Abstrak
Metilergometrin maleat secara intravena maupun intramuskular memberikan efek kontraksi uterus yang baik.
Namun secara farmakokinetik pemberian metilergometrin maleat intramuskular memiliki mula kerja lebih lama
dibandingkan dengan intravena. Pemberian metilergometrin maleat intravena dapat menyebabkan terjadinya
perubahan hemodinamik. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan pemberian metilergometrin maleat
intravena dengan intramuskular terhadap kontraksi uterus dan tekanan darah. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental acak terkontrol buta tunggal dengan randomisasi secara permutasi blok pada 42 sampel yang
menjalani seksio sesarea terencana dengan anestesi umum di Rumah Sakit Melinda Bandung. subjek dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pemberian metilergometrin maleat secara intramuscular (IM) dan
intravena (IV) pada periode Juli 2016 hingga Agustus 2017. Uji statistik menggunakan uji t tidak berpasangan
pada data berdistribusi normal dan Uji Mann Whitney pada data tidak berdistribusi normal. Hasil penelitian tidak
terdapat perbedaan signifikan (p>0,05) pada rerata tekanan darah sistol (TDS), tekanan darah diastol (TDD) secara
keseluruhan. Kontraksi uterus yang di nilai dengan Linear Analog Scale (LAS) lebih baik pada kelompok IV
dibandingkan kelompok IM dan terdapat perbedaan bermakna secara statistik (p<0,005). Kesimpulan penelitian
ini tidak terdapat perbedaan tekanan darah pada pemberian metilergometrin maleat secara intramuskular dan
intravena, namun kontraksi uterus lebih baik pada kelompok intravena.
Kata kunci: Kontraksi uterus, metilergometrin maleat, seksio sesarea elektif, tekanan darah
78
79
Perbandingan Efek Metilergometrin Maleat antara Pemberian Intravena dan Intramuskular yang Dikombinasikan dengan
Drip Oksitosin terhadap Kontraksi Uterus dan Tekanan Darah pada Seksio Sesarea Elektif dengan Anestesi Umum
persetujuan Komite Etik Penelitian Kesehatan data yang berdistribusi normal dan alternatif Uji
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ Mann Whitney pada data yang tidak berdistribusi
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Data normal. Untuk variable kategorik uji statistic
dasar tekanan darah (T0) yang diukur sebelum dilakukan menggunakan uji Chi-Square. Data
induksi. Pasien diinduksi dengan propofol 2 mg/ diolah dengan program statistical product and
kgBB, fasilitas intubasi menggunakan atrakurium service solution (SPSS) versi 21.0 for Windows.
0,5mg/kgBB, diventilasi dengan O2 100%, dan
menggunakan anestesi inhalasi sevoflurane 2 Hasil
vol%. Setelah diintubasi dengan pipa endotrakeal
No. 6,5, pemeliharaan anestesi menggunakan Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
N2O:O2 dengan fraksi 50%:50% dan sevofluran karakteristik umum subjek penelitian berdasarkan
2 vol%. Setelah bayi lahir tali pusat diklem serta usia, tinggi badan, berat badan dan body mass
diberikan bolus fentanil 1,5 μg/kgBB intravena. index (BMI) dan tekanan darah awal sebelum
Kelompok I diberikan oksitosin 20 IU dalam induksi (T0), tidak ditemukan perbedaan yang
500 mL RL dengan kecepatan 40 tetes permenit bermakna (p>0,05;Tabel 1).
disertai bolus metilergometrin maleat 0,2 mg Rata-rata tekanan darah sistol (TDS) dan
intravena yang diencerkan dalam spuit 5 mL tekanan darah diastol (TDD) kedua kelompok
menggunakan Nacl 0,9% dan diberikan dalam tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05;
waktu satu menit, dan Kelompok II diberikan Tabel 2). Capaian kontraksi uterus pada penilaian
drip oksitosin 20 IU dalam 500 mL RL dengan kedua berdasarkan LAS pada kelompok IV
kecepatan 40 tetes/menit dan metilergometrin menunjukkan kontraksi baik pada 19 subjek
maleat 0,2 mg i.m yang diinjeksikan pada otot dari 21 subjek, sedangkan pada kelompok IM
deltoid. kontraksi uterus yang baik terjadi pada 12 subjek
Metode penilaian kontraksi uterus pada dari 21 subjek. Hal ini menunjukkan perbedaan
penelitian ini adalah menggunakan linear analog yang bermakna (p<0,05;Tabel 3). Pada penelitian
scale (LAS). Penilaian dilakukan melalui palpasi ini didapatkan pemberian metilergometrin
uterus dan dinilai setelah tali pusat diklem dan maleat tambahan akibat kontraksi uterus yang
diberikan metilergometrin maleat (T1) dinilai tidak adekuat (LAS≤6) pada kelompok IM lebih
setiap 3 menit sampai 5 kali penilaian (T5). banyak dibandingkan dengan kelompok IV.
