan teknik permainan bola voli sangat penting terutama dalam

penguasaan teknik dasar bola voli. Dengan begitu akan muncul tuntutan prestasi

yang lebih tinggi dan untuk semakin berkembangnya olahraga bola voli, secara

teknik dan taktik juga ikut mengalami perkembangan dan juga perlu dilakukan

latihan yang efektif. Terutama dalam memilih dan menentukan metode latihan

yang tepat, karena dengan penguasaan teknik yang sempurna maka prestasi

yang diharapkan akan tercapai.

Dari urian diatas penulis ingin mengetahui kemampuan kondisi fisik atlet

putra club IVOKAS kabupaten Semarang, yang antara lain komponennya

kekuatan otot lengan, kekuatan otot punggung, kekuatan otot perut dan kekuatan

otot tungkai karena sering memiliki prestasi. Dari hal tersebut mendasari penulis

ingin melakukan penelitian dengan judul “TINGKAT KEMAMPUAN KONDISI

FISIK KEKUATAN PADA ATLET BOLA VOLI PUTRA DI CLUB IVOKAS

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018”.


7

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat diidentifikasikan permasalahan

yang ada belum diketahuinya presentase kemampuan kondisi fisik kekuatan

pada atlet bola voli putra di club IVOKAS kabupaten Semarang.

1.3 Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan judul di atas, identifikasi masalah di atas tidak

menutup kemungkinan timbulnya masalah baru yang semakin meluas, untuk

menghindari hal tersebut perlu diadakan pembatasan masalah. Sehingga peneliti

membatasi permasalahan ini menjadi “Tingkat kemampuan kondisi fisik kekuatan

pada atlet bola voli putra di club IVOKAS kabupaten Semarang”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan-

permasalahan yang ditimbulkan dan pembatasan masalah, maka masalah

tersebut dapat dirumuskan. Seberapa besar kemampuan kondisi fisik kekuatan

pada atlet bola voli putra di club IVOKAS kabupaten Semarang?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang diharapkan penelitian

ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan kondisi fisik kekuatan pada

atlet bola voli putra di club IVOKAS kabupaten Semarang.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkaitan, yaitu:
8

1. Secara Praktik

Dapat mengetahui seberapa realita kemampuan kondisi fisik pada

atlet bola voli putra di club bola voli IVOKAS kabupaten Semarang,

sehingga bisa menjadi evaluasi individu juga setiap individu dapat

mengetahui secara langsung dan membandingkan dengan kemampuan

teman sesama atlet, sehingga menjadikan mereka lebih memahami

kemampuan diri dan evaluasi diri. Dari hal tersebut dapat memacu

semangat individu untuk meningkatkan atau mempertahankan

kemampuan yang telah dimiliki.

2. Secara Teoritis

Memberikan sumbangan pengetahuan dan informasi terkait

kemampuan kondisi fisik kekuatan atlet putra bagi pelatih selaku

penanggung jawab latihan para atlet di club bola voli tersebut. Sehingga

dapat menjadikan bahan evaluasi maupun pertimbangan bagi pelatih

untuk memberikan porsi latihan yang berbeda-beda bagi atletnya dengan

memperhatikan kegunaan dari segi kemampuan fisik.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Olahraga Bola Voli

Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun

1895. Ia adalah seorang Pendidikan Jasmani pada YMCA (Young Man

Christian Association) dikota Holyoke, Massachusetts, Amerika Serikat.

Sebelumnya permainan bola voli dinamakan Mignonette. Tujuannya untuk

kesegaran jasmani massal.


Pada tahun 1948, didirikan IVBF (International Volley Ball

Federation) yang beranggotakan 15 negara. Indonesia menganal

permainan ini sejak tahun 1928, yakni melalui serdadu Belanda. Tak lama

kemudian berdirilah sebagai klub voli tanah air. Pada tanggal 22 Januari

1955, di Jakarta didirikan PBVSI singkatan dari Persatuan Bola Voli

Seluruh Indonesia. Bola voli merupakan permainan beregu bola besar.

Bola voli dimainkan oleh 2 regu, setiap regu ada 6 pemain. Permainan ini

memerlukan koordinasi dan kerjasama tim. Disamping itu, penguasaan

teknik-teknik dasar permainan harus matang dengan demikian dapat

memerlukan gerakan-gerakan variasi dan kombinasi dari teknik-teknik

dasar. (Nuril Ahmadi, 2007:2)


Bola voli adalah permainan yang dimainkan oleh 2 tim dalam satu

lapangan yang dipisahkan oleh net. Terdapat versi yang berbeda tentang

jumlah pemain, jenis atau ukuran lapangan, angka kemenangan yang

digunakan untuk keperluan tertentu. Namun ada hakikatnya permainan

bola voli bermaksud menyebarluaskan kemahiran bermain kepada setiap

orang yang meminatinya.


Tujuan dari permainan adalah melewatkan bola di atas net agar

dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha

29
10

sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan 3 pantulan untuk

mengembalikan bola.
Pada intinya ide permainan bola voli adalah memasukan ke

daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha

memenangkan permainan dengan mematikan bola didaerah lawan.

Memvoli artinya memainkan / memantulkan bola sebelum bola jatuh atau

menyentuh lantai.
Bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam

setiap lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net (PBVSI, 2002:7).

Bola voli merupakan permainan diatas lapangan persegi empat yang

lebarnya 900 cm dan panjangnya 1800 cm, dibatasi oleh garis selebar 5

cm. ditengah-tengahnya dipasang jaring / jala yang lebarnya 900 cm,

terbentang kuat dan mendaki pada ketinggian 243 cm dari bawah untuk

anak laki-laki dan 233 cm dari bawah untuk 11 anak perempuan. Jumlah

pemain dalam permainan bola voli ada 6 pemain, 3 di belakang dan 3 di

depan. Keliling bola 65-67 cm dan beratnya 260-280 g. tekanan bola

harus 0.30-0,325 kg/cm2 (PP PBVSI, 2005:13).


Permainan bola voli merupakan olahraga beregu yang dimainkan

beregu dengan masing-masing dimainkan oleh enam orang pemain.

Permainan ini menggunakan batas berupa lapang yang berukuran 18 x 9

meter. Lapangan bola voli dibagi menjadi dua bagian yang dipisahkan

oleh pembatas net dengan panjang 10 meter dan lebar satu meter.

Ketinggian batang net adalah 2.43 meter untuk putra dan 2.24 meter

untuk putri.
Permainan bola voli sekarang ini menggunakan system rally point

dengan jumlah angka yang harus dicapai oleh suatu regu yang ingin

memenangkan pertandingan adalah 25 atau selisih 2 angka jika terjadi

deuce.
11

2.1.2 Teknik Dasar Permainan Bola Voli


Bola voli merupakan olahraga dengan teknik dasar yang memiliki

karakteristik beragam sesuai dengan permainannya yang menggunakan tangan

sebagai alat untuk mengolah bola. Teknik dasar yang berkarakteristik beragam

ini digunakan mencapai prestasi yang optimal. Mencapai prestasi optimal

tidaklah mungkin bisa tanpa memiliki teknik dasar yang mumpuni.


Teknik dasar dalam permainan bola voli sangat menentukan seseorang

atau sebuah tim dalam mencapai kememnangan dalam permainan, karena

dalam bola voli dibutuhkan kerjasama, kekompakan dan kemampuan teknik

dasar yang baik untuk membangun sebuah tim dan mencapai kemenangan. Bola

voli sendiri adalah permainan beregu yang mengandalkan kemampuan individu

dan kerjasama tim. Teknik dasar sendiri itu adalah: “Cara melakukan sesuatu

atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan

efesien” (M. Yunus, 1992:68). Macam teknik dasar permainan bola voli secara

sistematis yaitu: 1) service, 2) passing, 3) umpan atau set-up, 4) smash, 5)

bendungan atau block (M. Yunus, 1992:69-119). 1) Service pada permainan bola

voli adalah memukul bola oleh seorang pemain belakang dari daerah servis

langsung ke lapangan lawan. Keberhasilan suatu servis tergantung pada

kecepatan bola, jalan dan perputaran bola dan penempatan bola ke tempat

kosong kepada teman ke garis belakang kepada pemain yang melakukan

perpindahan tempat. 2) Passing adalah mengumpan bola kepada teman dalam

satu regu/tim dengan teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola

serangan kepada regu/tim lawan. Passing merupakan suatu upaya pemain

dengan menggunakan teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang

dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri

(Nuril Ahmad; 2007:22). Passing dibagi menjadi dua jenis yaitu passing atas dan
12

passing bawah. 3) Umpan / set-up adalah menyajikan bola kepada teman

seregunya, yang kemudian diharapkan bola tersebut dapat diserangkan ke

daerah lawan dalam bentuk smash. Teknik mengumpan pada dasarnya sama

dengan teknik passing. Ada beberapa syarat untuk memperoleh umpan yang

baik yaitu bola harus melambung di atas jarring dengan tenang di daerah

serang lapangan sendiri dan bola harus berada di atas jarring dengan ketinggian

yang cukup agar dapat dipukul oleh smasher. 4) Smash adalah teknik dasar

memukul bola yang lurus kebawah dengan awalan dan jumping sehingga bola

akan bergerak dengan cepat dan menukik melewati atas jarring menuju daerah

lapangan lawan dan akan sulit menerimanya. Penguasaan teknik dasar smash

dalam permainan bola voli sangat krusial, keberhasilan suatu regu dalam

memenangkan permainan bola voli banyak ditentukan oleh smash. Oleh karena

itu setiap pemain dalam satu regu harus ada yang menguasai smash dengan

baik, karena smash merupakan serangan utama. 5) Bendungan atau block

adalah tindakan membentuk benteng pertahanan pertama dari serangan lawan.

Dan dapat dikatakan bahwa block merupakan pertahanan pertama dari serangan

lawan dengan cara membendung smash tersebut di depan jaring (M. Yunus,

1992:119).
2.1.3 Servis
Awal mulanya servis hanya merupakan pukulan pembukaan untuk

memulainya suatu permainan, sesuai dengan kemajuan permainan bahwa teknik

servis saat ini hanya sebagai permulaan permainan, tetapi bila ditinjau dari taktik

sudah merupakan suatu serangan bagi regu yang memulainya untuk

mendapatkan nilai. Karena kedudukanya yang sangat penting maka para pelatih

dan guru olahraga dianjurkan selalu berusaha menciptakan bentuk teknik dasar

servis yang dapat menyulitkan lawan, bahkan dengan servis dapat membunuh

lawan untuk mendapatkan nilai. Servis hendaknya dapat diartikan sebagai suatu
13

serangan pertama kali bagi regu yang melakukan servis untuk meraih

kemenangan.
Ada beberapa definisi mengenai servis diantaranya oleh Nuril Ahmadi

(2007:20) servis merupakan pukulan bola yang dilakukan dari belakang garis

akhir lapangan permainan melampaui net kedaerah lawan, sedangkan Dieter

Beutelstahl (2008:8) mendefinisikan servis sebagai sentuhan pertama dengan

bola. Servis juga diaratikan sebagai pukulan pertama yang mengawali rentetan

bolak-baliknya bola dalam permainan (A.Sarumpet dkk, 1992:95). Berdasarkan

pendapat dari beberapa ahli tentang definisi dan penjabaran mengenai servis,

maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa servis merupakan pukulan yang

dilakukan dari garis belakang akhir lapangan yang mengawali rentetan bolak-

baliknya bola sekaligus sebagai sentuhan pertama dengan bola.


