Anda di halaman 1dari 27

PENDAPATAN

TEORI AKUNTANSI

Dosen Pembimbing :
Dr. Dadan Ramdhani SE.,M.Si,Akt.,CA

Disusun Oleh:
1. Anastasia Distia Rini 20160100148
2. Sufandi 20160100068
3. Wilson Putra 20160100065

FAKULTAS BISNIS JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA

TANGERANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan YME karena atas berkat
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah tentang pendapatan.

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memudahkan kami


mempelajari dan mengingat apa yang telah kami pelajari pada pelajaran hari ini.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih untuk bapak dosen yang telah
mengajarkan pelajaran Teori Akuntansi ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya untuk kami, melainkan
bagi siapa saja yang membacanya.

Terima kasih

Penyusun

Tangerang, Maret 2019

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar ……….…………………..............................................……… 1

Daftar isi……..……………………………............................................……… 2

BAB 1 : PENDAHULUAN
Latar Belakang………………............................................…………. 3
Pembahasan…….....…………............................................…………. 5

BAB 2 : PENDAPATAN............….…....................................….……….......... 6
A. Pengertian........................................................................................ 6
B. Pengakuan Pendapatan.................................................................... 10
C. Saat Pengakuan Pendapatan............................................................ 12
D. Saat Pengakuan Penjualan Jasa....................................................... 17
E. Pedoman Umum Pengakuan Pendapatan........................................ 18
F. Prosedur Pengakuan.......................................................................... 18
G. Penyajian......................................................................................... 19

BAB 3 : KESIMPULAN DAN PENUTUP


Kesimpulan ..............………….....................................….……...…. 20
Penutup .............................……...................................…..……..…. 20

2
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Akuntasi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena
dengan Akuntansi kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi
perusahaan yang kita jalani, apakah memperoleh laba atau menderita kerugian
dengan akuntansi kitapun dapat memperoleh informasi yang nantinya berguna untuk
pemakainya,baik itu pihak ekstern maupun intern. Dengan adanya informasi ini
kita juga bisa membayar pajak kepada pemerintah demi kesejahteraan sosial.
Semua informasi diatas terkait halnya dengan seberepa banyak pendapatan yang
kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita, kerena pendapatan adalah sesuatu
yang sangat penting dalam setiap perusahaan. Tanpa ada pendapatan mustahil
akan didapat penghasilan atau earnings . Pendapatan adalah penghasilan yang
timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebut penjualan,
penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa.
Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut: Pendapatan
adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Namun demikian, Konsep mengenai pendapatan belum dapat dirumuskan dengan
jelas dalam literatur akuntansi, karena pendapatan ini sangat erat kaitannya dengan
pengukuran, penetapan waktu dalam konteks sistem pembukuan berpasangan.
Sehubungan dengan hal diatas, pengertian pendapatan dapat berbeda-beda tergantung
dari sudutmana pendapatan ini dipandang. Pada dasarnya ada dua pendekatan
terhadap konsep pendapatan yang dapatditemukan dalam literatur akuntansi yaitu :
a. Pendekatan pendapatan yang memusatkan perhatian pada arus masuk aktiva
yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan.

3
b. Pendekatan pendapatan yang memusatkan perhatian pada penciptaan barang
dan jasa. Ikatan Akuntan Indonesia ( 2004 : 23.2 ) menyatakan bahwa
”Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi kenaikan
modal”.
Untuk pendekatan yang menekankan pada arus masuk, dapat kita lihat dari
pengertian yang terdapat dalam FASB yang dikutip oleh Smith Skousen ( 2001 : 27 )
pendapatan diakui sebagai ”arus masuk atau peningkatan aktiva lain sebuah entitas
atau penetapan utangnya (kombinasi dari keduanya) dari pengantaran barang atau
produksi barang yang menyumbangkan pelayanan atau melakukan aktivitas lain yang
membentuk operasi pokok atau operasi sentral yang sedang berlangsung dari suatu
aktivitas”.
Menurut Rosjidi (1999 : 128) ”Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva
atau penurunan jumlah kewajiban perusahaan, yang timbul dari transaksi penyerahan
barang dan jasaatau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode yang dapat diakui
dan diukur berdasarkan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum”. Dalam pengertian ini
pendapatan yang diperoleh dari transaksi penyerahan barang atau jasa atau aktivitas
usaha lainnya itu adalah yang berhubungan secara langsung dengan kegiatan untuk
memperoleh laba
usaha yang dapat mempengaruhi terhadap jumlah ekuitas pemilik. Dengan demikian,
tidak termasuk dalam pengertian pendapatan, adalah peningkatan aktiva perusahaan
yang timbul dari pengadaan aktiva, investasi oleh pemilik, pinjaman ataupun koreksi
labarugi pada periode sebelumnya. Menurut Belkaoui ( 2000 : 178 ) Pendapatan
diinterprestasikan
sebagai :
1. Aliran masuk asset bersih yang berasal dari penjualan barang dan jasa.
2. Aliran keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan, dan

