Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II

LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

BAB IV

KONTROL KONVENSINAL II

IV.1 Kontrol Konvensinal II


IV.2 Tujuan Percobaan
Agar praktikan dapat memahami sistem kerja rangkaian kendali
motor
- penunda waktu 1 (timer)
- penunda waktu 2 (timer)
- rangkaian way-delta

IV.3 Teori percobaan

Sistem kontrol konvensional adalah sistem kendali/kontrol dengan


menggunakan prinsip elektromekanik. Sistem kontrol jenis ini merupakan
sistem kontrol yang sudah kuno namun tetap dipakai sampai saat sekarang
ini. Ada beberapa definisi yang harus dimengerti untuk lebih memahami
Sistem Kontrol secara keseluruhan, yaitu: Sistem, Proses, Kontrol dan
Sistem Kontrol. Definisi dari beberapa istilah tersebut adalah sebagai
berikut :

Sistem adalah kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersama


sama melakukan sesuatu untuk sasaran tertentu.

Proses adalah perubahan yang berurutan dan berlangsung secara kontiniu


dan tetap menuju keadaan akhir tertentu.

Kontrol adalah suatu kerja untuk mengawasi, mengendalikan, mengatur


dan menguasai sesuatu

Sistem Kontrol (Control System): adalah proses pengaturan atau


pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel atau
parameter) sehingga berada pada suatu harga atau range tertentu.
Contoh variabel atau parameter fisik, adalah: tekanan (pressure),
aliran (flow), suhu (temperature), ketinggian (level), pH, kepadatan
(viscosity), kecepatan (velocity), dan lain-lain.
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

Berdasarkan kerja dari sistem peralatan kontrol, pengontrolan


dibagi dalam dua bagian utama yaitu:

1. Sistem rangkaian terbuka (Open Loop Control System)

Sistem kontrol rangkaian terbuka adalah sistem kontrol yang


keluarannya tidak berpengaruh pada aksi pengontrolan. Jadi pada
sistem kontrol lup terbuka, keluarannya tidak diukur atau diumpan
balikkan untuk dibandingkan dengan masukan.

Gambar IV.1 Diagram blok Sistem rangkaian terbuka

Open Loop Control System memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Tidak terdapat proses pengukuran

b. Variabel yang dikontrol tidak mempengaruhi aksi pengontrolan

c. Banyak didasari oleh waktu atau urutan proses

d. Kurang akurat, lebih stabil, murah

2. Sistem rangkaian tertutup (Closed Loop Control System)

Sistem kontrol lup tertutup adalah sistem kontrol yang sinyal


keluarannya mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengontrolan.
Jadi sistem kontrol lup tertutup adalah sistem kontrol berumpan balik.
Sinyal kesalahan penggerak yang merupakan selisih antara sinyal
masukan dan sinyal umpan balik.

Sinyal kesalahan penggerak, yang merupakan selisih antara


sinyal masukan dan sinyal umpan balik, diumpankan ke kontroller
untuk memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran sistem
mendekati harga yang diinginkan.
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

Gambar IV.2 Diagram blok Sistem rangkaian tertutup

Closed Loop Control System memiliki karakteristik sebagai


berikut:

a. Terdapat proses pengukuran

b. Variabel yang dikontrol mempengaruhi aksi pengontrolan (feed


back)

c. Lebih akurat, dapat terjadi ketidakstabilan

d. Mahal

Komponen – komponen rangkaian elektrik


1. Saklar Togle
Banyak dipakai pada motor-motor berdaya rendah, biasanya
hanya dilengkapi sekring dan proteksi yang sederhana.
Menjalankannya cukup menekan saklar on/off. Simbol beberapa
saklar togel :

Gambar IV.3 Saklar Togle


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

2. Tombol tekan (Push Button)

Adalah tombol yang jika dilepaskan tekanannya akan


kembali keposisi semula. Typenya ada dua: normal tertutup
(Normally close (NC)) dan normal terbuka (Normally Open (NO)).

Gambar IV.4 Tombol tekan (Push Button)

3. Saklar Putar Cam (Cam Switch).


Adalah saklar yang digerakkan secara menual dengan cara
memutar saklar. Banyak digunakan dalam rangkaian kontrol
bintang segitiga secara manual, membalik putaran motor 1 fasa.