Pengklasifikasian servis menurut para tokoh, pada dasarnya hampir

sama, yang membedakan adalah penjabaran dalam melakukannya. Sebagai

contoh, M. Yunus (1992:69) membagi servis dalam servis tangan bawah, servis

mengapung, hook service dan servis dengan melompat, sedangkan Nuril Ahmadi

(2007:20) membagi servis dalam Underhand service, Floating service,Top spin

service dan jumping service. A. Sarumpet dkk (1992:95) membagi servis menjadi

tiga kategori yaitu: servise tangan bawah, servis tangan samping dan servis

tangan atas. Nuril Ahmadi (2007:29) membagi servis menjadi tujuh kategori yaitu

servis tangan bawah, servis mengapung tangan bawah, servis tangan atas,

floating overhand service, overhand change-up service, overhand round-house

service dan jumping service. Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa teknik servis ada dua yaitu menggunakan tangan

bawah dan servis menggunakan tangan atas.


14

Gambar 2.1 Contoh Sikap Servis


Sumber: Buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, 2017

2.1.4 Passing Bola Voli


Passing sebagai upaya seorang pemain dengan menggunakan teknik

tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman

seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri. (Nuril Ahmadi, 2007:22).


Menurut Suharno (1981: 15) passing adalah usaha ataupun upaya

seorang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang

tujuannya adalah untuk menyajikan bola yang dimainkannya kepada teman

seregunya yang selanjutnya agar dapat untuk melakukan serangan terhadap

regu lawan ke lapangan lawan. Macam-macam passing menurut Suharno (1981:

35), yaitu; (1) Pass-bawah normal, (2) Variasi pass-bawah, (3) Pass-atas normal,

(4) Variasi pass-atas, (5) passing dalam berbagai macam ketinggian bola.

Menurut Suharno (1981: 36) passing bawah dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

(a) passing bawah normal, (b) passing bawah satu tangan, (c) passing bawah

tangan satu dengan meluncur.


2.1.4.1 Passing Bawah

Passing bawah pada prinsipnya hampir sama dengan passing

atas hanyak sikap tangan yang berbeda. Kaki sedikit serong, lutut

ditekuk, badan condong kedepan, tangan lurus di depan (antara lutut dan

bahu) perkenaan bola pada pergelangan tangan, pandangan ke depan,

koordinasi gerak – lutut – badan – bahu. Depdiknas (2005:55).


15

Passing bawah oleh setiap pemain bola voli karena passing

bawah digunakan untuk menerima serangan dari lawan baik servis

maupun smash. Sri Wahyuni dan Sutarmin (2002:86).

Gambar 2.2 Contoh Sikap Passing Bawah


Sumber: Buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, 2017

2.1.4.2 Passing Atas

Passing atas ada dua macam yaitu passing atas normal dan pass atas

setinggi muka. Keduanya hampir sama hanya saja pada perkenaan bolanya

yang berbeda. Passing atas normal bola berada di depan atas muka sedangkan

passing atas setinggi muka pada saat perkenaan bola berada tepat di depan

muka.

Gambar 2.3 Contoh Sikap Passing Atas


Sumber: Buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, 2017

2.1.5 Smash (Pukulan Keras)


16

Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha

mencapai kemenangan. Untuk mencapai keberhasilan yang gemilang dalam

melakukan smash ini diperlukan raihan yang tinggi dan kemampuan meloncat

yang tinggi. Smash tercapai apabila dari para pemain menguasai teknik dasar

bola voli lainnya sebelum pemain dapat melakukan smash yaitu adanya passing

yang bagus.
Para ahlipun mendefinisikan smash hampir sama diantara satu dengan

yang lainnya, yang menjadikan perbedaanya adalah pada pembagian dlam

melakukan proses suatu smash. Smash merupakan suatu teknik yang

mempunyai gerakan yang komplek yang terdiri dari:

a) Langkah awalan
b) Tolakan untuk meloncat
c) Memukul bola saat melayang di udara
d) Saat mendarat kembali setelah memukul bola
(M. Yunus, 1992: 108)

Gambar 2.4 contoh sikap smash (pukulan keras)


Sumber: Herry Koesyanto, 2003:35

2.1.6 Block (Bendungan)

Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk

menangkis serangan lawan (M. Yunus, 1992:119), dalam hal ini

blocking merupakan salah satu cara untuk memperlambat atau

menekan lawan untuk mendapatkan nilai atau poin dalam sebuah

pertandingan block adalah upaya untuk membendung serangan dari


17

lawan. Adapun tahap-tahap untuk melakukan blocking seperti yang

dikemukakan oleh Nuril Ahmadi (2007:42) adalah sebagai berikut:

a) Mengadakan langkah kekanan atau kekiri.


b) Meloncat ke atas dengan tumpuan kedua kaki.
c) Menggerakan tangan dan lengan untuk menguasai bola.
d) Mendarat dengan dua kaki secara lentuk.

Gambar 2.5 contoh sikap block (bendungan)


Sumber: Buku Penataran Pelatih Bola Voli Tingkat Jawa Tengah 2017

2.1.7 Kondisi Fisik Atlet Bola Voli

Olahraga bola voli adalah olahraga yang menuntut pemain harus

memiliki fisik baik. Baik dalam artian disini adalah memiliki kekuatan,

ketahanan, daya tahan, kecepatan, dan daya tahan otot tubuh yang

bagus. Gerakan teknik bola voli dituntut melibatkan seluruh anggota

badan, maka kondisi fisik yang bagus sangat penting dalam permainan

bola voli. Taktik dan strategi permainan bola voli akan berkembangan jika

ditunjang dengan kondisi fisik yang baik. Komponen-komponen kondisi

fisik yang perlu di bina bagi pemain bola voli antara lain (M. Sajoto,

1988:58):

1) Daya Lentur (flexibility)


2) Kelincahan (agility)
3) Kekuatan (strength)
4) Daya tahan otot (muscular power)
5) Daya tahan (endurance)
6) Kecepatan (speed)
18

Dengan demikian kondisi fisik yang baik dan prima sangat

diperlukan oleh pemain yang mengikuti latihan bola voli dalam menguasai

teknik dasar dan taktik permainan bola voli yang bertujuan menunjang

prestasi dan meningkatkan prestasi yang telah ada.

2.1.7.1 Faktor Kondisi Fisik Dalam Bola Voli

Dalam dunia olahraga banyak yang dapat menentukan prestasi

seseorang, misalnya kondisi fisik, kemampuan teknik, keterampilan yang

dimiliki dan masalah-masalah lingkungan. Kondisi fisik sangat diperlukan

untuk memperoleh prestasi yang optimal, seperti yang dikatakan “kondisi

fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha

peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai

dasar yang tidak dapat ditunda-tunda atau ditawar-tawar lagi” (Sajoto

1995:8). Proses pembinaan dan pelatihan pada setiap cabang olahraga

memerlukan keadaan tubuh atau kondisi fisik yang mendukung sehingga

mampu dan memungkinkan melaksanakan tugas-tugas yang ada

kaitannya dengan kondisi cabang olahraga. Maksud dari kondisi fisik

menurut Sajoto adalah: Suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen

yang tidak dapat dipisah-pisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun

pemeliharaannya (Sajoto 1995:8).


Pengertian kondisi fisik adalah dasar pada dimensi-dimensi pokok

biologi yang terdiri dari bermacam-macam komponen, semua harus

mendapat perhatian. Dalam usaha pembinaan dan pelatihan komponen-

komponen fisik itu semuanya harus diperhatikan. Oleh karena itu setiap

cabang olahraga mempunyai kekhusussan dalam menggunakan ea ra

prioritas sesuai dengan kekhususan sesuai dengan kekhususan masing-

masing cabang olahraga. Menurut Sajoto ada 10 macam komponen


19

kondisi fisik, selanjutnya tentang kesepuluh komponen kondisi fisik

tersebut masing-masing adalah sebagai berikut: a) Kekuatan (strength),

b) Daya tahan (endurance), dalam hal ini dikenal dua macam daya

tahan, yaitu: 1) Daya tahan umum (general endurance), dan 2) Daya

tahan otot (endurance), c) Daya otot (power), d) Kecepatan (speed), e)

Daya lentur (fleksibility), f) Kelincahan (agility), g) Koordinasi

(coordination), h) Keseimbangan (balance), i) Ketepatan (accuracy), j)

Reaksi (reaksi), (Sajoto, 1995: 8 – 10).

2.1.8 Kekuatan

Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot

seseorang untuk menahan atau menerima beban kerja (E. R. Dwi

Kusworo, 2000:2). Kekuatan adalah segala bentuk komponen kondisi fisik

seseorang tentang kemampuanya dalam menggunakan otot untuk

menerima beban sewaktu bekerja, Kekuatan adalah kekuatan otot yang

banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama otot tungkai

yang harus menahan berat. Kekuatan adalah kapasitas kontraksi dari

otot, yang merupakan gerakan otot dari gerakan pertamanya sampai

jarak gerakan sepenuhnya dan mengulangi kemampuan tersebut

terhadap perlawanan: sedapat mungkin mendekat pada ketahap stress

yang maksimal. Bentuk latihan kekuatan yaitu: Bench Pres (beban 80%

berat badan), Curl (punggung menempel pada dinding), Press Up dengan

lengan sebagai penopang dan punggung lurus, press Up pada Ujung jari,

Press up slapping chest: press up sambil memukul dada, press up

clapping hands: press up sambil bertepuk tangan, Press up with feet

raised: press up seperti latihan 1 sambil mengangkat 1 kaki, Knee raise

(angkat lutut), Sit-up, Diagonal sit-up, Standing squats. (http://olah-raga-


20

indonesia.blogspot.co.id/2012/04/10-komponen-kondis-fisik.html, diunduh

02/02/2018, pk 14.15)
Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang

kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban

sewaktu bekerja maksimal (Nuril Ahmadi, 2007:65). Sedangkan

menurut Nurhasan (2005:3) kekuatan adalah kemampuan sekelompok

otot dalam menahan beban secara maksimal. Jadi kekuatan otot

adalah kemampuan kondisi fisik seseorang dalam menahan beban

sewaktu bekerja secara maksimal. Menurut Agus Mahendra yang

dikutip Duwiyanto (2009:11) kekuatan adalah sejumlah daya yang

dapat dihasilkan oleh suatu otot ketika otot itu berkontraksi. Kekuatan

merupakan salah satu unsur yang penting dalam tubuh manusia untuk

meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.

2.1.8.1 Kekuatan Otot Lengan

Kekuatan merupakan unsur penting dalam tubuh manusia

seperti yang dikemukakan oleh Rusli Lutan, dkk (2000:66) kekuatan

adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi

fisik seseorang secara keseluruhan. Beliau juga menyebut bahwa

kekuatan otot merupakan kemampuan badan dalam menggunakan

daya. Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik dan

juga memegang peranan penting dalam melindungi atlet dari

kemungkinan cidera. Kekuatan juga bisa menjadikan atlet bisa lari

lebih cepat, melempar lebih jauh, mengangkat lebih berat, menarik,

mendorong, melompat lebih tinggi, memukul, menendang lebih keras

dan lain sebagainya. Menurut Len Kravitz (2001:6) kekuatan otot

adalah kemampuan otot yang menggunakan tenaga maksimal, untuk


21

mengangkat beban. Otot-otot yang kuat dapat melindungi persendian

yang dikelilinginya dari kemungkinan terjadinya cidera karena aktivitas

fisik. Contoh kekuatan otot lengan dalam servis atau smash bola voli,

dibutuhkan untuk mengontrol kekerasan pukulan atau jauh dekatnya

hasil pukulan, sehingga bola dapat diarahkan sesuai dengan yang

dituju.
Dalam melakukan setiap kegiatan, seseorang tentunya

membutuhkan adanya kekuatan untuk menunjang aktivitas yang

dilakukan sehari-hari. Kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk

dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas

olahraga (Suharno, 1992:24). Kekuatan menurut (M. Sajoto 1998:45)

merupakan kemampuan otot atau kelompok otot untuk melakukan

kerja dengan menahan beban yang diangkatnya.