4
3. Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh
perusahaan selama periode waktu tertentu.
Menurut Henry ( 2000 : 358 ) ”Pendapatan ( revenue ) adalah arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama
suatu periode bilamana arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi pemodal”.

PEMBAHASAN

Urutan yang logis setelah pembahasan aset dan kewajiban adalah ekuitas
karena ketiganya merupakan elemen neraca. Pendapatan dan biaya dibahas terlebih
dahulu sebelum ekuitas karena merupakan penyebab penting perubahan ekuitas yang
berasal dari kegiatan operasi perusahaan dan pembentuk statemen laba rugi yang
menentukan laba perusahaan. Konsep dasar upaya dan hasil menyatakan bahwa hasil
dan capaian harus diperoleh dengan upaya atau bukan sebaliknya capaian dulu baru
capaian menanggung biaya. Jadi, tidak ada capaian tanpa upaya. Konsep dan hasil
mempunyai implikasi bahwa pendapatan dihasilkan oleh biaya. Artinya, hanya
dengan biaya pendapatan dapat tercipta dan bukan sebaliknya pendapatan
menanggung biaya.
Walaupun demikian, secara teknis akuntansi, pendapatan biasanya diukur
lebih dahulu dan baru kemudian biaya yang diperkirakan menghasilkan pendapatan
tersebut diukur sehingga laba dapat ditentukan dengan tepat seperti aset dan
kewajiban, pembahasan pendapatan meliputi pengertian, pengukuran, pengakuan dan
penilaian.

5
BAB 2
PENDAPATAN

A. Pengertian
Pendapatan dapat dianggap sebagai produk perusahaan, artinya sesuatu yang
dihasilkan oleh potensi jasa (cost) yang dimiliki oleh perusahaan. Pendapatan
dapat diukur dengan jumlah rupiah aktiva baru yang diterima dari pihak lain.
Aktiva tersebut merupakan aktiva penukar yang diterima perusahaan atas barang
atau jasa yang dihasilkan dan dijual oleh perusahaan kepada pihak lain.

 Pendapatan mempunyai dua karakteristik utama yaitu :


1. Aliran Masuk atau Kenaikan Aset
Untuk dapat dikatakan bahwa pendapatan ada atau timbul adalah harus
terjadi transaksi atau kejadian yang menaikkan asset atau menimbulkan
aliran masuk asset. Paton dan Littleton (1970, hlm. 47) menyebutkan
bahwa aset dapat bertambah karena transaksi pendanaan yang berasal dari
kreditor atau investor,laba yang berasal dari kegiatan investasi, hadiah,
donasi, atau temuan, revaluasi aset yang telah ada, serta penyediaan atau
penyerahan produk.
2. Kegiatan yang merepresentasi operasi utama atau sentral yang menerus
Kegiatan utama atau sentral yang menerus atau berlanjur merupakan
karakteristik yang membatasi kenaikan aset yang dapat disebut
pendapatan. Kegiatan utama dalam hal ini lebih dikaitkan dengan tujuan
utama perusahaan yaitu menghasilkan produk atau jasa untuk
mendatangkan laba dan bukan untuk membatasi jenis produk menjadi
produk utama dan produk samping.
 Karakteristik pendukung dari definisi pendapatan yaitu :
1. Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban
Pendapatan tidak hanya didefinisi dari sudut kenaikan aset tetapi juga dari