Gambar IV.5 Saklar Putar Cam (Cam Switch)

4. Lampu indicator
Lampu indicator merupakan lampu tanda (pilot) untuk
menunuukan ON atau OFF suatu rangkaian kontrol. Standar dari
lampu-lampu indicator :

- Merah : menyatakan suatu peringatan yang berarti berbahaya.


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

- Hijau : mesin siap untuk dijalankan


- Putih : mesin keadaan berjalan normal

Gambar IV.6 Lampu indicator

Lampu indikator dipasang secara pararel dengan rangkaian


supaya jika lampu putus rangkaian dapat berputar.

5. Sekring/fuse
Sekering digunakan untuk sebagai pengamannan terhadap
over load. Jika terjadi beban lebih maka sekering (fuse) akan putus
sehingga arus listrik tidak lagi mengalir dalam sistem tersebut
untuk mengam Cara kerja fuse, jika dalam sebuah sistem
rangkaian elektonik atau rangkaain listrik terjadi arus lebih
ankan komponen lain. Sekering dipasang secara seri, supaya jika
terjadi over load akan dan sekring putus maka rangkaian akan mati.

Gambar IV.7 Sekring/fuse


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

6. Kontaktor magnit (Magnetic Contactor)

Adalah saklar yang digerakkan dengan gaya kemagnetan.


Terdapat kontak NO dan Kontak NC.

- Kontak No biasanya angka belakangnya 3 dan 4


Contoh : 13, 14, 23, 24
- Kontak NC biasanya angka belakangnya 1 dan 2
Contoh : 11, 12, 21, 22

Gambar IV.8 Konstruksi kontaktor magnit (Magnetic ContactorI)

Gambar IV.9 Kontaktor magnit (Magnetic ContactorI)


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

Prinsip Kerja

Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak


Normally Open ( NO ) dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada
saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat
kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC
sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan
menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka.
Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi
magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi
perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara
elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling
bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan
pembukaan rangkaian listrik

7. Timer
Digunakan sebagai relai penunda waktu yang fungsinya
untuk memindahkan kerja dari rangkaian pengontrol kerangkaian
tertentu yang bekerja secara otomatis. Misal dari star ke delta
secara otomatis. Rangkaian Timer memiliki kontak NO dan Juga
Kontak NC, seperti pada magnetic kontaktor, hanya bekerjanya
berdasarkan pewaktu yang telah ditentukan.

Gambar IV.10 Timer Omron tipe H38R


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

Relay timer atau relay penunda batas waktu banyak


digunakan dalam instalasi motor listrik terutama instalasi yang
membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis. Peralatan kontrol
ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya
dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load Relay, dan
lain-lain. Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur
waktu bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini
dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor
atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu
tertentu. Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang
bekerja menggunakan induksi Magnet dan menggunakan rangkaian
elektronik.

Prinsip kerja

Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor listrik


akan bekerja bila motor listrik mendapat tegangan AC sehingga
memutar gigi mekanis dan menarik serta menutup kontak secara
mekanis dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan timer yang
menggunakan prinsip elektronik, terdiri dari rangkaian R dan C
yang dihubungkan seri atau paralel. Bila tegangan sinyal telah
mengisi penuh kapasitor, maka relay akan terhubung.

8. OVER load
Thermal relay atau overload relay adalah peralatan
switching yang peka terhadap suhu dan akan membuka atau
menutup kontaktor pada saat suhu yang terjadi melebihi batas yang
ditentukan atau peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk
memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih.

Karakteristik
1. Terdapat konstruksi yang berhubungan langsung dengan
terminal kontaktor magnit.
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

2. Full automatic function, Manual reset, dan memiliki


pengaturan batas arus yang dikehendaki untuk digunakan.