Hasil palpasi dikonversi dengan skala 0 hingga Namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna
10 dengan 0 untuk nilai uterus yang benar-benar (p>0,05; Tabel 4).
tidak berkontraksi (atonia uteri) dan 10 untuk
kontraksi uterus yang baik. Nilai LAS dikatakan
baik jika lebih dari 6. Penilaian LAS dilakukan Pembahasan
oleh dokter spesialis obstetrik dan ginekologi yang
melakukan tindakan operasi. Metilergometrin Data karakteristik subjek penelitian diantara
tambahan diberikan secara intramuskular apabila kedua kelompok tidak berbeda bermakna pada
nilai LAS ≤6 pada T3 (6 menit setelah pemberian usia, berat badan, tinggi badan, BMI dan tekanan
metilergometrin maleat pertama). Tekanan darah darah awal (T0) (Tabel 1). Perbandingan Hal
subjek penelitian dinilai setelah pemberian ini menunjukkan kedua kelompok homogen,
oksitosin-metilergometrin maleat setiap 3 menit yang artinya layak untuk diperbandingkan dan
sampai 10 kali penilaian (T1–T10) menggunakan dilakukan uji hipotesis statistik lebih lanjut.
Dinamap Pro 1000. Pada studi ini tidak ditemukan perbedaan
Analisis data meliputi analisis deskriptif yang signifikan pada rata-rata tekanan darah
dan uji hipotesis. Data disajikan dalam bentuk sistol, dan diastol, secara keseluruhan (Tabel
persentase (%) untuk variabel kategorik dan 2). Hingga saat ini belum ada penelitian yang
rata-rata±standar deviasi (SD), median, range membandingkan status hemodinamik antara
(min.‒maks.) untuk variabel numerik. Dilakukan pemberian metilergometrin maleat secara IM dan
uji statistik dengan uji-t tidak berpasangan pada
Perbandingan Efek Metilergometrin Maleat antara Pemberian Intravena dan Intramuskular yang Dikombinasikan dengan
Drip Oksitosin terhadap Kontraksi Uterus dan Tekanan Darah pada Seksio Sesarea Elektif dengan Anestesi Umum
IV yang dikombinasikan dengan oksitosin drip cepat terjadinya peningkatan darah, sedangkan
pada seksio sesarea dengan anestesi umum. pada pemberian IM obat mencapai reseptor
Secara umum, ergot alkaloid berperan sebagai melalui beberapa mekanisme sehingga untuk
antagonis parsial pada reseptor α dan memiliki mencapai suatu reseptor dan peningkatan darah
efek vasokonstriksi langsung. Ergot alkaloid akan lebih lambat.6 Pada penelitian ini tidak
memengaruhi dilatasi arteriol, menginduksi menunjukkan perbedaan yang signifikan pada
kontraksi otot uterus, dan merangsang reseptor variabel tekanan darah sistol dan diastol (p>0,05;
dopamin. Dua turunan ergot yang paling Tabel 2).