Dengan kekuatan otot yang lebih, manusia dapat melakukan

berbagai aktivitas dengan baik tanpa mengalami kesulitan dan

kelelahan yang berarti, misalnya berlari, melempar, menendang,

memukul dan lain sebagainya. Otot-otot yang tidak terlatih karena

suatu sebab, misalnya karena suatu kecelakaan, akan menjadi lemah

karena serabutnya mengecil (atropi), dan jika hal ini dibiarkan dapat

menyebabkan kelumpuhan otot. Disamping itu di dalam masalah

kesegaran kekuatan otot ini, ada hal yang perlu diketahui adalah

tentang kesegaran daya tahan otot, yaitu suatu kemampuan otot atau

kelompok otot di dalam mekakukan kerja terus menerus dan berulang

kali, dengan kekuatan submaksimal dalam waktu yang cukup lama.


22

Menurut (Rusli Lutan,dkk 2000:66) kekuatan dirinci menjadi

tiga bagian yaitu : kekuatan maksimum, kekuatan elastis, dan daya

tahan kekuatan.

a. Kekuatan maksimum merupakan gaya atau tenaga terbesar yang

dihasilkan oleh otot yang berkontraksi dengan tidak menentukan berapa

cepat suatu gerakan dilakukan atau berapa lama gerakan itu dapat

diteruskan.
b. Kekuatan elastis adalah tipe kekuatan yang sangat diperlukan dimana

otot dapat bergerak cepat terhadap suatu tahanan. Kombinasi dari

kecepatan kontraksi dan kecepatan gerak adalah disebut power.


c. Daya tahan kekuatan adalah kemampuan otot-otot untuk terus menerus

menggunakan daya dalam menghadapi meningkatnya kelelahan. Daya

tahan kekuatan adalah kombinasi antara kekuatan dan lamanya gerakan.

Menurut (Moelyono, 1993:236) kekuatan otot menggambarkan

kontraksi maksimal yang dihasilkan otot-otot atau sekelompok otot.

(Sukadiyanto, 2005:81) mendefinisikan kekuatan secara fisiologi,

kekuatan adalah kemampuan neuromusculer untuk mengatasi tahanan

beban luardan beban dalam. Tingkat kekuatan olahragawan

dipengaruhi oleh keadaan: panjang pendeknya otot, besar kecilnya

otot, jauh dekatnya titik beban dengan titik tumpu, tingkat kelelahan,

jenis otot merah atau putih, potensi otot, pemanfaatan potensi otot,

teknik dan kemampuan kontraksi otot. Begitu pula menurut pendapat

(Ismaryati, 2006:111) bahwa kekuatan adalah tenaga kontraksi otot

yang dicapai dalam sekali usaha maksimal. Dalam permainan bola voli

hampir seluruh aktivitas teknik menggunakan kekuatan. Servis

menggunakan kekuatan pada saat memukul bola, passing atas

membutuhkan kekuatan pada saat mendorong bola, smash


23

menggunakan kekuatan saat memukul bola, block menggunakan

kekuatan saat pada saat melompat dan menahan bola. Dengan kata

lain, kekuatan yang berinteraksi dengan aspek biomotor lainnya

digunakan dalam permainan bola voli pada saat menampikan teknik.


Otot lengan terdiri dari otot lengan atas dan otot lengan bawah.

Menurut Syaifuddin (2006:96-100) otot lengan atas terdiri dari otot –

otot fleksor yaitu M.Bicep Braki, M.Brakialis, M. Korakobrakialis dan

otot ekstensor yaitu M.trisep Braki. Sedangkan otot lengan bawah

terdiri atas otot: ekstensor karpiradialis longus, ekstensor karepiradialis

brevis, ekstensor karpi ulnaris, supinator, pronator teres, fleksor

karpiradialis, palmaris longus, fleksor karpi ulnaris, fleksor digitorum

profundus, ekstensor digitorum.

2.1.8.2 Kekuatan Otot Punggung

Menurut Jossef Nossek yang dikutip (Susilo Herawati, 2007:6),

kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk mengatasi atau melawan

beban saat menjalankan aktivitas. Sedangkan menurut Tim Fisiologi

UNY dalam buku Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia menjelaskan

bahwa kekuatan otot sangat dipengaruhi oleh MCV (Maksimum

Contraksi Voluntere), kehendak untuk berkontraksi, besar kecilnya otot,

dan tingkat kelelahan. Otot punggung memiliki peranan yang sangat

besar dalam aktivitas sehari hari. Dalam olahraga, khususnya

permainan bola voli otot punggung yang kuat dan terlatih dengan baik

akan mendukung performa untuk menopang dan menegakkan tubuh

ketika akan memukul bola, Otot punggung yang kuat sangatlah penting

untuk dapat menghasilkan suatu pukulan yang maksimal.


(Yoyo Bahagia dkk, 2000). Otot punggung yang lemah

menggambarkan potensi cedera yang tinggi, karena otot punggung


24

adalah salah satu otot penyangga tubuh yang berada di pusat tubuh

manusia. Struktur otot punggung termasuk dalam kategori core muscle

atau otot pusat tubuh. Sakit pinggang yang diderita oleh banyak orang

adalah pertanda otot punggung yang lemah. Banyak orang yang sakit

pinggang justru menghindari melakukan latihan punggung dengan

alasan takut cedera. Hal yang sebaliknya justru terjadi, dimana latihan

punggung dengan beban justru membantu meningkatkan Bersamaan

dengan otot-otot yang

menyelimuti

perut, otot

punggung

kekuatan otot

punggung

sehingga

rasa sakit tersebut

bisa dihilangkan

atau diminimalisir.
Otot punggung merupakan area yang kompleks dan luas.

Karena terletak dibelakang dan jarang terlihat maka jarang dilatih.

Dalam dunia binaraga, sering sekali pemenang dari pertandingan

binaraga menang hanya karena mempunyai otot punggung yang luar

biasa lebar, tebal, terdefinisi dengan baik.


25

Gambar 2.6: Otot Punggung


Sumber: http://www.andriewongso.com

Mempelajari otot punggung dengan ilmu kedokteran tentu akan

merepotkan karena otot punggung ini terdiri dari banyak otot dan

berlapis-lapis. Dalam dunia binaraga otot-otot punggung hanya

difokuskan pada otot punggung bagian luar yang dapat dilatih dan

dapat dinilai perkembangannya.

2.1.8.3 Kekuatan Otot Perut

Semua komponen fisik pada dasarnya adalah satu kesatuan

penting yang harus ditingkatkan dan diimbangi dengan komponen teknik

karena untuk pencapaian prestasi optmal komponen fisik, teknik, taktik

dan strategi adalah hal yang harus diperhatikan dan diberi porsi sendi-

sendiri. Untuk menentukan status kondisi fisik dasar dan bersifat umum

yang harus diberikan jauh sebelum program khusus. Macam-macam

komponen dari aspek kondisi fisik yang perlu untuk selalu dikembangkan

dalam latihan adalah daya tahan kardiovaskuler, daya tahan kekuatan,

kekuatan otot, kecepatan, kelentukan, kelincahan, stamina, power

(Harsono, 1988:100). Kekuatan adalah. Komponen fisik seseorang

tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima

beban sewaktu bekerja (M.Sajoto, 1995:8). Jadi kekuatan otot perut


26

adalah kemampuan sekelompok otot perut sewaktu melakukan suatu

aktivitas.
Otot perut merupakan otot-otot batang badan (Raven, 1981:12).

Lebih lanjut Raven mengatakan bahwa otot perut merupakan otot-otot

penegak badan selain otot punggung sebagai otot penegak badan, otot

perut dan otot punggung memiliki arti penting dalam sikap dan gerak-

gerik tulang belakang. Dinding depan perut dibentuk oleh otot-otot lurus

yang terletak disebelah kanan dan disebelah kiri garis tengah badan.

Sisinya terdapat otot-otot lebar perut pula dibagi atas serong perut, otot

serong dalam perut, dan otot lambung perut, otot-otot tersebut terentang

diantara gelang panggul dan rangka dada, merupakan sebuah penutup

yang dapat merubah volume rongga perut (Raven, 1981:12).

2.1.8.4 Kekuatan Otot Tungkai

Tungkai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kaki

(W.J.S. Poerwadarminta, 1976:1557). Kekuatan otot tungkai adalah

komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah ketepatan

seseorang pada saat menggunakan otot tungkai atau kaki. Kekuatan

otot tungkai yang dimaksud disini adalah kekuatan otot kaki yang

digunakan untuk mengambil posisi berdiri yang tepat dan juga

menghasilkan lompatan yang optimal pada saat melakukan servis atas

dan jumping.
Menurut (Syaifudin 1997:60), bahwa tungkai terdiri dari tungkai

atas, yaitu pangkal paha sampai lutut, dan tungkai bawah yaitu lutut

sampai pergelangan kaki. Pada saat menggunakan otot tungkai atau

kaki. (Beutelstahl 1984:24) mengatakan bahwa kerjasama antar otot-

otot tungkai dapat menghasilkan posisi berdiri yang tepat dan lompatan

saat melakukan servis atas sehingga memudahkan pemain untuk


27

dapat melakukan servis secara akurat. Tungkai terdiri dari tungkai atas,

yaitu pangkal paha sampai lutut, dan ungkai bawah yaitu lutut sampai

dengan kaki (Syaifudin, 1997:27). Secara keseluruhan tulang tungkai

berjumlah 31 buah yaitu : 1 os koxsa (tulang pangkal paha),1 os femur

(tulang paha), 1 os tibia (tulang kering), 1 os fibula (tulang betis), 1 os

patella (tulang lutut), 7 os tarsal (tulang pergelangan kaki), 5 os meta

tarsalia (tulang telapak kaki), 14 os falang (tulang jari-jari kaki).

1. M. abductor maldanus sebelah dalam.


2. M. abductor brevis sebelah tengah.
3. M. abductor longus sebelah luar, ketiga otot tersebut bersatu disebut: M.

abductor femoralis, fungsinya menyelenggarakan gerakan abduksi dari

femur.
4. M. abductor femoris. Fungsinya untuk gerakan abduksi femur.
5. M. rektus femoris.
6. M. vastus lateralis eksternal.
7. M. vastus medialis internal.
8. M. vastus intermedial. Keempat otot tersebut berfungsi sebagai ekstensor

femur.
9. M. biseps femoris, otot berkepala dua, fungsinya membengkokkan paha

dan meluruskan tungkai bawah.


10. M. semi membranosus, fungsinya membengkokkan tungkai bawah.
11. M. semi tendinosus, fungsinya membemgkokkan urat bawah serta

memutarkan ke dalam.
12. M. sartorius (otot penjahit), fungsinya eksorotasi femur, memutar ke luar

padas waktu lutut mengetul, serta membantu gerakan fleksi semur dan

membengkokkan ke luar.

1) Otot tulang kering depan M. tibialis anterior, fungsinya mengangkat pingir

kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki.