6
penurunan atau pelunasan kewajiban. Hal ini terjadi bila suatu entitas
telah mengalami kenaikan aset sebelumnya, misalnya menerima
pembayaran di muka dari pelanggan.
2. Suatu entitas
Ekuitas secara konseptual adalah utang perusahaan kepada pemilik. Oleh
karena itu, naiknya aset karena pendapatan akan mengakibatkan naiknya
ekuitas. Ekuitas naik karena pendapatan. Jadi naiknya ekuitas merupakan
konsekuensi bukan sumber pendapatan sehingga pendapatan tidak dapat
didefinisi sebagai kenaikan ekuitas.
3. Produk perusahaan
Paton dan Littleton menyatakan bahwa pendapatan adalah produk
perusahaan. Pendapatan terbentuk atau terhimpun bersamaan dengan atau
selama kegiatan produktif tanpa harus menunggu kejadian atau saat
penyerahan produk kepada pelanggan. Ada dua aliran yang berkaitan
dengan pendapatan yaitu
1. Aliran Fisik
o Kegiatan menghasilkan dan menjual output.
o Obyek kegiatan yang berupa produk itu sendiri.
2. Aliran Moneter
o Peristiwa naiknya nilai perusahaan karena kegiatan
produksi atau penjualan output.
o Obyek peristiwa yang berupa jumlah rupiah aktiva yang
dihasilkan atau dijual.
4. Pertukaran produk
Paton dan Littleton memasukkan kata pertukaran dalam definisinya
karena pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter
untuk dicatat dalam sistem pembukuan. Satuan moneter yang paling
objektif adalah kalu jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi.
5. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk

7
Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua
pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk
perusahaan perdagangan disebut dengan penjualan. Untuk perusahaan
jasa, pendapatan diberi nama misalnya pendapatan sewa, pendapatan
bunga, dll.
6. Mengakibatkan kenaikan ekuitas

Kenaikan Aset
Pendapatan timbul akibat adanya transaksi atau kejadian yang menaikkan aset
atau menimbulkan aliran masuk aset. Menurut Patton dan Littleton (1970,47)
aset dapat bertambah dikarenakan :
a) Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor
b) Laba yang berasal dari kegiatan investasi
c) Haidah, donasi, atau temuan
d) Revaluasi aset yang telah ada
e) Penyediaan atau penyerahan produk

Pendapatan sebagi kenaikan aset menggunakan konsep aliran masuk. Namun,


dalam konsep ini memiliki beberapa kelemahan karena pendapatan dianggap
baru ada setelah transaksi penjualan terjadi dalam artian pendapatan timbul
karena peristiwa/transaksi saat tertentu bukannya proses selama suatu periode.
Kelamahan lainnya definisi ini mengacaukan pengukuran(measurement) dan
penentuan saat pengakuan (timing) dengan proses pencipataan pendapatan.

Operasi Utama Berlanjut


Kegiatan utama berlanjut merupakan karakteristik yang membatasi kenaikan
yang disebut pendapatan. Kenaikan aset haruslah berasal dari kegiatan operasi
bukan investasi dan pendanaan. Dimana pengertian ‘operasi utama’ lebih

8
dikaitkan dengan tujuan utama perusahaan yaitu menghasilkan produk atau jasa
untuk mendatangkan laba.

Penurunan Kewajiban
Pendapatan juga didefinisi dari penurunan atau pelunasan kewajiban, terjadi bila
suatu entiitas telah mengalami kenaikan aset sebelumnya yang bukan merupakan
pendapatan karena perusahaan belum melakukan prestasi yang menimbulkan hak
penuh atas aset yang diterima. Biasanya merupakan pendapatan tangguhan yang
statusnya adalah kewajiban sampai ada prestasi dari perusahaan berupa
pengiriman barang atau pelaksanaan jasa.

Suatu Entitas
Adanya suatu entitas dalam definisi mengisyaratkan bahwa konsep kesatuan
usaha dianut dalam pendefinisian. Pendapatan didefinisi sebagai kenaikan aset
bukannya kenaikan ekuitas bersih meskipun kenaikan aset tersebut akhirnya
berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas bersih. Jadi aset yang masuk disebut
pendapatan.