sering digunakan adalah ergotamin maleat dan Tidak adanya peningkatan darah pada studi
metilergotamin maleat. Pada bidang kandungan, ini mungkin dapat disebabkan oleh kesinergisan
turunan ergot alkaloid hanya sedikit memiliki kombinasi efek oksitosin dan metilergometrin
sifat vasokontriktif. Efek vasokonstriksi pada maleat. Reseptor oksitosin fungsional ditemukan
metilergotamin dan ergotamin paling rendah pada jantung dan bantalan vaskular. Aktivitas
di antara turunan ergot alkaloid lainnya.7 Pada oksitosin pada kardiovaskular meliputi:
beberapa studi di India yang menggunakan dosis menurunkan tekanan darah, aksi inotropik dan
tunggal metilergometrin maleat di dapatkan kronotropik negatif pada jantung, neuromodulasi
peningkatan tekanan darah meskipun insidensinya parasimpatis, vasodilatasi, anti-inflamasi,
rendah dan tidak signifikan secara statistik.9,10 antioksidan, dan efek metabolik. Luaran
Secara farmakodinamik efek metilergometrin ini dimediasi setidaknya sebagian, dengan
maleat terhadap hemodinamik yang diberikan IV merangsang mediator kardioprotektif, seperti
lebih cepat berikatan dengan reseptor dan lebih nitrat oksida (NO) dan peptida natriuretik atrium.11
Oksitosin menghasilkan efek vasodilatasi melalui membandingkan efek pemberian infus oksitosin
rangsangan V1aR (vasopressin receptor 1A) dan metilergometrin maleat pada seksio sesarea
dan NO endotelial yang mengandung kalsium. dengan anestesi spinal menunjukkan tidak
Vasolidatasi kemudian akan menyebabkan adanya perbedaan yang signifikan pada baseline
hipotensi. Efek vasodilatasi oksitosin jelas status hemodinamik yaitu tekanan darah sistol
terlihat pada arteri basilaris.12,13 Sedangkan dan tekanan darah diastol.8
ergot alkaloid berperan sebagai antagonis parsial Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pada reseptor α dan memiliki efek vasokonstriksi kontraksi uterus dengan LAS>6 lebih cepat
langsung. Metilergometrin maleat melalui tercapai dengan pemberian metilergometrin
reseptor α-adrenergik dapat memicu hipertensi.14 maleat secara IV (Tabel 3). Metilergometrin
Kombinasi efek vasodilatasi oleh oksitosin dan maleat bekerja langsung pada otot polos
efek vasokonstriksi oleh metilergometrin maleat rahim dan meningkatkan tonus, frekuensi, dan
kemungkinan menghasilkan efek sinergis berupa amplitudo kontraksi ritmik uterus. Sehingga
tidak adanya peningkatan tekanan darah pada menginduksi efek uterotonik tetanik yang cepat
studi ini. Studi di Iran pada tahun 2012 yang dan berkelanjutan yang dapat mengurangi volume
Perbandingan Efek Metilergometrin Maleat antara Pemberian Intravena dan Intramuskular yang Dikombinasikan dengan
Drip Oksitosin terhadap Kontraksi Uterus dan Tekanan Darah pada Seksio Sesarea Elektif dengan Anestesi Umum
perdarahan. Onset aksi setelah administrasi secara terdahulu yang menilai kontraksi uterus
IV adalah segera sedangkan setelah administrasi dengan menggunakan LAS pada pemberian
secara IM bekerja dalam waktu 2 sampai 5 metilergometrin maleat secara IM atau IV
menit. Waktu capaian LAS >6 pada pemeriksaan yang dikombinasikan dengan oksitosin drip.
kedua (T2) yaitu 3 menit setelah pemberian Penelitian sebelumnya menilai efek oksitosin
metilergometrin maleat didapatkan 19 subjek dan metilergometrin maleat pada kontraksi uterus
yang kontraksinya lebih baik yang diberikan yang ditunjukkan dengan mengukur jumlah
secara intravena dibandingkan dengan yang perdarahan pascapersalinan.
intramuskular hal ini menunjukkan perbedaan Studi yang melibatkan 1.210 pasien seksio
yang bermakna. sesarea membandingkan efektifitas oksitosin dan
Studi farmakokinetik pada pemberian kombinasi oksitosin-metilergometrin terhadap
metilergometrin secara IV telah menunjukkan kejadian atonia uteri menyimpulkan bahwa
bahwa metilergometrin didistribusikan dengan kombinasi drip oksitosin dan metilergometrin
cepat dari plasma ke jaringan perifer dalam 0,2 mg intramuskular dapat menurunkan
waktu 2 sampai 3 menit atau kurang. Dengan angka kejadian perdarahan pascamelahirkan
injeksi intramuskular, metilergometrin memiliki akibat atonia uteri. Angka kejadian perdarahan
bioavailabilitas 78%.7 pascamelahirkan lebih rendah 70%–80%
Hingga saat ini belum ada penelitian setelah pemberian kombinasi oksitosin-
Perbandingan Efek Metilergometrin Maleat antara Pemberian Intravena dan Intramuskular yang Dikombinasikan dengan
Drip Oksitosin terhadap Kontraksi Uterus dan Tekanan Darah pada Seksio Sesarea Elektif dengan Anestesi Umum