Anda di halaman 1dari 9

perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil trimester I, II, dan III pada sistem

pencernaan,perkemihan,muskuloskletal.

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi samapi dengan lahirnya janin kedunia luar.
Lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu atau 1 bulan 7 hari ).

Kehamilan dibagi 3 yaitu trisemester pertama, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trisemester
kedua dari bulan keempat sampai bulan keenam, kemudian trisemester ketiga dari bulan ketujuh
sampai bulan kesembilan.

Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-perubahan anatomi
pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester
III kehamilan.Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan sistem pencernaan,
perubahan sistem perkemihan, dan perubahan sistem muskuloskeletal.

Perubahan pada sistem pencernaan seperti sembelit, mual atau nause, perut kembung akibat
makanan yang tertahan dalam lambug.

Perubahan pada sistem perkemihan seperti ibu hamil sering buang air kesil karena adanya
desakan oleh fetus yang semakin besar dalam uterus.

Perubahan pada sistem muskuloskeletal seperti postur tubuh ibu yang berubah, membuatnya tak
nyaman untuk bergerak. Adanya kram kaki yang sering terjadi pada ibu.

Memang adakalanya perubahan yang terjadi tak begitu nyaman dirasakan. Namun demikian,
selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam proses kehamilan
berlangsung ringan dan tak mengganggu aktivitas, dianggap normal. Sebaliknya bila gejala-
gejala tersebut mulai berlebihan dan menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti
mengganggu aktivitas dan bahkan sampai dehidrasi tentu bukan hal yang normal lagi.
B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil
trimester I, II, dan III.

2. Tujuan khusus

Untuk mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil
trimester I, II, dan III, yaitu :

a. Perubahan sistem pencernaan

b. Perubahan sistem perkemihan

c. Perubahan sistem muskuloskletal.

BAB II

TINJAUAN TEORI
Pada ibu hamil, perubahan anatomi sistem-sistem pada tubuh berkembang sesuai tahap
usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai trimester III kehamilan. Sistem-sistem tersebut
meliputi : sistem pencernaan, sistem perkemihan, dan sistem muskuluskeletal.

A. SISTEM PENCERNAAN

Rongga Mulut

Salivasi mungkin akan meningkat sehubungan dengan kesukaran menelan akibat


nausea. Gusidapat menjadi hiperemis dan melunak, kadang berdarah apabila hanya terkena
cidera ringan,misalnya pada saat gosok gigi. Pembengkakan gigi sangat vaskular disebut epulis
kehamilanyang terkadang dapat timbul,tetapi secara khas mengecil secara spontan setelah
kelahiran. Keadaan tersebut di sebabkan oleh pengaruh hormon estrogen yang meningkat atau
kadang terjadi pada pengguna kontrasepsi oral dan ibu yang mengalami defisiensi vitamin C.
Tidak ada bukti yang menjelaskan bahwa kehamilan mendorong proses pembusukan pada gigi (
Vivian Nanny & Tri Sunarsih, 2011 : 96 ).

Motilitas Saluran Gastrointestinal

Biasanya ada penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal yang menimbulkan
pemanjangan waktu pengosongan lambung dan transit usus. Hal ini mungkin merupakan akibat
jumlah progesteron yang besar selama proses kehamilan dan menurunnya kadar motalin- suatu
peptida hormonal yang diketahui mempengaruhi otot- otot halus (Chritofides dkk, 1982 )- atau
keduanya. Pada saat persalinan, khususnya setelah pemberian analgesik, waktu pengosongan
lambung secara khas sangat memanjang. Bahaya utama anastesi umum adalah regurgitasi dan
aspirasi, baik isi makanan maupun asam lambung

( Vivian Nanny & Tri Sunarsih, 2011 : 97 ).

