Anda di halaman 1dari 29

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2

P.1
KALORIMETER

Disusun Oleh :
Jurusan : MIPA
Prodi : Kimia
Asisten Laboratorium : Efa Kristiani br Ginting (F1C316001)

LABORATORIUM ENERGI REKAYASA DAN MATERIAL II


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum kekelan energi menyatakan energi tidak dapat di musnahkan dan
tidak dapat diciptakan melainkan hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk
lainnya. Didalam ini banyak tedapat energi seperti energi listrik, energi kalor,
energi bunyi namun energi kalor hanya dapat dirasakan seperti panas matahari.
Dalam kehidupan sehari- hari sering melihat alat-alat pemanas yang meggunakan
energi listrik seperti teko pemanas, penanak nasi dan pemanas ruangan. Pada
dasarnya alat-alat ini memiliki cara kerja yang sama, yaitu merubah energi listrik
yang mengalir pada kumparan kawat menjadi energi kalor atau panas.
Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang memiliki satuan kalor
merupakan besaran fisika yang memiliki satuan. Kalor tidak dapat terlihat tetapi
pengaruhnya dapat dirasakan atau diketahui. Pengukuran- pengukuran kalor
sangat berkaitan dengan kalor jenis zat. Pengukuran kalor menggunakan alat yang
dinamakan kalorimeter.
Sebagaimana diketahui bahwa kalorimeter adalah sebuah alat yang
digunakan untuk mengukur kalor. Dengan kalorimeter dapat mengukur kalor jenis
suatu zat dan juga dengan kalorimeter dapat mengetahui atau diketahui bahwa
adanya kalor dapat mengubah wujud zat sedangkan aplikasi penggunaan kalori
meter dalam kehidupan sehari-hari seperti misalnya setrika listrik, rice cooker dan
lain-lain. Dimana alat-alat tersebut mempunyai prinsip kerja yaitu energi litrik
diubah menjadi kalor seperti pada kalorimeter. Kalorimeter banyak jenisnya,
diantaranya kalorimeter larutan dan kalorimeter bom. Adapula kalorimeter
makanan yang dimana kalorimeter ini untuk menentukan zat nilai suatu kalor
pada makanan. Kalorimeter larutan dimana kalorimeter ini merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem
larutan. Pada dasarnya kalor yang dibebaskan atau diserap menyebabkan
perubahan suhu pada kalorimeter berdasarkan perubahan suhu perkuantitas
pereaksi kemudian dihitung kalor reaksi dan reaksi larutan tersebut. kalorimeter
larut dengan ketelitian cukup tinggi dan dapat diperoleh di pasaran.
Kalor bepindah dari benda yang memiliki suhu tinggi ke benda yang
memiliki suhu rendah. Benda yang menerima kalor akan mengalami perubahan
pada wujud benda sedangkan benda yang melepas kalor akan mengalami
peunurunan suhu atau dimana wujud benda beurbah. Kalorimeter juga dapat
digunakan untuk menentukan kalor lebur zat. Dimana kalor lebur yaitu
merupakan kalor yang dipakai oleh suatu zat untuk melebur seluruhnya. Pada zat
leburnya, kalor dapat ditimbulkan dari energi kinetik, energi lilstrik, energi kimia
dan lainnya.
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu
reaksi kimia dengan eksperimen yang disebut kalorimeter. proses dalam
kalorimeter berlangsung secara adibatik (tidak ada energi yang lepas atau masuk
kekalorimeter). Dengan menggunakan hukum hess, kalor suatu reaksi kimia dapat
ditentukan berdasar data perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan,
dan secara eksperimen sehingga didapatkan data selama melakukan percobaan
atau praktikum mengenai kalor reaksi. Proses dalam kalorimeter berlangsung
secara adibatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau yang masuk kedalam
kalorimeter.
Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkaitan dengan efek kalor
yang menyertai reaksi kimia yang sebgaian besar berhubungan dengan proses
penentuan kuantitas kalor, baik melalui pengukuran ataupun perhitungan beberapa
dari perhitungan ini untuk menentukan secara tidak langsung kuantitas kalor yang
mungkin sukar atau mustahil untuk diukur langsung . jenis perhitungan ini yang
mengandalkan pada komlikasi data yang sudah ditabelkan.
Pada kehidupan sehari-hari untuk menganalisis energi yang berkaitan
dengan reaksi kimia terlebih dahulu harus mengetahui tentang definisi sistem dan
lingkungan. Dimana sistem memiliki tiga macam jenis, yaitu sistem terbuka,
sistem tertutup, dan juga sistem terisolasi.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu :
1. Menentukan kalor lebur es
2. Menentukan panas jenis serta kapasitas panas berbagai logam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kalorimeter adalah suatu alat yang fungsinya untuk mengukur kalor jenis
suatu zat. Salah satu bentuk dari kalorimeter adalah kalorimeter campuran,
kalorimeter ini terdiri dari sebuah benjana logam yang kalor jenisnya sudah
dapata diketahui. Benjana ini biasanya ditempatkan didalam benjana lain yang
agak lebih besar. Kedua benjana dipisahkan oleh bahan penyekat misalnya gabus
atau wol. Kegunaanya benjana luar adalah sebagai isolator agar pertukaran kalor
dengan sekitar kalorimeter dapat dikurangi. Kalorimeter merupakan suatu alat
yang memiliki fungsi untuk mengukur kalor jenis suatu zat. Salah satu bentuk
kalorimeter adalah kalorimeter campuran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah
benjana logam yang kalor jenisnya diketahui. Benjana ini biasanya ditempatkan di
dalam benjana lain yang agak lebih besar. Kedua benjana dipisahkan oleh bahan
penyehat, misalnya gabus/wol. Keggunaan benjana luar ini adalah sebagai isolator
agar pertukaran kalor dengan sekitar kalorimeter dapat dikurangi. Zat yang
ditentukan kalor jenisnya dipanasi hingga suhu tertentu dan dengan cepat zat itu
dimasukkan kedalam kalorimeter yang berisi air dengan suhu dan massanya yang
sudah diketahui, kalorimeter diaduk sampai temperatur atau suhunya tidak
berubah lagi dengan menggunakan hukum kekekalan energi. Dimana pada kalor
jenis dapat yang dimasukkan dapat dihitung, panas jenis benda dapat dengan
mudah diukur dengann memanaskan benda sampai temperaturnya diketahui dan
dengan mengukur temperatur kesetimbangan akhir. Jika seluruh sistem terisolasi
dengan sistem disekitarnya, maka panas yang keluar dari suatu benda sama
dengan panas yang masuk ke air dan wadahnya. Prosedur ini dapat juga disebut
dengan kalorimeter ( Halliday, 2010 : 112 ).
Energi kinetik acak dari partikel yang menyusun suatu sistem. Panas Q
adalah energi termal berpindah dari suatu sistem pada suatu temperatur ke sistem
lain yang dapat mengalami kontak atau bersentuhan dengannya, tetapi benda pada
temperatur yang lebih mudah. Satuan SI nya adalah joule, satuan-satuan yang lain
digunakan untuk panas adalah kalori ( 1 kal = 4,184 joule ), dan satuan panas
british termal unit ( 1 Btu = 1054 ). Sejumlah energi panas tertentu dibutuhkan
untuk mengubah fasa sejumlah zat tertentu. Panas yang dibutuhkan untuk
mencairkan zat bermassa m tanpa perubahan temperaturnya adalah :
𝑄 = 𝑚. 𝐿𝑗