2) M. ekstensor falangus longus, fungsinya meluruskan jari telunjuk

ketengah jari-jari manis, dan kelingking kaki.


28

3) Otot ekstensi

jempol,

fungsinya

dapat

meluruskan ibu kaki jari.urat-urat tersebut dipaut oleh ikat melintang dan

ikat silang sehingga otot itu bisa membengkokan kaki keatas.


4) Tendo Achilles (M. popliteus), M. falangus longus, fungsinya meluruskan

kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut.


5) M. tibialis posterior, fungsinya dapat membengkokkan kaki di sendi tumit

dan telapak kaki kesebelah dalam.


29

Gambar 2.7. Otot-Otot pada Tungkai


Sumber: Syaifudin (1997:57)
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitian (Suharsimi, 2010:203). Metode penelitian

merupakan syarat mutlak dalam suatu penelitian. Sehingga metode penelitian

dalam penelitian ilmiah harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian,

sehingga penelitian memeroleh hasil yang sesuai tujuan penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik tes dan

pengukuran. Survei merupakan salah satu pendekatan penelitian untuk

mengumpulkan data guna mengetahui status gejala dan juga guna menentukan

kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standar yang sudah

ditentukan (Suharsimi Arikunto, 2010:153). Data-data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah hasil dari pengukuran hasil kemampuan kekuatan,

kemampuan kekuatan otot lengan, punggung, perut dan tungkai.

3.1 Jenis Penelitian Deskriptif Presentase

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan

situasi atau keadaan yang sedang berlangsung tanpa pengajuan hipotesis.

Suharsimi Arikunto (2006: 32) menyatakan bahwa “penelitian deskriptif tidak

dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan

“apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan”. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini ialah survei dengan teknik tes dan pengukuran.

Ada beberapa jenis penelitian yang biasa digunakan dalam suatu

penelitian. Ditinjau dari variabelnya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif

43
30

presentasi. Ditinjau dari data yang berupa angka-angka maka penlitian ini

termasuk penelitian kualitatif.

3
1 2
Gambar 3.1. Desain One-Shot Case Study

Keterangan:

1. Sampel atlet bola voli putra usia 16-20 tahun klub IVOKAS (Ikatan Bola

Voli Kabupaten Semarang) tahun 2018.

2. Tes kemampuan kondisi fisik kekuatan, kekuatan otot lengan, punggung,

perut, dan tungkai terhadap atlet bola voli putra club IVOKAS.

3. Hasil tes kemampuan kondisi fisik kekuatan, kekuatan otot lengan,

punggung, perut, dan tungkai terhadap atlet bola voli putra club IVOKAS.

Desain penelitian yang digunakan di atas adalah “desain one-shot

case study”, dimana terdapat suatu kelompok diberi treatment atau perlakuan,

dan selanjutnya diobservasi hasilnya (Sugiyono, 2010:110).

3.2 Variabel Penelitian

Variable adalah objek penelitian yang akan menjadi perhatian suatu

penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010:161). Dalam penelitian ini terdapat dua

variabel bebas dan satu varaibel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau variabel penyebab, sedangkan variabel penelitian ini yaitu:

3.2.1 Variabel bebas

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:18) variabel bebas yang

mempengaruhi atau variabel penyebab. Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah kemampuan kondisi fisik kekuatan (X).


31

3.2.2 Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel akibat

(Suharsimi Arikunto, 2010:162). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah atlet

bola voli putra club IVOKAS (Y).

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah kesuluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto,

2010:173). Populasi dibatasi sebagai jumlah individu yang paling sedikit

mempunyai sifat sama. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet club bola voli

IVOKAS putra kabupaten Semarang sejumlah 20 atlet putra. Kriteria populasi

tersebut adalah (1) atlet putra bola voli club IVOKAS kabupaten Semarang tahun

2018, (2) Masih aktif mengikuti latihan rutin di club IVOKAS, dan (3) usia rata-

rata 16-20 tahun.

3.3.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Suharsimi

Arikunto, 2010:174). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 atlet putra.

Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sample. Menurut Suharsimi

Arikunto (2010:183), purposive sample merupakan cara menentukan sampel

dengan cara mengambil subjek berdasarkan atas adanya tujuan tertentu.

3.4 Intrumen Penelitian

Intrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam pengumpulan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik

sehingga data lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah (Suharsimi

Arikunto, 2010:203). Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah:


32

3.4.1 Instrumen Tes Kekuatan Otot Lengan

Tes untuk mengukur kekuatan otot lengan menggunakan push

dynamometer. Satuan dalam push dynamometer ini adalah kilogram

(Depdiknas, 2000). Memiliki indeks validitas sebesar 0,63 dan reliabilitas 0,63.

Tujuan : Untuk mengukur kekuatan otot lengan

Alat : Push Dynamometer, alat tulis dan tabel pencatat skor

Petugas : Pemandu tes dan pencatat skor

Pelaksanaaan : Peserta tes berdiri tegak dengan kaki terbuka selebar bahu dan

pandangan lurus ke depan. Tangan memegang push dynamometer dengan

kedua tangan di depan dada. Posisi lengan dan tangan lurus dengan bahu.

Dorong alat tersebut sekuat tenaga. Pada saat mendorong, alat tidak boleh

menempel pada dada, sedangkan tangan dan siku tetap sejajar bahu. Tes

dilakukan sebanyak tiga kali.

Penilaian : Skor kekuatan dorong terbaik dari tiga kali percobaan dicatat

sebagai skor dalam satuan kilogram (kg), dengan tingkat ketelitian 0,5 kg.

Gambar 3.2. Alat Push Dynamometer

Sumber: www.healthprofessionalsolutions.com.au
33

Tabel 3.1 Norma Tes Kekuatan Otot Lengan Putra

No Klasifikasi Standar Nilai

1 Baik Sekali >44

2 Baik 34-43

3 Sedang 25-33

4 Kurang 18-24

5 Kurang Sekali <17


Sumber: Kemenpora (2005:25)

3.4.2 Instrumen Tes Kekuatan Otot Punggung

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kekuatan otot punggung

adalah back and leg dynamometer. (Arsil, 2010:82). Tes dilakukan dengan tiga

kali percobaan dan diambil nilai tertinggi. Dengan reabilitas untuk kekuatan otot

punggung yang dimodifikasi dilaporkan koefesien reabilitasnya 0,97 dan

koefesien validitasnya 0,97.

Gambar 3.3. Alat Back and Leg Dynamometer

Sumber: www.healthprofessionalsolutions.com.au

Tujuan : Untuk mengukur kekuatan otot punggung

Alat : Back and Leg Dynamometer, alat tulis, dan tabel pencatat skor

Petugas : Pemandu tes dan pencatat skor


34

Pelaksanaaan : Peserta tes berdiri diatas tumpuan back and leg dynamometer,

(untuk mempermudah pelaksanaan tes, pinggul dirapatkan/ditempelkan pada

dinding). Kedua tangan memegang tongkat pegangan. Kedua siku lurus dan

punggung dibongkokan membentuk sudut 30° terhadap garis vertical, kedua kaki

lurus. Tarik tongkat pegangan keatas sekuat mungkin dengan cara meluruskan

punggung. Tumit tidak boleh diangkat dan kaki tetap lurus. Pelaksanaan tes

dibantu dan diawasi oleh pengawas. Penilaian kekuatan otot punggung dapat

dinilai pada alat pengukuran setelah dilakukan tes. Setiap atlet diberi

kesempatan 3 kali, skor tertinggi akan dicatat sebagai nilai.

Penilaian : Skor kekuatan terbaik dari tiga kali percobaan dicatat sebagai

skor dalam satuan kilogram (kg), dengan tingkat ketelitian 0,5 kg.

Tabel 3.2 Norma Tes Kekuatan Otot Punggung Putra

No Norma Prestasi (Kg)

1 Baik Sekali 153.50 – ke atas

2 Baik 112.50 – 153.00

3 Sedang 76.50 – 112.00

4 Kurang 52.50 – 76.00

5 Kurang Sekali Sd. 52.00


Sumber: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, Depdikbud (1996)

3.4.3 Instrumen Tes Kekuatan Otot Perut

Instrumen tes kekuatan otot perut yang digunakan untuk mengkur

kekuatan otot perut adalah dengan menggunakan tes Sit-Up selama 1 menit

menurut Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) yang berguna mengukur

kekuatan dan daya tahan otot perut dengan klasifikasi sesuai umur dibagi

menjadi 4 kelompok usia, yaitu: 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun, 16-19

tahun.
35

Tujuan : Mengkur kekuatan otot perut

Alat : Stopwatch, alat tulis, dan tabel pencatat skor

Petugas : Pemandu tes dan pencatat skor

Pelaksanaan : Testi Berbaring terlentang kedua tangan dibelakang tengkuk, dan

kedua siku lurus ke depan. Kedua kaki ditekuk dan telapak kaki tetap dilantai.

Setelah aba-aba ‘siap’ testi bersiap melakukangerakan, dan bersamaan dengan

aba-aba ‘ya’ alat ukur waktu dijalankan dan testi mulai mengangkat tubuh, kedua

siku sampai menyentuh lutut, kemudian kembali berbaring ke sikap semula

dengan dibantu testi lain yang memiliki giliran kedua untuk melakukan tes dan

sebaliknya. Gerakan dilakukan sebanyak-banyaknya selama 1 menit.

Gambar 3.4 Sikap Sit Up

Sumber: http://kaise-kare.com

Penilaian : Setiap mengangkat tubuh dengan betul dihitung sekali sampai

waktu habis dapat berapa kali melakukan dengan gerakan yang benar.

Tabel 3.3 Norma Tes Kekuatan Otot Perut Putra umur 16 – 19 Tahun (Sit-Ups 1

menit)

No Norma Prestasi

1 Baik Sekali 41 – ke atas

2 Baik 30 - 40

3 Sedang 21 - 29
36

4 Kurang 10 – 20

5 Kurang Sekali Kurang dari 09


Sumber: Perkembangan Olahraga Terkini (2003)

3.4.4 Instrumen Tes Kekuatan Otot Tungkai

Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur kekuatan otot tungkai

adalah dengan leg dynamometer. Tes dilakukan dengan tiga kali percobaan dan

diambil perolehan nilai paling tinggi. Dengan reabilitas untuk kekuatan otot

tungkai yang dimodifikasi dilaporkan koefesien reabilitasnya 0,872 dan koefesien

validitasnya face validity.

Tujuan : Untuk mengukur kekuatan otot tungkai

Alat : Leg Dynamometer, alat tulis dan tabel pencatat skor

Petugas : Pemandu dan pencatat skor

Pelaksanaan : Jarum leg dynamometer diarahkan ke angka 0 (nol). Subjek

penelitian berdiri pada landasan leg dynamometer dengan kaki sejajar, badan

tegak dan pandangan ke depan. Dengan merendahkan badan, tekuk lutut dan

membuat sudut 120o, selanjutnya sesuaikan panjang rantai dynamometer dan

kuatkan tali pengikat atau sabuk di pinggang. Dengan mengandalkan kekuatan

otot tungkai, subyek melakukan tarikan dengan meluruskan tungkai.

Pencatatan Hasil: Data atau skor kekuatan otot tungkai adalah angka yang

tertera pada alat leg dynamometer dicatat pada 0,5 kg terdekat. Data kekuatan

otot tungkai yang dipakai adalah hasil terbaik dari 3 kali pengukuran. Sebelum

tes dimulai testi diberi pemanasan dan penjelasan tentang tes yang akan

dilaksanakan, dan diberi contoh cara melakukannya.