Produk Perusahaan
Paton dan Littleton menyatakan pendapatan adalah produk perusahaan. Dalam
hal ini pendapatan didefinisis secara fisis bukan moneter, sehingga bersifat netral
terhadap saat pengakuan. Aliran aset dari pelanggan hanya sebagai pengukur
tetapi bukan pendapatan, produk fisis yang dihasilkan oleh kegiatan usaha itulah
yang merupakan pendapatan.
Namun Kam (1990), menyatakan bahwa pendapatan adalah kejadian (yaitu
kenaikan) bukan objek itu sendiri dan kenaikan tersebut harus berkaitan dengan
nilai sehingga bersifat moneter. Walau aset merupakan objek, pendapatan
berkaitan dengan kenaikan nilai aset. Sehingga, pendapatan adalah suatu kejadian
moneter naiknya nilai perusahaan karena produksi atau penjualan produk.

9
Pertukaran
Paton dan Littleton menggunakan kata pertukaran dalam definisinya karena pada
akhirnya pendapatan harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat dalam
sistem pembukuan.

Berbagai Bentuk dan Nama


Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos
dengan berbagai bentuk dan naa apapun.

Untung
Ada banyak argumen mengenai perlu atau tidaknya pendapatan dibedakan
dengan untung. Kata kunci yang melekat pada pengertian untung :
(1) Kenaikan ekuitas
(2) Transaksi periferal atau insidental
(3) Selain yang berupa pendapatan atau investasi pemilik
FASB merinci kejadian atau keadaan yang menimbulkan untung (SFAC No.6) :
a. Periferal dan Insidental
b. Transfer nontimbal-bailk
c. Penahanan Aset
d. Faktor Lingkungan

B. Pengakuan Pendapatan
Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Secara
konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran
(measureability), dan keterandalan (reliability).

Pembentukan Pendapatan

10
Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan
masalah kapan dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul atau menjadi
ada. Konsep pembentukan pendapatan menyatakan bahwa pendapatan terbentuk,
terhimpun atau terhak bersamaan dengan dan melekat pada seluruh atau totalitas
proses berlangsungnya operasi perusahaan dan bukan sebagai hasil transaksi
tertentu.

Realisasi Pendapatan
Dalam konsep realisasi, pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk
pada saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen (pembeli)
untuk membayar produk, baik produk telah selesai dan diserahkan ataupun belum
dibuat sama sekali. Berdasarkan konsep realisasi, pendapatan sebenarnya terjadi
akibat transaksi tertentu yaitu transaksi penjualan atau kontrak.
Konsep realiasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang dapat
menandai pengakuan pendapatan yaitu:
(1) Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses
penjualan yang sah atau semacamnya (kontak penjualan)
(2) Penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperolehnya
aset lancar

Kriteria Pengakuan Pendapatan


FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan (dan untung) (SFAC
No.5):
a. Terrealisasi atau cukup pasti terealisasi
Pendapatan dikatakan telah terealisasi jika produk telah terjual atau
ditukarkan dengan kas. Dikatakan cukup pasti terrealisasi bila aset berkaitan
yang diterima mudah dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas yang cukup
pasti jumlahnya.
b. Terbentuk/terhak

11
Pendapatan dikatakan telah terbentuk jika perusahaan telah melakukan secara
subtansial kegiatan yang harus dilakukan untuk dapat menghaki manfaat atau
nilai yang melekat pada pendapatan.
Kam (1990), mengemukakan kriteria pengakuan secara lebih teknis, yaitu :
(1) Keterukuran nilai aset
Apabila tidak ada aliran masuk aktiva yang dapat ditentukan secara objektif
ke dalam perusahaan, maka secara otomatis tidak ada pendapatan yang
diakui. Pendapatan dapat direalisasi bila terbukti ada penerimaan aktiva yang
liquid. Namun diterimanya aktiva penukar baik likuid maupun tidak sebagai
kriteria pengakuan pendapatan masih tergantung pada kondisi yang
mendasari pertukaran tersebut. Cara lain untuk mencerminkan keterukuran
nilai aktiva adalah adanya kepastian pengumpulan kas.
(2) Adanya suatu transaksi
Pendapatan dapat diakui apabila terjadi pertukaran antara barang yang
dihasilkan perusahaan dengan aktiva baru yang diterima perusahaan transaksi
pertukaran merupakan dasar yang dapat dipertanggungjawabkan dalam
menentukan waktu pengakuan pendapatan dan jumlah pendapatan yang harus
dicatat.
(3) Proses penghimpunan secara subtansial telah selesai
Barang dan jasa merupakan sumber utama pendapatan perusahaan.
Pendapatan dapat dikatakan terbentuk apabila kegiatan menghasilkan
pendapatan telah berjalan dan secara substansial telah selesai. Kegiatan
menghasilkan pendapatan terdiri dari tahap produksi, penjualan, dan
pengumpulan kas.