Keterangan :
Lj : Panas laten peleburan zat tersebut
m : Massa suatu zat yang diberi kalor (kg)
Pencairan es menjadi air pada tekanan 1 atm. Panas laten peleburan adalah
333,5 kj/kg = 79,7 kkal/g. Bila perubahan fasa adalah dari cairan menjadi gas,
maka panas yang dibutuhkan adalah :
𝑄 = 𝑚. 𝐿𝑣

Keterangan :
Lv : Panas laten penguapan
m : Massa suatu zat yang diberi kalor (kg)
Untuk air pada tekanan 1 atm. Panas laten penguapan adalah 2,26 kj/kg =
540 kkal/kg. Zat yang ditentukan kalor jenisnya dipanasi sampai suhu tertentu.
Dengan cepat zat itu dimasukkan kedalam kalorimeter, yang berisi air dengan
suhu dan massanya yang sudah diketahui. Kalorimeter diaduk sampai suhunya
tidak berubah lagi.
Dengan menggunakan jenis hukum kekekalan energi, kalor jenis yang
dimasukkan dapat dihitung. Panas jenis benda dengan mudah dapat diukur dengan
menimpalkannya dalam benjana air yang massanya dan temperaturnya dapat
diketahui secara benar serta secara tepat kebenarannya. Bila panas diberikan pada
suau zat pada tekanan konstan, maka biasanya hasilnya adalah kenaikan
temperatur zatnya, ini terjadi selama perubahan fasa artinya kondisi fisis zat itu
berubah dari satu bentuk menjadi bentuk lain, bila dua sistem yang temperaturnya
dicapai sama dengan jumlah temperatur awal. Oleh karena itu, kedua sistem
tersebut berada diantara dua temperatur permukaan tersebut. Suatu zat bahan
material substance yakni kalori yang terdapat didalam setiap benda, sebuah benda
pada temperatur tinggi mengandung lebih banyak kalor daripada benda yang
memiliki temperatur yang rendah, bila kedua benda tersebut disatukan, maka
benda yang akan kaya kalorinya kehilangan sebagian kalorinya yang diberikan
kepada benda lain sampai kedua benda tersebut belum mencapai temperatur yang
sama. Teori kalori yang diberikan kepada benda lain sampai kedua benda tersebut
belum mencapai kesamaan temperatur, dimana teori kalori mampu menjelaskan
pencampuran zat-zat didalam sebuah kalorimeter. Namun, kalorimeter tersebut
merupakan alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu benda. Energi
termal merupakan energi kinetik acak dari partikel yang selalu menyusun suatu
sistem panas, dimana Q adalah energi termal yang lain yang mengalami kontak
atau sentuhan dengannya tetapi benda pada temperatur yang lebih rendah satuan
SI nya adalah joule ( Satriawan, 2012 : 120-121 ).
Pada waktu zat dicampurkan didalam kalorimeter perlu diaduk agar
diperoleh suhu merata sebagai akibat pencampuran dua titik yang suhunya
berbeda. Azaz penggunaan kalorimeter adalah azaz black. Setiap dua benda atau
lebih dengan suhu yang berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu lebih
tinggi akan melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu lebih rendah
akan menyerap kalor hingga mencapai kesetimbangan, yaitu suhunya sama.
Pelepasan dan penyerapan kalor ini besarnya harus seimbang. Kalor yang
dilepaskan sama dengan kalor yang diserap sehingga berlaku hukum kekekalan
energi panas ( kalor ) ini dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut :
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