3. Tombol trip dan tombol reset trip, dan semua sekerup terminal
berada di bagian depan.

4. Indikator trip
5. Mampu bekerja pada suhu -25 °C hingga +55 °C atau (-13 °F
hingga +131 °F)

Gambar IV.11 Bagian-bagian Thermal Over Load

Prinsip kerja

Cara kerja alat ini adalah dengan menkonversi arus yang


mengalir menjadi panas untuk mempengaruhi bimetal , bimetal
inilah yang menggerakkan tuas untuk menghentikan aliran listrik

9. MCB
MCB atau miniature circuite breaker merupakan komponen
listrik yang bekerja dengan system thermal atau panas. Didalamnya
terdapat bimetal, dimana bila arus listrik yang mengalir melebihi
ukuran tertentu (karena kelebihan beban atau terjadi hubung
singkat) dari MCB ini, maka bimetal ini secara mekanis akan
memutus aliran listrik dan menggerakkan tuas ke posisi “OFF”.
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

Gambar IV.12 MCB


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

IV.4 Percobaan Kontrol Konvensinal II

IV.4.1 Percobaan Rangkaian Kendali Motor Elektrik Dengan Penunda


Waktu I (Stop Automatis)

Alat dan bahan yang digunakan

1. Motor listrik 3 phasa 1 unit

2. Magnetik Kontaktor 1 unit

3. Push button 2 unit

4. Timer 1 unit

5. Multimeter 1 unit

6. MCB 1 phasa 1 unit

7. MCB 3 phasa 1 unit

8. Emergency Stop 1 unit

9. Kabel penghubung 1 set


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

Gambar percobaan : Rangkaian Kendali Motor Elektrik Dengan


Penunda Waktu I (Stop Automatis)
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

Prosedur percobaan

1. Membuat rangkaian percobaan penunda waktu 1 (stop secara


otomatis).

2. Menghubungkan MCB dan mengatur timer sesuai dengan intruksi


asisten.

3. Menguji rangkaian pengawatan pununda waktu 1.

4. Kemudian hubungkan input motor ke jala-jala PLN.

5. Menekan tombol start, maka motor berputar.

6. Beberapa waktu kemudian sesuai setting timer, maka motor akan


berhenti berputar/stop secara otomatais.

7. Menurunkan MCB.
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

IV.4.2 Percobaan Rangkaian Kendali Motor Elektrik Dengan Penunda


Waktu II (Star Automatis)

Alat dan bahan yang digunakan

1. Motor listrik 3 phasa 1 unit

2. Magnetik Kontaktor 1 unit

3. Push button 2 unit

4. Timer 1 unit

5. Relay 1 unit

6. Multimeter 1 unit

7. MCB 1 phasa 1 unit

8. MCB 3 phasa 1 unit

9. Emergency Stop 1 unit

10. Kabel penghubung 1 set


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

Gambar percobaan Penunda Waktu II (Star Automatis)


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

Prosedur percobaan

1. Merangkai percobaan penunda waktu 2 (start secara otomatis).


2. Menghubungkan MCB dan mengatur timer sesuai dengan intruksi
asisten.
3. Menguji rangkaian pengawatan penunda waktu 2.
4. Kemudian hubungkan input motor ke jala-jala PLN.
5. Menekan tombol start.
6. Beberapa waktu kemudian sesuai setting timer, maka motor akan
berputar/start secara otomatis.
7. Menekan tombol stop maka motor akan berhenti berputar.
8. Menurunkan MCB.
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

IV.4.3 Percobaan Rangkaian Kendali Motor Elektrik HUBUNGAN WYE-


DELTA ( Y - ∆ )

Alat dan bahan yang digunakan

1. Motor listrik 3 phasa 1 unit


2. Magnetik Kontaktor 3 unit
3. Push Button 2 unit
4. timer 1 unit
5. multimeter 1 unit
6. MCB 1 Phasa 1 unit
7. MCB 3 Phasa 1 Unit
8. Emergency Stop 1 unit
9. kabel penghubung 1 set
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

Gambar percobaan
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK II
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK

Prosedur percobaan
1. Membuat rangkaian percobaan Y-∆.
2. Menghubungkan MCB.
3. Munguji rangkaian pengawatan percobaan Y-∆.
4. Apabila rangkaian pengawatan telah benar maka masukkan jala-jala
PLN.
5. menekan tombol start, maka motor berputar.
6. Motor berputar dengan coil terhubung Y sesuai setting timer.
7. setelah itu coil motor terhubung ∆ secara otomatis sesuai setting
timer.
8. Menekan tombol stop maka motor akan berhenti berputar.
9. Menurunkan MCB.

Anda mungkin juga menyukai