C. Saat Pengakuan Pendapatan


a. Pada Saat Kontrak penjualan
Terjadi jika perusahaan telah menandatangani kontrak penjualan dan bahkan
sudah menerima kas untuk seluruh nilai kontrak tetapi perusahaan belum

12
mulai memproduksi barang(pendapatan sudah terealisasi tapi belum
terbentuk). Pengakuan harus menunggu sampai proses penghimpunan cukup
selesai yaitu ditahap penjualan. Pada umumnya perlakuan semacam ini
berlaku untuk perusahaan yang memproduksi barang konsumsi dan jarak
antara penandatanganan kontrak dan penyerahan barang cukup pendek
(kurang dari satu tahun).
b. Selama Proses Produksi Secara Bertahap
Pengakuan pendapatan dapat dilakukan secara bertahap (per perioda
akuntansi) sejalan dengan kemajuan proses produksi atau sekaligus pada saat
proyek selesai dan diserahkan. Yang pertama disebut metoda persentase
penyelesaian sedangkan yang terakhir disebut metoda kontrak-selesai.
 Akresi
Akresi adalah pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau proses
alamiah lainnya. Per definisi, akresi memenuhi pengertian pendapatan
karena aset jelas telah bertambah dan banyaknya tambahan fisis tersebut
dapat ditentukan secara objektif yang berkaitan dengan operasi utama
perusahaan.
 Apresiasi
Apresiasi adalah selisih “nilai pasar wajar” aset perusahaan dengan kos
(nilai buku aset terdepresiasi). Apresiasi berlaku untuk semua jenis aset
tidak terbatas pada aset yang dikategorikan sebagai produk. Paton dan
Littleton menentang pengakuan apresiasi sebagai pendapatan dengan
argumen :
(1) Apresiasi bukan merupakan transaksi
(2) Apresiasi tidak objektif
 Penghematan Kos
 Dua pos yang bersangkutan dengan proses pembelian yang sering
dinggap sebagai pendaptan yaitu potongan pembelian dan pembelian
dengan harga murah. Namun potongan pembelian ini tidak memenuhi

13
definisi pendaptan. Prinsip yang masuk akal adalah semua jenis
potongan pembelian diperlakukan sebagai pengurang terhadap kos
nominal pembelian.

c. Pada saat Produksi Selesai


Pendapatan diakui pada saat akhir tahap produksi. Kalau sudah ada kontrak
penjualan sebelumnya maka setara dengan pengakuan pendapatandengan
metode kontrak-selesai. Jika tidak ada kontrak sebelumnya, hanya kriteria
terbentuk yang dipenuhi. Pengakuan pendapatan atas dasar saat produk
selesai di produksi dapat dianggap layak untuk industri ekstraktif
(pertambangan) termasuk pertanian.
d. Pada Saat Penjualan
Pengakuan saat penjualan merupakan yang paling umum karena kriteria
penghimpunan dan realisasi telah terpenuhi saat penjualan merupakan saat
yang kritis dalam operasi perusahaan sehingga menjadi standar utama dalam
pengakuan pendapatan. Namun ada hal yang dianggap keberatan terhadap
dasar tersebut antara lain :
(1) Berkaitan dengan kepastian pengukuran pendapatan akibat kos purna jual
tau pasca jual
(2) Berkaitan dengan kemungkinan atau pengembalian barang

Cara untuk mengatasi masalah diatas :


 Kembalian dan Potongan Tunai
Menurut SFAS No.48, Pendapatan dapat diakui pada saat penjualan jika:
a. Harga jual cukup pasti atau dapat ditentukan pada tanggal penjualan
b. Pembeli sudah membayar kepada penjual
c. Kewajiban membayar oleh pembeli tidak berubah dalam hal terjadi
pencurian atau kerusakan fisis produk
d. Pembeli benar-benar ada secara subtantif