Dengan 𝑄 = 𝑚. 𝐶. ∆𝑡
Keterangn :
Q : Banyaknya kalor yang diperlukan
m : Massa suatu zat yang diberi kalor (kg)
C : Kalor jenis zat (J/kgºC)
∆𝑡 : Kenaikan atau perubahan suatu zat (ºC)
c : Kapasitas kalor suatu zat (J/Cº)
Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan
nama atau sebutan kalorimeter. Salah satu kegunaan yang penting dari kalorimeter
adalah dalam penentuan kalor jenis suatu zat. Satu sampel dipanaskan sampai
temperatur tinggi yang diukur dengan akurat dan dengan tepat ditempatkan pada
air dingin kalorimeter. Dengan mengukur suhu campuran tersebut, maka dapat
dihilangkan kalor jenis suatu zat yang terdapat pada kalor tersebut. Panas jenis
dengan mudah dapat diukur dengan memanaskan benda sampai temperatur
tertentu yang mudah diukur dengan menempatkan dalam benjana air yang massa
dan temperaturnya diketahui dan dengan mengukur temperatur kesetimbangan air.
Jika seluruh sistem terisolasi dengan sekitarnya, maka panas yang keluar dari
benda sama dengan panas yang masuk ke air dan wadahnya. Prosedur ini dapat
disebut dengan kalorimetri dan wadah yang terisolasi dinamakan kalorimeter. Jika
dimisalkan ini adalah benda massa benda, C adalah kalor jenis dan To adalah
temperatur awal. Jika T adalah temperatur akhir benda dalam benjana air maka
panas yang keluar dari suatu benda ( Petrucci, 1992 : 180 ).
Kalorimeter merupakan sebuah alat yang dirancang dapat mengisolasi
sistem didalamnya sehingga panas yang keluar dari benda sama dengan panas
yang masuk ke air dan wadahnya. Ada dua jenis kalorimeter, yaitu kalorimeter
larutan dan kalorimeter bom. Kalorimeter larutan merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem
larutan. Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah
kalor yang dibebaskan pada pembakaran sempurna dalam oksigen berlebih suatu
materi atau sampel tertentu. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung
beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor ( kalorimeter ), dan
sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam yang terpasang dalam
tabung, kalorimeter jenis ini masih sulit dijumpai. Prinsip kerja kalorimeter bom
pada volume konstan yaitu pada waktu molekul-molekul bereaksi secara kimia,
kalor akan dilepas atau diambil dan perubahan suhu pada fluida kalorimeter
diukur. Karena benjana ditutup rapat, volumenya tetap dan tak ada kerja tekanan
volume yang dilakukan. Kalorimeter dapat mengukur perubahan suhu yang telah
diketahui jumlah airnya (Safitri, 2018 : 43).
Kalor merupakan suatu bentuk energi yang terjadi yang mengakibatkan
perubahan suhu. Jadi perubahan kalor pada suatu reaksi dapat diukur dengan
melalui pengukuran perubahan suhu yang terjadi pada suatu reaksi. Pengukuran
perubahan kalor tersebut dapat diukur pula dengan kalorimeter yaitu sebuah
wadah yang bersifat osilator, sehingga perubahan kalor selama reaksi tidak hilang.
Bom kalorimeter merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur
banyaknya jumlah kalor (Kurniawan, 2017 : 123).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

1.1 Alat dan Bahan


1.1.1 Alat
Alat dari percobaan ini adalah :
1. Kalorimeter, berfungsi untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat
dalam suatu perubahan atau reaksi kimia.
2. Termometer, berfungsi untuk mengukur suhu.
3. Pemanas dan bejana didih, berfungsi untuk memanaskan dan
menempatkan baha yang akan didihkan.
4. Neraca, berfungsi untuk menimbang keping logam.
5. Serbet, berfungsi untuk membersihkan alat atau bahan dan memegang
alat yang panas.
1.1.2 Bahan
Bahan dari percobaan ini adalah :
1. Es batu, berfungsi untuk meilhat proses pencairan es.
2. Keping – keping logam, berfungsi sebagai objek yang akan ditentukan
panas jenis dan kapasitas panasnya.