37

Gambar 3.5: Penggunaan alat leg dynamometer


Sumber: www.healthprofessionalsolutions.com.au

Pencatatan Hasil: Data atau skor kekuatan otot tungkai adalah angka yang

tertera pada alat leg dynamometer dicatat pada 0,5 kg terdekat. Data kekuatan

otot tungkai yang dipakai adalah hasil terbaik dari 3 kali pengukuran. Sebelum

tes dimulai testi diberi pemanasan dan penjelasan tentang tes yang akan

dilaksanakan, dan diberi contoh cara melakukannya.

Tabel 3.4 Norma Tes Kekuatan Otot Tungkai Putra

No Norma Prestasi (Kg)

1 Baik Sekali 259.50 – ke atas

2 Baik 187.50 – 259.00

3 Sedang 127.50 – 187.00

4 Kurang 84.50 – 127.00

5 Kurang Sekali Sd. - 84.00


Sumber: Depdiknas Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani (2000:42-45)

3.5 Prosedur Penelitian

Jenis penlitian ini adalah survey test dan dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Langkah awal:

a. Mengajukan tema kepada ketua jurusan


38

b. Mengajukan proposal kepada dosen pembimbing

c. Mengajukan surat ijin penelitian

2. Pelaksanaan penelitian:

Penelitian dilakukan dengan melakukan tes dan pengukuran dalam

rangka pengambilan data, akan dilaksanakan pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 18 April 2018

Waktu : 15.00 WIB – Selesai

Tempat : GOR Pandanaran (Wujil) Kabupaten Semarang

3. Alat dan perlengkapan penelitian: Alat dan perlengkapan penelitian

merupakan faktor penting dalam kelancaran penelitian guna

mendapatkan data yang sesuai. Alat dan perlengkapan yang digunakan

dalam penelitian ini antara lain: lapangan, push dynamometer, back – leg

dynamometer, stopwatch, peluit, dan alat tulis.

4. Data yang terkumpul kemudian di analisa dengan menggunakan

pengolahan manual. Apabila pengolahan data selesai maka dilanjutkan

dengan pembuatan laporan.

5. Pelaksanaan penelitian agar dapat berjalan dengan lancer, peniliti dibantu

oleh tenaga pelaksana yang terdiri dari tim pelatih bola voli putra

IVOKAS, dan rekan-rekan mahasiswa untuk membantu pelaksanaan tes

kekuatan otot lengan, punggung, perut dan tungkai.

3.6 Faktor yang Mempengaruhi Penelitian

Akan ada faktor – faktor yang mempengaruhi hasil penelitian, demikian

halnya dengan penelitian ini, faktor yang kemungkinan adalah antara lain:
39

3.6.1 Faktor Pemberian Materi

Sebelum pelaksanaan tes atau penelitian yang dilakukan pemberian

materi adalah hal yang berperan penting untuk kelancaran dan keberlangsungan

tes untuk mencapai hasil yang optimal. Memberikan pengarahan pemberian

materi kepada sampel agar dapat mudah dipahami dan dilaksanakan dengan

baik oleh sampel. Sebelum pelaksanaan tes secara klasikal diberikan arah dan

petunjuk pemakaian alat ataupun sikap yang dilakukan ketika melakukan tes.

3.6.2 Faktor Kesungguhan Sampel

Kesungguhan sampel adalah faktor yang riskan terjadi karena bilamana

sampel melakukan tes tidak sungguh mana tidak mungkin hasil penelitian tidak

optimal. Maka untuk mencegah terjadinya kejadian hal tersebut adalah dengan

melakukan motivasi kepada sampel agar sampel melakukan tes dengan

sungguh-sungguh dan maksimal.

3.6.3 Faktor Alat

Dalam penelitian dan tes maupun dalam pemberian tes sebelum dimulai

diupayakan untuk mengontrol dan mengecek kondisi alat agar ketika digunakan

tes dapat berfungsi optimal.

3.6.4 Faktor Kesehatan Sampel

Kesehatan sampel dalam hal ini adalah sehat jasmani dan rohani.

Dengan tujuan agar sampel menjaga kondisi kesehatan jasmani maupun rohani

sehingga ketika melakukan tes dapat dengan lancar dan optimal.

3.6.5 Faktor Kemampuan Sampel

Kemampuan sampel yang dimaksud adalahsetiap individu atau sampel

pasti memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam penerimaan penjelasan

materi maupun penggunaan alat tes. Maka dari itu sampel akan diberikan
40

penjelasan secara klasikal yang mudah dipahami oleh semua sampel dalam

tujuan mendapat hasil optimal dalam tes agar berjalan lancar.

3.6.6 Faktor kegiatan sampel diluar penelitian

Tujuan utama pelaksanaan penelitian ini adalah mengumpulkan data

seakurat mungkin. Maka dari itu dipilih hari sesuai dengan latihan rutin agar

mengurangi resiko sampel memiliki kegiatan lain diluat latihan.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah bagian paling penting dalam penelitian karena

dari olah data yang diperoleh akan diuji lalu kemudian di tarik kesimpulan.

Secara garis besar, analisis data meliputi tida bagian yaitu:

1) Persiapan

2) Tabulasi

3) Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian

(Suharsimi Arikunto, 2006:235)

Metode deskriptif presentase digunakan untuk mengkaji tes kemampuan

kondisi fisik kekuatan pada atlet bola voli putra di club IVOKAS kabupaten

Semarang tahun 2018 dalam bentuk presentase. Metode ini membahas

penelitian yang masih berupa data kualitatif, sehingga akan diperoleh gambaran

kualitatif hasil penelitian. Metode deskriptif presentase dimaksudkan untuk

mengetahui status sesuatu yang dipresentasekan dan disajikan tetap berupa

presentasi (Suharsimi Arikunto 2006:246).

Rumus yang digunakan dalam penelitian adalah:

n
= x 100
N
41

Keterangan:

n = Skor yang diperoleh

N = Skor maksimum

% = Tingkat presentase yang diperoleh

(Mohammad Ali, 2013:201)

Langkah-langkah untuk menentukan kategori sebagai berikut:

1. Cara menentukan jumlah interval

K=1+3,3 logn

Dimana:

K = Jumlah kelas interval

N = Jumlah data observasi

Log = Logaritma

K = 1 + 3,3 log 15

= 1 + 3,88

=4,88 = 5 (dibulatkan)

2. Penentuan lebar interval sebagai berikut:

I = R/K

Dimana:

I = Lebar Interval

R = Jarak pengukuran

K = Jumlah Interval

% Minimal = 0%

%maksimal = 100%

Jarak Pengukuran = 100%

Banyak Kategori =5

Interval = 100/5 = 20%


42

(Sutrisno Hadi, 2001:12)

3. Kesimpulan deskriptifnya menggunakan 5 kategori:

Tabel 3.5 Interval Presentase

Interval Presentase (%) Ketegori


81% - 100 % Baik Sekali
61% - 80% Baik
41% - 60% Cukup
21% - 40% Kurang
0% - 20% Kurang Sekali
Sumber: Sutrisno Hadi (2001:12)
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan kondisi fisik kekuatan pada atlet bola voli putra di club IVOKAS

kabupaten Semarang, maka data yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun

tes dibandingkan dengan norma yang ada. Kemampuan kondisi fisik kekuatan

pada atlet bola voli putra di club IVOKAS dilihat dari beberapa hasil pengukuran

meliputi: a) kekuatan otot lengan b) kekuatan otot punggung c) kekuatan otot

tungkai d) kekuatan otot perut.

Berdasarkan hasil tes dari 20 orang yang menjadi sampel, yang

mempunyai kategori kekuatan otot lengan baik sekali 0 orang, baik 2 orang,

sedang 12 orang, kurang 2 orang, dan yang mendapat kurang sekali sebanyak 4

orang. Sedangkan untuk kekuatan otot punggung baik sekali 4, baik 11 orang,

sedang 4 orang, kurang 1 orang, dan yang mendapatkan kurang sekali sebanyak

0 orang. Sedangkam untuk kekuatan otot perut baik sekali 15 orang, baik 5

orang, sedang 0 orang, kurng 0 orang, dan yang mendapatkan kurang sekali

sebanyak 0 orang. Sedangkan untuk kekuatan otot tungkai baik sekali 0 orang,

baik 3 orang, sedang 10 orang, kurang 6 orang, dan yang mendapatkan kurang

sekali sebanyak 1 orang.

43
44

4.1.1 Deskripsi Data

4.1.1.1 Kekuatan Otot Lengan

Tes bertujuan untuk mengetahui kekuatan otot lengan dengan gerakan

mendorong. Alat yang digunakan push dynamometer. Berikut gambaran tentang

hasil pengukuran push dynamometer dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Lengan pada Atlet Bola Voli Putra

IVOKAS

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentasi


81% <Skor≤ 100% Baik sekali 0 0,0%
61% <Skor≤ 80% Baik 2 10,0%
41% <Skor≤ 60% Sedang 12 60,0%
21% <Skor≤ 40% Kurang 2 10,0%
0% <Skor≤ 20% Kurang Sekali 4 20,0%
Jumlah 20 100%
(Sumber: Penelitian 2018 di Club IVOKAS Kabupaten Semarang)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat digambarkan bahwa kemampuan

kekuatan otot lengan diperoleh hasil dari 20 atlet bola voli putra di club IVOKAS

kabupaten Semarang tahun 2018 memperoleh dengan kriteria baik sekali

sebanyak 0 orang atau sebesar 0%, sedangkan kriteria baik sebanyak 2 orang

atau sebesar 10%. Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa untuk kriteria sedang

sebanyak 12 orang atau sebesar 60%, sedangkan kriteria kurang sebanyak 2

orang atau sebesar 10%, dan kriteria kurang sekali sebanyak 4 orang atau

sebesar 20%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan kekuatan otot

lengan pada atlet bola voli putra club IVOKAS kabupaten Semarang tahun 2018

di kriteriakan baik, sedang, kurang, dan kurang sekali.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Column Chart sebagai berikut:
45

70.0%
60.0%
60.0%

50.0%

40.0%

30.0%
20.0%
20.0%
10.0% 10.0%
10.0%

0.0%
0.0%
Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali

Gambar 4.1 Grafik Column Chart Kemampuan Kekuatan Otot Lengan Pada Atlet

Bola Voli Club IVOKAS Kabupaten Semarang

4.1.1.2 Kekuatan Otot Punggung

Tes bertujuan untuk mengetahui kekuatan otot punggung dengan gerakan

menarik alat tes menggunakan punggung. Alat yang digunakan leg

dynamometer. Berikut gambaran tentang hasil pengukuran leg dynamometer

dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Punggung pada Atlet Bola Voli

Putra IVOKAS

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentasi


81% <Skor≤ 100% Baik sekali 4 20,0%

61% <Skor≤ 80% Baik 11 55,0%

41% <Skor≤ 60% Sedang 4 20,0%

21% <Skor≤ 40% Kurang 1 5,0%

0% <Skor≤ 20% Kurang Sekali 0 0,0%

Jumlah 20 100%
(Sumber: Penelitian 2018 di Club IVOKAS Kabupaten Semarang)
46

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat digambarkan bahwa kemampuan

kekuatan otot punggung diperoleh hasil dari 20 atlet bola voli putra di club

IVOKAS kabupaten Semarang tahun 2018 memperoleh dengan kriteria baik

sekali sebanyak 4 orang atau sebesar 20%, sedangkan kriteria baik sebanyak 11

orang atau sebesar 55%. Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa untuk kriteria

sedang sebanyak 4 orang atau sebesar 20%, sedangkan kriteria kurang

sebanyak 1 orang atau sebesar 5%, dan kriteria kurang sekali sebanyak 0 orang

atau sebesar 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan kekuatan otot

punggung pada atlet bola voli putra club IVOKAS kabupaten Semarang tahun

2018 di kriteriakan baik sekali, baik, sedang, dan kurang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Column Chart sebagai berikut:

60.0% 55.0%

50.0%

40.0%

30.0%
20.0% 20.0%
20.0%

10.0% 5.0%

0.0%
Baik sekali Baik Sedang 0.0%
Kurang Kurang Sekali

Gambar 4.2 Grafik Column Chart Kemampuan Kekuatan Otot Punggung Pada

Atlet Bola Voli Club IVOKAS Kabupaten Semarang


47

4.1.1.3 Kekuatan Otot Perut

Tes bertujuan untuk mengetahui kekuatan otot perut dengan melakukan

sit up selama 1 menit. Berikut gambaran tentang hasil tes sit up selama 1 menit

dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Perut pada Atlet Bola Voli Putra

IVOKAS

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentasi

81% <Skor≤ 100% Baik sekali 15 75,0%

61% <Skor≤ 80% Baik 5 25,0%

41% <Skor≤ 60% Sedang 0 0,0%

21% <Skor≤ 40% Kurang 0 0,0%

0% <Skor≤ 20% Kurang Sekali 0 0,0%

Jumlah 20 100%
(Sumber: Penelitian 2018 di Club IVOKAS Kabupaten Semarang)

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat digambarkan bahwa kemampuan

kekuatan otot punggung diperoleh hasil dari 20 atlet bola voli putra di club

IVOKAS kabupaten Semarang tahun 2018 memperoleh dengan kriteria baik

sekali sebanyak 15 orang atau sebesar 75%, sedangkan kriteria baik sebanyak 5

orang atau sebesar 25%. Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa untuk kriteria

sedang sebanyak 0 orang atau sebesar 0%, sedangkan kriteria kurang sebanyak

0 orang atau sebesar 0%, dan kriteria kurang sekali sebanyak 0 orang atau

sebesar 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan kekuatan otot

punggung pada atlet bola voli putra club IVOKAS kabupaten Semarang tahun

2018 di kriteriakan baik sekali dan baik.


48

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Column Chart sebagai berikut:

80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali

Gambar 4.3 Grafik Column Chart Kemampuan Kekuatan Otot Perut Pada Atlet

Bola Voli Club IVOKAS Kabupaten Semarang

4.1.1.4 Kekuatan Otot Tungkai

Tes bertujuan untuk mengetahui kekuatan otot tungkai dengan

menggunakan alat back dynamometer. Berikut gambaran tentang hasil

pengukuran back dynamometer dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai pada Atlet Bola Voli Putra

IVOKAS

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentasi


81% <Skor≤ 100% Baik sekali 0 0,0%
61% <Skor≤ 80% Baik 3 15,0%
41% <Skor≤ 60% Sedang 10 50,0%
21% <Skor≤ 40% Kurang 6 30,0%
0% <Skor≤ 20% Kurang Sekali 1 5,0%
Jumlah 20 100%
(Sumber: Penelitian 2018 di Club IVOKAS Kabupaten Semarang)
49

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat digambarkan bahwa kemampuan

kekuatan otot punggung diperoleh hasil dari 20 atlet bola voli putra di club

IVOKAS kabupaten Semarang tahun 2018 memperoleh dengan kriteria baik

sekali sebanyak 0 orang atau sebesar 0%, sedangkan kriteria baik sebanyak 3

orang atau sebesar 15%. Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa untuk kriteria

sedang sebanyak 10 orang atau sebesar 50%, sedangkan kriteria kurang

sebanyak 6 orang atau sebesar 30%, dan kriteria kurang sekali sebanyak 1

orang atau sebesar 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan

kekuatan otot punggung pada atlet bola voli putra club IVOKAS kabupaten

Semarang tahun 2018 di kriteriakan baik, sedang, kurang, dan kurang sekali.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Column Chart sebagai berikut:

60.0%
50.0%
50.0%

40.0%
30.0%
30.0%

20.0%
15.0%

10.0%
5.0%

0.0%
0.0%
Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali

Gambar 4.4 Grafik Column Chart Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai Pada Atlet

Bola Voli Club IVOKAS Kabupaten Semarang


50

4.1.2 Analisis Deskriptif Data Penelitian

4.1.2.1 Kekuatan Otot Lengan

Melihat hasil tes kemampuan kekuatan otot lengan dari sejumlah 20

orang atlet diperoleh data untuk kriteria baik sekali sebanyak 0%, kriteria baik

sebanyak 10%, kriteria sedang sebanyak 60%, kriteria kurang sebanyak 10%,

dan kriteria kurang sekali sebanyak 20%. Hal ini menunjukan seluruh atlet bola

voli putra di club IVOKAS kabupaten Semarang memiliki kemampuan kekuatan

otot lengan dengan baik. Hal ini menunjukan ada beberapa faktor antara lain:

atlet aktif mengikuti latihan setiap hari senin, rabu dan jumat dan atlet tersebut

selalu dilatih fisik setiap awal sebelum latihan teknik, dengan melakukan sesuai

dengan gerakan yang baik dan benar sehingga menghasilkan latihan yang

maksimal.

4.1.2.2 Kekuatan Otot Punggung

Berdasarkan hasil analisis tes kemampuan kekuatan otot punggung dapat

diperoleh gambaran bahwa dari 20 atlet bola voli putra di club IVOKAS

kabupaten Semarang tahun 2018 memeperoleh data kriteria baik sekali

sebanyak 20%, kriteria baik sebanyak 55%, kriteria sedang sebanyak 20%,

kriteria kurang sebanyak 5%. Pada tes kemampuan kekuatan otot punggung

pada atlet club IVOKAS Kabupaten Semarang tidak ada yang memperoleh

kriteria kurang sekali. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa

kemapuan rata-rata kekuatan otot punggung atlet bola voli putra di club IVOKAS

kabupaten Semarang tahun 2018 tergolong baik. Ada beberapa faktor yang

menyebabkan atlet bola voli putra IVOKAS kabupaten Semarang bisa memiliki

kemampuan otot punggung rata-rata baik, yakni dengan porsi latihan yang

disesuaikan dan memiliki untuk kekhususan hari jumat adalah latihan fisik

sehingga kemampuan fisik juga ditingkatkan untuk mengimbangi kemampuan


51

teknik. Atlet yang rutin mengikuti latihan setiap hari senin, rabu, dan jumat juga

menjadi faktor penentu karena intensitas latihan tinggi akan berimbas kepada

kemampuan.

4.1.2.3 Kekuatan Otot Perut

Melihat hasil tes kemampuan kekuatan otot perut selama 1 menit, dari

sejumlah 20 atlet bola vol putra di club IVOKAS kabupaten Semarang diperoleh

data untuk kriteria baik sekali sebanyak 75%, kriteria baik sebayak 25%.

Berdasarkan data tersebut juga dapat dilihat bahwa atlet bola voli putra di club

IVOKAS kabupaten Semarang tidak ada yang memperoleh kriteria sedang,

kurang dan kurang sekali. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan atlet

dapat memiliki kemampuan kekuatan otot perut dengan baik sekali, antara lain

kondisi fisik yang memang dijaga oleh atlet, ketika melakukan sit up dengan

menggunakan teknik yang benar sehingga gerakan yang dilakukan efesien dan

maksimal, yaitu tangan dibelakang tengkuk atau didepan dada, kaki ditekuk

membentuk segitika kemudian angkat badan menggunakan otot perut.

4.1.2.4 Kekuatan Otot Tungkai

Tungkai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kaki (W.J.S.

Poerwadarminta, 1976: 1557). Kekuatan otot tungkai yang dimaksud disini

adalah kekuatan otot kaki yang digunakan untuk mengambil posisi berdiri yang

tepat dan juga menghasilkan lompatan yang optimal pada saat melakukan servis

atas dan jumping. Bola voli adalah olahraga yang menggunakan kekuatan otot

lengan untuk mengolah bola namun juga diperlukan kekuatan otot tungkai untuk

melakukan gerakan dan sebagai pondasi dalam melakukan teknik dasar dalam

bola voli. Seperti yang sudah dijelaskan kekuatan otot tungkai digunakan untuk

servis atas dan smash untuk melakukan lompatan yang maksimal diperlukan

kekuatan otot tungkai yang baik.. Dari sejumlah 20 orang atlet bola voli putra di
52

club IVOKAS kabupaten Semarang diperoleh data di kriteriakan baik sekali

sebanyak 0%, kriteria baik sebanyak 15%, kriteria sedang sebanyak 50%, kriteria

kurang sebanyak 30%, dan kriteria kurang sekali sebanyak 5%. Pada hasil

analisis tersebut terlihat bahwa atlet bola voli putra di club IVOKAS kabupaten

Semarang tidak ada yang memperoleh kriteria baik sekali. Ada beberapa faktor

yang menyebabkan atlet hanya rata-rata memiliki kemampuan sedang antara

lain: dalam melakukan tes tidak sungguh-sungguh, porsi latihan peningkatan

tungkai pada klub yang belum maksimal kemungkinan karena atlet yang tidak

memaksimalkan kemampuan.

4.2 Pembahasan Kemampuan Kekuatan

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan kemampuan

kekuatan otot yang mendapatkan hasil terbaik ada terdapat dua komponen yaitu

kemampuan kekuatan otot punggung dan otot perut yang memiliki rata-rata

terbaik. Dalam hal ini kekuatan punggung bermanfaat dalam permainan bola voli

sebagai penambah power ketika melakukan smash, sedangkan kekuatan otot

perut semakin baik kemampuan otot perut dengan diiringi kemampuan teknik

yang baik semakin kuat power lompatan maupun pukulan dalam permainan bola

voli. Untuk melatih kekuatan otot punggung salah satunya adalah melatih dengan

melakukan latihan back up dengan melakukannya dengan beberapa set dan

repetisi yang disesuaikan dengan tujuan mencapai kemampuan maksimal.

Sedangkan kekuatan otot perut dapat dilakukan latihan dengan kebalikannya

untuk melatih kekuatan otot punggung yaitu dengan latihan sit up melakukannya

dengan set dan repetisi yang disesuaikan dengan kebutuhan pencapaian

masimal.

Aspek kekuatan otot yang mendapat kriteria terendah adalah kekuatan

otot lengan hal itu disebabkan oleh kurangnya porsi latihan fisik untuk
53

menguatkan kekuatan otot lengan. Salah satunya belum terciptanya massa otot

lengan yang baik, karena kurang dilakukan dengan sungguh – sungguh ketika

melakukan latihan. Kekuatan otot lengan semestinya adalah sebagai

kemampuan yang inti harus diperkuat karena untuk melukan passing, smash,

block, dan servis lengan adalah alat untuk memainkan bola, sehingga kekuatan

otot lengan dalam permainan bola voli sangat penting dilatih, latihan yang dapat

dilakukan adalah push up maupun dengan nge-gym dengan barbel maupun

beban lain sehingga terbentuk massa otot yang maksimal sehingga membantu

dalam meningkatkan kemampuan teknik dalam permainan bola voli. Sehingga

rata-rata atlet memiliki kemampuan kekuatan otot lengan dengan nilai rendah.