14
e. Penjual tidak mempunyai kewajiban yang material untuk melakukan
tindakan di masa datang yang secara langsung menjadikan pembeli
mampu menjual produk bersangkutan
f. Jumlah rupaih kembalian dapat ditasir secara layak
 Kos Purna-jual
Prosedur yang umum dilakukan untuk mengantisipasi kos semacam itu
adalah dengan mendebit jumlah rupiah taksiran kos kegiatan dan
mengkredit jumlah rupiah yang sama kedalam suatu akun cadangan
melalui penyesuaian akhir tahun.
 Kerugian Piutang
Masalah kerugian piutang dapat diatasi dengan perlakuan yang sama
seperti kos purna-jual yaitu dengan membentuk cadangan kerugian
piutang. Sehingga pendapatan dapat disajikan dalam statemen sejumlah
piutang yang benar-benar dapat direalisasi.
 Transaksi Penjualan
Melalui PSAK No.23, IAI membuat ketentuan untuk dapat mengakui
pendapatan dari penjualan barang :
a. Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah
memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli
b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif
atas barang yang dijual
c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal
d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan
transaksi akan mengalir ke perusahaan tersebut
e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan
transkasi penjualan dapat diukur dengan andal

e. Pada Saat Kas Terkumpul


Merupakan pengakuan pendapatan berdasarkan asas kas. Pengakuan ini

15
digunakan untuk transaksi penjualan yang barang atau jasanya telah
diserahkan/dilaksanakan tetapi kasnya baru akan diterima secara berkala
dalam waktu yang cukup panjang. Alasan penggunaan dasar ini adanya
ketidakpastian tentang kolektabilitas atau ketertagihan piutang.
 Jasa Dikonsumsi dalam Jangka Pendek
Saat penerimaan kas dari pelanggan biasanya etrjadi hampir bersamaan
dengan saat penyerahan jasa.
 Jasa Dikonsumsi dalam Jangka Panjang
Jika jasa yang diberikan kompleks dan butuh waktu panjang dalam
penyelesaiaannya kemungkinan terjadi perbedaan mencolok antara
jumlah rupiah pendapatan yang diakui dalam satu perioda atas dasar
akrual dengan atas dasar kas.
 Argumen Pendukung
Validitas pengakuan pendapatan dengan penerimaan kas didasarkan atas
:
a. Seluruh atau sebagian piutang yang timbul bukan merupakan aset
yang mempunyai daya beli murni (dapat dibelanjakan)
b. Makin lama jangka waktu untuk mengangsur makin besar
kemungkinan piutang tidak akan tertagih
c. Kos purna-jual terutama kos penagihan dan pengumpulan piutang,
biasanya lebih tinggi dibanding dengan kos purna-jual untuk
penjualan kredit biasa (jangka pendek).
 Alasan Penyanggah
Menurut Paton dan Littleton (1970), pengakuan pendapatan dasar kas
kurang dapat didukung dengan berbagai alasan berikut :
a. Tagihan(piutang) yang timbul akibat penyerahan jasa pada dasarnya
mempunyai kedudukan yuridis yang sama dengan piutang timbul
dari penjualan barang
b. Belum tentu bahwa kemungkinan kegagalan untuk menerima

16
pelunasan piutang dalam perusahaan jasa lebih besar daripada
perusahaan dagang sehingga mengharuskan perusahaan jasa
mengakui pendapatan atas dasar kas yang diterima.
 Prosedur Akuntansi Dasar Kas
Penerapan dasar kas untuk mengukur pendapatan sama dengan tidak
mengakui piutang angsuran sebagai pos aset. Sehingga, pos tersebut
dicatat dalam bentuk memorandum saja.
 Biaya Administrasi dan Penjualan
Pada umumnya kos administrasi dan penjualan bukan merupakan kos
yang dapat diperlakukan seperti kos sediaan yaitu tersediaankan. Kos
tersebut harus segera dibebankan ke pendapatan sebagai biaya perioda.