1.2 Cara Kerja


1.2.1 Menentukan Nilai Air Kalorimeter
1. Didihkan air dibejang didih, dicatat temperatur saat air mendidih(TP).
2. Ditimbang kalorimeter kosong dengan pengaduknya dicatat masa
kalorimeter (Mk).
3. Diisi kalorimeter dengan air (± ¼ bagian kalorimeter) dicatat massa air.
4. Dimasukkan kalorimeter kedalam selubung luarnya. Dicatat temperatur
kesetimbangan (Ts)
5. Ditimbang kembali kalorimeter tanpa selubung, dicatat massa air yang
ditambah.
1.2.2 Menentukan Kalor Lebur Es
1. Disiapakan potongan es, dicatat temperatur es tersebut (Tes).
2. Ditimbang kalorimeter kosong dengan pengaduknya dicatat masa
kalorimeter (Mk).
3. Diisi kalorimeter dengan air (± ½ bagian kalorimeter) dicatat massa
air.
4. Dimasukkan kalorimeter kedalam selubung luarnya. Dicatat temperatur
kalorimeter (Tk)
5. Dimasukkan potongan es kedalam kalorimeter, ditutup kemudian
diaduk, dicatat temperatur kesetimbangan (Ts).
6. Ditimbang kembali kalorimeter tanpa selubung, dicatat massa es yang
ditambah (Mes).
1.2.3 Menentukan Kalor Jenis Logam
1. Ditimbang keping – keping logam, dicatat sebagai Mlogam dan
dipanaskan, dicatat temperatur logam tersebut (Tlogam).
2. Ditimbang kalorimeter kosong dengan pengaduknya dicatat masa
kalorimeter (Mk).
3
3. Diisi kalorimeter dengan air (± 4 bagian kalorimeter) dicatat massa air.

4. Dimasukkan kalorimeter kedalam selubung luarnya. Dicatat temperatur


kalorimeter (Tk)
5. Dimasukkan keping – keping logam tadi kedalam kalorimeter dan
dicatat temperatur kesetimbangan (Ts).
6. Diulangi untuk logam – logam lainnya.
3.3 Gambar Alat
1. Kalorimeter

1
2

7
Keterangan : 8

1. Mesin penggerak
2. Indikator
3. Termometer
4. Tabung tertutup
5. Tabung oksigen
6. Kawat halus
7. Mangkuk
8. Air

2. Termometer

Keterangan :
1. Skala
2. Air raksa
3. Bejana Didih

Keterangan :
1. Tutup bejana
2. Sisi bejana

4. Serbet

Keterangan :
1. Sisi serbet
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


Tabel 1. Suhu ruangan

Keadaaan laboratorium Sebelum percobaan Sesudah percobaan


Suhu 32ºC 31ºC
Kelembapan relative 83% Rh 75% Rh

Tabel 2. Nilai air kalorimeter

Tp (ºC) Mk (kg) Ma (kg) Ta (ºC) Ts (ºC) Mp (kg)


178,7 x
45,9 x 10-
100 ºC 0,109 3
32 50 10-3
100 0,109 32 50 178,7 x
45,9 x 10-3
10-3

Tabel 3. Kalor lebur es

Tes (ºC) Mk (kg) Ma (kg) Ta (ºC) Ts (ºC) Mes (kg)


2 0,0776 0,0388 32 6 0,0388
2 0,776 0,0388 32 7 0,0388
Tabel 4. Kalor jenis logam

Ts
Jenis Mlogam Tlogam Mk Ma Ta
logam (kg) (ºC) (kg) (kg) (ºC)
(ºC)

0,0388
Alumunium 0,0154 41,5 0,0776 32 26
Besi 0,0455 62 0,0776 32 26
0,0388
Tembaga 0,0494 46 0,0776 32 26

0,0388
4.2 Perhitungan

4.2.1 Nilai Air Kalorimeter


𝑀𝑝.𝐶𝑎𝑖𝑟 (𝑇𝑝−𝑇𝑠)−𝑀𝑎.𝐶𝑎𝑖𝑟 (𝑇𝑎𝑠−𝑇𝑎)
1. 𝑁𝑎 = 𝑇𝑠−𝑇𝑝

0,1787𝑘𝑔 .4200𝐽/𝑘𝑔°𝐶 (100 − 60)°𝐶 − 0,0459 𝑘𝑔. 4200𝐽/𝑘𝑔°𝐶 (50 − 32)°𝐶


=
(50 − 32)°𝐶

(34056,96)𝐽
= = 1892,053 𝐽/°𝐶
18 °𝐶

𝑀𝑝.𝐶𝑎 (𝑇𝑝−𝑇𝑠)−𝑀𝑎.𝐶𝑎 (𝑇𝑎−𝑇𝑎)