Hormon estrogen membuat pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat


menyebabkan pengeluaran air liur yang berlebihan ( hipersaliva ), daerah lambung terasa panas,
terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari yang disebut morning sickness. Muntah
yang terjadi pada ibu hamil disebut emesis gravidarum. Apabila muntah berlebihan dan
mengganggu kehidupan sehari-hari disebut hiperemesis gravidarum ( Vivian Nanny & Tri
Sunarsih, 2011 : 96 ).
Lambung dan Esofagus

Pirosis merupakan kejadian yang umum pada kehamilan, paling mungkin di sebabkan
oleh refluks sekret-sekret asam ke esofagus bagian bawah. Posisi lambung yang berubah
mungkin ikut menyumbang pada seringnya terjadi peristiwa ini. Tonus esofagus dan lambung
berubah selama kehamilan dengan tekanan intraesofagus yang lebih rendah dari tekanan
lambung lebih tinggi. Selain itu, pada saat yang bersamaan peristaltik esofagus mempunyai
kecepatan gelombang dan amplitudo yang rendah ( Ulmsten dan Sundstrom, 1978 ), perubahan-
perubahan tersebut menyokong terjadinya refluks gastroesofageal yang menimbulkan heart
burn ( Vivian Nanny & Tri Sunarsih, 2011 : 97 ).

Usus Kecil, Besar, dan Apendiks

Oleh karena kehamilan yang berkembang terus, lambung dan usus digeser oleh uterus
yang membesar ke arah atas dan lateral. Sebagai akibat, apendiks sebagai contoh biasanya
bergeser ke arah atas, lateral dan sering kali mencapai pinggang kanan ( Vivian Nanny & Tri
Sunarsih, 2011 : 97 ).

Hormon progesteron menimbulkan gerakan usus makin berkurang ( relaksasi otot-otot


polos) sehingga makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah di cerna lebih
lama di dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorbsi, tetapi dapat menimbulkan konstipasi
dimana hal ini merupakan salah satu keluhan dari ibu hamil. Konstipasi dapat juga terjadi karena
kurangnya aktivitas/senam dan penurunan intake cairan ( Vivian Nanny & Tri Sunarsih, 2011 :
97 ).

Hati

Pertambahan ukuran hati pada beberapa binatang dapat terlihat dengan jelas, tetapi
sebaliknya pada kehamilan manusia, pembesaran hati tersebut tidak dapat terlihat ( Combes dan
Adams, 1971 ). Selain itu, dengan evaluasi histologis hati yang di dapat dengan biopsi, termasuk
pemeriksaan dengan mikroskop elektron menyatakan tidak ada perbedaan yang jelas dari
morfologi hati yang terjadi sebagai respons terhadap kehamilan normal ( Ingerslev dan Teilum,
1946 ). Perubahan terjadi secara fungsional yaitu dengan menurunnya albumin plasma dan
globulin plasma dalam resio tertentu. Kejadian ini merupakan kejadian yang normal pada wanita
hamil. Pada wanita yang tidak hamil kondisi tersebut dapat menunjukkan adanya penyakit pada
hati ( Vivian Nanny & Tri Sunarsih, 2011 : 98 ).

Kandung Empedu

Fungsi kandung empedu berubah selama kehamilan karena pengaruh hipotoni dari otot-
otot halus. Selama melakukan SC, Potter ( 1936 ) cukup sering menemukan empedu teregang
namun hipotonik dan aspirat empedu cukup kental. Secara umum diterima bahwa kehamilan
menjadi predisposisi pembentukan batu empedu ( Vivian Nanny & Tri Sunarsih, 2011 : 98 ).

Perubahan Sistem Pencernaan Yang di Rasakan Ibu Hamil adalah sebagai berikut.

1. Trimester I

Pada bulan-bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan enek ( nausea ). Hal ini mungkin
dikarenakan kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun
sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di
dalam lambung dan apa yang telah di cernakan lebih lama berada dalam usus. Hal ini mungkin
baik untuk reabsorpsi, tetapi menimbulkan konstipasi yang memang merupakan salah satu
keluhan utama ibu hamil. Tidak jarang di jumpai adanya gejala muntah ( emesis ) pada bulan-
bulan pertama kehamilan. Biasanya terjadi pada pagi hari, di kenal sebagai morning sikcness.
Apabila emesis terjadi terlalu sering dan terlalu banyak di keluarkan ( hiperemesis gravidarum ),
maka keadaan ini pathologik. Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan
muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita di temukan adanya nyidam makanan yang mungkin
berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi asam
mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah Pica (mengidam ) yang sering di kaitkan dengan
anemia akibat devisiensi zat besi ataupun adanya suatu tradisi ( Hanifa Wiknjosastro, 2002 : 97 ).