D. Saat Pengakuan Penjualan Jasa


AICPA memberikan kaidah pengakuan umum untuk penjualan jasa, antara lain :
1. Kalau pemberian jasa atas pelaksanaan satu pekerjaan/tindakan, pendapatan
harus diakui pada saat pekerjaan tersebut telah dilakukan
2. Kalau pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan serangkaian pekerjaan secara
bertahap, pendapatan harus diakui selama perioda pelaksanaan pekerjaan
secara proporsional
3. Kalau pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan serangkaian pekerjaan secara
bertahap, pendapatan dapat diakui saat seluruh pekerjaan selesai dengan
kondisi :
a. Proporsi jasa yang dilaksanakan pada tahap akhir pekerjaan begitu
kritisnya sehingga seluruh pekerjaan belum dapat dikatakan selesai
sebelum tahap akhir dilaksanakan
b. Jasa harus diberikan dalam beberapa tahap yang tidak dapat ditentukan
dimuka selama waktu tidak pasti dan tidak ada cara yang cukup layak
untuk menentukan tingkat penyelesaian pekerjaan.
4. Kalau terdapat tingkat ketidakpastian yang tinggi berkenaan dengan

17
ketertagihan atau kolektabilitas pendapatan jasa, pendapatan baru diakui
setelah kas terkumpul.

E. Pedoman Umum Pengakuan Pendapatan


FASB meringkas pedoman umum dalam SFAC No.5 sebagai berikut :
a. Kriteria terbentuk dan terealisasi biasanya dipenuhi pada saat produk
diserahkan atau jasa diberikan kepada konsumen
b. Kalau kontrak penjualan atau penerimaan kas mendahului produksi dan
pengiriman, pendapatan dapat diakui pada saat terhak dan pengiriman
c. Kalau produk dikontrak sebelum diporduksi, pendapatan dapat diakui secara
bertahap dengan metoda persentase penyelesaian pada saat terbentuk asalkan
taksiran yang layak atas hasil saat penyelesaian dan taksiran kemajuan
produksi dapat diukur dengan cukup andal
d. Kalau jasa diberikan atau hak untuk menggunakan aset berlangsung secara
menerus selama suatu perioda dengan kontrak harga yang pasti, pendapatan
dapat diakui bersamaan dengan berjalannya waktu
e. Kalau produk atau aset lain dapat segera terealisasi karena dapat dijual
dengan harga yang cukup pasti tanpa biaya tambahan yang berarti
pendapatan dan beberapa untung atau rugi dapat diakui pada saat selesainya
produksi atau saat harga aset tersebut berubah
f. Kalau produk, jasa atau aset lain ditukarkan dengan aset nonmoneter yang
tidak dapat segera dikonversi menjadi kas, pendapatan atau untung/rugi
diakui saat meretia telah terhak pada saat transaksi telah selesai asal nilai
wajar aset nonmoneter yang terlibat dapat ditentukan dalam kisar layak
g. Kalau ketertagihan aset yang diterima untuk produk, jasa, atau aset lain
meragukan, pendapatan dapat diakui atas dasar kas yang terkumpul.

F. Prosedur Pengakuan
Kebijakan akuntansi perusahaan harus menetapkan kejadian atau kagiatan

18
internal apa yang dapat digunakan sebagi pemicu pencatatan kedalam sistem
akuntansi.

G. Penyajian
Masalah yang berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah pemisahan antara
pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos biasa
dan pos luar biasa dan cara menuangkannya dalam statemen laba-rugi.

19
BAB 3
KESIMPULAN & PENUTUP

Kesimpulan
Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang
dimilikinya kepada sektor produksi. Ada jugapendapatan adalah hasil berupa uang
atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor
produksi.Prinsip pengakuan pendapatam menetapkan bahwa pendapatan diakui pada
saat:
1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas
atau klaim atas kas (piutang).
2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan
pada jumlah kas atau klaim atas kas yang diketahui.Dihasilkan , bila
kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang seharusnya
telah dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan
pendapatan.Sebagian besar perusahaan didirikan dengan tujuan untuk
menghasilkan laba yang optimal sehingga kclangsungan hidup
perusahaan dapat tercapai. Laba diperoleh sebagai kelebihan pendapatan
atas beban.