2. 𝑁𝑎 = 𝑇𝑠−𝑇𝑝

0,1787𝑘𝑔 .4200𝐽/𝑘𝑔°𝐶 (100 − 52)°𝐶 − 0,0459𝑘𝑔. 4200 𝐽/𝑘𝑔°𝐶 (52 − 32)°𝐶


=
(52 − 32)°𝐶

(32170,32)𝐽
= = 1608,516 𝐽/°𝐶
20°𝐶

4.2.2 Kalor Lebur Es


𝑀𝑎𝑖𝑟.𝐶𝑎𝑖𝑟 (𝑇𝑎−𝑇𝑠)
1. 𝐿 = 𝑀𝑒𝑠

0,0388 𝑘𝑔 .4200𝐽/𝑘𝑔°𝐶 (32 − 6)°𝐶


=
0,0388 𝑘𝑔

(162,96 . 26)𝐽
= = 109,200 𝐽/𝑘𝑔
0,0388 𝑘𝑔

𝑀𝑎𝑖𝑟.𝐶𝑎𝑖𝑟 (𝑇𝑎−𝑇𝑠)
2. 𝐿 = 𝑀𝑒𝑠

. 4200𝐽
0,0388 𝑘𝑔 °𝐶 (32 − 7)°𝐶
𝑘𝑔
=
0,0388
(162,96 . 25)𝐽
= = 105,000 𝐽/𝑘𝑔
0,0388 𝑘𝑔

4.2.3 Kalor Jenis Logam


𝑀𝑎𝑖𝑟.𝐶𝑎𝑖𝑟 (𝑇𝑠−𝑇𝑎)
1. 𝐶𝑎𝑙𝑢𝑚𝑖𝑛𝑖𝑢𝑚 = 𝑀𝑎𝑙𝑢𝑚𝑖𝑛𝑖𝑢𝑚 (𝑇−𝑇𝑠)

0,0388 𝑘𝑔 .4.200𝐽/𝑘𝑔°𝐶 (26 − 32)°𝐶


=
0,0154 𝑘𝑔 (41,5 − 26)°𝐶

977,76 𝐽
= = 4096,18 𝐽/𝑘𝑔℃
0,2387 𝑘𝑔/℃

𝑀𝑎𝑖𝑟.𝐶𝑎𝑖𝑟 (𝑇𝑠−𝑇𝑎)
2. 𝐶𝑏𝑒𝑠𝑖 = 𝑀𝑏𝑒𝑠𝑖 (𝑇−𝑇𝑠)

0,0388 𝑘𝑔 .4.200𝐽/𝑘𝑔°𝐶 (26 − 32)°𝐶


=
0,0455 𝑘𝑔 (62 − 26)℃

977,6 𝐽
= = 596,82 𝐽/𝑘𝑔℃
1,638 𝑘𝑔/℃

𝑀𝑎𝑖𝑟.𝐶𝑎𝑖𝑟 (𝑇𝑠−𝑇𝑎)
3. 𝐶𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑎 = 𝑀𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑎 (𝑇−𝑇𝑠)

0,0388 𝑘𝑔 .4.200𝐽/𝑘𝑔°𝐶 (26 − 32)°𝐶


=
0,0474 𝑘𝑔 (456 − 26)℃

977,6 𝐽
= = 989,47 𝐽/𝑘𝑔℃
0,988 𝑘𝑔/℃

4.2.4 Kapasitas Kalor Logam


1. 𝐶𝑙𝑔𝑚 𝑎𝑙𝑢𝑚𝑖𝑛𝑖𝑢𝑚 = 𝑀𝑙𝑔𝑚 . 𝐶𝑙𝑔𝑚
= 0,0154 𝑘𝑔 . 4096,18 𝐽/𝑘𝑔℃
= 63,0811 𝐽/℃
2. 𝐶𝑙𝑔𝑚 𝑏𝑒𝑠𝑖 = 𝑀𝑙𝑔𝑚 . 𝐶𝑙𝑔𝑚
= 0,0455 𝑘𝑔 . 596,82 𝐽/𝑘𝑔℃

= 27,1553 𝐽/℃
3. Clgm tembaga = Mlgm . Clgm
= 0,0494 kg . 969,47 J/kg℃
= 48,8998 J/℃
4.3 Teori Ralat
4.3.1 Nilai Air Kalorimeter
X ̅
X−X ̅) 2
(X − X
X1 = 1892,03 81 20098,70749
141,7689
X2 = 1608,516 - 81 20098,70759
141,7689
̅
X ∑(X − ̅
X)2
= 1750,28449
= 40196,61918