2. Trimester II dan III

Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain itu,
perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam organ perut
yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya seluruh pencernaan, usus besar, kearah atas
dan lateral. Wasir ( hemeroid ) cukup sering terjadi pada kehamilan. Sebagian besar hal ini
terjadi akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena
hemoroidal. Panas perut terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam esofaghus
bagian bawah ( Vivian Nanny & Tri Sunarsih, 2011 : 98 ).

B. SISTEM PERKEMIHAN

Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan pada kehamilan tidak
jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin buang
air kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai
membesar. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari
rongga panggul. Pada minggu-minggu pertengahan kehamilan, frekuensi berkemih meningkat.
Hal ini umumnya timbul antara minggu ke- 16 sampai minggu ke- 24 kehamilan. Pada akhir
kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering BAK akan
timbul lagi karena kandung kemih mulai tertekan kembali.

Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus dan aliran
plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan. Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan
metabolism dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga mengekskresi produk sampah janin.
Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal
berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan paling tidak
efisien pada saat posisi telentang. Saat wanita hamil berbaring telentang, berat uterus akan
menekan vena kava dan aorta, sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu
dan frekuensi jantung janin menurun, begitu jg dengan volume darah ginjal (jayanti sukma
hapsari muis di 22.48http://amazingbiges.blogspot.com/2011/05/perubahan-anatomi-dan-
adaptasi.html ).

Dalam kehamilan, ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesteron. akan
tetapi, ureter kanan lebih membesar lebih membesar dari ureter kiri karena mengalami lebih
banyak tekanan perbandingan dengan ureter kiri. Hal ini di sebabkan karena uterus lebih sering
memutar ke arah kanan. Mungkin karena orang bergerah lebih sering memakai tangan kanannya
atau disebabkan oleh letak kolon dan sigmoid yang berada di belakang kiri uterus. Akibat
tekanan pada ureter kanan tersebut lebih sering dijumpai hidroureter dekstra dan pielitis dekstra.
Di samping sering BAK yang tersebut di atas, terdapat pula poliri. Poliuri disebabkan oleh
adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga filtrasi glomerulus juga
meningkat sampai 69 %. Reabsorpsi di tubulus tidak beruba sehingga lebih banyak dikeluarkan
urea dan asam folik dalam kehamilan ( Hanifa Wiknjosastro, 2002:97 ).
C. SISTEM MUSKULOSKELETAL

Pengaruh dari peningkatan ekstrogen, progesteron, dan elastin dalam kehamilan


menyebabkan kelemahan jaringan ikat serta ketidakseimbangan persendian.

Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan adalah sebagai berikut :

1. Peregangan oto-otot

2. Pelunakan legamen-ligamen

Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan-perubahn tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tulang belakang ( Curva lumbar yang berlebihan ).

2. Oto-otot abdominal ( meregang ke atas uterus hamil ).

3. Oto dasar panggul ( Menahan berat badan dan tekanan uterus ).

Bagi ibu hamil, bagian ini merupakan titik-titik kelemahan struktural dan bagian bermasalah
yang potensial dikarenakan beben yang menekan kehamilan. Oleh karena itu, masalah postur
merupakan hal biasa dalam kehamilan.

1) Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan mengubah dimensi tubuh
dan pusat gravitasi.

2) Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar dalam membentur benda-benda

( Menghasilkan memar biru ) dan kehilangan keseimbangan ( lalu jatuh )

( Pusdiknakes, 2003:100 ).

Perubahan Sistem Muskuloskeletal yang dirasakan Ibu Hamil adalah sebagai berikut.

Trimester I

Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada muskuloskeletal. Keseimbangan


kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisi khususnya produk susu
terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan yang normal. Selama masa
kehamilan wanita membutuhkan kira-kira 1/3 lebih banyak kalsium dan posfor. Karies gigi tidak
disebabkan oleh dekalasifikasi, sejak kalsium dan gigi dibentuk. Terdapat bukti bahwa saliva
yang sama pada saat hamil membuat aktifitas penghancur bakteri email yang menyebabkan
karies (jayanti sukma hapsari
muis di 22.48 http://amazingbiges.blogspot.com/2011/05/perubahan-anatomi-dan-
adaptasi.html ).