Jika dilihat dari aspek individu, responden 14 merupakan responden

terbaik dalam hal kemampuan kekuatan otot lengan, punggung, perut dan

tungkai. Hal itu disebabkan karena atlet tersebut selain mengikuti latihan di

IVOKAS, dia juga mengikuti latihan di salah satu club yang terdapat di Kudus, dia

juga termasuk dalam tim popda SMA tingkat Jawa Tengah, sehingga porsi latihan

lebih banyak dan atlet tersebut juga rutin dan selalu mengikuti program dan porsi

latihan yang diberikan pelatihnya, sehingga mendapatkan nilai maksimal ketika di

tes kemampuan kekuatan.

Jika dilihat dari aspek per individu, responden 12 merupakan responden

yang terlemah dalam kemampuan kekuatan otot dengan nilai kategori kurang,

aspek yang terkecil mendapat nilai adalah kemampuan kekuatan otot lengan

dengan kategori kurang sekali, kekuatan otot punggung dengan kriteria kurang,

kemudian kemampuan kekuatan otot tungkai dengan kriteria kurang, sedangkan

kekuatan otot perut dengan kriteria baik sekali. Hal itu bisa terjadi disebabkan

pemain tersebut belum lama mengikuti latihan di club IVOKAS, dan dilihat dari

faktor fisik pemain tersebut terlihat belum memiliki kemampuan fisik yang baik
54

dalam penunjang permainan bola voli. Faktor selanjutnya adalah keseriusan

dalam melakukan tes tersebut, sehingga responden ketika diambil data bukanlah

kemampuan terbaiknya dalam tes kemampuan kekuatan otot.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat kemampuan kondisi fisik kekuatan otot lengan pada atlet bola voli

putra club IVOKAS kabupaten Semarang tahun 2018 termasuk dalam

kriteria sedang dimana presentasi kekuatan otot lengan mencapai 60%.

2. Tingkat kemampuan kondisi fisik kekuatan otot punggung pada atlet bola

voli putra club IVOKAS kabupaten Semarang tahun 2018 termasuk dalam

kriteria baik dimana presentasi kekuatan otot punggung mencapai 55%.

3. Tingkat kemampuan kondisi fisik kekuatan otot perut pada atlet bola voli

putra club IVOKAS kabupaten Semarang tahun 2018 termasuk dalam

kriteria baik sekali dimana presentasi kekuatan otot perut mencapai 75%.

4. Tingkat kemampuan kondisi fisik kekuatan otot tungkai pada atlet bola

voli putra club IVOKAS kabupaten Semarang tahun 2018 termasuk dalam

kriteria sedang dimana presentasi kekuatan otot tungkai mencapai 50%.

5.2 Saran

Saran yang diberikan dengan hasil penelitin ini adalah sebagai

berikut:

1. Kepada pelatih perlu adanya tambahan porsi latihan fisik khususnya pada

kondisi fisik kekuatan sehingga atlet mampu meningkatkan kemampuan

kekuatan. Dan kepada atlet perlu adanya kesadaran dari diri atlet untuk

meningkatkan kemampuan kondisi fisik kekuatan secara disiplin dan

57
56

sungguh-sungguh dalam latihan, sehingga hasil dari latihan kekuatan

dapat mencapai hasil yang lebih maksimal dan signifikan.

2. Untuk peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai

bahan acuan dalam pengembangan.


DAFTAR PUSTAKA

A Sarumpet dkk. 1992. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud,


Dirjendikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Ahmad, Nuril. 2007, Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Era Pustaka Utama.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ayu Mekayanti D.P., et al. 2015. Optimalisasi Kelenteruan (Flexibelity),
Keseimbangan (Balance), dan Kekuatan (Strength) Tubuh Manusia
Secara Instan Dengan Menggunakan “Secret Method”. Jurnal Virgin. Jilid
1, nomor 1. Januari 2015. Issn: 2442-2509.
Bahagia, Yoyo, dkk. 2000. Atletik. Jakarta: Depdiknas.
Beutelstahl, Dieter. 2008. Belajar Bermain Bola Voli. Bandung: Pionir Jaya.
Bompa, T.O. 1999. Periodization Theory and Methodology of Training.
Kendall/Hant: Human Kinetics.
Depdiknas. 2005. Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta:
Depdikbud.
Depdikbud. 1996. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.
Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research Jilid 3. Yogyakarta: Andi Offset.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta:
Tambak Kusumo.
Herawati, Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana
Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia.
Irsyada, Mahfud. 2000. Bola Voli. Jakarta: Depdiknas.
Ismaryati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Kemenpora. 2005. Panduan Penetapan Parameter Tes pada Pusat Pendidikan
dan Kepelatihan Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan. Jakarta:
Kemenpora.
Kurnia, Asep. 2007, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Gravindo.
Lutan, Rusli. 2000. Startegi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Muhajir (2002), Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, Jakarta:
Yudhistira.

57
58

PB.PBVSI. 2002. Peraturan Permainan Bola Voli. Jakarta: PB.PBVSI.


Pengertian Kekuatan (Strength). Online at (http://olah-raga-
indonesia.blogspot.co.id/2012/04/10-komponen-kondis-fisik.html, diunduh
02/02/2018, pk 14.15)
Poerwadarninta. W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN
Balai Pustaka.
PP.PBVSI, Dewan & Bidang. 2005. Peraturan Permainan Bola Voli. Jakarta:
Pengurus Pusat PBVSI.
Raven. 1981. Atlas Anatomi untuk Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Jakarta:
Djambatan.
Roji dan Eva Yulianti. 2017. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Jakarta: Balitbang, Kemendikbud.
Sajoto, M. 1995. Pembinaan Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud.
Sikap Sit Up. Online at http://www.kaise-
kare.com/sit_up/sikap_sport/_k/7634.html (accesed_10/05/18).
Strength Testing, Manual Muscle Testing. Online at
http;//www.healthprofessionalsolutions.com.au/Strength_Testing_Manual_
Muscle_Testing_s/1875.html (accesed_15/04/18).
Suharano, HP. (1981), Metodik Melatih Permainan Bola Volley. Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta.
Sukadiyanto. 2005. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta:
FIK Universitas Negeri Yogyakarta.
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, edisi 3.
Jakarta: EGC.
Yunus, M. 1992. Olahraga Pilihan Bola Voli. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan.
59

LAMPIRAN
60

LAMPIRAN 1
DAFTAR NAMA SAMPEL

NO NAMA UMUR

1 Edo Raga 16 Tahun


2 Vian Nugraha 18 Tahun
3 Asmuni 16 Tahun
4 Haryono 17 Tahun
5 Miftahul Huda 16 Tahun
6 Edi Setiawan 16 Tahun
7 Arsya Dana Saiful A 19 Tahun
8 Victor Renaldie 18 Tahun
9 Raka Adi 16 Tahun
10 Wisnu Ian P 16 Tahun
11 Dicky Febriansyah 18 Tahun
12 Fiki Saputra 17 Tahun
13 Prima Hendra 18 Tahun
14 M. Nur Adiba 18 Tahun
15 Choirul Huda 19 Tahun
16 Dika 17 tahun
17 Wisnu 17 Tahun
18 Dwi Sulistyo 16 Tahun
19 Andreas Kris 19 Tahun
20 Lucky 18 Tahun
61

LAMPIRAN 2
DATA PENELITIAN TES KEMAMPUAN KEKUATAN (STRENGTH)

Kekuatan Otot Lengan Dengan Menggunakan Alat Push And Pull Dynamometer

Kesempatan Tes Kekuatan


Otot Lengan (Kg) Kemampuan
NO NAMA Kriteria
Terbaik (Kg)
1 2 3

1 Edo Raga 21 25.5 28 28 Sedang


2 Vian Nugraha 22.5 23.5 12 23.5 Kurang
3 Asmuni 26 29.5 25.5 29.5 Sedang
4 Haryono 27.5 27 26 27.5 Sedang
5 Miftahul Huda 18 20 12 20 Sedang
6 Edi Setiawan 30 24.5 26.5 30 Sedang
7 Arsya Dana Saiful A 19.5 29.5 24 29.5 Sedang
8 Victor Renaldie 14.5 14 14.5 14.5 Kurang Sekali
9 Raka Adi 15 11 10.5 15 Kurang Sekali
10 Wisnu Ian P 25 19 23 25 Sedang
11 Dicky Febriansyah 14 15 16 16 Kurang Sekali
12 Fiki Saputra 13 9.5 10 13 Kurang Sekali
13 Prima Hendra 16 21 21 21 Kurang
14 M. Nur Adiba 35 23 39 39 Baik
15 Choirul Huda 30 35 34 35 Baik
16 Dika 30 29 30 30 Sedang
17 Wisnu 30 32 24 32 Sedang
18 Dwi Sulistyo 20 25 27 27 Sedang
19 Andreas Kris 33 20 25 33 Sedang
20 Lucky 24 32.5 25 32.5 Sedang
1. Hasil tes kekuatan otot lengan baik sekali :0
n 2
2. Hasil tes kekuatan otot lengan baik : N
x 100 : x 100 =10
20
3. Hasil tes kekuatan otot lengan sedang :
n 12
x 100 : x 100 =60
N 20
4. Hasil tes kekuatan otot lengan kurang :
n 2
x 100 : x 100 =10
N 20
62

n 4
5. Hasil tes kekuatan otot lengan kurang sekali: N
x 100 : x 100 =20
20

LAMPIRAN 3
DATA PENELITIAN TES KEMAMPUAN KEKUATAN (STRENGTH)

Kekuatan Otot Punggung Dengan Menggunakan Alat Back And Leg


Dynamometer

Kesempatan Tes Kekuatan


Otot Punggung (Kg) Kemampuan
NO NAMA Kriteria
Terbaik (Kg)
1 2 3

1 Edo Raga 73.5 122 179.5 179.5 Baik Sekali


2 Vian Nugraha 108 124 121.5 124 Baik
3 Asmuni 95.5 145 152 152 Baik
4 Haryono 91.5 112.5 111.5 112.5 Baik
5 Miftahul Huda 91 96.5 90.5 96.5 Sedang
6 Edi Setiawan 193.5 191.5 186 193.5 Baik Sekali
7 Arsya Dana Saiful A 111.5 130.5 111.5 111.5 Sedang
8 Victor Renaldie 139 118 127.5 139 Baik
9 Raka Adi 101 96.5 113 113 Baik
10 Wisnu Ian P 117.5 130 106.5 130 Baik
11 Dicky Febriansyah 101.5 128.5 107 128.5 Baik
12 Fiki Saputra 95 99 105 105 Sedang
13 Prima Hendra 105 124 128 128 Baik
14 M. Nur Adiba 130 142 205 205 Baik Sekali
15 Choirul Huda 147.5 104.5 177 177 Baik
16 Dika 70.5 74.5 67.5 74.5 Kurang
17 Wisnu 117.5 140.5 144 144 Baik
18 Dwi Sulistyo 80.5 90.5 66.5 90.5 Sedang
19 Andreas Kris 94 107.5 120 120 Baik
20 Lucky 180.5 191.1 184.5 191.5 Baik Sekali
n 4
1. Hasil tes kekuatan otot punggung baik sekali : N
x 100 : x 100 =20
20
n 11
2. Hasil tes kekuatan otot punggung baik : N
x 100 : x 100 =55
20
63

n 4
3. Hasil tes kekuatan otot punggung sedang : N
x 100 : x 100 =20
20
n 1
4. Hasil tes kekuatan otot punggung kurang : N x 100 : 20 x 100 =5