̅ )2
∑(X−X RM
RM = √ RN = ̅
𝑥 100 %
n−1 X

40196,61918 200,49
=√ = 1750,2845 𝑥 100%
2−1

= 40196,61918 = 11,45%

= 200,49

4.3.2 Kalor Lebur Es


X ̅
X−X ̅) 2
(X − X
X1 = 109.200 2100 1. 4.410,000
X2 = 105.000 -2100 1. 4.410,000
̅
X = 107.100 ∑(X − ̅
X)2 = 8.820,000

̅ )2
∑(X−X RM
RM = √ RN = ̅
𝑥 100 %
n−1 X

8.820,000 2969,84
=√ = 107.100 𝑥 100%
2−1

= √8.820,000 = 2,77%
= 2969,84
4.4 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada 13 April 2019 yang
mana praktikum tersebut berjudul Kalorimeter. Kalor adalah salah satu bentuk
energi yang pengaruhnya dapat dirasakan atau diketahui yang memiliki besaran
dan satuan. Suatu alat yang fungsinya untuk mengukur kalor jenis suatu zat
disebur Kalorimeter. Prinsip kerja kalorimeter dibuat berdasarkan Asas Black.
Bunyi Asas Black adalah pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang
dilepaskan zat yang suhunya lebih tinggi itu sama dengan banyaknya kalor yang
diterima zat yang memiliki suhu yang lebih rendah. Ada beberapa hal yang terkait
dengan kalor, yaitu sebagai berikut :
1. Kalor Jenis, adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1
gram atau 1 kg zat sebesar 1 drajat.
2. Kapasitas Kalor, adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh zat untuk
menaikkan suhunya sebesar 1 drajat.
3. Kalor Lebur, adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan suatu massa zat
padat untuk merubah suhunya atau seluruh wujudnya menjadi cair.
4. Kalor Beku, adalah banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1
kg zat dari wujud cair menjadi padat pada titik beku.
5. Kalor Uap, adalah banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah 1 kg zat
dari wujud cair menuju uap pada titik didihya.
6. Kalor Embun, adalah banyaknya kalor yang dibebaskan untuk mengubah 1
kg zat dari wujud uap menjadi cair pada titik embunnya.
7. Titik Lebuh normal suatu zat atau partikel, dapat diketahui atau ditentukan
oleh gaya tarik menarik antar partikel-partikel didalamnya.
8. Titik Didih normal dari sebuah cairan, merupakan kasus dimana tekanan
uan cairan sama dengan tekanan atmosfer dipermukaan laut.
Dalam aktivitas sehari-hari banyak ditemukan es dan salju es merupakan
bentuk beku dari air yang terjadi akibat hembusan angin yang dingin secara alami
juga dapat dibentuk secara artifisial contohnya pembentukan es di dalam kulkas
pembentukan air yang akan menjadi es terjadi air didinginkan dibawah 0℃ atau
273 Kelvin atau 32℉ pada tekanan atmosfer standar 1 atm es dapat juga terbentuk
pada suhu yang lebih tinggi dengan tekanan yang lebih tinggi juga dengan tekanan
yang lebih tinggi juga dan air akan tetap menjadi cairan atau gas sampai -30 ℃
pada tekanan yang lebih rendah.
Salju merupakan tetesan air beku yang tersusun atas kristal-kristales
hexagonal simetris yang sangat lembut serta berwarna putih. Salju terbentuk
karena kondisi musim dan iklim dengan kata lain salju secara alami turun ke
permukaan bumi sesuai dengan musimnya di daerah subtropis. Proses saat salju
berubah secara langsung kedalam uap air tanpa mencair terlebih dahulu disebut
menyublim. Perbedaan salju dan es adalah proses pembuatan atau pembentukan
es dapat dibentuk secara artifisial, yaitu dengan salah satu caranya memasukkan
air kedalam lemari es.
Pada praktikum ini telah dilakukan percobaan untuk menentukan kalor
jenis berbagai jenis logam. Logam yang dipakai, yaitu logam aluminium, besi dan
tembaga. Data yang didapatkan pada literatur yang praktikan baca, kalor jenis
logam aluminium, besi dan tembaga berturut-turut adalah 900 J KgC ; 450

J KgC ; dan 400 J KgC . Namun pada hasil data yang diperoleh dari
percobaan sebesar 4096,18 J KgC ; 596,82 J KgC ; dan 989,47 J KgC .
Nilai tersebut menunjukkan perbedaan dengan data yang ada di literatur. Angka
tersebut terdapat selisih yang cukup signifikan. Penyebab terjadinya kekeliruan
dan selisih angka yang cukup jauh adalah pada praktikum yang dilaksanakan
terdapat pengaruh suhu awal benda, massa benda, suhu ruangan dan kelembaban
ruangan yang tidak stabil.
Dari berbagai penyebab tersebut dapat dianalisa semakin rendah suhu awal
benda, maka suhu akhir dan suhu setimbangnya akan rendah juga begitupula
sebaliknya jika suhu benda awal tinggi, maka suhu akhir dan suhu setimbangnya
akan tinggi. Massa awal benda juga ikut andil dalam mempengaruhi besarnya
perpindahan kalor. Semakin besar massa awal suatu benda, maka semakin kecil
kalor yang diserap, begitupula sebaliknya jika massa awal benda kecil, maka kalor
yang diserap akan semakin besar. Hal ini dikarenakan jika massa awal benda
besar, kalor yang diserap oleh suatu benda tidak maksimal sebaliknya jika massa
awal benda kecil, kalor yang diserap akan semakin besar. Beda halnya jika benda
tersebut memiliki luas penampang yang besar, pastilah kalor yang diserap akan
semakin banyak.
Suhu ruangan dan kelembaban ruangan juga turut andil dalam
mempengaruhi perpindahan kalor. Suhu ruangan pada saat praktikum dilakukan
cenderung tidak stabil dan naik turun. Begitu pula dengan kelembaban ruangan
yang jika semakin lama melakukan praktikum akan semakin berkurang
kelembabannya. Semakin tinggi suhu dan kelembaban suatu ruangan maka akan
semakin cepat pula kalor berpindah dari suatu zat atau benda, sebaliknya jika suhu
dan kelembaban suatu ruangan rendah maka perpindahan panas atau kalor sedikit
melambat karena perpindahan suhu temperatur dan tekanan.
Dilihat dari kalor berbagai jenis logam, yaitu logam alumunium, besi dan
tembaga yang digunakan dapat dianalisa pertambahan panjang logam yang terjadi
apabila logam logam tersebut dipanaskan pada suhu tinggi didalam sebuah bejana.
Pengaruh kalor jenis logam pada pertambahan panjang logam adalah semakin
besar kalor jenis suatu logam maka semakin besar dan cepat pula pertambahan
panjang logam tersebut ketika dipanaskan pada suhu yang sama. Dalam
percobaan ini logam yang memiliki kalor jenis logam tertinggi berturut-turut
adalah aluminium, besi dan tembaga.
Kesalahan juga banyak terjadi dalam praktikum ini, salah satunya
praktikan kurang teliti dalam melihat angka dari termometer yang sering
berselisih jauh ketika kurang mendapat sentuhan. Praktikan juga sering salah
dalam melakukan perhitungan dan jika itu terjadi maka hasil data yang didapatkan
kurang akurat.
Data yang didapatkan adalah sebagai berikut nilai air kalorimeter sebesar
1892,053 J C pada percobaan pertama dan 16808,516 J C pada percobaan