Trimester II dan III

Hormon progesteron dan hormon relaksasi menyebabkan relaksasi jaringan ikat dan otot-
otot. Hal ini terjadi maksimal pada satu minggu terakhir kehamilan. Proses relaksasi ini
memberikan kesempatan pada panggul untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan
proses persalinan, tulang pubis melunak menyerupai tulang sendi, sambungan sendi
sacrococcigus mengendur membuat tulang koksigis bergeser ke arah belakang sendi panggul
yang tidak stabil. Pada ibu hamil, hal ini menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh wanita
secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen sehingga untuk
mengompensasi penambahan berat badan ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih
melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada
beberapa wanita ( Vivian Nanny & Tri Sunarsih, 2011 : 103 ).

Lordosis progresif merupakan gambaran yang khas pada kehamilan normal. Untuk
mengompensasi posisi anterior uterus yang semakin membesar, lordosis menggeser pusat
gravitasi ke belakang pada tungkai bawah. Mobilitas sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal, dan sendi
pubis bertambah besar, serta menyebabkan rasa tidak nyaman di bagian bawah punggung
khususnya pada akhir kehamlan. Selama trimester aknir, rasa pegal, mati rasa, dan lemah di
alami oleh anggota badan atas yang di sebabkan lordosis yang besar dengan fleksi anterior leher
dan merosotnya lingkar bahu sehingga menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dan medianus (
Crips dan DeFrancesco, 1964 ). Ligamen rotundum mengalami hipertrofi dan mendapatkan
tekanan dari uterus yang mengakibatkan rasa nyeri pada ligamen tersebut

( Vivian Nanny & Tri Sunarsih, 2011 : 103-104 ).

Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan. Penyebabnya
tidak diketehui, tetapi berhubungan dengan metabolisme otot, atau postur yang tidak
seimbang (jayanti sukma hapsari
muis di 22.48 http://amazingbiges.blogspot.com/2011/05/perubahan-anatomi-dan-
adaptasi.html ).

Wanita muda yang cukup berotot dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan tetapi
wanita yang tua dapat mengalami gangguan punggung atau nyeri punggung yang cukup berat
selama kehamilan (jayanti sukma hapsari
muis di 22.48http://amazingbiges.blogspot.com/2011/05/perubahan-anatomi-dan-adaptasi.html ).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perubahan-perubahan anatomi yang terjadi pada ibu hamil diantaranya meliputi sistem
pencernaan, sistem perkemihan, dan muskuloskeletal yang berkembang sesuai dengan kondisi
janin yang ada di kandungan ibu.

a. Pada sistem pencernaan di awal trimester timbul gejala morning sickness dan berangsur
membaik pada trimester selanjutnya, bahkan nafsu makan pun meningkat. Mual (nausea) terjadi
karena makanan lebih lama berada di lambung dan dicerna sangat lambat di
usus. Terjadi konstipasi karena pengaruh hormone progesterone yang meningkat. Selain itu
perut kembung juga terjadi.

b. Pada sistem perkemihan pada awal trimester sudah menunjukkan gejala sering buang air
kecil akibat didesak oleh fetus dan berlangsung sampai trimester III. Perubahan struktur ginjal
merupakan aktifitas hormonal [ estrogen dan progesteron ], tekanan yang timbul akibat
pembesaran uterus, dan peningkatan volume darah.

c. Pada sistem muskuloskeletal di awal kehamilan, perubahan-perubahannya tidak begitu


mencolok, tetapi seiring dengan bertambahnya umur kehamilan peningkatan berat wanita hamil
menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok dan lebih sulit untuk
bergerak. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karenan janin membesar
dalam abdomen.

Kadangkala, perubahan-perubahan tersebut membuat ibu tidak nyaman, tetapi selama


perubahan-perubahan tersebut tidak terlalu mengganggu aktivitas ibu, maka kehamilan tersebut
dianggap kehamilan fisiologis.

Anda mungkin juga menyukai