Penutup
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan pada makalah akuntansi keungan
menengah dalam materi pendapatan.semoga bermanfaat bagi para pembaca yang
membaca makalah yang kami buat ini,mohon maaf apabila ada salah kata yang
disengaja maupun tidak disengaja. Terimakasih

20
Glosarium

A
AICPA adalah suatu organinsasi profesional dalam bidang akuntansi publik yang
keanggotaannya hanya akuntan publik terdaftar saja.
Aktiva adalah segala kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Akrual adalah suatu metode akuntansi di mana penerimaan dan pengeluaran diakui
atau dicatat ketika transaksi terjadi, bukan ketika uang kas untuk transaksi-transaksi
tersebut diterima atau dibayarkan.

B
Barang adalah suatu objek atau jasa yang memiliki nilai.

D
Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham.

E
Ekuitas adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan bersih.

F
FASB (Financial Accounting Standars Board) adalah badan atau lembaga non profit
yang bertujuan untuk menetapkan atau membuat suatu sistem prinsip akuntansi yang
bisa diterima secara umum.

G
Generik adalah kata yang digunakan secara umum.

H
Harga adalah suatu nilai ukar yang bisa disamakan dengan uang atau jasa bagi
seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu.

I
IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) adalah organisasi profesi yang menaungi seluruh

21
Akuntan Indonesia.
Insidental adalah terjadi atau waktu tertentu saja, tidak secara tetap atau rutin.
Investasi adalah yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi.
Investor adalah orang perorangan atau domestik yang melakukan suatu investasi baik
dalam jangka pendek atau jangka panjang.

J
Jasa adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen
atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan.

K
Kolektabilitas adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga
kredit oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang
ditanamkan dalam surat-surat berharga atau penanaman lainnya.
Konseptual adalah sesuatu yang disusun secara terperinci terencana dengan matang.
Kreditor adalah pihak yang memiliki tagihan kepada pihak lain (pihak kedua).

L
Laba adalah peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam
modalnya.
Likuid adalah harta yang mudah dicairkan menjadi kas untuk memenuhi keperluan
pengeluaran.

M
Moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai
tujuan tertentu.

N
Nonmoneter adalah keharusan untuk menyediakan barang dan jasa.

O
Objektif adalah sikap yang dapat diyakini keabsahannya.

22
P
Perioda adalah waktu yang diperlukan oleh satu gelombang penuh untuk merambat.
Produktif adalah kegiatan yang menghasilkan suatu yang meguntungkan.
Proporsional adalah keseimbangan.

R
Realisasi adalah tindakan untuk mencapai sesuatu yang direncanakan.
Revaluasi adalah meningkatnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar
negeri.
Rugi adalah jumlah pengeluaran lebih besar dibandingkan dengan pendapatan.

S
SFAC (Statements of Financial Accounting Concepts) yang berhubungan dengan
pelaporan keuangan.

T
Tagihan adalah perincian pengiriman barang yang mencatat daftar barang, harga yang
biasanya terkait dengan pembayaran.

U
Untung adalah harga jual lebih tinggi daripada harga beli.

V
Validitas adalah aspek kecermatan pengukuran.

Y
Yuridis adalah segala hal yang memiliki arti hukum dan sudah disahkan oleh
pemerintah.

23
Indeks

A
AICPA 17
Aktiva 3,4,6,8,12,20
Akrual 16

B
Barang 4,5,6,9,12,13,14,15,16,20
Bunga 3,4,8,15

D
Dividen 3

E
Ekuitas 3,4,5,7,8,9,10

F
FASB 4,10,11,18

G
Generik 8,10

H
Harga 13,14,18

I
IAI 15
Insidental 10
Investasi 4,6,8,10
Investor 6,8

24
J
Jasa 2,3,4,5,8,9,11,12,16,17,18,20

K
Kolektabilitas 16,18
Konseptual 8,10
Kreditor 6,8

L
Laba 3,4,5,6,8,9,19
Likuid 12

M
Moneter 7,9,10,18

N
Nonmoneter 18

O
Objektif 7,12,13

P
Perioda 13,16,17,18
Produktif 7
Proporsional 17

R
Realisasi 11,12,13,14,15,18,20
Revaluasi 6,8
Rugi 3,4,5,18,19

S
SFAC 10,11,18

25
T
Tagihan 16,18

U
Untung 10,11,18,19

V
Validitas 16

Y
Yuridis 16

26

Anda mungkin juga menyukai