kedua. Kalor lebur es sebesar 109.200 J Kg pada percobaan pertama dan 105.00

J Kg pada percobaan kedua. Angka- angka tersebut menunjukkan kalor lebur


es sangat jauh dari data yang ada di literatur data yang ada pada literatur. Dari
literatur nilai air kalorimeter tercatat sebesar 11.560 J C dan kalor lebur es

menurut literatur sebesar 336.000 J Kg . Perbedaan angka ini pastilah dapat


terjadi pada setiap hasil percobaan dikarenakan faktor eksternal ataupun internal
dari praktikan sendiri. Namun hasil tersebut sudah dapat ditarik kesimpulan
bahwa untuk menetukan nilai air kalorimeter dan kalor lebur es harus dilakukan
dengan teliti dan dengan kesabaran.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, didapatakan kesimpulan sebagai
berikut.
1. Untuk menentukankalor lebur es, dapat menggunakan persamaan berikut:
L  mair .cair .(Ta  Ts )
Sehingga dikatakan dan didapatkan kalor lebur es pada percobaan sebesar
164854,4081 J Kg .
2. Untuk menentukan panas jenis logam pada alumunium, besi dan tembaga
dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:
mair .Lair .(Ts  Ta )
cLogam 
mLogam.(TLogam  Ts )

Sedangkan untuk menentukan kapasitas panas, dapat mengggunakan


persamaan berikut :
C Logam  mLogam .cLogam

5.2 Saran
Diharapkan agar selalu berhati-hati dalam melakukan praktikum ini,
mengingat menggunakan air panas. Dalam menentukan berat suatu benda terlebih
dahulu timbangan dikalibrasi dan kurangi gangguan seperti getaran meja dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, D., R. Resnick dan J. Walker. 2010. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.

Kurniawan, H. 2017. “ Analisis Pengaruh Kandungan Logam Berat Terhadap


Energi Pembakaran Batubara. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro.
Vol 1(2) : 121-128.

Petrucci, R.H. 1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat.
Jakarta : Erlangga.

Safitri, H.N., Masturi dan S.S.Edie. 2018. “ Pengembangan Alat Praktikum


Kalorimeter Bom Pada Pokok Bahasan Kalor ”. Jurnal Pendidikan Fisika.
Vol 7(1) : 43-48.

Satriawan, M. 2012. Fisika Dasar. Jakarta : Erlangga.


PERTANYAAN
1. Berikan pembahasan tentang asas black sehingga mendapatkan persamaan
yang akan digunakan pada percobaan ini (A,B,C)
Jawab :
a. Jika dua buah zat yang suhunya berbeda dicampurkan maka zat yang
panas akan memberikan kalor pada zat yang dingin sehingga suhu
akhirnya sama.
b. Jumlah kalor yang diserap oleh benda dingin sama dengan jumlah
kalor yang dilepaskan benda panas.
c. Benda yang digunakan melepas kalor yang sama besar dengan kalor
yang dilepas benda panas Qlepas = Qterima
2. Tuliskan definis panas jenis, kalor lebur, kapasitas kalor. Tulis dimensi dari
masing- masing besaran.
Jawab :
a. Panas jenis adalah kapasitas panas berbasis massa untuk menaikkan
vc. dimensi : [L]².[T]⁻².[θ]⁻¹
b. Kalor lebur adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat
untuk mengubah dari wujud padat menjadi zat cair pada titik
leburnya. Dimensi : [L²] [T⁻²]
c. Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat
untuk menaikkan suhu sebesar 10c. dimensi : [M].[L]².[T]⁻².[θ]⁻¹
3. Apa yang dimaksud dengan kesetimbangan ?
Jawab :
Kesetimbangan adalah posisi suatu zat tidak mengalami kenaikan dan
penurunan suhu (suhu konstan).
EVALUASI AKHIR

1. Hitung nilai air Kalorimeter ?


Jawab :
1. Nilai air kalorimeter pada percobaan 1
Q Lepas  QTerima
Na 
T s  Ta
[m p .c air .(T p  Ts )]  [ma .c air .(Ts  Ta )]
Na 
Ts  Ta

[178,7  10 3 Kg.4200 J KgC .(100C  50C )]  45,9  10 3 Kg.4200 J KgC .


(50C  32C )]
Na 
50C  32C
37527 J  3470,04 J
Na 
18C
34056,96 J
Na 
18C
N a  1892,053 J C
2. Nilai air kalorimeter pada percobaan 2
Q Lepas  QTerima
Na 
T s  Ta
[m p .c air .(T p  Ts )]  [ma .c air .(Ts  Ta )]
Na 
Ts  Ta

[178,7  10 3 Kg.4200 J Kg C .(100C  52C )]  45,9  10 3 Kg.4200 J Kg C .


(52C  32C )]
Na 
52C  32C
36052,92 J  3855,6 J
Na 
20C
32170,32 J
Na 
20C
N a  1608,516 J C

2. Hitungkalor lebur es, panas jenis logam dan kapasitas logam yang digunakan.
Bandingkan dengan literatur ?
Jawab :
-Kalor lebur es dalam literatur sebesar 336.000 J Kg . Namun dalam
percobaan hasil yang didapatkan sebagai berikut:
1. Kalor lebur es pada percobaan 1
mair .c air .(Ta  Ts )
L
mes

0,0388Kg.4200 J Kg C.(32C  6C )


L
0,0388Kg
4236,92 J
L
0,0388Kg

L  109.200 J Kg
2. Kalor lebur es pada percobaan 2
mair .c air .(Ta  Ts )
L
mes
0,0388Kg.4200 J Kg C.(32C  7C )
L
0,0388Kg
4074 J
L
0,0388Kg

L  105.000 J Kg

-Panas jenis logam alumunium dalam literatur sebesar 900 J KgC . Namun
dalam percobaan hasil yang didapatkan sebagai berikut:
ma .c a .(Ts  Ta )
C Al 
m.(T  Ts )
0,0388Kg.4200 J Kg C.(26C  32C )
C Al 
0,0154 Kg.(41,5C  26C )
977,76 J
C Al 
0,2387 Kg C
CAl  4096,18 J KgC

-Panas jenis logam besi dalam literatur sebesar 450 J KgC . Namun dalam
percobaan hasil yang didapatkan sebagai berikut:
ma .c a .(Ts  Ta )
CB 
m.(T  Ts )
0,0388Kg.4200 J Kg C.(26C  32C )
CB 
0,0459 Kg.(62C  26C )
977,6 J
CB 
1,638 Kg C

CB  596,82 J KgC
-Panas jenis logam tembaga dalam literatur sebesar 400 J KgC . Namun
dalam percobaan hasil yang didapatkan sebagai berikut:
ma .c a .(Ts  Ta )
CT 
m.(T  Ts )
0,0338 g.4200 J Kg C.(26C  32C )
CT 
0,0474 Kg.(46C  32C )
977,6 J
CT 
0,988 Kg C

CT  989,47 J KgC
-Kapasitas kalor alumunium
Teori  m.c Alteori

 0,0154Kg.900 J Kg C
 13,86 J C
Percobaan  m.c Alpercobaan

 0,0154Kg.4096,18 J Kg C
 63,0811 J C
-Kapasitas kalor Besi
Teori  m.cBesiteori

 0,0455Kg.450 J Kg C
 20,475 J C
Percobaan  m.c Besipercobaan

 0,0455Kg.596,82 J Kg C
 27,1553 J C
-Kapasitas kalor Tembaga
Teori  m.cTembagateori

 0,0494Kg.400 J Kg C
 19,76 J C
Percobaan  m.cTembagapercobaan

 0,0494Kg.969,47 J Kg C
 48,8998 J C

3. Buat analisa dan berikan kesimpulan percobaan ?


Jawab :
Pada percobaan kali ini hasil yang didapatkan sedikit berbeda dengan data
yang ada pada literatur, terlihat pada kalor lebur es yang ada diliteratur sebesar
336.000 J Kg . Namun hasil yang didapatkan pada percobaan sebesar

109.200 J Kg dan 105.000 J Kg . Begitupula dengan panas jenis logam berturut-


turut alumunium, besi, dan tembaga pada percobaan sebesar 4096,18 J KgC ; 5

96,82 J KgC ; dan 989,47 J KgC . Namun hasil yang diapatkan pada literatur
sebesar 900 J Kg C ; 450 J Kg C ; dan 400 J Kg C . Jadi kesimpulannya adalah
suhu dan berat awal benda sangat mempengaruhi nilai air kalorimeter, kalor lebur
es, panas jenis logam dan kapasitas logam.

Anda mungkin juga menyukai