5. Hasil tes kekuatan otot punggung kurang sekali :0

LAMPIRAN 4
DATA PENELITIAN TES KEMAMPUAN KEKUATAN (STRENGTH)

Kekuatan Otot Perut Dengan Tes Sit-Up Dalam 1 Menit

HASIL TES
NO NAMA NORMA KET
SIT UP

1 Edo Raga 38 Baik


2 Vian Nugraha 43 Baik Sekali
3 Asmuni 40 Baik
4 Haryono 30 Baik
5 Miftahul Huda 43 Baik Sekali
6 Edi Setiawan 46 Baik Sekali
7 Arsya Dana Saiful A 44 Baik Sekali
8 Victor Renaldie 54 Baik Sekali
9 Raka Adi 55 Baik Sekali
10 Wisnu Ian P 32 Baik
11 Dicky Febriansyah 41 Baik Sekali
12 Fiki Saputra 47 Baik Sekali
13 Prima Hendra 38 Baik Sekali
14 M. Nur Adiba 63 Baik Sekali
15 Choirul Huda 38 Baik
16 Dika 50 Baik Sekali
17 Wisnu 60 Baik Sekali
18 Dwi Sulistyo 59 Baik Sekali
19 Andreas Kris 63 Baik Sekali
20 Lucky 64 Baik Sekali

n 15
1. Hasil tes kekuatan otot perut baik sekali : N
x 100 : x 100 =75
20
n 5
2. Hasil tes kekuatan otot perut baik : N
x 100 : x 100 =25
20
64

3. Hasil tes kekuatan otot perut sedang :0


4. Hasil tes kekuatan otot perut kurang :0
5. Hasil tes kekuatan otot perut kurang sekali :0

LAMPIRAN 5
DATA PENELITIAN TES KEMAMPUAN KEKUATAN (STRENGTH)

Kekuatan Otot Tungkai Dengan Menggunakan Alat Back And Leg Dynamometer

Kesempatan Tes Kekuatan


Otot Tungkai (Kg) Kemampuan
NO NAMA Kriteria
Terbaik (Kg)
1 2 3

1 Edo Raga 101.5 173 160 173 Sedang


2 Vian Nugraha 149.5 145.5 155 155 Sedang
3 Asmuni 115.5 131.5 133 133 Sedang
4 Haryono 120.5 152.5 143.5 152.5 Sedang
5 Miftahul Huda 134.5 81.5 150 150 Sedang
6 Edi Setiawan 176 150.5 129 176 Sedang
7 Arsya Dana Saiful A 127.5 103 120.5 127.5 Sedang
8 Victor Renaldie 171 192.5 188.5 192.5 Baik
9 Raka Adi 127 142.5 147.5 147.5 Sedang
10 Wisnu Ian P 72.5 76.5 75 76.5 Kurang Sekali
11 Dicky Febriansyah 95.5 95 101.5 101.5 Kurang
12 Fiki Saputra 97.5 101 115.5 115.5 Kurang
13 Prima Hendra 88 85.5 90 90 Kurang
14 M. Nur Adiba 160 196 176 196 Baik
15 Choirul Huda 100 102.5 98.5 102.5 Kurang
16 Dika 96 96.5 97 97 Kurang
17 Wisnu 160 162.5 166 166 Sedang
18 Dwi Sulistyo 113.5 105 101.5 113.5 Kurang
19 Andreas Kris 130.5 140.5 152.5 152.5 Sedang
20 Lucky 164.5 191.5 184.5 191.5 Baik

1. Hasil tes kekuatan otot tungkai baik sekali :0


65

n 3
2. Hasil tes kekuatan otot tungkai baik : N
x 100 : x 100 =15
20
n 10
3. Hasil tes kekuatan otot tungkai sedang : N x 100 : 20 x 100 =50
n 6
4. Hasil tes kekuatan otot tungkai kurang : N x 100 : 20 x 100 =30
n 1
5. Hasil tes kekuatan otot tungkai kurang sekali : N x 100 : 20 x 100 =5
66

LAMPIRAN 6
Hasil Penelitian Kekuatan Otot Lengan Dengan Menggunakan Alat Push
And Pull Dynamometer

Kesempatan Tes
Kekuatan Otot Lengan Kemampuan
NO NAMA Ket
(Kg) Terbaik (Kg)
1 2 3
1 Edo Raga 21 25,5 28 28 Sedang
2 Vian Nugraha 22,5 23,5 12 23,5 Kurang
3 Asmuni 26 29,5 25,5 29,5 Sedang
4 Haryono 27,5 27 26 27,5 Sedang
5 Miftahul Huda 18 20 12 20 Sedang
6 Edi Setiawan 30 24,5 26,5 30 Sedang
7 Arsya Dana Saiful A 19,5 29,5 24 29,5 Sedang
8 Victor Renaldie 14,5 14 14,5 14,5 Kurang Sekali
9 Raka Adi 15 11 10,5 15 Kurang Sekali
10 WisnuIanP 25 19 23 25 Sedang
11 Dicky Febriansyah 14 15 16 16 Kurang Sekali
12 Fiki Saputra 13 9,5 10 13 Kurang Sekali
13 Prima Hendra 16 21 21 21 Kurang
14 M.Nur Adiba 35 23 39 39 Baik
15 Choirul Huda 30 35 34 35 Baik
16 Dika 30 29 30 30 Sedang
17 Wisnu 30 32 24 32 Sedang
18 Dwi Sulistyo 20 25 27 27 Sedang
19 Andreas Kris 33 20 25 33 Sedang
20 Lucky 24 32,5 25 32,5 Sedang
Maksimum 35,0 35,0 39,0 39,0
Minimum 13,0 9,5 10,0 13,0
Rata-rata 23,2 23,3 22,7 26,1
Simpangan baku 6,8 7,2 7,9 7,4
67

Kesempatan Tes Kesempatan


Kekuatan Otot Kemampuan
Tes Kekuatan
NO NAMA Punggung (Kg) Terbaik (Kg)
Otot Punggung
2
1 2 1 (Kg)
1 Edo Raga 73,5 122 179,5 179,5 Baik Sekali
2 Vian Nugraha 108 124 121,5 124 Baik
3 Asmuni 95,5 145 152 152 Baik
4 Haryono 91,5 112,5 111,5 112,5 Baik
5 Miftahul Huda 91 96,5 90,5 96,5 Sedang
6 Edi Setiawan 193,5 191,5 186 193,5 Baik Sekali
7 Arsya Dana Saiful A 111,5 130,5 111,5 111,5 Sedang
8 Victor Renaldie 139 118 127,5 139 Baik
9 Raka Adi 101 96,5 113 113 Baik
10 Wisnu Ian P 117,5 130 106,5 130 Baik
11 Dicky Febriansyah 101,5 128,5 107 128,5 Baik
12 Fiki Saputra 95 99 105 105 Sedang
13 Prima Hendra 105 124 128 128 Baik
14 M.Nur Adiba 130 142 205 205 Baik Sekali
15 Choirul Huda 147,5 104,5 177 177 Baik
16 Dika 70,5 74,5 67,5 74,5 Kurang
17 Wisnu 117,5 140,5 144 144 Baik
18 Dwi Sulistyo 80,5 90,5 66,5 90,5 Sedang
19 Andreas Kris 94 107,5 120 120 Baik
20 Lucky 180,5 191,1 184,5 191,5 Baik Sekali
Maksimum 193,5 191,5 205,0 205,0
Minimum 70,5 74,5 66,5 74,5
Rata-rata 112,2 123,4 130,2 135,8
Simpangan baku 32,4 29,7 39,4 36,7
LAMPIRAN 7
Hasil Penelitian Kekuatan Otot Punggung Dengan Menggunakan Alat Back
And Leg Dynamometer
68

LAMPIRAN 8
Hasil Penelitian Kekuatan Otot Perut Dengan Tes Sit-Up Dalam 1 Menit

HASIL TES SIT UP


NO NAMA
1 Menit NORMA

1 Edo Raga 38 Baik

2 Vian Nugraha 43 Baik Sekali

3 Asmuni 40 Baik

4 Haryono 30 Baik

5 Miftahul Huda 43 Baik Sekali

6 Edi Setiawan 46 Baik Sekali

7 Arsya Dana Saiful A 44 Baik Sekali

8 Victor Renaldie 54 Baik Sekali

9 Raka Adi 55 Baik Sekali

10 Wisnu Ian P 32 Baik

11 Dicky Febriansyah 41 Baik Sekali

12 Fiki Saputra 47 Baik Sekali

13 Prima Hendra 38 Baik Sekali

14 M.Nur Adiba 63 Baik Sekali

15 Choirul Huda 38 Baik

16 Dika 50 Baik Sekali

17 Wisnu 60 Baik Sekali

18 Dwi Sulistyo 59 Baik Sekali

19 Andreas Kris 63 Baik Sekali

20 Lucky 64 Baik Sekali

Maksimum 64,0

Minimum 30,0

Rata-rata 47,4

Simpangan baku 10,6


69

LAMPIRAN 9
Hasil Penelitian Kekuatan Otot Tungkai Dengan Menggunakan Alat Back
And Leg Dynamometer

Kesempatan Tes
Kemampuan
Kekuatan Otot Tungkai
NO NAMA Terbaik (Kg) Kriteria
(Kg)
1 2 3
1 Edo Raga 101,5 173 160 173 Sedang
2 Vian Nugraha 149,5 145,5 155 155 Sedang
3 Asmuni 115,5 131,5 133 133 Sedang
4 Haryono 120,5 152,5 143,5 152,5 Sedang
5 Miftahul Huda 134,5 81,5 150 150 Sedang
6 Edi Setiawan 176 150,5 129 176 Sedang
7 Arsya Dana Saiful A 127,5 103 120,5 127,5 Sedang
8 Victor Renaldie 171 192,5 188,5 192,5 Baik
9 Raka Adi 127 142,5 147,5 147,5 Sedang
10 Wisnu Ian P 72,5 76,5 75 76,5 Kurang Sekali
11 Dicky Febriansyah 95,5 95 101,5 101,5 Kurang
12 Fiki Saputra 97,5 101 115,5 115,5 Kurang
13 Prima Hendra 88 85,5 90 90 Kurang
14 M.Nur Adiba 160 196 176 196 Baik
15 Choirul Huda 100 102,5 98,5 102,5 Kurang
16 Dika 96 96,5 97 97 Kurang
17 Wisnu 160 162,5 166 166 Sedang
18 Dwi Sulistyo 113,5 105 101,5 113,5 Kurang
19 Andreas Kris 130,5 140,5 152,5 152,5 Sedang
20 Lucky 164,5 191,5 184,5 191,5 Baik
Maksimum 176,0 196,0 188,5 196,0
Minimum 72,5 76,5 75,0 76,5
Rata-rata 125,1 131,3 134,3 140,5
Simpangan baku 30,3 39,0 33,2 36,3
70

LAMPIRAN 10
71

LAMPIRAN 11
72

LAMPIRAN 12
73

LAMPIRAN 13
74

LAMPIRAN 14
DOKUMENTASI PENELITIAN

Foto bersama pelatih dan atlet putra club bola voli IVOKAS kabupaten Semarang
75

LAMPIRAN 15

Gambar Pengarahan Materi Penelitian

Gambar Pengarahan Penggunaan Alat Tes


76

LAMPIRAN 16

Gambar Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot Lengan

Gambar Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot Punggung


77

LAMPIRAN 17

Gambar Pelaksanaan Tes Otot Perut

Gambar Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot Tungkai


78

LAMPIRAN 18

Gambar Pembagiaan Konsumsi

Gambar Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai